Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

MUATAN PELAJARAN
IPS DAN BAHASA INDONESIA
TEMA 2 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 1

1
2
Sekolah : SDN Mustikajaya IV
Kelas/Semester : VI/ I
Tema : 2. Persatuan dalam Perbedaan
Subtema : 2. Bekerja Sama mencapai Tujuan
Pembelajaran :1
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPS, IPA

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat
bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Bahasa Indonesia
3.4 Menggali informasi penting dari 3.4.1 Mengidentifikasi ciri-ciri
buku sejarah menggunakan aspek: kalimat efektif pada teks tentang
apa, di mana, kapan, siapa, semangat persatuan.
mengapa, dan bagaimana. 3.4.2 Memahami penggunaan aspek apa,
di mana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana.
4.4 Memaparkan informasi penting dari 4.4.1 Menuliskan peristiwa penting
buku sejarah secara lisan, tulis, dan tentang semangat persatuan dan
visual dengan menggunakan aspek: kesatuan menggunakan unsur apa,
apa, di mana, kapan, siapa, di mana, kapan, siapa, mengapa,
mengapa, dan bagaimana serta dan bagaimana dengan
memperhatikan penggunaan menggunakan kalimat efektif
kosakata baku dan kalimat efektif.

IPS .

1
3.4 Memahami makna proklamasi 3.4.1 Menganalisis makna upaya
kemerdekaan, upaya mempertahankan kemerdekaan
mempertahankan kemerdekaan, dan dalam kehidupan sehari-hari
upaya mengembangkan kehidupan
kebangsaan yang sejahtera. 3.4.2 Menjelaskan makna proklamasi
kemerdekaan dalam kehidupan
sehari-hari

4.4 Menyajikan laporan tentang makna 4.4.1 Mendiskusikan makna proklamasi


proklamasi kemerdekaan, upaya kemerdekaan
mempertahankan kemerdekaan, dan
upaya mengembangkan kehidupan 4.4.2 Mempresentasikan contoh upaya
kebangsaan yang sejahtera. mempertahankan kemerdekaan
dalam kehidupan sehari-hari melalui
peta pikiran.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca teks yang ditampilkan powerpoint saat google meet tentang
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, peserta didik dapat
mengidentifikasi ciri-ciri kalimat efektif pada teks tentang semangat persatuan
dengan tepat.
2. Setelah membaca teks dan berdiskusi saat google meet, peserta didik dapat
menuliskan peristiwa Pertempuran Surabaya menggunakan unsur apa, di mana,
kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana dengan menggunakan kalimat efektif.
3. Setelah membaca teks dan menggali informasi dari berbagai sumber saat google
meet, peserta didik dapat menganalisis makna upaya mempertahankan kemerdekaan
dengan benar.
4. Setelah membaca teks dan menggali informasi dari berbagai sumber saat google
meet, peserta didik dapat mempresentasikan contoh upaya mempertahankan
kemerdekaan Pertempuran surabaya melalui peta pikiran dengan tepat.

Bahasa Indonesia

2
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, seharusnya bangsa
Indonesia telah merdeka dan terbebas dari segala bentuk penindasan serta penjajahan.
Namun, kenyataannya tidak demikian, bangsa Indonesia masih perlu berjuang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mengapa?

Kalimat efektif adalah kalimat yang sudah sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang baik
dan benar, yang meliputi ejaan maupun tanda bacanya. Sehingga kalimat tersebut enak kita
dengar dan juga mudah untuk kita pahami maknanya.

Syarat suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif, antara lain:

a. mudah dipahami oleh pendengar maupun pembaca.

b. tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud atau makna kalimat penulis atau
penutur.

c. kalimat bersifat sistematis dan tidak bertele-tele.

d. penyampaian pemikiran penulis kepada pembaca.

e. memakai pilihan kata yang tepat dan sesuai kebutuhan.

f. memenuhi aturan atau kaidah bahasa yang berlaku.

g. memakai struktur bahasa yang tepat.

Menggunakan Aspek kata tanya:

1. Apa

Apa isi ultimatum dari sekutu kepada rakyat Surabaya?


Jawaban: Isi ultimatum yaitu sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya.

2. Mengapa

Mengapa pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum kepada rakyat
Surabaya?
Jawaban: Karena Bridjen Mallaby terbunuh.

3. Siapa

Siapa yang memimpin tentara sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945 mendarat di Surabaya?
Jawaban: Bridgadir Jendral Mallaby memimpin tentara sekutu mendarat pada tanggal 25
Oktober 1945 mendarat di Surabaya.

4. Bagaimana

3
Bagaimana sikap rakyat Surabaya terhadap ultimatum dari Inggris?
Jawaban: Rakyat Indonesia menolak ultimatum dari Inggris.

5. Kapan

Kapan diperingati sebagai Hari Pahlawan?


Jawaban: Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November.

6. Di mana

Di mana terjadi pertempuran dahsyat di tanggal 10 November 1945?


Jawaban: di Surabaya terjadi pertempuran dahsyat di tanggal 10 November 1945.

IPS

a. Pengertian Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada kelas sebelumnya ananda telah mempelajari materi tentang perjuangan
rakyat Indonesia dalam merebut Kemerdekaan Indonesia setelah dijajah oleh bangsa
Belanda selama 350 Tahun dan bangsa Jepang selama 3,5 Tahun. Setelah berhasil
memproklamasikan kemerdekaannya, Perjuangan rakyat Indonesia belum selesai.
Mengapa belum selesai ? Untuk mengetahuinya, mari kita simak dan pelajari penjelasan
berikut ini!
Indonesia adalah negara kesatuan. Dalam pasal 1 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik.” Makna proklamasi bagi bangsa Indonesia sesungguhnya pada
saat itu merupakan tanda lahirnya sebuah negara di mana konstitusi, pemerintahan, dan
wilayah disahkan setelahnya.
Indonesia adalah negara yang besar dengan berbagai macam suku, budaya, dan
agama hidup bersama di dalamnya. Tentu menyatukan keberagaman ini bukan hal yang
mudah. Namun, sebuah teks yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945, berhasil
mengikat keberagaman ini dalam satu kata Indonesia.

