Abstract
Pirometer akuistik adalah salah satu jenis alat ukur suhu yang non-intrusive dan andal untuk
digunakan didaerah yang memiliki temperatur yang tinggi, korosif dan kotor dibandingkan dengan
alat ukur jenis contact measurement. Dalam tulisan ini akan dibandingkan hasil pengukuran
temperatur di daerah furnace exit gas temperatur (FEGT) dengan menggunakan pirometer akuistik
(PA) dan pirometer infrared (IR) di boiler unit # 4 PLTU Suralaya. Hasil komparasi menunjukkan
bahwa perbedaan pengukuran temperatur dengan menggunakan PA adalah 56°C atau 5%,
1. PENDAHULUAN
Dalam hal ini termometer HVT lebih tahan
Mengetahui temperatur pembakaran dibandingkan jenis termometer yang lainnya dan
didalam boiler merupakan salah satu indikator juga lebih akurat dalam pengukuran suhu karena
yang sangat penting untuk mengetahui kinerja tidak terpengaruh oleh efek radiasi didalam
pembakaran dan boiler baik dari sisi ekonomi boiler. Termometer HVT memiliki beberapa
maupun dari sisi lingkungan. Oleh sebab itu kekurangan yaitu tidak dapat beroperasi terus
pengukuran temperatur yang akurat dan andal menerus dan juga memerlukan air untuk
sangat penting dalam sektor pembangkit tenaga mendinginkan komponen termometer HVT.
listrik khususnya pembangkit listrik tenaga uap Dalam aplikasi termometer infrared,
(PLTU). emisiviti dan kondisi lingkungan sangat
Untuk mengukur suhu didalam boiler mempengaruhi hasil pengukuran [2].
terdapat beberapa macam alat ukur yang bisa Khususnya ketika suhu lingkungan jauh berbeda
digunakan yang secara garis besardibagi dalam dengan suhu obyek yang diukur, hasil
dua kategori. Pertama adalah kategori contact pengukuran akan jauh berbeda dengan suhu
measurement, contohnya adalah termokoupel, yang sebenarnya. Sedangkan pirometer akuistik
termometer resistor (RTD) dan termometer merupakan teknologi yang lebih baru dan mulai
HVT (High velocity thermometer). Yang kedua dikembangkan di pertengahan tahun 1980-an
adalah tipe non-intrusive measurement, dan telah digunakan secara permanen di
contohnya adalah termometer radiasi (pirometer beberapa PLTU di Amerika Serikat sejak tahun
infrared) dan pirometer akuistik (Acoustic 1990-an. Akuistik Pirometer (AP) menggunakan
pyrometer). sifat dari gas pembakaran dalam pengukuran
Penggunaan alat ukur temperatur di dalam suhu dan hasil pengukuran tidak dipengaruhi
boiler dengan metode contact measurement oleh efek radiasi didalam boiler. Karena sifat
memiliki beberapa kelemahan. Tingginya suhu pengukuran yang dilakukan adalah non-
didalam boiler disertai dengan karakteristik intrusive, AP lebih andal untuk pengukuran
lingkungan yang sangat korosif dan berdebu suhu gas hasil pembakaran didalam boiler l1].
menyebabkan aplikasi contact thermometer Oleh karena sangat bermanfaatnya aplikasi
memiliki keandalan yang rendah karena pirometer akuistik di boiler PLTU, kami
memiliki respon pengukuran yang lama dan melakukan penelitian keakuratan hasil
seringkali tertutup oleh debu atau kotoran hasil pengukuran pirometer akuistik di PLTU
pembakaran [1]. Thermal shock Suralaya unit # 4. Penelitian dilakukan untuk
yang terjadi pada saat startup dan shutdown membandingkan hasil pengukuran temperatur
boiler menyebabkan alat ukur mengalami didalam boiler dengan menggunakan pirometer
kerusakan dan harus sering dilakukan akuistik dan termometer infrared. Instalasi
penggantian alat ukur [1]
24
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513
Untuk membuat kontur distribusi temperatur Terdapat beberapa studi yang pernah
yang akurat dibutuhkan setidaknya delapan membandingkan hasil pengukuran pirometer
sensor dan biasanya yang paling optimal akuistik dengan alat ukur lainnya, khususnya
penggunaannya dipasang didaerah furnace exit untuk pengukuran temperatur didalam ruang
gas temperature (FEGT), lihat Gbr 4. bakar boiler [3,4,5].
25
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513
26
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513
Pengukuran suhu dengan alat ukur IR hasil pengukuran dengan pirometer infrared
dilakukan pada empat lokasi yang berbeda adalah -5% (Tabel 1).
(Lihat Gbr). Dari masing-masing lokasi (U,S,B,
dan T) akan dilakukan pengukuran dengan Tabel 1. Hasil perbandingan: PA vs IR
kedalaman 1 m, 3m, dan 5 m.
No Lokasi Jarak IR (°C) PA (°C) ∆ (°C) %
Sedangkan output dari pengukuran
temperatur dengan menggunakan PA dibuat 1 U 1m 1,276 1,053 -223 -17%
2 U 3m 1,291 1,193 -98 -8%
tabulasi pada jarak pengukuran yang sama dari 3 U 5m 1,311 1,263 -48 -4%
empat lokasi pengukuran dengan menggunakan
IR. Kemudian hasil pengukuran PA akan 4 B 1m 1,256 1,044 -212 -17%
dibandingkan dengan hasil pengukuran IR pada 5 B 3m 1,266 1,251 -15 -1%
6 B 5m 1,318 1,320 2 0%
lokasi dan kedalaman yang sama.
7 S 1m 1,275 1,053 -222 -17%
8 S 3m 1,288 1,189 -99 -8%
9 S 5m 1,319 1,257 -62 -5%
27
Jurnal Power Plant, Vol. 5, No. 1 November Tahun 2017 ISSN : 2356-1513
28