OLEH
SITI MARYAM ISNAENI
1605015036
Jakarta, 2020
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Jakarta, 2020
Yang menyatakan,
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Pembimbing I
iii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
Jakarta, 2020
TIM PENGUJI
iv
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
2002-2003 : TK Lestari Depok
Riwayat Organisasi
2016-2017 : Panitia Khusus MPM UHAMKA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
Sahabat dan Teman Seperjuangan
Terimakasih untuk temanteman dan sahabat yang saya cintai sudah menemani
keluh kesah saya, suka duka di organisasi dan sudah berjuang bersama sampai
tahap akhir ini. Terimakasih sudah ada dan saling mendukung satu sama lain
mualia dari awal samapi selesai
Semoga pengabdian dan ilmu nya dapat di kenang hingga ujung usia.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Status Anemia Dan
Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawati Pt. Agri Wangi
Indonesia Manufacturing Division Tahun 2020”. Adapun maksud dan tujuan
penulisan skripsi ini disampaikan untuk melengkapi syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana strata I pada Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Prodi
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak sejak persiapan hingga tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu
pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan baik
moral maupun spiritual terutama kepada :
1. Ibu Ony Linda M.kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
2. Ibu Dian Kholika Hamal,SKM.,M.Kes, selaku Kepala Program Studi
Kesehatan Masyrakat Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
3. Bapak Arif Setyawan,SKM.,M.Kes selaku pembimbing utama skripsi.
Yang dengan sabar telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk,
bimbingan dan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Kesehatan Masyrakat Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa studi.
5. Kepada seluruh staff PT. Agri Wangi Indonesia yang telah
mengijinkan saya untuk penelitan kepada karyawatinya.
viii
6. Kedua orang tuaku Ayah dan Ibu tercinta yang tidak pernah kering
akan do’a, dorongan dan bimbingan moril maupun spirituil, sehingga
ananda dapat menyelesaikan studi dengan baik.
7. Adik-adik ku yang selalu menghibur penulis dikala jenuh dalam
menulis skripsi ini, terimakasih atas hiburan dan dukungannya
8. Teruntuk sahabat-sahabatku Ayu, Mala, Oput, Peny, Putri dan Nila
terimakasih sudah memberi dukungan dan do’a kepada penulis.
9. Teruntuk Sahabat-sahabatku Nindia, Revani, Cucum, Riska, Niken dan
Aida terimakasih sudah menjadi pengingat, penyemngat untuk selasai
tepat waktu dan Terimakasih sudah sama-sama berjuang dan saling
mendukung satu sama lain mulai dari awal hingga selesainya tugas
akhir ini, semoga kita semua selalu diberi yang terbaik oleh Allah
SWT ya.
10. Teruntuk Bagas Sansang Terimakasih atas perhatian yang selalu
diberikan, sesulit apapun keadaan yang dialami selalu ada untuk
mendampingi, memberikan support yang luar biasa.
11. Rekan-rekan HIMA KESMAS, DPM FIKES UHAMKA dan PK
IMM FIKES UHAMKA yang selalu kompak dan selalu memberikan
semangat serta dukungan kepada penulis.
12. Rekan mahasiswa Kesehatan Masyarakat angkatan 2016 selalu
kompak memberikan dukungan.
Depok, 2020
ix
Penulis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
ABSTRAK
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Status Anemia
dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada karyawati. Metode penelitian
adalaha penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional , bertempat di Pt. Agri
Wangi Indonesia, populasi pada penelitian ini 400 responden dan sempel pada
random sampling. Faktor yang diteliti adalah usia, pengetahuan, massa kerja,
status anemia dan status gizi. Hasil penelitian yang telah dilakukan menghasilkan
bahwa ada hubungan antara usia Pvaleu=0,000, massa kerja PValeu=0,064 , status
gizi PValeu= 0,007 dan status anemia PValeu= 0,000. Sedangkan faktor yang
x
Kata kunci: Kelelahan Kerja, Anemia dan Status Gizi
“Correlation Anemia And Nutrition Status With Work Fatigue In PT. Agri
Wangi Indonesia In 2020”
ABSTRACT
Fatigue is a protective mechanism for the body to prevent the body from further
damage so that it recovers after rest. The purpose of this study was to determine
the relationship between anemia status and nutritional status with work fatigue in
female employees. The research method is this research using a cross sectional
design, located at Pt. Agri Wangi Indonesia, the population in this study was 400
respondents and the sample in this study was 100 respondents, data collection
using simple random sampling technique. The factors studied were age,
knowledge, work mass, anemia status and nutritional status. The results of the
research that have been done show that there is a relationship between age
Pvaleu = 0,000, work mass PValeu = 0.064, nutritional status PValeu = 0.007
and anemia status PValeu = 0.000. While the factor that has no relationship is
xi
Keywords: Fatigue, Anemia and Nutritional Status
DAFTAR ISI
xii
A.4 Gejala Kelelahan ...........................................................................10
A.5 Akibat Kelelahan ..........................................................................10
A.6 Pencegahan Kelelahan ..................................................................11
A.7 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kelelahan .............................11
A.8 Pengukuran Derajat Kelelahan .....................................................21
B. Status Gizi
B.1 Pengertian Status Gizi ...................................................................24
B.2 Kebutuhan Gizi Pekerja ................................................................24
B.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ...........................24
B.4 Penilaian Status Gizi .....................................................................25
C. Status Anemia
C.1 Definisi Anemia ............................................................................28
C.2 Penentuan Status Anemia .............................................................28
C.3 Cara Mengatasi Anemia ................................................................28
C.4 Definisi Hemoglobin .....................................................................30
C.5 Batas Kadar Hemoglobin ..............................................................30
C.6 Fungsi Hemoglobin .......................................................................32
C.7 Pengukuran Hemoglobin ..............................................................32
D. Penelitian Terkait .................................................................................33
E. Kerangka Teori ....................................................................................34
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPRASIONAL & HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep .................................................................................35
B. Definisi Oprasional ..............................................................................36
C. Hipotesis...............................................................................................39
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................40
