DISUSUN OLEH:
AGUS WAHYUDI (B832012001)
2021
JURNAL
ABSTRAK
Tuberkulosis Multi Drugs Resistant (TB-MDR) adalah kasus TB yang disebabkan basil
Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap rifampicin dan isoniazid .Penelitian ini
bertujuan untuk perilaku pasien Tuberkulosis Multi Drugs Resistant di Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia Kota Kendari tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini yaitu, 8 orang yang terdiri dari 3 orang
informan kunci dan 5 orang informan biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap
riwayat pengobatan yakni kebiasaan minum obat yang dilakukan pasien TB-MDR sebagian
teratur dan tidak teratur. Gejala dan efek samping yang dirasakan pasien, nyeri sendi, mual dan
muntah, gangguan psikologis, gangguan `pendengaran dan penglihatan, susah tidur, nafsu makan
berkurang. Penyebab pasien putus berobat yaitu, kelalaian pasien mengingat jadwal minum obat,
adanya rasa malas dikarenakan efek samping obat. Motivasi untuk sembuh dari diri pasien
menjalani pengobatan secara teratur, selalu sabar dan mengingat Tuhan, serta kebiasaan
mendengarkan musik yang slow. Motivasi dari keluarga, diingatkan untuk selalu meminum obat
dan menjaga kesehatan diri, sebagian keluarga menolak pengobatan yang dijalani pasien
dikarenakan stigma tidak ada riwayat TB dalam keluarganya. Motivasi dari lingkungan pasien,
lingkungan pasien memberikan motivasi seadanya sehingga tidak ada umpan balik pasien merasa
termotivasi untuk sembuh. Motivasi dari petugas kesehatan, diberikan saran dan solusi kepada
pasien. Untuk pasien agar memiliki motivasi yang kuat untuk sembuh. Diharapkan adanya
kerjasama antara keluarga dan petugas kesehatan untuk memberikan motivasi yang baik bagi
pasien TB-MDR. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik mengambil tema yang sama perlu
untuk mengkaji lebih lanjut melalui beberapa penelitian tentang perilaku pasien TB-MDR.
ABSTRACT
Multi Drugs Resistant Tuberculosis (MDR-TB) defined as TB that’s resistant to the two most
effective first line therapeutic drugs, isoniazid and rifampicin. The study about behavior of
MDR-TB patients in the work area of Primary Health Center Poasia Kendari City in 2017. Using
qualitative research with case study method. Informants in this research are, 8 people consisting
of 3 key informants and 5 ordinary informants. This study shows drug history taking of MDR-
TB patients, less of patients taking drug irregular and disorganized. Most of side effect that occur
is joint pain, nausea, vomiting, psychological disorders, hearing and eyesight disorders,
insomnia, and decreased appetite. Causes of patients who drop out for treatment are, negligence
of patients remembering the schedule of taking drugs, the sense of laziness due to drug side
effects. Patients motivation to get healing is taking regular treatment, being patient and keep in
faith as well as listening slow music habits. Motivation from family are reminding the patient to
take medicine regularly and maintain personal health, several family reject treatment for patient
due to stigma of no history TB in family. Motivation from environment patient shows that the
environment didn’t support patient in healing process from MDR-TB. Motivation from health
workers is given advice and solutions to patients have a strong motivation in healing process.
The cooperation between family and health workers are expected to provide good motivation for
MDR-TB. For next researcher that interesting take same study need to research more about
patient behavior in MDR-TB.
PENDAHULUAN
Menurut WHO Global Tuberculosis Report (2016) TB-MDR disebabkan oleh bakteri
yang tidak merespon OAT (Obat Anti Tuberkolosis) paling sedikit rifampicin dan isoniazid, di
mana keduanya merupakan OAT yang paling ampuh untuk menyembuhkan penyakit TB. WHO
Global Tuberculosis Control (2011) mencatat bahwa Indonesia menempati urutan ke delapan di
antara 27 negara yang mempunyai beban tinggi untuk TB-MDR. Hal ini terjadi karena program
TB-MDR di negara Indonesia belum berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. WHO (2017a)
menyatakan bahwa prevalensi TB-MDR di dunia diperkirakan 2-3 kali lipat lebih tinggi dari
angka insidens. Beban TB-MDR terdapat di 3 negara yaitu, Cina, India, dan Federasi Rusia yang
memiliki kasus TB hampir setengah dari kasus TB global.
Jumlah suspek dan penderita TB resisten terbanyak di Kota Kendari sebanyak 155 orang
suspek dan 5 orang penderita TB resisten (4 TB-MDR; 1 TB- XDR(Extensive Drugs Resistant))
serta 2 orang penderita TB-MDR yang tidak berobat. Penderita TB- MDR di Kabupaten Konawe
sebanyak 3 orang, Konawe Selatan 2 orang, Buton 2 orang, Muna 2 orang, Wakatobi 2 orang,
Kabupaten Bombana 1 orang, Konawe Utara 2 orang dan Kota Bau – bau 2 orang, sehingga total
penderita TB-MDR di Sulawesi Tenggara berjumlah 23 orang (Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara, 2016).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Poasia, tahun 2015 jumlah penderita TB Paru
ditemukan sebanyak 78 orang dan tahun 2016 sebanyak 94 orang. Penderita TB-MDR sebanyak
5 orang (Puskesmas Poasia, 2017).
Studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada dokter bidang programmer TB-MDR
di Puskesmas Poasia mengatakan bahwa TB-MDR salah satunya dapat disebabkan dari motivasi
pasien untuk sembuh baik dalam diri sendiri ,keluarga, maupun lingkungannya serta riwayat
pengobatan pasien TB- MDR dapat dijadikan landasan alasan pasien tersebut terpapar oleh
penyakit TB-MDR dikarenakan riwayat pengobatan yang tidak mumpuni sehingga sebagian
besar pasien TB mengalami drop out sehingga menjadi TB resisten / MDR.
Di Indonesia masih banyak ditemukan ketidak- berhasilan dalam terapi tuberkolosis. Hal
ini disebabkan karena ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat secara rutin sehingga dapat
menyebabkan resistensi kuman tuberkulosis terhadap obat-obat anti tuberkulosis dan kegagalan
terapi (Mapparenta & Ibnu, 2013). Kurangnya motivasi diri dan dukungan keluarga berpengaruh
terhadap tingkat kesembuhan pasien TB Paru dalam menjalani masa pengobatan yang sedang
dilakukan (Sallamena, 2015).
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian
ini mengambil lokasi penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari pada bulan
November 2017.Penelitian ini menggunakan Snowballing Sampling. Sumber data penelitian ini
adalah dari informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah yaitu mereka yang dapat
memberikan informasi secara jelas dan terpercaya, mengetahui dan menjalani secara langsung
pengobatan TB-MDR selama 24 bulan serta menerapkan perilaku kesehatan selama menderita
penyakit TB-MDR. Informan kunci dalam penelitian ini yaitu, sebanyak 5 orang pasien TB-
MDR. Informan biasa dalam penelitian ini yaitu petugas kesehatan P2M bidang programmer TB
dan keluarga penderita sebanyak 2 orang. Peneliti melakukan penelitian ini untuk mendapatkan
data mengenai objek yang diteliti dengan menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara
mendalam (in-depth interview), observasi,dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian terkait perilaku pasien TB-MDR di wilayah kerja Puskesmas
Poasia Tahun 2017. Riwayat pengobatan dapat dilihat kebiasaan minum obat yang teratur,
menilai kepatuhan pasien, menilai rasionalitas obat yang di resepkan, membandingkan profil
pengobatan sekarang dan sebelumnya, memverifikasi riwayat pengobatan yang diperoleh yang
dapat mempengaruhi penyebab pasien TB menjadi TB-MDR di Wilayah kerja Puskesmas
Poasia.
SIMPULAN
1. Attitude towards the behavior (sikap terhadap riwayat pengobatan pasien TB-
MDR). Sikap terhadap riwayat pengobatan yakni kebiasaan minum obat yang
dilakukan pasien TB- MDR sebagian teratur dan tidak teratur. Gejala dan efek
samping yang dirasakan pasien, nyeri sendi, mual dan muntah, gangguan
psikologis, gangguan pendengaran dan penglihatan, susah tidur, nafsu makan
berkurang. Penyebab pasien putus berobat yaitu, kelalaian pasien mengingat
jadwal minum obat, adanya rasa malas dikarenakan efek samping obat.
2. Subjective Norms (motivasi untuk sembuh pasien TB-MDR) Motivasi untuk
sembuh dari diri pasien menjalani pengobatan secara teratur, selalu sabar dan
mengingat Tuhan, serta kebiasaan mendengarkan musik yang slow. Motivasi dari
keluarga, diingatkan untuk selalu meminum obat dan menjaga kesehatan diri,
sebagian keluarga menolak pengobatan yang dijalani pasien dikarenakan stigma
tidak ada riwayat TB dalam keluarganya. Motivasi dari lingkungan pasien,
lingkungan pasien memberikan motivasi seadanya sehingga tidak ada umpan
balik pasien merasa termotivasi untuk sembuh. Motivasi dari petugas kesehatan,
diberikan saran dan solusi kepada pasien.
SARAN
1. Diharapkan pasien TB-MDR dapat menanamkan motivasi yang lebih baik pada
diri sendiri dan memiliki niat secara utuh untuk sembuh.
2. Perlu adanya kerjasama antara keluarga dan petugas kesehatan untuk memberikan
motivasi yang baik bagi pasien TB-MDR.
3. Diperlukan konseling kepada pasien terkait penyakit TB-MDR sehingga dengan
adanya pengetahuan pasien ataupun masyarakat dapat mencegah peningkatan
kasus TB-MDR di Kota Kendari.
4. Bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik mengambil tema yang sama perlu
untuk mengkaji lebih lanjut melalui beberapa penelitian tentang perilaku –
perilaku pasien TB-MDR.
DAFTAR PUSTAKA
4. Adakah review ini mencakup isu-isu pokok? Ya, review ini mencakup isu-isu pokok,
Apakah ada informasi yang cukup tentang: mencakup populasi yang dipelajari, outcome
yang penting tapi tidak ada intervensi yang
Populasi yang dipelajari diberikan dari peneliti
Intervensi yang diberikan Populasi yang dipelajari pasien
Outcome yang penting tuberkulosis multi drugs resistant
dengan informan kunci dan informan
biasa
Outcome yang penting Attitude towards
the behavior (sikap terhadap riwayat
pengobatan pasien TB-MDR) dan
Subjective Norms (motivasi untuk
sembuh pasien TB-MDR)
5. Apakah penulis telah menyeleksi makalah- Tidak, peneliti tidak menyeleksi makalah-
makalah yang sesuai? (Did the authors look makalah yang sesuai, peneliti hanya melakukan
study pendahuluan terkait dengan kasus yang
for the appropriate sort of papers?) akan diteliti
Penelitian-penelitian terbaik haruslah:
Menjawab pertanyaan review (Address the
review’s question)
Mempunyai desain studi yang sesuai (Have
an appropriate study design)