4
PERISTIWA 10 NOVEMBER 1945

PERISTIWA 10 November 1945 yang sekarang dikenal sebagai Hari Pahlawan,


merupakan satu peristiwa heroik segenap rakyat Indonesia, dalam mempertahankan
kemerdekaan yang diproklamasikannya, pada 17 Agustus 1945. Peristiwa bersejarah ini,
dipicu oleh tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, dalam pertempuran di Surabaya, Jawa
Timur. Dalam peperangan itu, Mallaby tewas terpanggang di dalam mobil yang
ditumpanginya, diduga akibat terkena lemparan granat, saat melintas di depan Gedung
Internatio. Komandan Angkatan Perang Inggris di Indonesia Jenderal Christison menyebut
tewasnya Mallaby sebagai satu pembunuhan yang kejam. Dia menyatakan, akan menuntut
balas terhadap rakyat Indonesia, dan Surabaya khususnya.
.
Pucuk Pimpinan Barisan Pemberontak
Rakyat Indonesia (BPRI) Sutomo atau biasa
dipanggil Bung Tomo alias Bung Kecil
mengatakan, rakyat Indonesia tidak takut
dengan ancaman Christison yang akan
menuntut balas. Dia juga melihat, di balik
pernyataan Christison yang ingin
menurunkan kekuatan militernya
Foto sumber dari: sindonews.com secara
penuh, untuk menggempur rakyat Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan
kemerdekaan yang baru diproklamirkannya itu, terdapat satu muslihat licik. Mula-mula,
perasaan rakyat Jepang untuk menuntut balas yang dikobarkan. Lalu, dari berbagai penjuru,
tentara Nippon menyerang dan mencaplok seluruh wilayah Mansuria. Satu serdadu Nippon
tewas, seluruh wilayah Mansuria dikuasai. Dengan tewasnya Mallaby, Bung Tomo khawatir
pihak Belanda memakai Inggris untuk mencaplok kawasan Surabaya, seperti Jepang
menguasai Mansuria, saat perang melawan China. Kekhawatiran itu pun terbukti benar.
Pihak Belanda melalui Inggris, mengultimatum pemerintah Indonesia yang baru terbentuk,
untuk menyerahkan diri dengan meletakan senjata, dan mengangkat tangan tinggi-tinggi.

5
Dalam selebaran yang disebar melalui udara, Komandan Angkatan Perang Inggris di
Jawa Timur Mayor Jenderal Mansergh meminta seluruh pimpinan Indonesia, pemuda, polisi, dan
kepala radio Surabaya, menyerahkan diri ke Bataviaweg atau Jalan Batavia, pada 9 November
1945. Penghinaan itu kontan membuat dada para pejuang kemerdekaan terbakar. Dengan cepat,
BPRI memberikan pelatihan kilat perang gerilya. Terutama tentang tata cara penggunaan senjata
hasil rampasan pasukan Nippon. Setelah mendapatkan pelatihan yang cukup, secara bergantian
mereka memberikan pengajaran kepada teman-temannya yang lain, dan seterusnya. Mereka
inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan "pasukan berani mati". Di antara kelompok
pejuangan itu, terdapat bukan hanya rakyat Surabaya. Tetapi juga pejuang dari Sumatera,
Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Bali, para kiai dan alim ulama dari berbagai Pulau Jawa. Anak-
anak, pemuda, pemudi, dan orang tua. Semua terjun ke medan perang.

Di tengah situasi genting itu, Gubernur Jawa Timur Suryo berpidato di corong radio,
meminta rakyat untuk bersabar dan menunggu keputusan dari pemerintah pusat di Jakarta.
Karena ultimatum itu, ditunjukkan kepada republik yang baru berdiri. Tetapi Jakarta
menyerahkan keputusan yang diambil kepada pemerintah daerah dan rakyat. Akhirnya, Gubernur
Suryo kembali berpidato, dan meminta rakyat mempertahankan kemerdekaan yang baru
diproklamirkan.

Hingga 10 November 1945 pagi, rakyat yang siap angkat senjata pun masih
menunggu. Hingga akhirnya tersiar kabar, sekira pukul 09.00 WIB lebih, seorang pemuda
melaporkan terjadi penembakan oleh pasukan Inggris. Peristiwa yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Masing-masing pasukan pemuda, dikerahkan ke pos dan pangkalan yang sudah menjadi
tanggung jawabnya. Pertempuran hebat pun terjadi. Moncong senjata memuntahkan pelornya.
Segenap rakyat berjuang bersama. Tidak ada perbedaan golongan, tingkatan, agama, dan paham.
Ketika satu Indonesia terancam, satu bangsa Indonesia akan membelanya.
Inilah hakikat dari peristiwa bersejarah itu. Di mana semua rakyat menjadi satu, dan
melupakan semuanya, kecuali Republik Indonesia. Perorangan tidak berlaku pada hari itu.
Pemerintah, tentara, rakyat, melebur jadi satu. Kepada segenap rakyat Indonesia yang telah
berkorban saat itulah, gelar pahlawan layak disematkan. Selamat Hari Pahlawan.
Sumber: http://daerah.sindonews.com/read/801803/23/peristiwa-10-november-1945-1383559832

Anda mungkin juga menyukai