C. Populasi dan Sampel ............................................................................40
D. Sumber Data ........................................................................................42
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................42
F. Pengolahan Data ..................................................................................45
G. Analisis Data ........................................................................................46
xiii
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................................47
B. Analisis Univariat ................................................................................48
B.1 Kelelahan Kerja ............................................................................48
B.2 Usia ...............................................................................................49
B.3 Status Gizi .....................................................................................49
B.4 Massa Kerja ..................................................................................50
B.5 Status Anemia ...............................................................................50
B.6 Pengetahuan ..................................................................................51
B.7 Rekapitulasi Analisis Univariat ....................................................52
C. Analisis Bivariat ..................................................................................52
C.1 Hubungan antara Usia dengan Kelelahan Kerja ...........................53
C.2 Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja .................53
C.3 Hubungan antara Massa Kerja dengan Kelelahan Kerja ..............54
C.4 Hubungan antara Status Anemia dengan Kelelahan Kerja ...........54
C.5 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kelelahan Kerja ..............55
C.6 Rekapitulasi Analisis Bivariat ......................................................55
BAB VI PEMBAHASAN
A. Kelelahan Kerja ...................................................................................57
B. Usia ......................................................................................................58
C. Status Gizi ............................................................................................59
D. Massa Kerja..........................................................................................59
E. Status Anemia ......................................................................................60
F. Pengetahuan .........................................................................................60
G. Keterbatasan Penelitian .......................................................................61
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................63
B. Saran.....................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuesioner
Lampiran Perizinan Kampus
Lampiran Perizinan Institusi
Lampiran Output
Lampiran Kegiatan Penelitian
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, Indonesia sedang mengembangkan dan merumuskan program
kesehatan dan keselamatan kerja nasional tahun 2019-2024. Penerapan K3
nasional yang diterapkan di setiap perusahaan harus sesuai dengan K3 Nasional
yang dipegang oleh Kemenaker [ CITATION ILO191 \l 1033 ]. Dalam Rangka
mewujudkan K3 Nasional di Era Globalisasi, maka K3 Nasional menyongsong
sumber daya manusia yang berkualitas merupakan factor penentu untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
Pekerja mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku untuk
tujuan pembangunan berkembangnya IPTEK, setiap tenaga kerja dipaksakan
untuk menjadi pekerja yang berkualitas, terampil dan mampu meningkatkan
kesejahteraan. Ketahanan tubuh pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan
produktivitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status
gizi baik [ CITATION Adn161 \l 1033 ]. Partisipasi pekerja wanita dalam bekerja
meningkat signifikan dibandingkan pekerja pria. Pada tahun 2019 populasi
pekerja wanita mengalami peningkatan mencapai 70% (44.465) dari jumlah
total 64.062 pekerja diseluruh wilayah Indonesia (BPS, 2018). Peningkatan
jumlah pekerja wanita jauh dibandingkan dengan pekerja pria. Hal ini
diakibatkan terbukanya sector pekerjaan dengan kesempatan kerja yang banyak
serta dapat menampung pekerja wanita itu sendiri untuk memperkuat ekonomi
keluarga (BPS,2018).
Kemajuan jumlah tenaga kerja di Indonesia dari tahun ketahun terus
meningkat, akan tetapi tidak ada upaya dari perusahaan untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan pada pekerja, maka angka kecelekaan kerja di
Indonesia cukup tinggi. Salah satu ganguan kesehatan pada pekerja adalah
berupa kelelahan kerja. Kelelahan merupakan keadaan umum yang dialami
kebanyakan tenaga kerja setelah melakukan pekerjaan [ CITATION Vic082 \l
1033 ].
1
2
2
C. Tujuan
C.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Antara Status
Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada karyawati PT. Agri
Wangi Indonesia Tahun 2020”.
C.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran Kelelahan pada karyawati PT. Agri Wangi
Indonesia
2. Diketahuinya gambaran karakteristik karyawati (umur dan
pengetahuan) PT. Agri Wangi Indonesia
3. Diketahuinya Massa Kerja pada karyawati PT. Agri Wangi
Indonesia
4. Diketahuinya gambaran status gizi karyawati PT. Agri Wangi
Indonesia
5. Diketahuinya gambaran status anemia karyawati PT. Agri Wangi
Indonesia
6. Diketahuinya hubungan antara karakteristik karyawati dengan
kelelahan kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia
7. Diketahuinya hubungan antara massa kerja dengan kelelahan kerja
pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia
8. Diketahuinya hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja
pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia
9. Diketahuinya hubungan antara status anemia dengan kelelahan
kerja pada karyawati PT. Agri Wangi Indonesia
D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Untuk Insitusi Terkait
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam bentuk data dan informasi tentang Hubungan
Antara Anemia dan Status Gizi dengan Kelelahan kerja pada karyawati
PT. Agri Wangi Indonesia. Penelitian ini dapat digunakan data gambaran
kelelahan serta faktor-faktor yang berhubungan digunakan sebagai
6
A. Kelelahan Kerja
A.1 Definisi Kelelahan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bahwa kelelahan itu berasal dari
kata lelah yang berarti penat, letih, payah, lesu, dan tidak bertenaga.
Kelelahan yaitu suatu proses perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat
[ CITATION Tar151 \l 1033 ]. Konsep kelelahan (kelesuan), yaitu perasaan
subjektif, tetapi berbeda dengan kelemahan dan memiliki sifat bertahap
yang dapat diatasi dengan periode istirahat. Kelelahan dapat disebabkan
secara fisik atau mental.
Berrios GE, (1990), menuliskan bahwa secara medis, kelelahan yaitu
suatu gejala nonspesifik yang berarti memiliki banyak kemungkinan yang
disebabkan oleh kelelahan. Kelelahan suatu fenomena yang bukan tanda
karena kelelahan merupakan suatu perasaan subjektif yang dilaporkan oleh
pasien. Selain kelelahan emosional ada juga kelelahan fisik atau kelelahan
otot yaitu ketidakmampuan fisik otot untuk tampil maksimal [ CITATION
Kus141 \l 1033 ].
