Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Definisi Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai
unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil
proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu
dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan
yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan
keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan
yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.

Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang
“pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti
pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan
satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan
sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan
alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

Tujuan dan Dasar Pengambilan Keputusan

Tujuan Pengambilan Keputusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai
dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan
kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan
keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Dasar Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena
sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat
beberapa keuntungan, yaitu :

Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.


Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-
masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan
memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena
kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif
hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang
memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta
yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil
pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian
dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan
keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus
seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip
penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah
permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman
dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang
menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan


tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena
didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.

Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur
atau kurang jelas.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :

Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi.

Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan
kepentingan organisasi.
Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.

Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan
fisik.

Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.

Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.

Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

Keputusan Individual dan Kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat
dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan
keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :

Sekelompok pimpinan

Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.

Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok

Keputusan yang dibuat oleh seseorang


Kebaikannya antara lain :

Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan
lainnya.

Tidak akan terjadi pertentangan pendapat

Kalau pimpinan yang mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman
yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.

Kelemahannya antara lain :

Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.

Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.

Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.

Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang

Kelebihannya antara lain :

Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi

Pertimbangannya akan lebih matang

Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.

Kelemahannya antara lain :

Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat

Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan

Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung
jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan
yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :

Dinamika individu di dalam organisasi

Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah

pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi,
pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya

Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi

Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan
agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.

Dinamika lingkungan organisasi

Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi
dan lingkungan itu saling mempengaruhi.

Proses Pengambilan Keputusan

Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena
itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan.
Proses pengambilan keputusan meliputi :

Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu
organisasi.

Pengumpulan dan penganalisis data

Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan
masalah yang ada.

Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan

Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya.
Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya,
baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan
sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan
metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:

Perkiraan dalam arti Proyeksi

Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara
kronologis.

Perkiraan dalam arti prediksi

Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.

Perkiraan dalam arti konjeksi

Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya
tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.

Pemilihan salah satu alternatif terbaik


Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan
atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan
waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.

Pelaksanaan keputusan

Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif
atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang
lain.

Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan

Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah
dibuat.

KONSEP DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi
mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan inf untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap
kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh kana itu
unutk dapat menyediakan informasi yg relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang
system informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe
keputusannya.

TIPE KEGIATAN MANAJEMEN

Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi menjadi 3 bagian :
Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi
lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.

Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi,
oleh karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2
yg diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs
tanggap terhadap tekanan2 dari lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin
mengubah tekanan menjadi kesempatan.

Penetapan tujuan adalah apa yg Ingin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg dimiliki oleh
manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn menjadi penjual terbesar didalam
industri dgn menguasai 60% pasar.

Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan oleh organisasi
dengan maksud untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua kemampuan yg berupa
sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.

Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg
sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu
bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat
dilakukan dengan berhasil. Taktik yang dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn.

Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja, penyusunan anggaran,
pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.

Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian
manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan
difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.

TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN

Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative
untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :


Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt
diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tingkat bawah. Contoh :
keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.

Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg
lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan
tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan
keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh
keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

TIPE INFORMASI

Sistem informasi sekarang peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi
informasi berupa laporan2 keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yg lebih penting di dalam
menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi2 perencanaan, alokasi2 sumber daya, pengukuran
dan pengendalian. Laporan2 dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai
permasalahan2 yg terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yg berguna didalam menentukan
tindakan yg diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi :

Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang berupa akumulasi atau
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer bawah untuk mengevaluasi
kinerja personil-personilnya.

Informasi Pengarahan perhatian (attention directing information) : membantu manajemen memusatkan


perhatian pada masalah-masalah yg menyimpang, ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen
menengah untuk melihat penyimpangan2 yg terjadi.

Informasi Pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi untuk membantu para manajer
atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Problem solving biasanya
dihubungkan dgn keputusan yg tidak berulang-ulang serta situasi yg membutuhkan analisis yg dilakukan
oleh manajemen tingkat atas.

KARAKTERISTIK INFORMASI

Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen membutuhkan
informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan yang berbeda-beda,
dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain :

Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya adalah terperinci
(detail) dan kurang padat, karna terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk
manajemen yg lebih tinggi tingkatannya, mempunyai karakteristik informasi yang semakin
tersaring(terfilter), lebih ringkas dan padat.

Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik inf. Adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, krn
digunakan oleh manajer bawah yg mempunyai tugas yg khusus. Untuk manajer tingkat tinggi,
karakteristik informasi yang semakin luas, karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yang
luas.

Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya adalah rutin,
karna digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang terstruktur dgn pola yg berulang-
ulang dari waktu ke waktu. Manajemen tingkat tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau
adhoc (mendadak), karna manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak
terstruktur yang pola dan waktunya tidak jelas.

Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, informasi yg dibutuhkan adalah informasi historis, karna
digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang
sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi
prediksi karna digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.

Akses Informasi : Level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-berulang, sehingga
dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik.
Dengan demikian akses informasi tidak dapat secara online, tetapi dapat secara offline. Sebaliknya untuk
level lebih tinggi, periode informasi yang dibutuhkan tidak jelas, sehingga manajer-manajer tingkat atas
perlu disediakan akses online untuk mengambil
informasi kapan pun mereka membutuhkan.

Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian internal
perusahaan, maka manajer2 tingkat bawah lebih membutuhkan informasi dengan data yg bersumber
dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer tingkat atas lebih berorientasi pada masalah
perencanaan strategik yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan, sehingga membutuhkan
informasi dengann data yang bersumber pada eksternal perusahaan.

PERAN MANAJEMEN

Menurut Henry Mintzberg, Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :

figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi

untuk kegiatan-kegiatan diluar organisasi.

pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan-


bawahannya.

penghubung (liaison) : manajer menghubungkan

personal-personal di semua tingkatan manajemen.

Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima
informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di
organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab
pertanyaan2 tentang informasi yg dimilikinya.
Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg
menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai
negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.

TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan:

Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.

Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.

Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan.

Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan rasional

Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi dimana para manjer
dituntut melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam menghadapi setiap masalah yang ada.
Pengambilan Keputusan Rasional adalah suatu proses sistematik dimana para manjer menetapkan
masalah, mengevaluasi alternatif dan memilih optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal
kepada organisasi. Menurut Chuck Williams (2001) langkah-langkah pengambilan keputusan yang
rasional adalah sebagai berikut :

1). Mendefinisikan masalah


Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada. Suatu masalah
timbul apabila ada perbedaan antara keingina yang ditetapkan dengan keadaan yang sesungguhnya
terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa manajer akan langsung membuat keputusan
menyelesaikan masalah. Pertama manajer harus mengetahui adanya perbedaan. Manajer harus
termotivasi untuk mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut manajer juga harus
memilikki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

2). Mengidentifikasi kriteria keputusan

Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan dan keputusan.
Pada umumnya semakin banyak ditemukan kriteria yang memungkinkan untuk memecahkan masalah,
maka akan semakin baik pemecahan masalahnya.

3). Menimbang kriteria

Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria mana yang
lebih penting atau kurang penting. Sementara banyak jumlah model matematika yang dapat dipakai
untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya memerlukan pengambil keputusan untuk menentukan
peringkat awal kriteria keputusan. Beberapa menggunakan perbandingan mutlak (absolute
comparisons), adalah dimana setiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standar) atau
tingkatan atas manfaatnya sendiri. Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons)
dimana masing-masing patokan dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap patokan yang lain.

4). Membuat alternatif pilihan tindakan

Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah mengenali pilihan
tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Pada langkah ini, pemikirannya adalah untuk
menyusun sebanyak mungkin alternatif.

Mengevaluasi setiap alternatif


Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap masing-masing
patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkam, langkah ini memakan waktu jauh lebih lama
dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses pengambilan keputusan. Kemudian pada saat informasi
telah terkumpul, dapat dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan.

5). Memperkirakan keputusan yang optimal

Langkah terakhur dalam proses pengambilan keputusan adalah memperkirakan keputusan yang paling
optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini dilakukan dengan mengalikan penilaian
setiap patokam ( langkah 5) dengan bobot patokan tersebut (langkah 3), dan kemudian menjumlahkan
nilai-nilai tersebut setiap alternatif rangkaian tindakan yang disusun (langkah 4).

