Anda di halaman 1dari 81

Sambutan Redaksi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan- Nya,
Jurnal Kajian Lemhannas RI Edisi 26 dapat terbit.
Pembaca yang berbudiman, “Ketahanan Nasional” kini menjadi
bahan yang menarik untuk didiskusikan di berbagai forum dan kajian,
tentu saja mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi
bangsa ini. Menariknya dalam perspektif “Ketahanan Nasional” ini
dapat ditinjau dari berbagai aspek terhadap permasalahan tersebut.
Oleh karena itu, sebagai salah satu media komunikasi ilmiah bagi para
pemerhati “ketahanan nasional” maka diterbitkanlah Jurnal ini.
Dengan menggunakan perspektif “Ketahanan Nasional”dan secara
ilmiah serta berlatar-belakang pada disiplin ilmu dan keahlian yang
dimiliki para penulis, tulisan dan kajian ilmiah ini akan menjadi informasi
yang bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam edisi 26 kali ini, redaksi menyajikan beberapa tulisan dan
kajian ilmiah yang terkait dengan isu-isu nasional yang masih hangat
dibincangkan, antara lain yaitu rejuvenasi Bhinneka Tunggal Ika,
kependudukan dari perspektif Ketahanan Nasional, dan paradigma poros
maritim dalam pendidikan melalui lintas batas keilmuan.
Selain itu, isu otonomi daerah masih menjadi tema yang menarik
diangkat, kali ini dalam studinya pada keberhasilan pelaksanaannya di
daerah Kabupaten/kota wilayah III Cirebon. Isu lain yang juga menarik
diangkat yaitu terkait dengan strategi pertahanan dan keamanan
nasional.
Pada kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada para penulis dan seluruh pihak yang turut berpartisipasi
mendukung terlaksananya penerbitan jurnal ini.
Selamat Membaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juni 2016

PEMIMPIN REDAKSI

l PELINDUNG: Agus Widjojo l PEMBINA: Bagus Puruhito l PENGARAH: Suhardi Alius


l PEMIMPIN REDAKSI: E. Estu Prabowo l EDITOR: Wahyu Widji P. - M. Isdar – Linda
Purnamasari – Bambang Iman Aryanto l DESAIN: Gatot - Magista Dian F
l SEKRETARIAT: Cahtaqadri Hildamona – Ni Made Vira Saraswati – Mardiana – Theresia
W – Indiah Winarni – Yatik Wulandari l DISTRIBUSI: Supriyono- Ayu Novita Sari -
Deannisa l Isi di luar tanggung jawab percetakan CV. Mandiri Citra Berdikari

2 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 25 | Maret 2016


Daftar Isi

5
Faktor Idiosinkratik Pemimpin dalam
Perumusan Politik Luar Negeri

17
Rejuvenasi Bhinneka Tunggal Ika
(Pendekatan Kewaspadaan Nasional)

32
Ketahanan Nasional: Permasalahan dan
Solusinya Dari Perspektif Kependudukan

Pemahaman Otonomi Daerah (Study


46
Tentang Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan
Otonomi Daerah Kabupaten/Kota
di Wilayah III Cirebon)

59
Membangun Paradigma Poros Maritim
Dunia

68
Strategi Pertahanan dan Keamanan
Nasional Indonesia

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 3


Google.com

Faktor Idiosinkratik Pemimpin


dalam Perumusan Politik
Luar Negeri
Boy Anugerah1
Alumnus Program Studi Magister Pengkajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia dan Program Studi Sarjana
Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran
boy.anugerahsip@gmail.com

Abstrak
Politik luar negeri merupakan alat bagi negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya,
baik pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun pertahanan dan
keamanan. Dikarenakan berada pada level analisis negara, perumusan politik luar negeri
berasal dari banyak sumber merujuk pada kompleksitas kepentingan nasional yang hendak
dicapai, diantaranya sumber sistemik, sumber masyarakat (masyarakat madani), sumber
struktural pemerintah, dan faktor idiosinkratik pemimpin. Dengan tidak mengabaikan
sumber-sumber perumusan politik luar negeri lainnya, tulisan ini bermaksud menjelaskan
definisi faktor idiosinkratik pemimpin dan seberapa besar faktor tersebut memainkan
peran dalam perumusan politik luar negeri suatu negara, corak diplomasi yang dijalankan,
serta efektivitas pencapaian kepentingan nasional. Metode yang digunakan dalam
penulisan artikel ini adalah medote deskriptif dengan menjelaskan definisi dan contoh
pengaruh faktor idiosinkratik dalam perumusan politik luar negeri dan studi kasus dengan
mengambil sampel pelaksanaan politik luar negeri di Iran dan Indonesia.
Kata Kunci: Politik Luar Negeri, Faktor Idiosinkratik, Kepentingan Nasional.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 5


PENDAHULUAN eksternal ini meliputi dinamika kawasan,
pola-pola hubungan dengan negara
Politik luar negeri pada hakikatnya
sahabat, keterlibatan dalam berbagai
merupakan suatu “action theory”, yakni
organisasi dan rezim internasional, serta
kebijakan suatu negara yang ditujukan
opini dari masyarakat internasional (hal
kepada negara lain untuk mencapai
ini dimungkinkan karena dunia sudah
kepentingan tertentu, lazimnya disebut
memasuki era globalisasi yang didukung
sebagai kepentingan nasional. Kepentingan
oleh kemajuan di bidang teknologi
nasional berada pada tataran multiaspek,
informasi, komunikasi dan transportasi).
yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial,
Meskipun faktor internal (domestik) dan
budaya, pertahanan, dan keamanan.
faktor eksternal adalah dua hal berbeda
Secara umum, pengertian politik luar
dan terpisah, terdapat korelasi yang kuat
negeri adalah suatu perangkat formula
diantara keduanya. Politik luar negeri
nilai, sikap, arah, serta sasaran untuk
merupakan cerminan dari kondisi internal
mempertahankan, mengamankan, dan
(domestik) suatu negara. Meminjam istilah
memajukan kepentingan nasional di dalam
dari Henry Kissinger, seorang akademisi dan
percaturan politik internasional (Yanyan
praktisi politik luar negeri Amerika Serikat,
Mochamad Yani 2007,1).
“foreign policy begins when domestic policy
Politik luar negeri merupakan salah ends” (Wolfram F Hanrieder 1971, 22).
satu bidang kajian dalam studi hubungan
Perumusan politik luar negeri suatu
internasional. Sebagai bidang kajian, politik
negara secara umum bertujuan untuk
luar negeri memiliki kompleksitas dalam
mencapai tujuan nasional yang spesifik,
hal ontologi keilmuannya, yakni aspek
dituangkan dalam terminologi kepentingan
bagaimana mengkaji bidang ilmu tersebut.
nasional (Jack C Plano dan Roy Olton1999,
Kompleksitas tersebut terjadi karena makin
5). Menurut Rosenau, politik luar negeri
banyaknya aktor-aktor yang terlibat dalam
ditujukan untuk memelihara dan menjaga
perumusan politik luar negeri. Negara,
kelangsungan hidup suatu negara (James
sebagai entitas politik yang berdaulat
N Rosenau,Gavin Boyd, dan Kenneth W.
memiliki beragam aktor dengan beragam
Thompson 1976, 27). Jika dituangkan dalam
kepentingan, seperti masyarakat awam
bentuk gradasi, tujuan politik luar negeri
sebagai aktor dengan kuantitas terbesar,
terdiri atas tujuan jangka panjang, jangka
masyarakat madani yang mengusung
menengah, dan jangka pendek. Tujuan
isu-isu yang spesifik (lembaga swadaya
jangka panjang yang dimaksud di sini
masyarakat, kelompok kepentingan,
adalah mencapai perdamaian, keamanan,
kelompok penekan), partai politik sebagai
dan kekuasaan (KJ Holsti 1992, 21).
mesin demokrasi, legislatif yang memegang
kewenangan dalam hal anggaran dan Politik luar negeri merupakan sebuah
pengawasan, serta eksekutif, dalam hal ini produk. Sebagai produk, politik luar negeri
presiden dan menteri luar negeri. Meksipun memiliki sumber dan melalui sebuah
berada pada satu ranah, yakni domestik proses yang dinamakan sebagai formulasi
suatu negara, proses perumusan berjalan politik luar negeri. Sumber politik luar
tidak mudah dan kerap berlangsung alot negeri di bagi menjadi dua, yakni sumber
(kadang-kadang terjadi deadlock). internal dan sumber eksternal. Howard
Lentner mengklasifikasikan sumber politik
Di luar faktor internal, faktor
luar negeri ke dalam dua bagian, yakni
eksternal juga menjadi determinan dalam
determinan luar negeri dan determinan
perumusan politik luar negeri. Faktor

6 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


domestik (Howard Lentner 1974, 105-171). Dari semua sumber perumusan politik
luar negeri yang disebutkan, baik yang
Determinan luar negeri merujuk pada
termasuk dalam determinan domestik,
sistem internasional dan situasi. Sistem
maupun determinan luar negeri, sangatlah
internasional secara sederhana dapat
sulit untuk dilakukan pembobotan. Semisal,
dipahami sebagai pola-pola interaksi
bobot sistem politik lebih besar apabila
antar negara di dunia. Sebagai contoh,
dibandingkan dengan aspek persepsi
pada masa Perang Dingin (periode 1945-
elit, atau bobot demografi lebih kecil
1990), dunia terbagi ke dalam dua kutub,
dibandingkan dengan bobot geografi.
yakni Blok Barat dengan Amerika Serikat
Namun demikian, tulisan ini mencoba
sebagai poros, dan Blok Timur dengan Uni
memberikan penjelasan seberapa besar
Soviet sebagai poros. Kondisi ini dinamakan
sebuah faktor berpengaruh terhadap
sebagai sistem internasional yang bipolar.
pencapaian kepentingan nasional yang
Kondisi berubah ketika perang dingin
menjadi esensi dilaksanakannya politik
berakhir dan dampak globalisasi semakin
luar negeri. Dalam hal ini penulis mencoba
masif, dunia berubah dalam kondisi sistem
menganalisis lebih mendalam faktor
yang bersifat multipolar, bukan saja sebagai
idiosinkratik (bisa juga disebut sebagai
produk munculnya banyak negara merdeka
persepsi elit) dalam memproduksi politik
pasca Perang Dingin, tapi juga munculnya
luar negeri suatu negara.
aktor-aktor non-negara. Berbeda dengan
sistem internasional, situasi adalah kondisi Tulisan ini terdiri dari beberapa
yang tidak tercakup atau mencakup pembahasan. Pertama, akan dibahas
keseluruhan dalam sistem internasional. mengenai definisi faktor idiosinkratik,
Sebagai contoh, bentuk kerja sama ekonomi apa yang dimaksud dengan faktor
dan pertahanan antara negara-negara Asia idiosinkratik, karakteristik apa saja yang
Tengah dengan Rusia dan Tiongkok dalam melekat pada faktor tersebut. Kedua,
Shanghai Cooperation Organization (SCO) akan dibahas mengenai pengaruh faktor
dipandang sebagai situasi. Begitu juga idiosinkratik Mahmud Ahmadinejad di Iran
dengan aliansi Amerika Serikat dan negara- yang memberikan corak dan warna bagi
negara Eropa dalam memerangi ISIS di Irak diplomasi Iran di panggung internasional,
dan Suriah, diklasifikasikan sebagai situasi. terutama kontestasi pemikiran dan psywar
dengan Amerika Serikat di berbagai forum
Determinan domestik memiliki cakupan
internasional. Ketiga, akan dijelaskan
yang lebih banyak dibandingkan dengan
bagaimana faktor idiosinkratik Presiden
determinan luar negeri. Determinan ini
Republik Indonesia pertama, Soekarno.
mencakupi aspek geografi, demografi,
Keempat, akan ditelaah efektivitas politik
sumber kekayaan alam, budaya politik,
luar negeri Iran dan Indonesia dalam
sistem politik, sistem pemerintahan, sikap,
pencapaian kepentingan nasional masing-
persepsi, dan pengetahuan dari pemimpin
masing. Kelima, bagaimana mendudukkan
politik. Baik determinan luar negeri,
faktor idiosinkratik atau persepsi elit
maupun determinan domestik, merupakan
dalam formulasi politik luar negeri
dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan
negara dikaitkan dengan pencapaian
dalam memproduksi politik luar negeri
kepentingan nasional. Terakhir, penulis
suatu negara. Pemisahan kedua sumber
akan menyampaikan catatan akhir berupa
mencerminkan perumusan politik luar
kesimpulan dan saran penulis mengenai
negeri yang tidak holistik.
permasalahan yang diangkat.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 7


PEMBAHASAN mengenyam pendidikan, sejak sekolah
dasar hingga menempuh pendidikan ke
Faktor Idionsinkratik atau Persepsi Elit
jenjang tertinggi. Pendidikan di sini tidak
Faktor idiosinkratik dikenal juga dengan hanya mengacu pendidikan formal saja, tapi
istilah persepsi elit. Didefinisikan sebagai juga pendidikan informal. Sejarah Republik
hal-hal yang melekat pada seseorang Indonesia mencatat bahwa para bapak
(pemimpin) sehingga mempengaruhi bangsa adalah mereka yang bergelut secara
pola pikir, persepsi, dan cara pandang fisik dan pemikiran langsung dengan dan dari
dalam melihat suatu permasalahan masyarakat. Bagaimana seorang Soekarno
serta pengambilan keputusan. Dalam memimpin Republik Indonesia periode
studi hubungan internasional, dikenal revolusi fisik-1965, sangat dipengaruhi oleh
terminologi level of analysis, yakni sebuah aktivitasnya sebagai aktivis organisasi PNI,
pisau analisa dalam membedah kasus- solidarity maker di tengah bangsa terjajah,
kasus dalam hubungan internasional. Pisau dan pemimpin yang diasingkan oleh
analisa ini dimulai dari unit terkecil, yakni kolonial Belanda karena intelektualitas dan
individu, kemudian bergerak ke unit yang kritisismenya. Sangat sedikit persepsi Bung
lebih besar, yakni masyarakat, negara, Besar dipengaruhi oleh ilmu yang beliau
dan sistem internasional. Dari level of enyam di bangku Fakultas Teknik, Institut
analysis tersebut, dapat dilihat bahwa Teknologi Bandung. Ketiga, pengalaman
faktor individu (idionsinkratik/persepsi dan pembelajaran seorang pemimpin
elit) merupakan level yang paling dasar, yang merupakan produk dari dinamika
namun fundamental. Bagaimana sistem dalam kehidupan sosialnya, sejak kecil
internasional, negara, dan masyarakat hingga tumbuh dewasa. Soekarno, Presiden
terbentuk tidak terlepas dari level individu Republik Indonesia pertama, sekaligus
yang menyusunnya. Jika dianalogikan Proklamator Republik Indonesia, mengalami
ke dalam masyarakat dalam perspektif pembabakan pemikiran sebagai hasil dari
sosiologi, komunitas etnis Tiongkok yang dinamika kehidupan sosialnya. Pemikiran
ulet merupakan produk dari individu- Soekarno sebagai pemimpin dibagi ke dalam
individu Tiongkok yang ulet, demikian juga babak pra - kemerdekaan (beliau dikenal
halnya dengan komunitas Jawa yang santun sebagai pemimpin yang menerapkan gaya
dan ramah, tidak terlepas dari individu- non - kooperasi dengan kolonial), babak
individu Jawa yang memiliki karakteristik kemerdekaan (dikenal sebagai pemimpin
tersebut. Hanya perbedaan mendasarnya asia yang anti blok, anti kapitalisme, dan
adalah, dalam studi hubungan internasional, solidarity maker pemersatu bangsa),
individu dimaksud adalah pemimpin yang dan babak pasca kemerdekaan (pencetus
memberikan pengaruhnya dalam formulasi konsep demokrasi terpimpin dan presiden
politik luar negeri. seumur hidup).
Ada banyak hal yang melekat pada Aspek keempat adalah afiliasi elit/
faktor idiosinkratik pemimpin. Pertama, pemimpin. Dalam sistem politik yang
adalah latar belakang keluarga. Latar menempatkan partai politik sebagai
belakang keluarga di sini mencakup status mesin demokrasi nomor wahid, persepsi
sosial keluarga, kondisi perekonomian elit sangat dibentuk oleh ideologi dan
keluarga, serta hubungan sosial dengan kepentingan yang diusung oleh partai
masyarakat. Kedua, latar belakang politik tempat ia bernaung. Sebagai
pendidikan. Latar belakang pendidikan contoh, kebijakan-kebijakan yang
mencakup di mana seorang pemimpin ditelurkan oleh Goerge Walker Bush Junior

8 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


selama menjadi Presiden Amerika Serikat keamanan.
dengan menginvasi Afghanistan pada tahun
2001 dan Irak pada tahun 2003 sangat
dipengaruhi oleh ideologi dan cara pandang Ahmadinejad dan Nuklir Iran
kalangan konservatif di tubuh Partai Secara geografis, Iran berada pada
Republik, partai yang notabene menjadi posisi persimpangan Timur Tengah, Asia
pengusungnya. Diskursus mengenai afiliasi Barat, dan Kaukasus. Di bagian Utara,
elit tidak hanya sebatas partai politik. Iran bertetangga dengan Armenia,
Dalam cakupan yang lebih besar, meminjam Azerbaijan, Turkmenistan, di bagian
pisau analisa level of analysis, khususnya Timur bersebelahan dengan Afghanistan
pada kuadran internasional, afiliasi juga dan Pakistan, sedangkan di bagian Barat
berarti keanggotaan suatu negara dalam bersebelahan dengan Irak dan Turki. Secara
forum-forum regional, internasional, dan geopolitik, geografi Iran menempatkan
global. Sebagai contoh, dukungan yang Iran sebagai negara yang rawan gesekan.
diberikan oleh Amerika Serikat kepada Kondisi geografis Iran menempatkan Iran
Filipina dalam konflik Laut China Selatan sebagai negara yang banyak menjadi saksi
(versi Filipina adalah Laut Filipina Barat) sekaligus terlibat dalam perang-perang
mengacu pada excellent bilateral relations besar, salah satunya adalah perang antara
kedua negara. Keterlibatan Inggris (yang Rusia melawan Inggris dan India.
pada khirnya disesali PM Tony Blair) dalam
invasi ke Afghanistan untuk menggulingkan Ditilik secara geostrategi, posisi Iran
Taliban pada tahun 2001, dan penggulingan sangat menguntungkan karena Iran memiliki
Saddam Hussein di Irak pada 2003 sangat akses ke Laut Kaspia yang kaya akan sumber
dipengaruhi oleh keanggotaan Inggris dalam daya alam minyak dan gas bumi. Iran
blok NATO yang dipimpin Amerika Serikat. memiliki posisi sentral karena wilayahnya
dilewati oleh pipa-pipa minyak menuju
Terakhir, faktor idionsinkratik Asia, seperti India, Pakistan, dan Tiongkok.
pemimpin dipengaruhi oleh produksi Posisi Selat Hormuz juga menempatkan Iran
pengetahuannya. Produksi pengetahuan memiliki peranan strategis dalam lalu lintas
yang dimaksudkan di sini berhubungan perdagangan dunia.
dengan latar belakang kehidupan sosial dan
latar belakang pendidikan, namun lebih Penguasaan sumber kekayaan alam
spesifik pada bagaimana pemimpin tersebut yang besar serta posisi strategis yang
menyerap pengetahuan menjadi persepsi, dimiliki Iran, membuat Ahmadinejad,
pola pikir, dan cara pandang dalam melihat mantan Presiden Iran pada masa itu
suatu permasalahan. Sebagai contoh, melakukan perubahan strategi dan
seorang presiden yang berasal dari latar orientasi geopolitik. Jika sebelumnya
belakang militer cenderung mengadopsi kebijakan Iran lebih banyak menekankan
cara pandang militer dalam memimpin pada upaya mengembangkan transportasi
negara. Seorang menteri luar negeri baik darat, laut, maupun udara, maka
negara berkembang yang mengenyam pada masa Ahmadinejad strategi politik
pendidikan di Barat (Amerika dan Eropa) lebih ditekankan pada upaya membangun
cenderung melakukan kerja sama dengan kapasitas energi. Salah satu lompatan besar
negara-negara barat dan mengadopsi yang ditempuh Iran pada masa Ahmadinejad
pola pemikiran mereka yang liberalis dan adalah pengembangan energi nuklir untuk
kapitalistik baik kebijakan yang sifatnya kepentingan damai.
politik, ekonomi, maupun pertahanan dan Kebijakan yang ditempuh oleh

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 9


Ahmadinejad ini mendapatkan resistensi dari faktor idiosinkratik yang dimiliki
dari negara-negara lain, terutama Israel oleh Ahamadinejad, yakni latar belakang
yang merasa terancam. Begitu juga respon pendidikan, kehidupan sosial, pengalaman,
negatif yang ditunjukkan oleh Amerika persepsi, cara pandang, serta cara
Serikat. Banyak pihak memandang bahwa mengambil keputusan. Ditilik dari latar
pengembangan energi nuklir di Iran bukanlah belakang pendidikan, Ahmadinejad adalah
untuk kepentingan damai, melainkan pemegang gelar doktor dalam bidang
upaya untuk membangun dan memperkuat teknik dan perencanaan lalu lintas dan
kapasitas militer. Jika hal ini benar, transportasi. Sebelum memegang tampuk
merupakan sebuah “dilema keamanan” kekuasaan sebagai presiden, Ahamadinejad
bagi negara-negara yang memiliki benturan adalah seorang dosen, sempat bergabung
kepentingan nasional dengan Iran, seperti dengan korps pengawal Revolusi Islam Iran
halnya Israel dan Amerika Serikat. Di pada tahun 1986, menjadi Wakil Gubernur
berbagai forum, Israel dan Amerika Serikat dan Gubernur Maku dan Khoy, serta pernah
kerap mengecam Iran sebagai negara ‘poros menjadi Walikota Teheran.
setan’ karena kepemilikan nuklir membuat
Merujuk pada faktor idiosinkratik
Iran menjadi momok bagi keamanan dan
Ahmadinejad tersebut, bisa dipahami
perdamaian dunia.
kebijakan reorientasi pengembangan
Reaksi keras dilontarkan oleh Presiden energi dan gaya diplomasi konfrontatif yang
Iran, Ahmadinejad, yang menyebut dijalankan oleh Iran pada masa Ahmadinejad
Israel dan Amerika Serikat melakukan merupakan produk yang tidak terlepas dari
hipokrisi karena sejatinya mereka adalah persepsi Ahmadinejad sebagai elit Iran
teroris yang sebenarnya. Invasi Amerika (kepala negara). Pola pikir sebagai teknokrat
Serikat ke Afghanistan dan Irak, menurut membuat Ahamadinejad berfikir strategik
Ahmadinejad, merupakan tindakan yang dan jangka panjang dengan memanfaatkan
tidak memiliki legitimasi dan terbukti dan mengoptimalkan sumber kekayaan
keliru. Kepemilikan nuklir oleh Israel alam Iran sebagai dasar membangun Iran
juga menunjukkan bahwa dunia bersikap ke depan. Keterlibatannya dalam gerakan
munafik karena Israel menggunakanya Revolusi Islam Iran membawa Iran bersikap
sebagai alat penggentar untuk mendukung konfrontatif terhadap Amerika Serikat,
okupasinya di Palestina. Asumsi dasar yang negara yang selama ini sangat menentang
dikemukakan oleh Ahmadinejad adalah jika revolusi dan pengembangan energi nuklir
negara-negara lain seperti India, Pakistan, di Iran. Pengalamannya sebagai birokrat
Amerika Serikat, Israel, Tiongkok, Korea pemerintahan sebelum menjabat sebagai
Utara, dan lainnya boleh memiliki nuklir presiden menempatkannya sebagai sosok
(meskipun dalam beberapa kasus, beberapa yang popular di Iran, bahkan di forum
negara diragukan motif kepemilikannya internasional (Ahmadinejad mendapat
untuk kepentingan damai), juga merupakan dukungan dari Hugo Chavez - Presiden
sebuah hal yang memungkinkan bagi Iran Venezuela pada waktu itu, yang juga
untuk menempuh jalan yang sama, bahkan penentang Amerika Serikat). Ahmadinejad
dengan penekanan guna keperluan damai. tidak segan menekankan bahwa
kebijakan Iran benar adanya, terlebih
Strategi pengembangan energi
lagi ia mendapatkan dukungan penuh dari
nuklir untuk kepentingan damai dan
masyarakat Iran.
gaya konfrontasi Iran di berbagai
panggung internasional tidak terlepas Dengan kondisi seperti ini, kebijakan-

10 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


kebijakan luar negeri Iran yang banyak berkecamuk perang saudara antara mereka
dipengaruhi oleh idiosinkratik Ahmadinejad yang mendukung komunisme dan mereka
sebagai kepala negara mampu yang mendukung liberalisme - kapitalisme
menempatkan Iran sebagai negara yang (sampai saat ini kedua Korea masih dalam
berpengaruh di kawasan, tidak hanya dari kondisi perang dengan status gencatan
sisi ekonomi melalui pengembangan energi senjata). Sejatinya perang sesungguhnya
nuklir dan penguasaan energi, tapi juga tidaklah terjadi, sangat kontras dengan
dari sisi pertahanan dan keamanan, karena Perang Dunia I dan II yang memakan jutaan
membuat Israel dan beberapa negara Arab korban jiwa. Perang yang berlangsung
yang berseberangan dengan Iran melakukan adalah perang dingin, perang dengan
reorientasi kebijakan luar negeri serta banyak negara satelit, perang psikologis,
pertahanan dan keamanannya (Iran adalah dan perang dengan menggunakan efek
negara berhaluan Syiah, mayoritas Arab penggentar.
berhaluan Sunni).
Dalam kondisi dilematis tersebut,
pemerintah Indonesia pada waktu itu,
yang dipimpin oleh Presiden Soekarno
Soekarno dan Politik Luar Negeri Bebas
harus menentukan arah politik luar negeri
Aktif
Indonesia. Quo vadis Indonesia? Situasi di
Indonesia pada dekade 1950-an adalah dalam negeri juga hiruk-pikuk karena ada
sebuah nation-state muda yang baru kekuatan yang mendukung komunisme (PKI
terlepas dari belenggu kolonialisme dan dan golongan kiri lainnya), ada kekuatan
imperialisme, giat berkampanye untuk yang anti komunisme (Masyumi, NU), ada
mendapat pengakuan kedaulatan dari kekuatan yang anti keduanya. Meksipun
negara lain, serta berupaya membuktikan sudah mendapat pengakuan kedaulatan dari
eksistensinya di panggung internasional. negara lain, eksistensi Indonesia belumlah
Pada masa tersebut, Indonesia yang terlalu kokoh mengingat partisipasi di
baru lahir dari rahim perjuangan anak- berbagai forum internasional masih minim.
bangsanya harus dihadapkan pada kondisi
Beruntung Indonesia memiliki Soekarno,
sistem internasional dan politik global
presiden yang lahir dari rahim perjuangan
yang sarat benturan. Dunia pada waktu itu
rakyat. Dengan kemampuan orasinya dan
terkotak dalam dua kutub kekuatan besar,
pemahaman yang baik mengenai hubungan
blok barat yang dipimpin Amerika Serikat
antar bangsa, Soekarno dengan lantang
dan blok timur dengan Uni Soviet sebagai
menyuarakan bahwa Indonesia adalah
panglimanya. Eksistensi kedua kutub
negera merdeka dan berdaulat. Indonesia
tersebut berimbas kepada banyak negara di
adalah negara yang cinta damai, dan oleh
dunia, tidak terkecuali Indonesia. Melalui
karenanya menjalin hubungan dengan
strategi back - yard policy, kedua kekuatan
negara manapun berdasarkan prinsip
besar menjalankan proxy war dengan
hubungan antar bangsa dan negara yang
mengajak negara-negara di dunia untuk
baik (non intervensi). Komitmen Indonesia
memutuskan, apakah berdiri di sisi Amerika
ini dibuktikan dengan digalangnya berbagai
Serikat atau Uni Soviet. Dalam lingkup
forum yang menunjukkan bahwa Indonesia
Asia Tenggara, negara-negara sahabat
dan negara-negara lainnya menolak
Indonesia juga mengalami turbulensi yang
untuk terpolarisasi dalam dua kutub,
sama. Vietnam, misalnya, terbelah menjadi
mendukung penuh upaya perdamaian,
Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
dan gigih memperjuangkan kemerdekaan
Bergeser sedikit ke Asia Timur, Korea,
negara-negara yang masih dibelenggu oleh

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 11


kolonialisme dan imperialisme. Forum tempo tersebut juga banyak dipengaruhi
tersebut berupa Gerakan Non Blok atau Non oleh ideologi nasionalisme yang dipegang
Allignment Movement pada tahun 1954 dan erat oleh Soekarno. Nasionalisme dalam
Konferensi Asia - Afrika di Bandung pada persepsi Soekarno bukanlah konsep
tahun 1955. Soekarno juga menyerukan tunggal, tapi dua sisi mata uang dengan
istilah Nefo atau New Emerging Forces internasionalisme pada sisi lainnya.
untuk menyebut negara-negara yang baru Penjabaran konsep dua sisi mata uang ini
merdeka sebagai tandingan Oldefo atau adalah dalam bentuk mendukung penuh
Old Establish Forces merujuk pada negara- kemerdekaan negara-negara di seluruh
negara mapan bermental penjajah. dunia, menolak segala bentuk kolonialisme
Berbagai kebijakan yang ditempuh dan imperialisme (baik gaya lama maupun
Indonesia pada masa Soekarno tersebut gaya baru), mendukung humanisme, dan
pada dasarnya berada pada haluan politik berupaya mewujudkan keamanan dan
luar negeri bebas dan aktif, yakni politik ketertiban dunia melalui partisipasi aktif
Indonesia untuk bebas bergaul dengan dalam forum internasional.
negara manapun dan aktif dalam berbagai Melalui pelaksanaan politik luar negeri
forum internasional. Politik yang digagas bebas aktif pada masa Soekarno, Indonesia
oleh Moehammad Hatta dan dijalankan mampu menempatkan diri sebagai kekuatan
dengan baik pada masa itu sangat sesuai baru yang sangat diperhitungkan di panggung
dengan kondisi Indonesia yang baru internasional. Dalam perspektif studi
merdeka dan rentan menjadi satelit dari hubungan internasional, apa yang menjadi
kekuatan besar dunia. Bagaimana politik ini kepentingan domestik Indonesia pada masa
bisa berjalan dengan baik dan mengantar itu (kebutuhan pengakuan akan kedaulatan,
Indonesia ke panggung terhormat pada dukungan dari negara lain, eksistensi dalam
masa itu? forum regional dan internasional) berhasil
Figur Soekarno sebagai Presiden terartikulasi dengan baik di panggung
Republik Indonesia yang berkarakter internasional. Ada linkage yang baik antara
solidarity maker memainkan peran sentral input domestik dan kebutuhan luar negeri
dalam panggung politik internasional. sehingga menghasilkan produk yang baik
Jika karakter solidarity maker tersebut dalam bentuk pencapaian kepentingan
mampu mempersatukan Indonesia yang nasional. Indonesia mampu menghindari
beranekaragam suku, agama, budaya, kondisi yang terjadi di Vietnam, Korea,
dan adat istiadat, menjadi negara yang dan Jerman, yaitu ketika ketiga negara
merdeka dan berdaulat pada tahun 1945 tersebut terpecah menjadi dua kutub
(Unity in Diversity), maka karakter tersebut sesuai kepentingan Amerika Serikat dan
mampu memantik semangat juang bangsa Uni Soviet. Indonesia juga tidak menjadi
dan negara lainnya yang masih dibelenggu negara boneka yang menjadi basis
penjajahan (negara-negara Asia dan Afrika) pangkalan militer kedua negara. Indonesia
untuk lepas dan berdiri sebagai negara mampu mengonsolidasikan fragmentasi di
berdaulat. Pembentukan Gerakan Non Blok dalam negeri menjadi negara solid yang
yang notabene merupakan ide Soekarno giat membangun dengan meminimalisir
juga menunjukkan karakter Soekarno yang ancaman, gangguan, hambatan dan
anti penjajahan gaya baru (back yard tantangan dari lingkungan internasional
policy, proxy war). pada masa itu. Jikalau salah pilih
kebijakan, Indonesia tidak hanya menjadi
Corak politik luar negeri Indonesia pada negara boneka saja, tapi juga terancam

12 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


menjadi negara gagal karena tidak mampu politik dan pemerintahan negara tersebut
membendung banyaknya upaya separatisme melazimkan hal demikian, seperti halnya
dengan pihak-pihak yang anti kemerdekaan negara-negara monarki absolut (kondisi
(RMS, Permesta, PRRI, PKI). ini tidak lazim di era globalisasi yang
menjunjung tinggi prinsip demokrasi).
Pelibatan faktor idiosinraktik dalam
Efektivitas Politik Luar Negeri dan Upaya
formulasi kebijakan luar negeri tidak an
Mendudukkan Faktor Idiosinkratik secara
sich selalu berdampak positif bagi negara.
Proporsional
Dalam sudut pandang studi hubungan
Kebijakan luar negeri sebagai produk internasional, khususnya pandangan kaum
politik luar negeri bukanlah sebuah proses realis, manusia cenderung rentan akan
yang sederhana. Seperti lazimnya proses kesalahan. Manusia cenderung memiliki
penyusunan kebijakan, produk yang sifat untuk mendominasi satu sama lain
dikeluarkan melalui serangkaian tahapan, (animus dominandi). Ini juga yang menjadi
yakni munculnya sebuah permasalahan, argumentasi kaum realis dalam menjelaskan
identifikasi permasalahan, pendefinisian mengapa Perang Dunia I dan II bisa meletus,
per-masalahan, pengumpulan data dan yakni ketamakan dan kerakusan para
informasi dari berbagai sumber, masuk pemimpin negara. itu juga yang menjadi
ke kotak pengolahan yang melibatkan landasan kaum realis dalam memandang
banyak pemangku kepentingan, hingga munculnya tira-tiran seperti Adolf Hitler
menghasilkan keluaran dalam bentuk di Jerman (1933), Benito Mussolini di Italia
kebijakan luar negeri. (1922) melalui Nazisme dan Fasisme yang
Tujuan utama dari pelaksanaan mengagung-agungkan nasionalisme sempit.
kebijakan luar negeri adalah mencapai apa Meskipun berisiko, formulasi kebijakan
yang menjadi tujuan nasional. Dalam kasus luar negeri negara tidak pernah terlepas
yang spesifik, tujuan nasional tersebut dari faktor idiosinkratik pemimpinnya.
diterjemahkan sebagai kepentingan Eksistensi faktor idiosinkratik juga
nasional. Baik tujuan nasional maupun terbukti memainkan peranan besar dalam
kepentingan nasional berada pada level pencapaian kepentingan nasional suatu
analisis negara. Berbicara mengenai negara. Studi kasus yang dipaparkan
negara, tentu memiliki sangkut paut yang sebelumnya yakni Ahmadinejad di Iran
erat dengan apa yang diinginkan oleh rakyat dan Soekarno di Indonesia bisa menjadi
dari negara tersebut. pembelajaran. Untuk kasus Ahmadinejad
Dalam proses formulasi politik luar di Iran, idiosinkratik Ahamadinejadlah yang
negeri, faktor idiosinkratik seorang mampu membawa Iran memasuki lompatan
pemimpin memiliki peranan, namun tidak besar dalam pengelolaan negara, dari
berdiri tunggal. Faktor idiosinkratik atau semula berbasis transportasi darat, laut,
persepsi elit bisa saja menjadi faktor dan udara, menjadi negara yang sangat
dominan, namun tidak bisa menegasikan paham dan fokus akan kelebihan sumber
faktor lainnya. Kondisi ketika faktor kekayaan alam yang dimilikinya. Iran yang
idiosinkratik menjadi determinan utama selama ini dikenal dengan penguasaan
formulasi kebijakan dan mampu menihilkan minyak bumi dan gas alam yang melimpah
faktor lain bisa dianggap sebagai kondisi di Jazirah Arab, semakin dikenal dengan
ketika negara berada dalam otoritarianisme pengelolaan energi nuklir berbasis uranium.
(penguasa despotik). Bisa juga sistem Ancaman muncul ketika penguasaan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 13


energi nuklir tersebut menjadi dilema internasional, persepsi negara sahabat).
keamanan bagi negara-negara tetangga,
Dominannya faktor idiosinkratik
seperti Israel yang juga memiliki nuklir.
Ahamadinejad dalam formulasi kebijakan
Negara-negara dengan haluan yang berbeda
luar negeri Iran tidak selamanya seratus
dengan Iran, seperti Arab Saudi, Qatar,
persen memberikan efek positif kepada Iran.
Bahrain, dan Yordania juga menganggap
Pengembangan energi nuklir dan vokalitas
Iran sebagai ancaman keamanan. Belum
Ahmadinejad di forum internasional harus
lagi ditambah dengan dukungan Amerika
diganjar dengan sanksi ekonomi yang sedikit
Serikat terhadap negara-negara yang
banyak berpengaruh terhadap instabilitas
menjadi musuh Iran. Di tengah tekanan
politik dan ekonomi di Iran (sebuah kondisi
dari kanan kiri, depan belakang seperti
yang akhirnya diperbaiki oleh suksesor
ini, karakteristik Ahamadinejad yang
Ahmadinejad, Hassan Rouhani).
ditempa sebagai pengawal Revolusi Islam
Iran menjadikannya sebagai figur tangguh Seperti halnya Ahmadinejad di Iran,
yang berani berbicara lantang di forum faktor idiosinkratik Soekarno juga sangat
internasional menghadapi mereka yang mewarnai kebijakan luar negeri Indonesia
menjadi penghalang kepentingan nasional pada masa awal kemerdekaan. Soekarno
Iran. Dengan lugas dan tangkas Ahmadinejad mampu menerjemahkan dengan baik
menjelaskan di forum internasional konsepsi politik luar negeri Indonesia yang
bahwa tuduhan Amerika Serikat bahwa bebas aktif, memetakan dengan seksama
Iran menggunakan nuklir sebagai senjata kondisi lingkungan strategik Indonesia pada
adalah hipokrisi negara adidaya tersebut. masa Perang Dingin, menggalang dukungan
Jika Iran dilarang mengembangkan nuklir, segenap elemen bangsa Indonesia, baik
mengapa Amerika Serikat hanya berdiam masyarakat awam, kelompok kepentingan,
diri menyaksikan Israel mengembangkan hingga partai politik dalam penentuan
senjata nuklir? kebijakan luar negeri Indonesia. Secara
garis besar, apa yang ditempuh Indonesia
Dalam kasus Ahmadinejad di Iran
melalui pembentukan Gerakan Non Blok
ini, vokalitas dan lantangnya suara
pada tahun 1954, Konferensi Asia-Afrika
Ahamadinejad di forum internasional
pada tahun 1955, serta konsep Nefo versus
menjadi nilai plus bagi diplomasi Iran.
Oldefo mampu mencapai kepentingan
Secara tidak langsung, Ahamadinejad
nasional pada masa itu, yakni pengakuan
berkontribusi dalam revitalisasi sistem
kedaulatan dari negara lain, kontribusi
internasional yang selama ini dimonopoli
pada upaya mewujudkan perdamaian
oleh kepentingan unilateral negara-negara
dunia dengan menentang kolonialisme
besar. Dukungan mengalir deras, tidak
dan imperialisme, serta menempatkan
hanya dari rakyat Iran, tapi juga negara-
Indonesia sebagai negara netral pada masa
negara yang dirugikan perekonomiannya
Perang Dingin.
oleh sistem internasional yang kapitalistik.
Hugho Chavez, pemimpin Venezuela, secara Pembelajaran penting dari kebijakan
terang-terangan mendukung Ahmadinejad. luar negeri Indonesia pada masa itu adalah
Kondisi ini bisa dibaca sebagai kebijakan kejelian seorang pemimpin dalam melihat
luar negeri yang tidak hanya ditentukan peta politik internasional serta kebijakan
oleh faktor tunggal idiosinkratik saja, tapi apa yang harus diambil dan kesesuaian
juga koinsiden dengan sumber domestik dengan pokok masalahnya. Seandainya
(kepentingan rakyat, dukungan parlemen) kebijakan Indonesia pada masa itu yang
dan sumber internasional (opini masyarakat cenderung konfrontatif (Nefo versus

14 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Oldefo) diterapkan dewasa ini, tentu Sedangkan faktor eksternal meliputi
tidak akan relevan menilik perubahan dinamika kawasan, pola-pola hubungan
pemahaman akan tantangan keamanan dengan negara sahabat, keterlibatan
dan makin masifnya kemunculan aktor- dalam berbagai organisasi dan rezim
aktor hubungan internasional. Seandainya internasional, serta opini dari masyarakat
kebijakan non blok diterapkan saat ini, internasional (hal ini dimungkinkan karena
juga tidak relevan karena konteks konflik dunia sudah memasuki era globalisasi yang
yang terjadi antar negara tidak lagi bersifat didukung oleh kemajuan di bidang teknologi
simetris, tapi asimetris. Seperti halnya informasi, komunikasi dan transportasi).
kasus Ahmadinejad di Iran, kebijakan luar
Faktor idiosinkratik atau persepsi
negeri Indonesia pada masa Soekarno juga
elit menjadi bahan kajian dalam studi
memiliki kekurangan. Dominannya faktor
hubungan internasional sebagai faktor
idiosinkratik Soekarno pada masa itu
yang sangat berpengaruh dalam formulasi
mengakibatkan kurang dijalankannya multi
kebijakan luar negeri suatu negara merujuk
- tracks diplomacy. Kentalnya substansi high
pada kemunculan banyak pemimpin negara
politics (ancaman hankam dan instabilitas
yang sangat menentukan corak dan warna
politik) juga mengakibatkan diabaikannya
politik luar negeri negaranya. Faktor
diplomasi ekonomi yang sebenarnya paling
idiosinkratik dikenal juga dengan istilah
dibutuhkan oleh negara - bangsa yang
persepsi elit. Didefinisikan sebagai hal-hal
baru merdeka seperti Indonesia. Kondisi
yang melekat pada seseorang (pemimpin)
inilah yang menyebabkan pada masa akhir
sehingga mempengaruhi pola pikir,
pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia
persepsi, dan cara pandang dalam melihat
mengalami inflasi yang tinggi.
suatu permasalahan serta pengambilan
keputusan. Ada beberapa komponen
yang dapat dikategorikan sebagai faktor
PENUTUP
idiosinkratik yakni, latar belakang keluarga
Berdasarkan uraian dan analisis di (status sosial dan ekonomi keluarga), latar
atas dapat disimpulkan bahwa politik luar belakang pendidikan, pengalaman hidup,
negeri merupakan kebijakan suatu negara afiliasi elit, serta produksi pengetahuan.
yang ditujukan kepada negara lain untuk
Dalam proses formulasi politik luar
mencapai kepentingan tertentu, lazimnya
negeri, faktor idiosinkratik seorang
disebut sebagai kepentingan nasional.
pemimpin memiliki peranan, namun tidak
Tujuan dari dilaksanakannya politik luar
berdiri tunggal. Faktor idiosinkratik atau
negeri adalah untuk mencapai kepentingan
persepsi elit bisa saja menjadi faktor
nasional, yakni di bidang ideologi, politik,
dominan, namun tidak bisa menegasikan
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
faktor lainnya. Pelibatan faktor
keamanan. Formulasi politik luar negeri
idiosinraktik dalam formulasi kebijakan
suatu negara melibatkan banyak sumber,
luar negeri tidak an sich selalu berdampak
lazim disebut sebagai sumber domestik dan
positif bagi negara. Dalam sudut pandang
sumber eksternal. Sumber domestik meliputi
studi hubungan internasional, khususnya
pandangan dari masyarakat, artikulasi
pandangan kaum realis, manusia cenderung
dan agregasi kepentingan dari kelompok
rentan akan kesalahan. Meskipun berisiko,
penekan dan kelompok kepentingan,
formulasi kebijakan luar negeri negara tidak
partai politik, legislatif, struktur pada
pernah terlepas dari faktor idiosinkratik
eksekutif pemerintahan, oposisi, hingga
pemimpinnya. Eksistensi faktor idiosinkratik
faktor idiosinkratik atau persepsi elit.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 15


juga terbukti memainkan peranan besar luar negeri suatu negara di negara
dalam pencapaian kepentingan nasional yang bersifat demokratis dan negara
suatu negara. yang tidak demokratis.
Saran yang diberikan terdiri dari
saran praktik dan saran akademik.
Daftar Pustaka
1. Saran praktik: Formulasi politik luar
Hanrieder, Wolfram F. 1971. Comparative
negeri dan kebijakan luar negeri
Foreign Policy: Theoritical Essays.
suatu negara kerap dipengaruhi
New York: David McKayCo.
oleh persepsi elit, dalam hal ini
idiosinkratik kepala negara, baik dari Holsti, K.J. 1992. Politik Internasional:
skala kecil sampai pada skala dominan. Suatu Kerangka Analisis. Bandung:
Pelibatan (terlibatnya) faktor Bina Cipta.
idiosinkratik dalam formulasi tersebut Lentner, Howard. 1974. Foreign Policy
bisa berdampak positif dan negatif. Analysis: A Comparative and
Studi kasus Ahmadinejad dan Soekarno Conceptual Approach. Ohio:
sebagai kepala negara bisa menjadi Bill and Howell Co.
pembelajaran. Untuk meminimasi
dampak negatif tersebut, formulasi Plano, Jack C. dan Ray Olton. 1999. Kamus
politik luar negeri tidak seyogyanya Hubungan Internasional. Bandung:
didominasi oleh satu faktor, tapi juga Abardin.
didukung oleh faktor lain. Hal ini Rosenau, James N., Gavyn Boyd, dan
bertujuan agar politik luar negeri yang Kenneth W. Thompson. 1976. World
ditempuh mencerminkan kepentingan Politics: An Introduction. New York:
nasional segenap elemen bangsa dan The Free Press.
negara. Kombinasi dengan faktor lain
juga bisa memberikan manfaat dalam
hal check and balances.
2. Saran akademik: Kajian idiosinkratik
dalam studi hubungan internasional 1 Oleh Boy Anugerah, S.I.P., M.Si. Analis
bukanlah kajian baru, namun tidak Kerja Sama Luar Negeri Bag Kerma Internasional
juga bisa disebut sebagai kajian yang Rokerma Settama Lemhannas RI, Alumnus
lama. Permasalahannya terletak pada Program Magister Kajian Ketahanan Nasional
sedikitnya penelitian mengenai topik Bidang Kepemimpinan Universitas Indonesia
ini dan kurang banyak sampel yang (2012), Alumnus Program Sarjana Hubungan
digunakan. Diharapkan penelitian ini Internasional Studi Politik dan Keamanan Global
akan diteruskan dengan mengambil Universitas Padjadjaran (2009), Anggota DPP
sampel yang lebih banyak dan tolok Persatuan Alumni GMNI, Departemen Hankam
ukur yang lebih komprehensif semisal dan Polugri (2015).
pembagian kajian idiosinkratik
kepala negara berdasarkan kawasan,
klasifikasi negara, sistem politik,
dan sistem pemerintahan. Penulis
meyakini bahwa ada perbedaan
yang signifikan dari aplikasi faktor
idiosinkratik dalam formulasi politik

16 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


i.ytimg.com

Rejuvenasi
Bhinneka Tunggal Ika
(Pendekatan Kewaspadaan Nasional)
Putu Sastra Wingarta
Tenaga Profesional Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhannas RI Jakarta
sastrawing@yahoo.co.id

Abstrak
Fenomena dunia terus menunjukkan kecenderungan bara disintegrasi yang membakar
negara-negara di berbagai belahan dunia. Terlebih di negara-negara kawasan Timur –
Tengah yang sampai dengan saat ini masih terus berlangsung, seperti yang terjadi di
Yaman maupun Suriah; selain Mesir, Libya dan Irak yang meninggalkan keporak-porandaan
negara masing-masing. Walau fenomena disintegrasi yang ditunjukkan dunia dimotivasi
oleh demokratisasi, namun seperti yang dikatakan Samuel Huntington, kondisi itu
tidak terlepas dari bentuk nyata dari perang antar peradaban atau Global Paradox-nya
John Naisbit. Tulisan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang
pentingnya melakukan rejuvenasi atau peremajaan kembali pemahaman tentang
Bhinneka Tunggal Ika seperti yang dikehendaki awal oleh para pendiri bangsa Indonesia.
Penting untuk mengembalikan pemahaman itu berkaitan dengan kondisi nyata bangsa
Indonesia yang plural atau majemuk yang sangat rentan dari konflik sehingga memberi
pengaruh negatif terhadap kualitas Ketahanan Nasional. Konflik sosial antar komponen
bangsa yang masih saja mendera Indonesia di berbagai daerah, memberi peringatan
akan pentingnya melakukan rejuvenasi sesanti atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
telah diatur dalam UUD NRI tahun 1945. Kewaspadaan Nasional adalah konsepsi nasional
yang dapat digunakan untuk melakukan rejuvenasi itu, karena kewaspadaan nasional
sangat menekankan pentingnya nasionalisme dalam menghadapi ancaman, terlebih-lebih
ancaman disintegrasi social maupun nasional

Kata Kunci: Rejuvenasi Bhinneka Tunggal Ika; Ketahanan Nasional; Kewaspadaan Nasional

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 17


PENDAHULUAN kebenaran dunia yang semakin mengalami
disintegrasi social maupun nasional.
Proses globalisasi yang begitu cepat
Entitas politik yang disebut negara pada
merupakan tantangan dan berpengaruh
beberapa belahan dunia semakin porak
secara signifikan terhadap semua manusia di
poranda. Lihat saja yang terjadi di belahan
berbagai negara termasuk bangsa Indonesia.
tanduk Afrika, Timur Tengah dan belahan
Ulrich Beck (1998) mengungkapkan
dunia lainnya dengan perkembangan
bahwa globalisasi akan berpengaruh
konfliknya yang tidak berkesudahan.
terhadap relasi-relasi antar negara dan
Kondisi semacam itu jelas menjadi warna
bangsa di dunia, yang akan mengalami
dunia pasca perang dingin yang sebelumnya
‘deteritorialisasi’. Konsekuensinya,
diharapkan akan menciptakan perdamaian,
kejadian-kejadian di berbagai belahan
namun justru sebaliknya yang ditemukan.
dunia ini akan berpengaruh secara cepat
Kebangkitan dunia Arab atau Arab Spring
terhadap negara lain. Sementara itu,
yang secara harafiah kadang disebut
Anthony Giddens (2000) menamai proses
sebagai pemberontakan Arab yang dimulai
globalisasi sebagai ‘the runaway world’.
dari Tunisia tahun 2010, merambat ke Mesir
Menurutnya perubahan-perubahan di
yang menjatuhkan Hosni Mubarak, perang
berbagai bidang terutama perubahan sosial
saudara di Libya, sampai dengan perang
di suatu negara akan berpengaruh secara
saudara di Suriah pada bulan Maret 2011
cepat terhadap negara lain.
yang sampai dengan saat ini 2016 belum
Dalam kondisi seperti ini terjadilah menunjukkan tanda-tanda membaik. Alih-
pergeseran dalam kehidupan kebangsaan alih berakhir, justru kehancuran yang lebih
(Rosenau, 1990), yaitu pergeseran negara besar siap menunggu Suriah berikut semakin
yang berpusat pada negara kebangsaan, terseretnya negara-negara besar terlibat
kepada dunia yang berpusat majemuk secara head to head. Keadaan tersebut
(Hall, 1990). Kiranya sinyalemen yang diperparah ketika ISIS turut terlibat dalam
layak kita perhatikan adalah pandangan kancah perang, yang semakin menjadikan
Kenichi Ohmae (1995) bahwa globalisasi konflik bertambah kompleks.
akan membawa kehancuran negara-negara
Berkaitan dengan fenomena disintegrasi
kebangsaan. Pengaruh globalisasi yang
seperti diuraikan diatas, memunculkan
sangat cepat ini sangat berpengaruh pada
pertanyaan kritis bagi kelangsungan hidup
kelangsungan hidup negara dan bangsa
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia. 1 Begitu juga seperti yang
(NKRI) dari Sabang sampai Merauke.
dikatakan John Naisbitt (1994) bahwa ;
Dapatkah Bangsa Indonesia dalam wadah
“Ketika dunia menjadi lebih terintegrasi
NKRI mempertahankan kesepakatannya
secara ekonomi, entitas politik dan bisnis
– mempertahankan persatuan dan
yang terdiri dari itu menjadi lebih kecil
kesatuannya – mempertahankan integrasi
dan lebih banyak”. Pengemudinya adalah
nasionalnya. Pertanyaan lainnya; bagaimana
revolusi telekomunikasi.
Bangsa Indonesia harus menjalankan
Setelah sekian lama pendapat kehidupan nasionalnya dalam menuju cita-
para pakar itu dikemukaan, dari tahun cita dan tujuan nasionalnya. Adalah wajar
ke tahun sampai dengan tahun 2016 ini, pertanyaan itu muncul, karena menurut
hampir semua pendapat itu menunjukkan teori organik, bangsa dan negara adalah
kebenarannya. Terlebih apa yang kehidupan – setiap mahluk hidup akan
dikemukakan oleh Naisbitt dalam Global mempertanyakan kelangsungan hidupnya.
Paradoks-nya yang semakin menunjukkan Oleh karenanya jaminan kelangsungan

18 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


hidup akan selalu menjadi pertanyaan – terhadap jaminan kelangsungan kehidupan
akan menjadi sesuatu yang sangat vital nasional. Walau di sana-sini kehidupan
(core value) yang setiap saat perlu dan nasional mengalami kemajuan di berbagai
harus diwaspadai. Kewaspadaan adalah aspek kehidupan, namun dalam waktu
sikap yang berkaitan dengan jaminan yang bersamaan juga, terjadi fenomena
kelangsungan hidup (survival). Oleh karena konflik dan kekerasan diberbagai pelosok
itu juga, kewaspadaan nasional menjadi Indonesia. Euforia reformasi saat itu
sebuah konsekuensi dari sebuah kelahiran mengundang berbagai permasalahan
bangsa Indonesia dalam wadah NKRI. baru bangsa dan negara, yang muaranya
bisa mengancam disintegrasi nasional.
Terkait dengan pertanyaan kesanggupan
Kondisi seperti ini masih terasa hingga
mempertahankan kesepakatan menjaga
kini, semata-mata karena euforia itu
persatuan, mempertahankan kelangsungan
telah meminggirkan nilai-nilai kebangsaan
hidup dalam integrasi nasional NKRI,
seperti nilai-nilai dalam sesanti bhinneka
berikut cara-cara dalam menjalankan
tunggal ika. Akibatnya tidak hanya sekedar
kehidupan nasional; akan sangat tergantung
mengundang berbagai kebisingan dan
dari potensi ancaman yang dihadapi
kegaduhan demokrasi, namun berbagai
bangsa, terlebih dalam alam globalisasi. Di
konflik komunal, konflik sosial, anarkisme,
samping itu, kualitas dalam menjalankan
radikalisme, dan fundamentalisme terus
konsepsi kewaspadaan nasional akan sangat
melanda kehidupan berbangsa dan
berpengaruh terhadap jalannya kehidupan
bernegara di berbagai daerah. Praktik
nasional, karena kewaspadaan nasional
kebhinnekaan tidak seharusnya diartikan
adalah sikap, kualitas kesiapan dan
praktik keberagaman atau praktik berbeda,
kesiagaan dalam menghadapi ancaman,
yang asal beda dengan mengartikan
baik ancaman yang berasal dari luar
kebhinnekaan atau keberagaman itu
negeri maupun ancaman yang berasal dari
sebagai kata yang terpisah dari kontruksi
dalam negeri atau dari dalam tubuhnya
aslinya “ bhinneka tunggal ika, tan hana
sendiri. Masyarakat global saat ini adalah
dharma mangrva”. Praktik yang demikian
masyarakat yg dihadapkan pada pluralitas
berpotensi atau secara nyata selama ini
kebudayaan yg saling mempengaruhi
berkontribusi melemahkan ketahanan
-- keliru mengelola  dan kurang waspada
nasional. Kondisi seperti ini memerlukan
–konflik yang tidak terkendali akan
suatu konsep yang memadai atau paling
terus dihadapi – yang menurut Samuel.P
tidak perlu diwaspadai, agar keberagaman
Hatington -- perang antar peradaban (the
atau kebhinnekaan yang dimiliki Indonesia
clash of civilization) menuju masyarakat
bukannya menjadi beban, namun
modern berdasar warisan agama, bahasa,
sebaliknya justru menjadi motor dan basis
sejarah,dan tradisi. Fenomena itu terus
pengembangan ketahanan nasional itu.
mewarnai kehidupan nasional Indonesia,
Oleh karena itu, untuk menghindari dan
dan memberi pengaruh terhadap kualitas
terlepas dari ancaman yang lebih serius
ketahanan nasional Indonesia.
dalam kaitannya dengan disintegrasi sosial
Sejak reformasi bergulir tahun 1998 maupun nasional, maka dirasa perlu untuk
hingga saat ini, sudah berlangsung selama segera melakukan rejuvenasi bhinneka
dua windu, dalam penggal-penggal waktu tunggal ika guna meningkatkan ketahanan
tertentu masih saja menyisakan berbagai nasional.
permasalahan nasional yang mengandung
ancaman potensial maupun manifes

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 19


PEMBAHASAN Era globalisasi yang menghendaki
berbagai aspek kehidupan lebih terintegrasi,
Kewaspadaan Nasional Terhadap
ternyata dalam praktiknya pada saat yang
Fenomena Paradoks Global Dari
bersamaan juga menghendaki adanya
Lingkungan Strategis
fragmentasi. Fenomena ini juga mewarnai
“Ketika dunia menjadi lebih terintegrasi kehidupan nasional Indonesia. Fenomena
secara ekonomi, entitas politik dan bisnis disintegrasi sosial maupun nasional di
yang terdiri dari itu menjadi lebih kecil beberapa belahan dunia sedang marak di
dan lebih banyak” ( John Naisbitt, 1994). demonstrasikan. Kawasan tanduk Afrika
Dengan kata lain, apa yang dikatakan sedang mengalami hal itu dengan ‘Arab
Naisbit dalam Global Paradoks, adalah Spring’ yang melanda Mesir, Libya, Somalia,
dunia yang menuntut semakin terintegrasi Kenya, dan Ethiopia. Begitu juga dengan
ternyata dalam waktu yang bersamaan juga negara-negara di Timur Tengah seperti Irak,
menuntut disintegrasi. Fenomena ini sama Suriah, dan negara-negara di sekitarnya,
dengan fenomena dimana universalisme termasuk Israel dan Palestina yang tidak
dan tribalisme bergerak secara bersamaan pernah berkesudahan.
secara paradoks. Fenomena paradoksial
Sejak reformasi bergulir dalam
global yang digambarkan John Naisbit,
kehidupan nasional Indonesia, yang sudah
sesaat setelah berakhirnya Perang Dingin,
berlangsung selama dua windu pada tahun
adalah fenomena yang terus menunjukkan
2016 ini, dalam penggal-penggal waktu
bukti-bukti nyatanya dalam perkembangan
tertentu masih saja menyisakan berbagai
lingkungan strategis global sampai dengan
permasalahan nasional yang mengandung
sekarang ini.
ancaman potensial maupun nyata terhadap
Pada gilirannya,” Globalisasi melahirkan jaminan keberlangsungan kehidupan
pemahaman baru menyangkut keamanan nasional. Konflik sosial yang terjadi diantara
(security). Istilah “comphrehensive komponen bangsa adalah konflik sosial yang
security” muncul seiring dengan sudah memasuki tahap destruktif. Sebut
berakhirnya Perang Dingin sekitar tahun saja konflik social atau kasus Mesuji tahun
1988, yang berseberangan dengan harapan 2011 di Kecamatan Mesuji, Ogan Komering
masyarakat dunia yang mengharapkan Ilir, Sumatera Selatan. Selain itu, kerusuhan
dengan optimisme munculnya perdamaian sosial yang berakhir dengan pembakaran
internal dan antar negara, berkurangnya Kantor Bupati Bima NTB, tanggal 27
kekerasan dan tegaknya ketertiban dunia Januari 2012, kerusuhan social antar warga
di bawah kendali PBB. Namun yang terjadi di dua desa bertetangga di Kecamatan
pada tahun 1990-an justru menimbulkan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
pertanyaan, karena yang muncul adalah (11/2/2012), konflik sosial antar warga di
kekerasan yang dilakukan oleh “non state Desa Pelauw, Kecamatan Haruku, Kabupaten
actors” seperti perang saudara, genosida, Maluku Tengah (10/2/2012), konflik sosial
konflik berdasar identitas, terorisme yang atau kasus Cikesik Bekasi, konflik sosial atau
dipacu oleh frustasi akibat perasaan-perasan kasus Sidomulyo (Lampung), konflik sosial
kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, Barisan Pertahanan Adat Dayak Kalimantan
“xenophobia”, ketidakamanan akibat Tengah yang menyuarakan aspirasi mereka
globalisasi, separasi politik, tuntutan melalui dewan adat Dayak daerah Kalteng,
solidaritas agama, yang dimanipulasi oleh di dalam menolak rencana pembentukan
kaum ekstremis, fanatik, fundamentalis Front Pembela Islam (FPI) di provinsi ini,
dan kelompok radikalis”.(Muladi,2006) konflik sosial warga Ahmadiyah di Sampang

20 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Madura, konflik sosial di Sumbawa Besar yang diusir oleh penduduk asli Sambas,
Sumbawa NTB (22/01/2013), konflik sosial Sampit Kalimantan, serta masyaraakat
di Pangukan Sleman DIY bulan Juni 2014 keturunan Bugis, Buton dan Makasar yang
lalu, konflik sosial di Kabupaten Tolikara diusir penduduk asli Ambon di Maluku,
Papua pada 17 Juli 2015, pembakaran di awal-awal lahirnya reformasi, dengan
gereja di Aceh Singkil tanggal 13 Oktober korban harta benda dan nyawa yang tidak
2015, dan lagi-lagi konflik sosial pada sedikit. Indonesia mengalami disharmoni
bulan Maret 2016 di Lampung Selatan yang sosial yang serius dalam keyakinan sesanti
melibatkan antar suku. Semua konflik atau semboyan Bhinneka Tunggal Ikanya,
sosial itu sudah memasuki tahap destruktif yang memberi pengaruh signifikan terhadap
yang membawa korban harta benda dan melemahnya ketahanan nasional.
nyawa, yang perlu disikapi dengan konsep
kewaspadaan nasional.
Bhinneka Tunggal Ika Dalam Praktek
Secara substansi, pengertian
Kehidupan Nasional
Kewaspadaan Nasional atau Padnas adalah
suatu sikap dalam hubungannya dengan Dikatakan dalam pasal 36 A UUD
nasionalisme yang dibangun dari rasa NRI tahun 1945, bahwa Lambang Negara
peduli dan rasa tanggung jawab serta ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
perhatian seorang warga negara terhadap Bhinneka Tunggal Ika. Secara substansi,
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, sesanti (kata-kata bijak) atau semboyan
berbangsa dan bernegaranya dari suatu Bhinneka Tunggal Ika adalah sesanti yang
ancaman. Padnas juga sebagai suatu mengingatkan untuk menjaga persatuan.
kualitas kesiapan dan kesiagaan yang Lengkapnya sesanti ini berbunyi; Bhinneka
dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrva, yang
mampu mendeteksi, mengantisipasi sejak artinya berbeda-beda atau beragam, namun
dini, dan melakukan aksi pencegahan tetap satu, karena tidak ada kebenaran
berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman yang mendua. Bhinneka yang berasal dari
terhadap NKRI. Padnas dapat juga diartikan kata bhina (berbeda/beragam) dan ika (itu)
sebagai manifestasi kepedulian dan rasa yang artinya beragam itu, sejatinya tunggal
tanggung jawab bangsa Indonesia terhadap (satu) ika (itu). Tan Hana Dharma Mangrva
keselamatan dan keutuhan bangsa/NKRI. berarti tidak ada kebenaran yang mendua.
Oleh karena itu, Padnas harus bertolak dari Dalam hal ini, dharma diartikan sebagai
keyakinan ideoligis dan nasionalisme yang kebenaran. Pada awalnya, dharma yang
kukuh serta perlu didukung oleh usaha- dimaksud adalah Tuhan. Dengan demikian,
usaha pemantauan sejak dini dan terus arti Tan Hana Dharma Mangrva adalah
menerus terhadap berbagai implikasi dari tidak ada Tuhan yang mendua. Penekanan
situasi serta kondisi yang berkembang baik ini disampaikan oleh Mpu Tantular dalam
di dalam maupun di luar negeri.2 kekawin Sutasomanya di zaman Majapahit
abad 14 (sekitar tahun 1365-1389 M),
Konflik sosial yang disebutkan di atas,
yang ketika itu masih mempermasalahkan
sejatinya baru sebagian kecil dari konflik
perbedaan antara agama Budha dan Hindu
social lainnya yang melanda berbagai
(Siwa). Penekanan itu begitu penting pada
wilayah Indonesia. Belum lagi konflik sosial
jamannya, untuk menghindari terjadinya
yang pernah dialami oleh transmigran asal
konflik. Di dalam kekawin Sutasomanya
Jawa yang diusir oleh penduduk asli Aceh
Mpu Tantular secara lengkap menyinggung
Jaya di Aceh, masyarakat dari etnis Madura
Bhinneka Tunggal Ika, yang secara lengkap

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 21


menurut kutipan yang berasal dari pupuh dalam mencapai tujuan nasional. Konsep-
139, bait 5, sebagai berikut; 3 konsep dasar itu dirumuskan dengan

Gambar 2: Bhinneka Tunggal Ika


Jawa Kuna Alih bahasa

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang
Wiswa, berbeda.
Bhinnêki rakwa ring apan kena Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah
parwanosen, bisa dikenali?

Mangka ng Jinatwa kalawan Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah
Śiwatatwa tunggal, tunggal

Bhinnêka tunggal ika tan hana Berbeda-beda tetapi tetap satu,, tidak ada
dharma mangrwa. kebenaran yang mendua

Presiden pertama Indonesia Soekarno,


menggunakan 6 (enam) ‘batu bangun‘
dalam ceramahnya tanggal 20 Mei 1965, saat
atau building block Wawasan Nusantara,
pertama kali meresmikan Lemhannas RI,
yang konsep-konsep dasarnya diangkat
sangat menekankan arti penting dari sesanti
dari khazanah bangsa yang berada di
Bhinneka Tunggal Ika. Bung Karno saat itu
wilayah Nusantara mulai Abad VII, yang
menyampaikan kepada seluruh peserta
diintegrasikan dengan kepentingan bangsa
didik Lemhannas RI angkatan pertama,
Indonesia, saat ini dan yang akan datang.
bahwa dipilihnya kata-kata Bhinneka
Konsep-konsep dasar yang saling jalin
Tunggal Ika dalam pita lambang Negara
menjalin dan saling mempengaruhi satu
Pancasila semata-mata, karena kata-
dengan yang lainnya itu meliputi;
kata itu sangat bermakna dalam menjaga
persatuan Indonesia.1 Keberagaman yang 1. Bhinneka tunggal ika adalah konsep
dimiliki bangsa Indonesia dengan multi untuk rnengintegrasikan keaneka
etnisnya, agamanya, rasnya, golongannya ragaman komponen bangsa;
dan sebagainya adalah keberagaman yang
2. Persatuan dan kesatuan adalah konsep
sejatinya berada dalam satu bangsa dan
untuk mengakumuIasi kekuatan
Negara Indonesia berdasarkan ideologi
nasional;
Pancasila yang dijadikan falsafah hidup
bangsa Indonesia. 3. Kebangsaan adalah konsep untuk
mewujudkan keinginan untuk hidup
Sesanti Bhinneka Tunggal Ika sejatinya
bersama;
adalah “batu bangun” dari visi Wawasan
Nusantara yang menjadi geopolitik 4. Geopolitik adalah konsep untuk
bangsa Indonesia. Wawasan Nusantara atau mewujudkan kedaulatan bangsa atas
biasa disingkat Wasantara adalah konsep- tanah airnya;
konsep pemikiran dan pandangan bangsa 5. Negara kebangsaan adalah konsep
Indonesia tentang diri dan lingkungannya untuk menjadikan negara sebagai

22 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


sarana perjuangan mewujudkan cita- didirikan atau diresmikan tahun 1965, juga
cita bangsa; menyebut dirinya Lembaga Pertahanan
Nasional (defence), namun sejak tahun
6. Negara kepulauan adalah konsep untuk
1994 berdasar Keppres RI No 4 tahun 1994,
mempertahankan keutuhan wilayah
berubah menjadi Lembaga Ketahanan
nasional.
Nasional ( National Resilience Institute).
Lahirnya Wawasan Nusantara tidak bisa Hal ini sejalan dengan isi pidato Presiden
lepas dari Sumpah Palapa Patih Gajah Mada Pertama RI Soekarno pada saat peresmian
pada zaman kerajaan Majapahit dulu, yang Lemhannas RI tanggal 20 Mei 1965, yang
diucapkan pada saat pelantikannya menjadi mengingatkan bahwa: “perang modern
Patih Amangkubhumi Majapahit tahun 1258 bukan sekedar perang militer ,melainkan
Saka atau tahun 1336 M. Begitu terkenal peperangan yang menyangkut seluruh unsur
sumpah itu, karena visinya yang agung yang dimiliki rakyat. Dengan demikian
untuk menyatukan Nusantara yang menjadi tidak hanya militer yang memperhatikan
wilayah Indonesia saat ini. Patih Gajah Mada dan menyempurnakan ketahanan nasional,
bersumpah untuk tidak melepas puasanya tetapi juga orang sipil”.
(amukti palapa) atau menyerah, apabila
Peringatan ini sangat visioner,
seluruh Nusantara yang menjadi wilayah
karena terbukti bahwa saat ini maupun
Indonesia dari Sabang sampai Meraoke
ke depan, perang modern yang dihadapi
saat ini tidak menjadi satu wilayah Negara
oleh Indonesia maupun dunia adalah
Majapahit. Keagungan visi Patih Gajah Mada
perang yang melibatkan seluruh aspek
akan persatuan dan kesatuan Nusantara
kehidupan, nir militer, komprehensif dan
direspon oleh pemerintah Indonesia semasa
asimetrik. Selain itu, hal yang juga perlu
kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid
dicatat bahwa, Presiden Soekarno sangat
dengan mencanangkan tanggal 13 Desember
menekankan arti nasional (yang melekat
sebagai Hari Nusantara dilanjutkan dengan
dalam ketahanan nasional) sebagai yang
penetapan oleh Presiden Megawati dengan
tidak sekedar berarti seluruh bangsa, tanah
menerbitkan Keputusan Presiden RI Nomor
air (wilayah), tetapi juga betul-betul atas
126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara.
konstelasi dan karakteristik dari bangsa
Berbasis geopolitik Wawasan Nusantara, Indonesia. Nasional yang berarti berjati diri
Indonesia menjalankan geostrateginya Indonesia, dengan budaya yang dimilikinya.
yang tidak lain adalah konsepsi ketahanan
Secara substansi, pengertian
nasional pada tataran pelaksanaan atau
Ketahanan Nasional adalah pengertian
pengembangan ketahanan nasional secara
yang berkaitan dengan Ketahanan Nasional
substansial.
sebagai kondisi serta pengertian Ketahanan
Nasional sebagai konsepsi. Sebagai kondisi,
Pemahaman Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis
bangsa Indonesia yang meliputi segenap
Ketahanan Nasional sering dipahami aspek kehidupan nasional yang terintegrasi
sempit sebagai pertahanan nasional. berisi keuletan dan ketangguhan yang
Padahal, pertahanan nasional bagian dari mengandung kemampuan mengembangkan
ketahanan nasional. Terdapat delapan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
gatra dalam ketahanan nasional, yang salah mengatasi segala tantangan, ancaman,
satunya adalah gatra pertahanan yang juga hambatan, dan gangguan, baik yang
mencakup keamanan. Lemhannas atau datang dari luar maupun dari dalam,
lembaga ketahanan nasional, pada awal

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 23


untuk menjamin identitas, integritas, bidang kehidupan yang dipetakan menjadi
keberlangsungan hidup bangsa dan delapan gatra, yaitu: geografi, demografi,
negara, serta perjuangan mencapai tujuan dan sumber kekayaan alam sebagai gatra
nasionalnya. alamiah (natural determinants) serta
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
Dalam pengertian di atas, ketahanan
serta pertahanan dan keamanan sebagai
nasional adalah kondisi kehidupan
gatra sosial (social determinants). Dilihat
nasional yang harus diwujudkan. Suatu
dari perannya, ketahanan nasional dapat
kondisi kehidupan yang dibina secara dini
diposisikan sebagai sebuah konsepsi
terus-menerus dan sinergis, mulai dari
dan kondisi. Sebagai sebuah konsepsi,
pribadi, keluarga, lingkungan, daerah,
ketahanan nasional adalah gambaran
dan nasional bermodalkan keuletan dan
menyeluruh dan terintegrasi dari
ketangguhan yang mengandung kemampuan
komponen-komponen sistem nasional
mengembangkan kekuatan nasional.
yang digerakkan menuju pencapaian
Proses berkelanjutan untuk mewujudkan
tujuan nasional. Sebagai sebuah kondisi,
kondisi tersebut dilakukan berdasarkan
ketahanan nasional adalah tolok ukur
pemikiran geostrategi berupa suatu
keberhasilan pengelolaan sistem nasional
konsepsi yang dirancang dan dirumuskan
dalam mensinergikan seluruh kekuatan dan
dengan memperhatikan kondisi bangsa
kapasitasnya untuk menghadapi tantangan,
dan konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi
ancaman, hambatan dan gangguan dalam
tersebut dinamakan Konsepsi Ketahanan
rangka mencapai tujuan nasional.
Nasional Indonesia.
Sebagai konsepsi, Ketahanan
Nasional adalah konsepsi pengembangan Hasil Pengukuran Laboratorium
kekuatan nasional melalui pengaturan Ketahanan Nasional
dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
Sejak tahun 2010, Lemhannas RI
keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras
telah melakukan pengukuran Ketahanan
dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh
Nasional dan Simulasi Kebijakan Publik.
dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan
Pengembangan Sistem Pengukuran
Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Ketahanan Nasional dan Simulasi Kebijakan
Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi
Publik diawali dengan perumusan model
ketahanan nasional Indonesia merupakan
pengukuran ketahanan nasional. Model ini
pedoman untuk meningkatkan keuletan
secara hirarkis berbasis pada 8 gatra yang
dan ketangguhan bangsa yang mengandung
masing-masing dijabarkan ke dalam aspek,
kemampuan mengembangkan kekuatan
variabel, dan indikator. Selanjutnya, pada
nasional dengan pendekatan kesejahteraan
setiap indikator dirumuskan parameter,
dan keamanan. Kesejahteraan dapat
instrumen pengukuran serta formula untuk
digambarkan sebagai kemampuan bangsa
memperoleh indeks ketahanan dari indikator
dalam menumbuhkan dan mengembangkan
tersebut. Indeks ketahanan dikategorikan
nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-
berdasarkan skala likert mulai dari rawan
besar kemakmuran yang adil dan merata,
(skor 1) , kurang tangguh (skor 2), cukup
rohaniah, dan jasmaniah. Sementara itu,
tangguh (skor 3), tangguh (skor 4), dan
keamanan adalah kemampuan bangsa
sangat tangguh (skor 5). Setiap indikator
dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya
diberi bobot yang besarannya ditentukan
terhadap ancaman dari luar dan dari dalam.
berdasarkan kombinasi antara judgment
Ketahanan nasional meliputi segenap pakar dan skala prioritas. Total bobot

24 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


indikator dalam satu variabel berjumlah turut sejak tahun 2010, 2011,
100. Total bobot variabel dalam satu gatra 2012,2013,2014 dan 2015 secara agregat
berjumlah 100. Demikian juga total bobot masih menunjukkan indeks yang tidak
gatra dalam ketahanan nasional berjumlah menggembirakan karena kurang tangguh.
100. Jumlah perkalian bobot indikator Angka-angka yang tercantum dalam kolom
dengan indeks ketahanan indikator dalam indeks pada tabel di bawah dari masing-
suatu variabel menunjukkan indeks masing tahun (2010, 2011, 2012 ,2013,2014
ketahanan variabel tersebut. Demikian dan 2015) adalah angka-angka yang
seterusnya dengan menggunakan metode menunjukkan tingkat ketangguhan secara
yang sama dapat dihitung indeks ketahanan agregat seluruh gatra secara nasional,
pada setiap gatra dan indeks ketahanan maupun tingkat ketangguhan dari masing-
nasional. masing gatra. Angka-angka itu diperoleh
dari hasil perhitungan menggunakan
Hasil pengukuran Laboratorium
berbagai rumus, sehingga menghasilkan
Pengukuran Ketahanan Nasional
angka hasil konversi yang dikelompokkan
(Labkurtannas) Lemhannas RI, berturut-
sebagai berikut.

Tabel 1: Tingkat Ketangguhan Ketahanan Nasional


Nomor Tingkat ketangguhan Warna Angka
1 Rawan merah 1,00 s.d. 1,80
2 Kurang Tangguh Kuning > 1,80 s.d. 2,60
3 Cukup Tangguh Hijau > 2,60 s.d. 3,40
4 Tangguh Biru > 3,40 s.d. 4,20
5 Sangat Tangguh Ungu > 4,20 s.d. 5,00

Tabel 2: Hasil Pengukuran Indeks Ketahanan Nasional Indonesia


INDEKS
NO KETERANGAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
AGREGAT 2,43 2,44 2,43 2,47 2,56 2,55

1 GEOGRAFI 2,62 2,74 2,75 2,74 2,45 2,41

2 DEMOGRAFI 2,85 2,83 2,83 2,73 2,87 2,83

3 SKA 2,36 2,35 2,35 2,41 2,56 2,77

4 IDEOLOGI 2,47 2,59 2,58 2,56 2,12 2,23

5 POLITIK 2,88 2,87 2,87 2,84 2,68 2,39

6 EKONOMI 2,85 2,86 2,87 3,04 2,98 2,63


SOSIAL DAN
7 2,39 2,47 2,49 2,43 1,92 2,20
BUDAYA
HAN
8 2,40 2,44 2,42 2,40 2,75 2,82
KEAMANAN

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 25


Dari tabel diatas dapat dibaca keterkaitan erat dengan gatra lain selain
bahwa indeks ketahanan nasional Indonesia gatra ideologi, seperti politik, ekonomi,
secara agregat sejak tahun 2010, 2011, social budaya dan pertahanan keamanan.
2012 ,2013,2014 dan 2015 masih pada level
Selain gatra ideologi yang menunjukkan
‘kurang tanggguh’. Hasil pengukuran tahun
indeks kurang tangguh, berbagai variabel
2015, walau diantara 8 gatra terdapat
pada gatra sosial budaya dan gatra
4 gatra yang cukup tangguh (demografi,
politik juga menunjukkan indeks kurang
SKA, ekonomi, dan hankam), namun 4
tangguh. Beberapa variabel dalam gatra
gatra lainnya (geografi, politik, ideologi,
sosial budaya yang terkait dengan praktik
dan sosial budaya masih menunjukkan
kebhinneka-tunggal-ikaan, meliputi
kurang tangguh, sehingga secara agregat
kerukunan sosial, ketertiban sosial, perilaku
ketahanan nasional Indonesia sampai
sosial, nilai tradisional, dan universal dan
dengan tahun 2015 masih berada pada
kekeluargaan. Pada gatra politik variabel
indeks ‘kurang tangguh’. Kondisi seperti ini
itu meliputi, hubungan pusat-daerah dan
dapat dikatakan in line dengan kondisi dari
antar daerah serta variable kepastian
praktek kebhinneka-tunggal-ikaan dalam
hukum 1
aspek-aspek beberapa gatra, diantaranya
gatra politik, ideologi dan sosial budaya, Hampir sebagian besar dari variabel-
yang memang menunjukkan indeks variabel gatra yang dipaparkan di atas
‘kurang tangguh’. Dengan kata lain, indeks merupakan variabel yang memiliki
ketahanan nasional Indonesia yang kurang keterkaitan erat dengan praktik kebhinneka-
tanggguh tidak lepas dari kontribusi praktek tunggal-ikaan. Korelasinya, semakin baik
kebhinneka-tunggal-ikaan yang masih dan benar praktik kebhinneka-tunggal-ikaan
bermasalah. Terlebih, kekurangtangguhan itu dijalankan, semakin tangguh indeks
itu berkorelasi dengan kekurangtangguhan yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin tidak
pada gatra politik, ideologi, dan sosial baik atau tidak benar praktek kebhinneka-
budaya, yang sarat dengan variabel dan tunggal-ikaan itu dilakukan, maka semakin
indikator praktik kebhinneka-tunggal-ikaan kurang tangguh yang dihasilkan.
seperti praktik toleransi, kereligiusan serta Rejuvenasi Bhinneka Tunggal Ika Guna
indikator praktik ke bhinneka tunggal Meningkatkan Ketahanan Nasional
ikaan yang lainnya.
Pada tataran kondisi, meningkatkan
Seperti pada gatra ideologi, hasil yang ketahanan nasional mengandung
menunjukkan indeks kurang tangguh yang pengertian, menjadikan kondisi ketahanan
secara berturut-turut sejak tahun 2011, nasional lebih baik dari kondisi sebelumnya
2012 , 2013, 2014 dan 2015, terus mengalami sesuai dengan indeks ketahanan nasional.
penurunan, dari nilai agregat 2,59 turun Dari kondisi yang paling bawah rawan,
menjadi 2,58, kemudian menjadi 2,56 lalu kurang tangguh, cukup tangguh, tangguh
2,12, dan tahun 2015 naik sedikit menjadi sampai dengan yang paling tinggi atau
2,23 walau tetap ‘kurang tangguh’. Variabel ideal, sangat tangguh. Pada tataran
yang diukur pada gatra ideologi meliputi konsepsi, meningkatkan ketahanan
variabel kesetaraan akses, religiusitas dan nasional mengandung pengertian,
toleransi. ketakwaan, kesamaan hak dalam mengimplementasikan konsepsi ketahanan
konteks kewajiban sosial, solidaritas nasional itu secara benar. Sebagai
sosial, kesatuan wilayah, persatuan sebuah konsepsi, ketahanan nasional
bangsa (nasionalisme) dan kekeluargaan, adalah gambaran menyeluruh dan
dengan ratusan indikatornya yang memiliki terintegrasi dari komponen-komponen

26 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


sistem nasional yang digerakkan menuju tetap bersatu, tidak atas dasar persamaan
pencapaian tujuan nasional. Hal itu juga suku, agama, ras, atau golongan, namun
berarti melakukan penyelenggaraan dan semata-mata karena kebersamaan tujuan,
pengaturan kesejahteraan dan keamanan seperti yang telah disepakati dalam tujuan
secara seimbang, serasi, dan selaras dalam nasional sesuai pembukaan UUD NRI 1945.
seluruh aspek kehidupan secara utuh Selain itu, keinginan kuat untuk bersatu
dan menyeluruh dan terpadu berbasis akan terbangun dan terpelihara apabila
kebhinneka-tunggal-ikaan. Hasil dari kedaulatan sesama komponen bangsa tidak
penyelenggaraan dan pengaturan itu saling terkooptasi, namun saling menghargai
adalah keuletan dan ketangguhan bangsa atas kedaulatan ciri dan karakteristik
dalam mengembangkan kekuatan nasional dasar yang dimiliki. Menjadi penting
untuk menghadapi berbagai ancaman yang untuk tetap memperoleh kedaulatan ciri
menerpanya. dan karakteristik masing-masing, agar
upaya memperoleh dan mempertahankan
Untuk dapat melaksanakan itu,
kedaulatan itu tidak berkembang dan justru
seperti yang dikatakan Muladi (2007),
menghancurkan idealisme nasionalisme
bahwa Ketahanan nasional dimaknai
itu sendiri. Pencarian kedaulatan itu,
dalam dua pendekatan yang berbeda yakni
sama seperti yang digambarkan Anderson
pendekatan enjiniring dan pendekatan
(2008) dalam imagined communities atau
sosial. Pendekatan enjiniring melihat
komunitas-komunitas terbayangnya. Oleh
ketahanan nasional sebagai suatu daya/
karena itu, sejatinya nilai idealisme dan
kemampuan untuk cepat kembali ke
nasionalisme keindonesiaan adalah nilai
bentuk dan posisi semula pada saat terjadi
dari sesanti bhinneka tunggal ika. Ke arah
tekanan, benturan atau pembengkokan.
itulah rejuvenasi bhinneka tunggal ika itu
Pendekatan sosial memandang ketahanan
kita tuju.
nasional sebagai daya/kemampuan
merespon, beradaptasi, dan berinteraksi Dalam bahasa yang lebih sederhana,
dengan lingkungan. Berdasarkan itu, indeks ketahanan nasional Indonesia yang
mengembangkan ketahanan nasional, perlu menunjukkan ke kurang tangguhannya itu
berpedoman kepada hasil akhir keuletan hanya bisa dipulihkan atau ditingkatkan
dan ketangguhan yang menunjukkan daya dengan cara melakukan rejuvenasi bhinneka
atau kemampuan enjiniringnya dan daya tunggal ika, yang berarti memperbaiki
atau kemampuan merespon, adaptasi, dan praktik idealisme nasionalisme seluruh
interaksinya dengan lingkungan. komponen bangsa. Tanpa praktik
nasionalisme yang memadai, yang bersumber
Labkurtannas Lemhannas RI mencatat
dari nilai-nilai luhur bangsa, sulit untuk
indeks ketahanan nasional Indonesia tahun
mengantisipasi berbagai ancaman yang
2015 yang menunjukkan tingkat ‘kurang
dihadapi dalam rangka praktik kewaspadaan
tangguh’ dengan isu strategis, merosotnya
nasional, yang sangat menekankan sikap
nilai-nilai kebangsaan. Substansinya
peduli terhadap nasionalisme agar dapat
menyangkut kekurangtangguhan idealisme
menghasilkan kualitas memadai dalam
nasionalisme, yang terkait dengan
menghadapi ancaman nasional. Rejuvenasi
solidaritas besar sesama anak bangsa
berarti melakukan peremajaan kembali
yang seharusnya, seperti yang dikatakan
pemahaman tentang sesanti bhinneka
Renan (1882), perlunya memiliki keinginan
tunggal ika seperti yang dikehendaki awal
kuat untuk bersatu (“le desir d’etre
oleh para pendiri bangsa Indonesia.
ensemble”). Kuatnya keinginan untuk