Definisi kelelahan diatas dapat disimpulkan bahwa perasaan subyektif
seperti perasaan frustasi, banyak fikiran, stress kerja, merasa sedih atau
merasa apatis yang disebabkan oleh keadaan fisik dan keadaan mental dan
serta faktor psikis sehingga kapasitas kerja terganggu. Menurut [CITATION
DRd14 \l 1033 ] bahwa kelelahan yakni: pekerjaan yang monoton,
kesengguhan dan lamanya kerja baik mental ataupun fisik yang tidak
sejalan dengan keadaan tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan suatu
lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak di jelaskannya
tanggung jawab, khawatiran yang mendalam dan konflik batin, serta
kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja.
7
8
b. Performansi rendah
c. Mutu kerja rendah
d. Banyak terjadi kesalahan
e. Stress akibat kerja
f. Penyakit akibat kerja
g. Cidera
h. Terjadi kecelakaan akibat kerja
A.6 Pencegahan Kelelahan Kerja
Upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja senantiasa baik, salah
satu faktor pentingnya adalah pencegahan terhadap kelelahan kerja.
Menurut Tarwaka, dkk. (2015) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
dan Implementasin K3 di tempat kerja bahwa cara mengatasi kelelahan
dengan cara sesuai kapasitas kerja fisik, sesuai kapasitas kerja mental,
redesain stasiun kerja ergonomis, perilaku kerja alamiah, kerja lebih
dinamis, redesain area kerja, reorganisasi kerja dan kebutuhan kalori
seimbang. Sedangkan Tarwaka mengatakan untuk mengendalikan
kesehatan dibagi menjadi 4 yaitu : Tindakan preventif, Tindakan kuratif,
Tindakan rehabilitative dan Jaminan masa tua.
d. Pengetahuan
Pengetahuan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan segala Sesutu yang diketahuinya. Menurut,
pengetahuan merupakan terjadinya setelah orang melakukan proses
pengindraan terhadap objek yang diamatinya. Pengetahuan adalah
kumpulan informasi yang dimiliki seseorang atau kelompok.
Pengetahuan dalam peneliatian Amrullah (2019) bahwa kategori
pengetahuan dapat dibedakan menjadi katagori pengetahuan baik
dan kurang baik.
Pengukuran pengetahuan menurut Arikunto (2010)
menerangkan bahwa pengetahuan seseorang dapat diketahui atau
diinterprestasikan dalam skala yang bersifat kategorik yang
didasarkan pada nilai presentase seperti pada kategori baik apabila
14
b. Pencahayaan
Pencahayaan di tempat kerja adalah sumber cahaya yang
menerangi benda-benda yang ada di dalam tempat kerja.
Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek
yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tepat serta dapat
memberikan kesan pemandangan yang baik dan keadaan
lingkungan yang menyegarkan. Upaya mata yang berlebihan
menjadi sebab kelelahan dengan gejala sakit kepala, penurunan
kemampuan intelektual, daya konsentrasi menurun dan
melambatnya kecepatan berfikir. Ketajaman penglihatan berkurang
juga dapat dipicu dengan bertambahnya usia yakni lebih dari 40
tahun. Maka, untuk mendapatkan pecahayaan yang baik perlu
adanya pengendalian faktor yang berhubungan dengan
pencahayaan di tempat kerja.
c. Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran disebabkan oleh kebisingan. Gangguan pendengaran
diawali dengan suatu pergeseran ambang dengar sementara. Pada
saat ini terjadi kelelahan yang akan pulih kembali secara lambat,
dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan
semakin tinggi [ CITATION Har14 \l 1033 ].
Alat ukur untuk mengukur kebisingan adalah sound level
meter. Kebisingan akan mempengaruhi kesehatan seseorang,
dimana bahwa pengaruh dari kebisingan adalah kerusakan pada
indera pendengar yang menyebabkan ketulian. Hasil penelitian
membuktikan bahwa kebisingan (>85 dBA) mempengaruhi
terjadinya kelelahan kerja berat sebesar 53,3% (Irma, 2014).
Disimpulkan bahwa kebisingan (>85 dBA) merupakan bagian dari
faktor eksternal yang mengakibatkan terjadinya kelelahan kerja.
d. Iklim Kerja
Efisensi kerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam daerah
16
25.1 –
Kelebihan berat badan tingkat RINGAN 27.0
GEMUK
Kelebihan berat badan tingan BERAT < 27.0
B. STATUS GIZI
B.1 Pengertian Status Gizi
yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih. Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.
Disebabkan antara status gizi kurang, baik dan lebih. Gizi tidak
berhubungan dengan kesehatan saja tapi gizi berhubungan dengan
perkembangan otak, kemapuan belajar dan produktivitas kerja. Di Negara
berkembang seperti di Indonesia dihubungkan dengan upaya untuk
memacu pembangunan kualitas sumber daya manusai (SDM). Status gizi
pada orang dewasa di perngaruhi oleh banyak factor, salah satunya adalah
kebiasaan mengkonsumsi makanan sehari-hari. Namun banyak factor yang
mempengaruhi terbentuknya kebiasaan maka, salah satunya adalah
lingkungan.
Katagori IMT
Kekurangan berat badan tingkat berat badan <17,0
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
a. Normal
K >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
b. Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Pe
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
27
D. Penelitian Terkait
Menurut Emil Salim (2012) bahwa gizi kerja adalah gizi yang diterapkan
pada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat
kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang
setinggi-tingginya. Sedangkan menurut (Kusuma D. , 2014) Gizi kerja berarti
nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Aulia Islami (2018) berdasarkan kategori status gizi tidak
normal dengan jumlah 58,3% responden dapat terjadi kelelahan dengan
intensitas kelelahan berat. Sedangkan 35,3% responden dengan kategori status
gizi normal tidak terjadi kelelahan berat. Berdasarkan analisis data tersebut
menggunakan uji chi square, didapatkan Ho ditolak yang artinya ada hubungan
antara status gizi dengan kelelahan kerja pada perawat Rumah Sakit di PT
Nusantara Binika Utama, sedangkan hubungan anemia dengan kelelahan kerja
adalah penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa 52% responden
menderita anemia namun terjadi kelelahan berat. berdasarkan hasil uji chi
square didapatkan hasil p value kurang dari 0,05 (p=0,000<0,05) yang berarti
ada hubungan antara anemia dengan kelelahan kerja pada karyawati unit rawat
inap RS PT. Nusantara Binika Utama.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori ini merupakan gabungan dari beberapa teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli, sehingga diperoleh kesimpulan menjadi factor
yang mempengaruhi kelelahan kerja. Terdapat beberapa faktor yang
34
Karakteristik Responden
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Lama Kerja
4. Pengetahuan
Faktor Pekerjaan
1. Massa Kerja
2. Sift Kerja
Kondisi Kesehatan
1. Status Gizi
2. Status Anemia
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan acuan yang mendasari penelitian ini.
Beberapa keterbatasan penelitian mengakibatkan tidak semua variable yang
terdapat di kerangka teori diambil dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus
pada hubungan anemia dan status gizi dengan produktivitas kerja pada
karyawati. Berdasarkan kerangka teori diatas maka disusunlah kerangka
konsep sebagai berikut.
Variable Independen Variable Dependen
Karakteristik Responden
1. Usia
2. Pengetahuan
Kondisi Kesehatan
1. Status Gizi
2. Status Anemia
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Hubungan Anemia dan Status Gizi pada Karyawati PT.
Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
35
36
36
B. Definisi Oprasional
Tabel. 3.1
Definisi Oprasional
berasal dari
3. Tinggi, skor
kata lelah yang
45--60
berarti penat,
4. Sangat
letih, payah,
tinggi, skor
lesu, dan tidak
68-- 90
bertenaga.
Untuk analisis
bivariat:
1. Kelelahan
tinggi, jika
≥ 45 skor
individu
2. Kelelahan
rendah, jika
< 45 skor
individu
Sumber:
Tarwaka,
2015
2. Variable Umur Angket Kuesioner 1. Usia tua ≥ 35 Ordinal
Independent responden tahun
: Usia yang akan 2. Usia Muda <
37
C. Hipotesis
39
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain
Cross Sectional. Hasil penelitian menggambarkan hubungan antara variabel
bebas (Independen) dengan variabel terikat (Dependen). Variabel bebas
(Independen) dalam penelitian ini adalah usia pekerja, status gizi pekerja
(IMT), masa kerja serta status anemia pekerja. Sedangkan variabel terikat
(Dependen) dalam penelitian ini adalah kelelahan pekerja.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Agri Wangi Indonesia yang bertempat
di desa sanja Citereup Kab. Bogor Jawa Barat dan waktu penelitian dimulai
dari bulan Oktober 2019, sedangkan waktu pengambilan data akan di lakukan
di bulan Juli 2020.
C. Populasi dan Sempel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk peristiwa,hal
atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian
peneliti. Pada Pt. Agri Wangi Indonesia memiliki jumlah karyawati sejumlah
400 orang dan 400 responden ini disebut populasi.
Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh
karyawati sebanyak 400 karyawati dengan menghitung ukuran sampel yang
dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin [ CITATION Sug141 \l 1033 ].
Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan
sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah
sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden
40
41
N = Ukuran populasi
E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir;
e=0,1
Menurut [ CITATION Sug141 \l 1033 ] dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai
berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara 10-20
% dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 400 karyawati,
sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk
mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:
n= N
1+N (e)2
n= 400
1+400(0,1)2
n= 400
1+ 4
n = 80;
Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang mejadi responden wanita PT.
Agri Wangi Indonesia, hal dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan
data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil
berdasarkan teknik simple random sampling, dimana peneliti memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota. Adapun kriteria inklusi serta kriteria
eksklusi pada penelitian ini yaitu :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
a. Pekerja wanita yang bekerja dibagian produksi.
b. Pekerja wanita yang tidak menstruasi.
42
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Ekskuli adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel.
a. Pekerja wanita yang baru selesai menstruasi.
b. Pekerja wanita yang sedang dalam keadaan menstruasi.
c. Pekerja wanita yang baru selesai melahirkan.
D. Sumber Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari satu jenis data primer dan data sekunder.
Data primer dan data sekunder sebagai berikut :
D.1 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari pihak lain dan
disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain dalam bentuk tabel
maupun diagram [ CITATION Not12 \l 1033 ]. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini adalah gambaran tempat penelitian, jumlah pekerja, jam
kerja (shift kerja) di Pt. Agri Wangi Indonesia.
D.2 Data Priemer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data [ CITATION Sug141 \l 1033 ]. Sumber data primer
dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, hasil pengukuran
Indeks Massa Tubuh, hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin dalam
darah dan kelelahan kerja.
E. Teknik Pengambilan Data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
E.1 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2014). Mengumpulkan data dengan mengirim pertanyaan
untuk diisi sendiri oleh responden, dilakukan dengan menyebar form
kuesioner yang berisi pertanyaan meliputi penilaian kelelahan kerja yang
terjadi di PT. Agri Wangi Indonesia. Penggunaan kuesioner bertujuan
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta mendukung
penelitian.
43
E.2 Observasi
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan
penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas
tentang kondisi objek penelitian tersebut (Siregar , 2017). Penelitian
melakukan pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan tidak
dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan mendaptkan data mengenai keadaan fisik obyek yang mencakup
fasilitas yang ada di kawasan perusahaan.
E.3 Pengukuran
Metode pengukuran yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah
pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), kadar hemoglobin (Hb) dan
kelelahan kerja. Berikut penjelasannya:
1. Pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT)
Untuk pengukuran IMT menggunakan alat ukur microtoice dan
bathroomscale. Berikut langkah-langkah pengukurannya menurut
(Ningtyas, 2010):
a. Pengukuran Tinggi Badan
i. Microtoice ditempelkan dengan paku pada dinding yang lurus dan
datar setinggi 2 meter dari lantai. Pada dinding lantai yang rata,
angka 0.
ii. Alas kaki dilepas responden harus berdiri tegak seperti sikap siap
sempurna. Kaki lurus serta tumit, pantat, punggung, dan kepala
bagian belakang menempel pada dinding dan menghadap lurus ke
depan.
iii. Microtoice diturunkan sampai rata pada kepala bagian atas, siku-
siku harus menempel pada dinding. Baca angka pada skala yang
nampak pada lubang dalam gulungan microtoice. Angka yang
muncul tersebut menunjukkan tinggi badan yang diukur.
b. Pengukuran Berat Badan
i. Jarum penunjuk berat badan harus menunjukkan angka nol.
ii. Pakaian yang dikenakan usahakan seminimum mungkin, baju
44
HASIL PENELITIAN
47
48
PT. Agri Wangi Indonesia memiliki 1500 karyawan sejak berdiri dengan pekerja
tetap dan buruh lepas, PT. Agri Wangi memiliki 3 Shift untuk semua bagian
kecuali untuk staff PT. Agri Wangi Indonesia. Shift tersebut antara lain adalah
Shift Pagi dari jam 06.00 WIB s/d 14.00 WIB , Shift Siang dari jam 14.00 WIB
S/D 22.00 wib dan untuk Shift malem dimulai dari jam 22.00 WIB s/d 06.00 WIB
dengan istirahat masing-masing Shift adalah 30 menit.