6). Partisipasi dalam pengambilan keputusan

Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu. Pengambilan keputusan yang
efektif sering tergantung pada apakah manajer melibatkan orang-orang yang benar dengan cara yang
tepat dalam membantu mereka menyelesaikan masalah. Saat ini banyak manajer yang melibatkan
karyawan level bawah dalam proses pengambilan keputusan mungkin membutuhkan derajat partisipasi
bawahan yang lebih tinggi.

Keunggulan dan Kelemahan dalam pengambilan keputusan Partisipatif :

Kebaikan pengambilan Keputusan Partisipasi:

Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar, menawarkan pengetahuan dan fakta yang lebih
banyak dalam rangka mengindentifikasi solusi potensial dan menghasilkan beberapa alternatif
keputusan.

Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan kepuasan anggota dan
menghasilkan dukungan bagi kemungkinan keputusan yang beresiko.
Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang diambil bagian dalam
pengambilan keputusan akan merasa puas dengan keputusan yang diambl dan akan berusaha
mendukung keputusan tersebut, sehingga akan memfasilitasi implementasi.

Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan kebebasan dalam memberikan
saran-saran dan pendapat kepada pimpinan akan terdorong lebih kreatif dan inovatif.

Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi :

Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok biasanya lebih membuang waktu.
Orang-orang saling melakukan konsultasi, mendiganosis masalah dan mendiskusikan solusi.

Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil keutusan karena biasanya
kelompok berusaha meraih kompromi solusi.

Salah satu anggota sominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok merupakan fenomena di
mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan kealompok sehingga mereka enggan mengeluarkan
pendapat yang bertentangan dengan mengesampingkan motivasi untuk secara realistis
mempertimbangkan beberapa alternatif.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sebagai Kesimpulan, kami ingin memberikan tambahan sebagai kesimpulan yang lebih jelas dan mudah
dipahami oleh pembaca. Berikut ini dua puluh lima kiat terbaik (emas) yang menjadi landasan dan
ukuran dalam membuat keputusan kreatif, efektif, dan praktis.

Sebelum membuat keputusan, berdoalah kepada Allah dan lalukan shalat istikarah.
Siapkan perangkat ilmu (teori, metodologi) yang cukup sebelum membuat keputusan.

Melakukan musyawarah(sharing experiences) untuk membuat keputusan.

Lebih mengedepankan pertimbangan rasio daripada emosi dalam membuat keputusan.

Hati-hati dari pengaruh (pihak lain), dan jangan lengah serta tidak boleh tertipu (terprovokasi).

Memperhatikan aspek keseimbangan dalam mengkaji keputusan.

Harus teguh-kukuh dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.

Bersegerahlah dalam merealisasikan segala keputusan.

Tidak sentralistik (kondisi yang otonom)

Pentingnya dinamika pertentangan dalam mengambil keputusan.

Segala bentuk keputusan yang telah diambil perlu dihormati secara proporsional tetapi jangan
mensakralkan.

Moderat dalam keputusan, antar realitas dan cita-cita yang ideal.

Memilih waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.

Mesti ada tata aturan yang jelas dalam mekanisme komunikasi secara vertikas dan horizontal.

Memuaskan para eksekutor daripada meggunakan pemaksaan.

Sederhana dalam kuantitas (jumlah) keputusan yang di ambil.

Perlu adanya inovasi dan kreatifitas baru dalam membuat keputusan.

Mesti mengedepankan sikap optimistik daripada sikap pesimistis.

Kealpaan itu merupakan tabiat manusia.

Berani bertanggungjawab ketika mengambil keputusan.

Hindari upaya mengambil keputusan dari menara gading (otoriter).

Sinergikan antara pengalaman orang tua dan semangat anak muda.

Tidak menjadi “Yes Man”, tidak meniru orang lain secara membabi buta dalam membuat keputusan.

Mengedepankan sikap lemah lembut daripada cara keras dan paksa.

Jangan sembarang menolak opini terlalu dini.


Saran

Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari beberapa aspek yang sudah
kami susun dalam Pemabahasan makalah ini, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita
ambil adalah ketusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam makalah ini
sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan
pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kehidupan dimasa yang akan datang
agar menjadi manusia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai