Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN SESAR BERDASARKAN OBSERVASI GEOMORFOLOGI

(menganalisis sesar dengan datang langsung kelapangan melihat geomorfologi)


Nurul Aiman1, Nazirah Saina1, Fadhil Ramadhana1
Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala.
Jl. Teuku Nyak Arief, No. 441, Kopelma Darussalam,
Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh.
(061)7553205 |www.unsyiah.ac.id

Email: Nurulaiman@mhs.unsyiah.ac.id
Struktur buatnya yaitu missal kekar, penjelasan, dan daftar pustaka.
Nnti bilang studi kasus dimana aja.
ABSTRAK
Patahan atau sesar merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah
mengalami pergeseran. Dalam menentukan adanya sesar dapat dilihat dari kenampakan
geomorfologinya. Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik
maupun kimiawi yang mengakibatkan modifikasi permukaan bumi. Studi kasus yang kami
ambil yaitu pada daerah Baleendah-Ciparay, Bandung, Jawa Barat untuk
menginterpretasikan keberadaan struktur sesar dengan melihat kenampakan
geomorfologinya. Kenampakan geomorfologi di daerah tersebut berupa aliran sungai, gawir
sesar (fault scarp), rekahan atau kekar dan mata air.

LATAR BELAKANG fisik maupun kimiawi yang mengakibatkan


Patahan atau sesar merupakan modifikasi permukaan bumi (Thornbury,
bidang rekahan atau zona rekahan pada 1970).
batuan yang sudah mengalami pergeseran Daerah penelitian berada Secara
(Williams, 2004). Pergeseran pada sesar geografis pada 7o0’9,9”LS-7 o
4’12,7”LS
bisa relative turun, relatif naik, ataupun dan 107o35’35,5” BT- 107 o
42’6,9” BT.
bergerak relatif mendatar. Secara administratif, daerah penelitian
Dalam menentukan adanya sesar termasuk kedalam Kecamatan Baleendah
dapat dilihat dari kenampakan dan Ciparay,Kabupaten Bandung,Jawa
geomorfologinya. Proses geomorfologi Barat. Daerah penelitian termasuk dalam
adalah perubahan-perubahan baik secara ZonaVulkanik Kuarter. Zona Vulkanik
Kuartermerupakan daerah endapan mengakibatkan modifikasi permukaan
gunungapi mudadi antara Zona Bogor dan bumi (Thornbury, 1970).
Zona Bandung (Martodjojo, 2003). Van Proses geomorfologi dibedakan
Bemmelen (1949;dalam Martodjojo, 2003) menjadi dua yaitu proses eksogen (tenaga
menyatakan bahwa Zona Bandung asal luar bumi) yang umumnya sebagai
merupakan inter montain deppression. perusak dan proses endogen (tenaga yang
Zona Bandung merupakan puncak berasal dari dalam bumi) sebagai
geantiklin Jawa Barat yang terangkat lalu pembentuk, keduanya bekerja bersama-
runtuh membentuk daerah rendah. Daerah- sama dalam merubah permukaan bumi.
rendah inilah yang terisi endapan Bentuk lahan (landforms) adalah
gunungapi muda atau endapan vulkanik kenampakan medan yang dibentuk oleh
Kuarter. proses-proses alam dan mempunyai
komposisi serangkaian, karateristik fisik
TINJAUAN PUSTAKA dan visual tertentu di manapun bentuk
Sesar / Patahan lahan ditemui (Way, 1973 dalam Van
Sesar atau patahan merupakan Zuidam, 1979). Bentuk lahan mengalami
diskontinuitas dalam volume batuan, di proses perubahan secara dinamis selama
mana telah ada perpindahan signifikan proses geomorfologi bekerja pada
sebagai akibat dari gerakan massa batuan. bentuklahan tersebut.
Menurut ilmu geofisika, sesar (patahan)