B. Analisis Uivariat
Analisis univariat dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif data kelelahan
kerja, status anemia, ststus gizi, usia, pengetahuan dan massa kerja.
B.1 Kelelahan Kerja
Variabel Kelelahan kerja yang telah di olah menghasilkan data sebagai
berikut :
Tabel 5.1 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Kelelahan Kerja Karyawati di
Pt.Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
Tabel 5.1 Menunjukkan kelelahan kerja pada karyawati di PT. Agri Wangi
Indonesia tahun 2020 memiliki nilai rata-rata yaitu 41,48 dengan nilai
tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 30 skor individu. Sedangkan
untuk skor individu terbanyak yaitu dengan jumlah 40 dengan variasi data
yaitu 8,426.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Katagori Kelelahan Kerja
Karyawati di Pt.Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
Kelelahan Kerja N Persentase (%)
Tinggi ≥ 45 24 24,0
Rendah < 45 76 76,0
Total 100 100
B.2 Usia
Variabel usia yang telah di olah menghasilkan data sebagai berikut;
Tabel 5.3 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Usia Karyawati di Pt.Agri
Wangi Indonesia Tahun 2020
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa status gizi pada karyawati di Pt.Agri Wangi
Indonesia Tahun 2020 memiliki rata-rata massa kerja 2,56 dengan masa
kerja terendah yaitu 1 dan masa kerja tertinggi 5. Sedangkan untuk masa
kerja karyawati yang paling banyak yaitu 2 dengan variasi data masa
kerja yaitu sebesar 1.023.
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Kategori pada
karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
No. Masa Kerja N Persentase (%)
Lama ≥ 3tahun 61 61,0
Baru < 3 tahun 39 39,0
Total 100 100
Berdasarkan dari data yang tercantum dalam tabel 5.8 jumlah pekerja lebih
banyak pada masa kerja kategorik lama dengan jumlah 61 karyawati
(61,0%) dibandingkan dengan masa kerja kategorik baru dengan jumlah 44
karyawati (39,0%).
B.5 Status Anemia
Variabel status anemia yang telah di olah menghasilkan data sebagai
berikut;
Tabel 5.9 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Status Anemia Pada
karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
Mean Median Modus Min Max SD
12.449 12.5 13.2 10.0 15.0 1.4005
51
Berdasarkan dari data yang tercantum dalam tabel 5.10 jumlah pekerja
lebih banyak pada status anemia kategorik normal dengan jumlah 53
karyawati (53,0%) dibandingkan dengan kategori anemia rendah dengan
jumlah 47 kayawati (47,0%).
B.6 Pengetahuan
Variabel pengetahuan yang telah di olah menghasilkan data sebagai
berikut;
Tabel 5.11 Nilai-Nilai Statistik Berdasarkan Pengetahuan Pada
karyawati Pt. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
Mean Median Modus Min Max SD
10,73 10,00 10 10 16 1,090
Tabel 5.12 menunjukkan karyawatidi Pt. Agri Wangi Indonesia Tahun 2020
paling banyak pada pengetahuan kurang baik berjumlah 59 karyawati
52
Varibel Kategori n %
Kelelahan Kerja 1. Tinggi (≥ 45 skor individu) 24 76,0
2. Rendah (< 45 skor individu) 76 24,0
Usia 1. Tua (≥ 35 tahun) 34 34,0
2. Muda (< 35 tahun) 66 66,0
Status Gizi 1. Tidak Normal (IMT ≤18,5 atau >25,0) 49 49,0
2. Normal (IMT 18,5-25,0) 51 51,0
Masa Kerja 1. Lama (≥ 3 tahun) 61 61,0
2. Baru (< 3 tahun) 39 39,0
Status Anemia 1. Anemia <12,0 g/dL 47 47,0
2. Normal 12,0 – 15,1 g/dL 53 53,0
Pengetahuan 1. Kurang Baik (≤ median) 59 59.0
2. Baik (> median) 41 41.0
C. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisa univariat kemudian telah diketahui
karakteristik atau distribusi data setiap variabel, maka dapat dilanjutkan ke
dalam analisa bivariat. Model analisis bivariat ini digunakan untuk melihat
apakah ada hubungan antara variabel dependen (kelelahan kerja) dengan
vriabel independen (usia, status gizi, massa kerja, status anemia dan
pengetahuan). Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Jenis data yang digunakan peneliti untuk analisis
adalah data kategorik sehingga uji hipotesa yang digunakan adalah uji statistik
Chi Square (X2), dengan tingkat kemaknaan (level of significance) adalah 5%.
Ketentuan hubungan dikatakan bermakna jika p-value < 0,05 dan tidak
53
bahwa ada hubungan yang signifikan antara IMT dengan kelelahan. Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai PR = 3.122, artinya pekerja dengan
IMT tidak normal mempunyai peluang 3.122 kali untuk mengalami
tingkat kelelahan yang tinggi dibanding pekerja dengan IMT normal.
PEMBAHASAN
A. Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada karyawati di
PT. Agri wangi yang berjumlah 100 responden yang bekerja dibagian
produksi, menunjukan 24% atau sebanyak 24 orang mengalami kelalahan
tinggi dan 76% atau sebanyak 76 responden mengalami kelelahan rendah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ulfah dan umryani
(2012) bahwa sebagian responden mengalami lelah sebanyak 63,5%
mengalami kelalahan tinggi.
57
58
mengatakan bahwa usia subjek yang berusia lebih muda mempunyai kekuatan
fisik dan cadangan tenaga lebih besar daripada yang berusia tua. Atas dasar
uraian tersebut maka mayoritas usia pekerja wanita yang menjadi subyek
penelitian dapat dikatakan memiliki kapasitas kerja yang sedikit optimal,
sehingga membuat pengaruh usia terhadap kelelahan ada hubungan yang
signifikan.
Penelitia ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief
Budianto (2016) dengan judul Hubungan Antara Umur Dan Indeks Beban
Kerja Dengan Kelelahan Pada Pekerja Di Pt. Karias Tabing Kencana tahun
2016 bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia pekerja dengan
kelelahan kerja.
C. Indeks Masa Tubuh (Satatus Gizi)
Hasil univariat membuktikan bahwa responden yang memiliki IMT
norlmal lebih banyak dengan persentase 51% dan IMT tidak normal sebanyak
49%. Hasil analisis bivariat antara indeks masa tubuh dengan kelelahan kerja
menunjukkan bahwa responden dengan indeks masa tubuh tidak normal lebih
banyak mengalami kelelahan kerja tinggi dengan persentase sebesar 50%.
Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan antara indeks masa tubuh
dengan kelelahan kerja (P value = 0,007).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa pekerja
wanita dengan indeks massa tubuh tidak normal berisiko memiliki tingkat
kelelahan yang lebih besar dibandingkan dengan pekerja wanita yang memiliki
indeks massa tubuh normal. Sesuai observasi di lapangan bahwa operator
dengan indeks masa tubuh tidak normal cenderung tidak bersemangat dan cepat
merasa lelah yang ditandai dengan pekerja wanita memiliki keinginan untuk
duduk dan beristirahat segera mungkin. Uraian diatas sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kelelahan tenaga kerja karena gizi berkaitan dengan
kesehatan dan daya kerja (Suma’mur, 2009).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayu Andi
Pranoto (2018) dengan judul Hubungan Status Gizi Dengan Kelelahan Kerja
60
Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja
terdapat 30 pekerja dengan 26 responden (86,7%) mengalami kelelahan ringan
dan 4 responden (13,3%) mengalami kelelahan sedang. Sedangkan 25
responden memiliki status gizi normal.
D. Masa Kerja
Hasil univariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki masa kerja
lama lebih banyak dengan persentase 61% dan masa kerja baru memiliki hasil
sebagai berikut 39%. Hasil bivariat menunjukkan bahwa responden dengan
masa kerja baru lebih banyak mengalami kelelahan kerja tinggi dengan
persentase 29,5%. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara masa kerja dengan kelelahan kerja (P value = 0,064). Dari
hasil observasi bahwa massa kerja baru lebih banyak pekerjaannya dan sering
menerima lemburan dari pada pekerja dengan masa kerja lama.
Masa kerja merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keterampilan
dalam bekerja dibagian produksi dalam mengepack teh yang akan di pasarkan.
Semakin lama seseorang bekerja menimbulkan perasaan jenuh akibat kerja
monoton yang juga berpengaruh terhadap meningkatnya kelelahan yang
dialami (Maurits, 2011). Menurut Manuaba dalam Susetyo (2008), menyatakan
bahwa pengalaman kerja juga akan dapat membedakan pengaruh kondisi kerja
terhadap dampak yang mungkin timbul terhadap dirinya sendiri. Teori tersebut
sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan peneliti bahwa semakin lama
tenaga kerja bekerja, maka dapat menimbulkan dampak kelelahan yang
semakin besar pula.
E. Status Anemia
Hasil univariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki status
anemia dengan keadaan tidak normal jauh lebih sedikit dengan persentase 47%
dibandingkan dengan keadaan normal yaitu 53% . Hasil bivariat menunjukkan
bahwa responden dengan status anemia rendah banyak mengalami kelelahan
kerja tinggi dengan persentase 46,8%. Hasil uji chi square menunjukkan ada
hubungan yang signifikan status anemia dengan kelelahan kerja (P value =
61
0,000).
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa dengan
keadaan anemia rendah pekerja sering mengeluh pusing dan lelah. Pekerja
yang diteliti tidak sedang haid/datang bulan dikarenakan sesuai dengan kriteria
inklusi yang sudah peneliti buat. Berdasarkan urian diatas sejalan dengan teori
Manuaba (2010) bahwa keadaan darah yang jauh dari kata normal dapat
mempengerahui sistem otot dan sistem gerak manusia dikarenakan pekerja
dengan keadaan anemia membuat merka pusing, lelah dan letih.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia Islami
dengan judul Status gizi dan Status Anemia dengan Kelelahan Kerja Pada
Perawat di Rumah Sakit Perkebunan Jember PT. Nusantara Medika Utama ada
hubungan yang signifikan antara status anemia dengan kelelahan kerja pada
perawat.
F. Pengetahuan
Hasil univariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan kurang baik lebih banyak dengan persentase 59% dan
pengetahuan baik berjumlah 41%. Hasil bivariat menunjukkan bahwa
responden dengan pengetahuan buruk banyak mengalami kelelahan kerja tinggi
dengan persentase 22,0%. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kelelahan kerja (P value
= 0,753).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak HRD dan HSE secara rahasia
yang dilakukan oleh peneliti dilapangan bahwa pekerja wanita di PT tersebut
banyak yang tidak tamat sekolah menengah atas dikarenakan keterbatasaan
biaya untuk sekolah, pekeja yang dengan lulusan dibawah SMA dijadikan
buruh lepas dengan ststus kontrak. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
terjadi setelah seseorang melakukan proses pengindraan terhadap objek yang
diamatinya (Notoatmojo, 2012). Menurut (Reber, 2010) dalam makna
kolektifnya, pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki oleh
seseorang atau kelompok atau budaya tertentu.
62
G. Keterbatasan Penalitian
Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan karena tidak terlepas dari
keterbatasan-keterbatasan yang dapat dihindari. Adapun keterbatasan-
keterbatasan tersebut antara lain:
1. Berdasarkan dengan desain penelitian yang digunakan yaitu desain
cross sectional atau potong lintang, memiliki kelemahan dimana
tidaklah mungkin untuk mengatakan variabel mana yang menjadi
penyebab dan variabel mana yang menjadi akibat terpapar karena
penelitian ini diteliti dan diukur pada waktu yang bersamaan. Oleh
karena itu tidak menyimpulkan pengaruh hubungan yang sebenarnya.
2. Pada saat pengambilan data lapangan, waktu penelitian dilakukan pada
saat pergantian shift kerja sehingga menyebabkan kurang optimalnya
waktu penelitian. Pekerja shift selanjutnya menjawab pertanyaan
dengan tergesa-gesa dikarenakan ingin melakukan pekerjaannya.
Kuesioner yang dikirimkan dengan gfrom membuat pekerja kesulitan
mengisi. Penelitian ini dilakukan secara social distancing untuk
memutus mata rantai pandemic ini.
3. Pengambilan dokumentasi yang sangat dibataskan karena peneliti harus
mengikuti prosedur protocol kesehatan di tempat penelitian sehingga
untuk dokumentasi sangat sedikit.
4. Pengambilan sampel ini dilakukan pada karyawati sifht pagi dikarenakan
sifht siang masih menumpuk untuk melakukan pengambilan data atau
mengisi kuesioner dan untuk pengambilan TB , BB dan Anemia diambil
ada yang berbeda waktu.
BAB VII
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Hubungan Status Anemia dan
Status Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Karyawati di PT. Agri Wangi
Indonesia Tahun 2020” diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik responden (Usia, Massa Kerja dan
Pengetahuan) dari 100 karyawati bagian produksi PT. Agri Wangi
Indonesia menunjukkan bahwa karyawati yang berumur < 35 tahun
berjumlah 66 responden dengan persentase 66% dan karyawati yang
umurnya ≥ 35 tahun berjumlah 34 responden dengan persentase 34%.
Masa kerja menunjukkan hasil dengan masa kerja < 3 Tahun
berjumlah 39 orang dengan persentase 44% dan masa kerja ≥ 3 tahun
(lama) berjumlah 61 orang dengan persentase 56%. Pengetahuan
responden menunjukan Pengetahuan Baik > Median berjumlah 41
orang dengan persentase 41% sedangkan pengetahuan buruk < median
berjumlah 59 orang dengan persentase 59%.
2. Gambaran kelelahan kerja dari 100 karyawati PT. Agri Wangi
Indonesia bagian produksi menunjukan hasil kelelahan kerja sebagai
berikut, kelelahan kerja tinggi menunjukan bahwa 24 responden
dengan persentase 24% dan kelelahan kerja rendah menunjukan bahwa
76 orang dengan persentase 76%.
3. Gambaran Status Gizi dan Status Anemia dari 100 responden
karyawati bagian produksi di PT. Agri Wangi Indonesia tahun 2020
menunjukan 49 responden (49%) mempunyai status gizi (IMT) normal
dan 51 responden (51%) mempunyai status gizi tidak normal. Status
Anemia pada karyawati PT. Agri Wangi menunjukan 53 responden
tidak mengalami anemia sedangkan 47 responden mengalami anemia.
4. Hanya ada dua variabel yang menunjukkan tidak adanya hubungan
dengan kelelahan kerja yaitu pengetahuan karyawati (Pvalue =0,753)
63
64
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran
dintaranya sebagai berikut:
1. Disarankan untuk pihak perusahaan untuk melalukan brefing sebelum
bekerja untuk mengetahui apakah ada karyawati yang sedang sakit atau
tidak supaya bekerja dengan keadaan baik dan pekerjaan dengan target
tertentu bisa terkejar.
2. Disarankan untuk pihak perusahaan untuk memberi peregangan otot
sekira 2 kali dalam satu shift untuk mengurangi rasa bosan dan pegal
akibat pekerjaan yang dilakukan.
3. Disarankan kepada pihak perusahaan untuk memberi sarapan pagi
kepada karyawan untuk menambah kalori pada karyawan/I sarapan
berupa teh manis.
4. Disarankan pada pihak perusahaan untuk meringankan karyawan
membawa minum yang tidak berasa kedalam tempat produksi
dikarenakan untuk mengurangi dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, N. (2019, April 3). dr. Yusra Firdaus - Dokter Umum. Dipetik Januari 25,
2020, dari Cara Mengatasi Terjadinya Anemia :
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/anemia/cara-mengobati-mengatasi-
anemia/
Chan, M. (2011). Fatigue: The most critical accident risk in oil and gas
construction . Construction Management and Economics, 29(4), hal. 341–
353, doi:10.1080/01446193.2010.545993.
Hariyati. (2014). Pengaruh Beban Kerja terhadap Kelelahan Kerja pada Pekerja
Linting Manual di PT Dijitoe Indonesia Tobacco. Suratakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
(http://eprints.uns.ac.id/8474/1/193101411201107131.pdf).
Kemenaker. (2014). Data Angka Kecelakaan Kerja 2011 - 2014. DKI Jakarta:
Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia.
Russeng, S. (2018). Status Gizi dan Kelelahan Kerja: Kajian pada Pengemudi
Bus Malam di Sulawesi Selatan dan Barat. Padang: Disertasi Unhas.
Setyawati, V. a. (2018). Hubungan Antara Asupan Gizi Dan Status Gizi Dengan
Kelelahan Kerja. Jakarta: Jurnal Kesehatan UPN Jakarta .
Soekirman. (2002). llmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Tarwaka. (2015). Buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
NASKAH PENJELASAN
Nama :
No Telepon :
Alamat :
Bogor, 2020
Saksi Responden
A. DATA UMUM
A1. No Urut Kuesioner
A2. Nama Pewawancara
A3. Tanggal Wawancara
B. FAKTOR INDIVIDU
B1. Nama Responden
B2. Umur …………... Tahun
…………… Kg (diukur oleh
B3. Berat Badan
peneliti)
…………… Cm (diukur oleh
B4. Tinggi Badan
peneliti)
Sudah berapa lama Anda bekerja di Pt.
B5. Tahun
Agri Wangi Indonesia
Kadar Hemoglobin ................... gr/dL (diukur oleh
B6.
peneliti)
C. PENGETAHUAN ANEMIA DAN STATUS GIZI
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda
(X) atau memberi jawaban yang paling sesuai pada tempat yang
sudah di sediakan.