terjadi ketika batuan mengalami tekanan METODE PENELITIAN
dan suhu yang rendah sehingga sifatnya Studi kasus yang kami ambil
menjadi britlle (rapuh). berada pada daerah penelitian 7o0’9,9”LS-
7o4’12,7” dan 4’12,7”42’6,9” BT. Secara
Geomorfologi administratif, daerah penelitian termasuk
Geomorfologi merupakan ilmu kedalam Kecamatan Baleendah dan
yang mempelajari bentuk lahan dan proses Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
yang mempengaruhinya serta menyelidiki Objek penelitian ini antara lain lereng,
hubungan timbal balik antara bentuklahan sungai, struktur patahan, dan gerakan
dan proses-proses itu dalam susunan tanah.Objek tersebut diteliti melalui
keruangan (Verstappen, 1983). Proses geomorfologikuantitatif dan observasi
geomorfologi adalah perubahan-perubahan lapangan. Analisis geomorfologi
baik secara fisik maupun kimiawi yang kuantitatif melibatkan analisis DEM-
SRTM dan analisis spasial. DEM-SRTM
digunakan untuk mengetahui indikasi Morfologi daerah penelitian terdiri
struktur patahan sedangkan analisis spasial dari empat kelas kemiringan lereng, yaitu
dilakukan dengan peta kemiringan datar,agak landai, agak curam, dan curam.
lereng,peta geologi regional, serta peta Kondisi geologi daerah penelitian dapat
pola aliransungai untuk mengetahui data diidentifikasi melalui peta kemiringan
morfometri subDAS. Observasi lapangan lereng (Gambar 2).
untuk mengetahui manifestasi struktur
patahan dan dampaknya terhadap gerakan
tanah di daerah penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Geologi Daerah Penelitian
Geologi daerah penelitian terdiri dari 4
formasi batuan (Alzwar dkk.,1992).
Formasi tersebut didominasi batuan hasil
Gambar2. Peta kemiringan lereng daerah
gunungapi berumur Miosen Akhir hingga
penelitian
Holosen.Sifat fisik batuannya mulai dari
yang bersifat lepas hingga sangat keras.
Interpretasi Keberadaan Struktur Patahan
Berdasarkan kondisi geologi, struktur
Bentang alam dan berbagai kenampakan
patahan dapat diperkirakan melalui Peta
di permukaan bumi dapat terbentuk akibat
geologi (Gambar 1)
tektonik. Pada skala lokal dan
regional,fenomena tektonik dikenali dari
beberapa bentang alam khas seperti gawir,
lembah,kelurusan perbukitan dan sungai,
pola aliran sungai, dan sebagainya
(Doornkamp, 1986). Keberadaan struktur
patahan perlu dikenali melalui DEM-
SRTM dan observasi lapangan. Adanya
struktur patahan di lapangan dapat ditinjau
Gambar 1. Geologi daerah dari beberapa aspek, yaitu:
penelitian(Alzwar dkk., 1992) 1. Kelurusan (lineament) pada DEM-
SRTM
Morfologi Daerah Penelitian 2. Pola aliran sungai
3. Gawir sesar (fault scarp) aliran sungai tersebut menunjukkan daerah
4. Rekahan atau kekar penelitian memiliki struktur patahan.
5. Mata air Cooke dan Mortimer (1971;dalam
Doornkamp,1986) menyatakan bahwa
1. DEM-SRTM respon kanal aliran atau keterbentukan
Morfologi dan indikasi struktur pola aliran sungai dapat dipengaruhi oleh
patahan tektonik.
daerah penelitian dapat diidentifikasi
melalui DEM-SRTM. Daerah penelitian
didominasioleh perbukitan memanjang di
bagian tengah hingga selatan sedangkan
pedataran di bagian barat dan
utara.Keberadaan struktur patahan dapat
diidentifikasi melalui indikasi awal berupa
kelurusan(lineament).

Gambar 4. Pola aliran sungai di daerah


penelitian

3. Gawir Sesar (Fault Scarp)


Struktur patahan berpengaruh sangat jelas
pada bidang patahan di lapangan. Bidang
tersebut disebut gawir sesar (fault scarp).
Gambar 3. Kelurusan DEM-SRTM
Gawir sesar merupakan salah satu indikasi
menunjukkan daerah penelitian berasosiasi
keberadaan struktur patahan yang dapat
langung dengan struktur patahan.
ditemukan dengan jelas di daerah
penelitian dan berasosiasi dengan gerakan
2. Pola Aliran Sungai
tanah (massmovement). Cotton
Pola aliran sungai daerah penelitian terdiri
(1948;dalam Doornkamp,1986)
dari lima pola aliran sungai, yaitu
menyatakan bahwa gawir sesar adalah
anastomotik, paralel, subdendritik,
salah satu unit atau bentuk anmorfologi
subtrellis,dan rektangular. Analisis pola
yang berkaitan sangat erat dengan
aliran sungai yang menunjukkan struktur
tektonik.Hal ini menyebabkan daerah
patahan dapat diidentifikasi melalui pola
patahan cenderung rentan mengalami erosi
subtrellis dan rektangular. Kedua pola
dan gerakan tanah. Erosi intensif akan Gambar 7. Lava andesit menunjukkan
menyebabkan terjadinya kenampakan struktur kekar
lembah lurus memanjang. 5. Mata air
Mata air yang ditemukan di daerah
penelitian diperkirakan berasal dari Sistem
Akifer Endapan Gunungapi (Puradimadja,
993). Sistem akifer ini terbentuk dari
lavaandesit dan batuan vulkanik lain hasil
produk Gunungapi Malabar.Kemunculan
mata air ini ditengarai karena adanya
Gambar 6.Daerah patahan dicirikan struktur geologi yang berkembang di
adanya gawir sesar daerah penelitian berupa rekahan. Rekahan
sebagai suatu media dapat mengubah
4. Kekar (Joint) batuan impermeabel seperti lava atau
Kekar merupakan struktur rekahan pada breksi laharik padu menjadi batuan yang
batuandengan sedikit pergeseran. Umur dapat mengalirkan air tanah.
kekar juga relative sulit ditentukan karena
kekar dapat terbentuk pada setiap waktu
kejadian geologi. Kekar di daerah
penelitian memiliki bidang rekah relative
kecil, polanya cukup teratur,dan
memotong seluruh batuan.

Gambar 8. Mata air muncul melalui


rekahan pada lavaandesit (tanda panah)

KESIMPULAN
Keberadaan struktur patahan dapat dilihat
dari keadaan geomorfologinya. Adanya
struktur patahan di daerah penelitian
ditinjau dari beberapa kenampakan
geomorfologinya yaitu Kelurusan
(lineament), pola aliran sungai, gawir sesar
(fault scarp), rekahan atau kekar dan mata Keberadaan Struktur Patahan
air. Berdasarkan Analisis
DAFTAR PUSTAKA Geomorfologi Kuantitatif Sebagai
Doornkamp, J. C. 1986. Upaya Awal Penanggulangan
Geomorphological approaches to Gerakan Tanah di Daerah
the study of neotectonics. Journal Baleendah-Ciparay, Bandung,
of Geological Society, Vol. Jawa Barat. Sumedang:
143:335-342. Universitas Padjadjaran.
Haryanto, I., 1999. Tektonik Sesar Baribis, Van Zuidam, R. A. 1985. Aerial Photo-
Daerah Majalengka, Jawa Barat. Interpretation in Terrain Analysis
Tesis Magister. Bandung: Institut andGeomorphologic Mapping,
Teknologi Bandung. SmithPublisher, The Hague,
Hamzah. A., Sadisun. I.A., Meilano. I., Amsterdam.
Brahmantyo. B., dan Supartoyo.
2013. ANALISIS
GEOMORFOLOGI TEKTONIK
SISTEM SESAR BARIBIS DI
DAERAH MAJALENGKA DAN
SEKITARNYA. Graduate Research
on Earthquake and Active Active
Tectonics (GREAT). Jurnal
Gunungapi & Mitigasi Bencana
Geologi Vol.5 No.2. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
Mispaki. S.W., Prasetyo. Y., dan
Awaluddin. M. 2015. ANALISIS
DEFORMASI SESAR
KALIGARANG MENGGUNAKAN
METODE DINSAR DAN
GEOMORFOLOGI TAHUN 2007-
2008. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Pradnya. P.,Rendra. R., Sulaksana. N., dan
Sukiyah. E. Interpretasi

Anda mungkin juga menyukai