LAMPIRAN 2
PRINT OUT SPPS
Statistics
Kelelahan
N Valid 100
Missing 0
Mean 41.48
Median 40.00
Mode 40
Std. Deviation 8.426
Minimum 30
Maximum 80
Statistics
Kelelahan_K1
N Valid 100
Missing 0
Kelelahan_K1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang skor 22-44 76 76.0 76.0 76.0
Tinggi skor 45-67 22 22.0 22.0 98.0
Sangat Tinggi skor 68-90 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Statistics
Kelelahan_K2
N Valid 100
Missing 0
Kelelahan_K2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kelelahan Tinggi >45 skor 24 24.0 24.0 24.0
Individu
Kelelahan Rendah <45 skor 76 76.0 76.0 100.0
individu
Total 100 100.0 100.0
2. Umur Responden
Statistics
Umur Responden
N Valid 100
Missing 0
Mean 28.89
Median 25.00
Mode 22
Std. Deviation 8.231
Minimum 20
Maximum 44
Statistics
Umur_K
N Valid 100
Missing 0
Umur_K
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tua > 35 Tahun 34 34.0 34.0 34.0
Muda <35 tahun 66 66.0 66.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
3. Status Gizi
Statistics
statusgizi
N Valid 100
Missing 0
Mean 23.14
Median 23.00
Mode 25
Std. Deviation 3.458
Minimum 17
Maximum 32
Statistics
StatusGizi_K1 StatusGizi_K2
N Valid 100 100
Missing 0 0
StatusGizi_K1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurus ( <17.0 - 18,4) 10 10.0 10.0 10.0
Normal (18,5 - 25,0) 66 66.0 66.0 76.0
Gemuk (25.1 - >27.0) 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
StatusGizi_K2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal IMT < 18,5 atau 49 49.0 49.0 49.0
> 25,0
Normal IMT 18,5 - 25,0 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
4. Massa Kerja
Statistics
Lama kerja di pt tersebut
N Valid 100
Missing 0
Mean 2.94
Median 3.00
Mode 3
Std. Deviation 1.023
Minimum 1
Maximum 5
Statistics
MassaKerja_K
N Valid 100
Missing 0
MassaKerja_K
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 3 Tahun 61 61.0 61.0 61.0
< 3 Tahun 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
5. Status Anemia
Statistics
Kadar Hemoglobin dalam darah
N Valid 100
Missing 0
Mean 12.449
Median 12.500
Mode 13.2
Std. Deviation 1.4005
Minimum 10.0
Maximum 15.0
Statistics
Anemia_K
N Valid 100
Missing 0
Anemia_K
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Anemia <12,0 47 47.0 47.0 47.0
Normal 12,0-15,1 53 53.0 53.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
6. Pengetahuan
Statistics
Pengetahuan
N Valid 100
Missing 0
Mean 10.73
Median 10.00
Mode 10
Std. Deviation 1.090
Minimum 10
Maximum 16
Statistics
Pengetahuan_K
N Valid 100
Missing 0
Pengetahuan_K
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pengetahuan Buruk 59 59.0 59.0 59.0
Pengetahuan Baik 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
B. Output Analisis Bivariat
1. Hubungan Kelelahan dengan Umur Karyawati
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 40.279a 1 .000
b
Continuity Correction 37.203 1 .000
Likelihood Ratio 40.574 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 39.877 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,16.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Umur_K (Tua 33.923 8.803 130.729
> 35 Tahun / Muda <35
tahun)
For cohort Kelelahan_K2 = 13.588 4.360 42.350
Kelelahan Tinggi >45 skor
Individu
For cohort Kelelahan_K2 = .401 .260 .616
Kelelahan Rendah <45 skor
individu
N of Valid Cases 100
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.542a 1 .003
Continuity Correctionb 7.228 1 .007
Likelihood Ratio 8.833 1 .003
Fisher's Exact Test .005 .003
Linear-by-Linear Association 8.457 1 .004
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,76.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for StatusGizi_K2 4.355 1.553 12.210
(Tidak Normal IMT < 18,5
atau > 25,0 / Normal IMT
18,5 - 25,0)
For cohort Kelelahan_K2 = 3.122 1.353 7.208
Kelelahan Tinggi >45 skor
Individu
For cohort Kelelahan_K2 = .717 .566 .908
Kelelahan Rendah <45 skor
individu
N of Valid Cases 100
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.381 1 .036
b
Continuity Correction 3.434 1 .064
Likelihood Ratio 4.671 1 .031
Fisher's Exact Test .054 .029
Linear-by-Linear Association 4.337 1 .037
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,36.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for MassaKerja_K 3.076 1.041 9.094
(> 3 Tahun / < 3 Tahun)
For cohort Kelelahan_K2 = 2.430 .988 5.972
Kelelahan Tinggi >45 skor
Individu
For cohort Kelelahan_K2 = .790 .642 .972
Kelelahan Rendah <45 skor
individu
N of Valid Cases 100
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 25.292 1 .000
b
Continuity Correction 22.988 1 .000
Likelihood Ratio 28.220 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 25.040 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,28.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Anemia_K 22.440 4.886 103.071
(Anemia <12,0 / Normal 12,0-
15,1)
For cohort Kelelahan_K2 = 12.404 3.080 49.963
Kelelahan Tinggi >45 skor
Individu
For cohort Kelelahan_K2 = .553 .421 .727
Kelelahan Rendah <45 skor
individu
N of Valid Cases 100
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .305 1 .581
Continuity Correctionb .099 1 .753
Likelihood Ratio .303 1 .582
Fisher's Exact Test .638 .374
Linear-by-Linear Association .302 1 .583
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,84.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for .771 .306 1.944
Pengetahuan_K
(Pengetahuan Buruk /
Pengetahuan Baik)
For cohort Kelelahan_K2 = .821 .409 1.649
Kelelahan Tinggi >45 skor
Individu
For cohort Kelelahan_K2 = 1.066 .847 1.341
Kelelahan Rendah <45 skor
individu
N of Valid Cases 100
LAMPIRAN 3
Sertifikat ISO 22000:2005 tentang food safety management system yang di miliki PT Agri
Wangi Indonesia
Sertifikat OHSAS 18001:2007 yang yang di miliki PT Agri Wangi Indonesia
Sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP) yang yang di miliki PT Agri Wangi
Indonesia
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 8