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 27


Para founding fathers atau pendiri bukan kompromis, tetapi kita bersama-
bangsa Indonesia sangat menyadari bahwa sama setujui”
ciri bangsa Indonesia yang majemuk dengan
Ketunggal-ikaan.dalam kebhinnekaan
berbagai suku, agama , ras, golongan yang
yang dimaksud adalah ketunggalan
melingkupi tanah air dari Sabang sampai
atau ke-persatuan dalam philosofische
Merauke adalah bangsa yang sangat
grondslag atau ke-persatuan dalam
mendambakan persatuan. Bangsa yang
Weltanschauung, yang tidak lain adalah
kuat keinginannya untuk bersatu (menjadi
Pancasila itu sendiri. Terlalu beresiko
tunggal) mencapai suatu tujuan walau
apabila kebhinnekaan yang dimaksud
beragam atau bhinneka. Nilai-nilai luhur
hanya sekedar pluralisme yang diartikan
yang dikandungnya meliputi nilai toleransi,
sebagai keberagaman pemahaman atau
keadilan, dan gotong royong. 2 Ketika
bermacam-macam paham, dan berpotensi
nilai-nilai itu mengalami kemerosotan
menghasilkan silang pendapat yang tidak
dalam kehidupan nasional, ketika itu pula
berkesudahan. Silang pendapatnya harus
ketahanan nasional Indonesia menjadi
tetap dalam bingkai Pancasila yang
merosot. Suatu keadaan yang telah
secara substantif menekankan nilai gotong
direkam dalam Labkurtannas Lemhannas
royong yang menurut Bung Karno (1945)
RI sejak tahun 2010. Oleh karenanya,
sebagai; “ pembantingan tulang bersama,
rejuvenasi sesanti bhinneka tunggal ika
pemerasan keringat bersama, perjuangan
pada kondisi Indonesia saat ini adalah
bantu binantu bersama. Amal semua buat
sebuah keniscayaan. Kebinekaan yang
kepentingan semua, keringat semua buat
dapat diartikan plural atau pluralisme, tidak
kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris,
seharusnya diartikan beragam yang asal
buat kepentingan bersama”. Suatu nilai yang
beragam atau berbeda. Keberagamannya
juga mengandung penekanan pentingnya
harus tetap dalam satu bingkai pemahaman
toleransi dan keadilan. Sepanjang keadilan
yang disepakati, dikonsensuskan atau
belum memperoleh tempat yang memadai
disetujui dalam ketunggal-ikaan. Hal ini
dalam kehidupan nasional, begitu juga
menjadi penting, karena itulah sejatinya
toleransi, gotong royong tidak akan pernah
yang dikehendaki para pendiri bangsa
terlaksana. Rejuvenasi bhinneka tunggal ika
ini pada awal-awal pendirian bangsa dan
berarti menempatkan nilai-nilai toleransi,
negara ini.
keadilan, dan gotong royong sebagai
Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945 sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan
didepan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau nasional. Inilah yang paling esensial
BPUPKI menegaskanakan arti penting dari dalam meningkatkan ketahanan nasional
kebersetujuan itu. menggunakan pendekatan kewaspadaan
nasional. Menjadi penting dalam melakukan
“ ……kita harus mencari
rejuvenasi bhinneka tunggal ika melakukan
persetujuan, mencari persetujuan
kebijakan revitalisasi nilai-nilai toleransi,
paham. Kita bersama-sama mencari
nilai-nilai keadilan, dan gotong royong
persatuan philosofische grondslag,
dalam kehidupan nasional. Nilai-nilai
mencari satu Weltanschauung yang kita
yang memiliki kualitas prime mover atau
semua setuju. Saya katakan lagi setuju
penggerak utama nasionalisme.
! Yang saudara Yamin setujui, yang Ki
Bagoes setujui, yang saudara Liem Koen Ada langkah-langkah konsepsional
Hian setujui, pendeknya kita semua yang dapat dilakukan menuju rejuvenasi
mencari satu modus. Tuan Yamin, ini bhinneka tunggal ika. Langkah-langkah itu

28 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


meliputi ; berlaku, pada posisi mana harus berada
yang dapat menguntungkan kepentingan
Pertama; perasaan satu komunitas
nasional Indonesia. Hal ini harus dilakukan
nasional di dalam negeri harus tetap
karena kewaspadaan nasional merupakan
terjaga dengan menggunakan paradigma
manifestasi dari kepedulian serta tanggung
nasional pancasila dan UUD NRI 1945
jawab setiap komponen bangsa terhadap
sebagai acuannya. Untuk bisa melakukan
keselamatan dan keutuhan bangsa dalam
itu, penting untuk selalu menanamkan
NKRI. Selain itu, langkah ini diambil karena
rasa empati sesama anak bangsa untuk
Padnas adalah kesiapan dan kesiagaan
menumbuh suburkan relasi sosial diantara
yang harus dimiliki olah bangsa Indonesia
komponen bangsa. Pancasila yang pada
untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi
intinya menghendaki gotong royong sangat
sejak dini dan melakukan aksi pencegahan
mendambakan kesuburan empati itu dalam
berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman
membangun relasi sosialnya. Sesanti atau
terhadap NKRI. Menggunakan pendekatan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
kewaspadaan nasional sudah tentu
menekankan persatuan dan kesatuan itu
memerlukan kalkulasi tepat dan akurat
sejatinya terinspirasi dari falsafah ta twam
dari analisa data yang akurat juga – tentang
asi ajaran sanata dharma yang berarti ”Itu
situasi dan kondisi yang dihadapi bangsa –
adalah Kamu” (that you are) atau yang juga
internasional, regional dan nasional. Oleh
diartikan sebagai ” Aku adakah Kamu”. Ini
karenanya, tuntutan memiliki intelijen
sama dengan konsep ”dari Kami ke Kita”
negara yang handal adalah tuntutan dari
yang pernah disampaikan Fuad Hassan
kewaspadaan nasional – intelijen yang
(2005) sebagai modes of togetherness. Atau
mampu merumuskan dan mempersepsikan
konsep ’Kami within Kita’. Oleh karena itu,
hakekat ancaman yang dihadapi bangsa dan
kesenjangan yang terjadi dalam berbagai
negara – perspektifnya adalah kepentingan
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
nasional ( national interest).
dan bernegara, sangat potensial membuat
lunturnya perasaan satu komunitas nasional Bentuk-bentuk konkrit yang dapat
perlu mendapat perhatian yang serius. dilakukan meliputi :
Begitu juga menyangkut keinginan masing-
a. Secara nasional, Indonesia harus
masing komunitas, kelompok atau golongan
memiliki early warning system
yang saling membenci dan meniadakan
(sistem peringatan dini). Hal ini
kedaulatan masing-masing.
tidak hanya berlaku bagi ancaman
Kedua; dimata Internasional Indonesia tradisional (ancaman militer),
harus berani memposisikan diri sebagai tetapi juga ancaman non tradisional
bangsa yang berdaulat dan bermartabat (non traditional threat). Ini penting
dengan mengacu dari kepentingan untuk menghindari pendadakan dan
nasionalnya seperti yang diamanatkan kesimpangsiuran informasi ketika
oleh pembukaan UUD 45. Keberanian eskalasi situasi terus meningkat
yang perlu dilakukan itu berkaitan dengan dan mencapai titik krisis. Di era
langkah konkrit dari sesanti tan hana globalisasi, era informasi, era yang
dharma mangrva (tiada kebenaran yang memberi akses informasi demikian
mendua) dari sesanti bhinneka tunggal banyak, tidak harus simpang siur,
ika. Untuk bisa demikian, Indonesia apalagi berkembang isu-isu yang
harus mengetahui secara terus menerus menyesatkan – propaganda hitam
kondisi dan situasi internasioanl yang yang meracuni masyarakat. Sekali

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 29


lagi, peran intelijen negara dan ketahanan nasional. Data Laboratorium
kementerian komunikasi dan Pengukuran Ketahanan Nasional
informasi sangat penting. (Labkurtannas) Lemhannas RI tahun 2015
yang merekomendasi untuk memperhatikan
b.
Menyangkut Peraturan dan
isu strategis kondisi nilai-niilai kebangsaan
Perundang-Undangan, Indonesia
dari komponen bangsa Indonesia, ternyata
harus memiliki Peraturan dan
pada kondisi searah (in line) dengan
Perundang-undangan yang
indeks ketahanan nasional Indonesia
memadai, berikut penegakannya
yang menunjukkan kekurangtangguhannya
yang berani dalam menjaga
secara berturut-turut sejak tahun 2010
kepentingan nasional Indonesia.
sampai dengan tahun 2015.
Menangani secara serius masalah-
PENUTUP masalah yang berkaitan dengan nilai
Berdasar uraian dan analisis di atas, toleransi, nilai keadilan, dan nilai gotong
disimpulkan bahwa rejuvenasi bhinneka royong untuk menghasilkan nasionalisme
tunggal ika guna meningkatkan Ketahanan keindonesiaan, menjadi kata kunci
Nasional, adalah peremajaan pemahaman rejuvenasi bhinneka tunggal ika guna
tentang bhinneka tunggal ika, seperti yang meningkatkan Ketahanan Nasional. Dengan
dikehendaki oleh para pendiri bangsa yang rejuvenasi bhinneka tunggal ika dan memiliki
sangat menekankan arti penting persatuan nasionalisme yang memadai, keuletan, dan
dalam menyikapi keberagaman atau ketangguhan akan dapat diraih. Dengan
kemajemukan bangsa. Bhinneka tunggal nasionalisme juga kemampuan recovery,
ika tidak seharusnya diartikan harafiah atau kembali ke bentuk dan posisi semula
yang lepas dari kata lain dalam sebuah pada saat terjadi tekanan, benturan
kontruksi “ bhinneka tunggal ika, tan hana atau pembengkokan, respon, dan adaptif
dharma mangrva”, yang artinya, walaupun terhadap ancaman nasional dapat dimiliki
beragam tetapi tetap dalam satu tujuan, untuk menghasilkan ketahanan nasional
dalam hal ini tujuan nasional, karena tidak yang tangguh atau bahkan sangat tangguh.
ada tujuan nasional selain tujuan nasional Penting bagi penyelenggara negara serta
seperti yang dikehendaki dalam pembukaan seluruh komponen bangsa untuk melakukan
UUD NRI 1945. Satu itu juga, perlu diartikan internalisasi nilai-nilai yang terkandung
sebagai satu philosofische grondslag atau dalam semboyan atau sesanti bhinneka
falsafah dasar, satu Weltanschauung atau tunggal ika, meliputi nilai toleransi,
pandangan hidup, satu paradigma, nasional keadilan dan gotong royong dalam rangka
Pancasila dan UUD NRI 1945. rejuvenasi bhinneka tunggal ika guna
meningkatkan Ketahanan Nasional
Rejuvenasi bhinneka tunggal ika
memerlukan kadar nasionalisme yang
memadai, yang sebaliknya juga (vice versa) Daftar Bacaan
nasionalisme yang memadai akan mampu
Anderson, Benedict, 2008, imagined
melakukan rejuvenasi bhinneka tunggal
communities, komunitas-komunitas
ika. Rejuvenasi bhinneka tunggal ika
terbayang , Daniel Dhakidae
berkaitan dengan upaya untuk menciptakan
pengantar, Omi Intan Naomi-
persatuan kebangsaan sebagai persyaratan
penerjemah, Pustaka Pelajar,
dasar menghadapi berbagai ancaman yang
Yogjakarta
potensial maupun nyata melemahkan

30 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Bandoro,Bantarto,2005 Perspektif Baru Soebadio,Hadi,2002 Keterlibatan Australia
Keamanan Nasional. Dalam Pemberontakan PRRI/
Permesta
Gerakan Nasional Patriot Indonesia,2004,
Undang-Undang Republik Indonesia Surjohadiprojo, Sajidiman,Letjen(Pur),
No 27 Tahun 1999, Perubahan KUHP 2005, Si Vis Pacem Para Bellum,
yang berkaitan dengan Kejahatan Membangun Pertahanan Negara yang
Terhadap Keamanan Negara Sebagai Modern dan Effektif.
Tindak Lanjut Pasal 3 Tap MPRS NO
Tim Penerbitan Buku Pancasila, 2005,
XXV Tahun 1966.
Pancasila Bung Karno, Himpunan
Huntington, Samuel.P,2000 Benturan Antar Pidato, Ceramah Kursus dan Kuliah.
Peradaban dan Masa Depan Politik
Hasil pengukuran Ketahanan Nasional
Dunia.
Lemhannas RI tahun 2014 yang
Husaini,Adian,2005 Wajah Peradaban menggunakan data terakhir tahun
Barat,Dari Hegemoni Kristen ke 2015
Dominasi Sekuler-Liberal.
Cuplikan Pidato Presiden Pertama RI,
Muladi,2007, ”Konsep Comphrehensive Soekarno pada saat pembukaan
Security dan Ketahanan Nasional”. Lemhannas RI, dalam Revitalisasi,
Kuliah perdana Program Pasca Profil dan Direktori Lemhannas RI
Sarjana kerja sama Lemhannas-RI – 2007
Universitas GajahMada, Yogyakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_
______, 2006, ”Relevansi Doktrin Ketahanan Sutasoma
Nasional ( National Resilience)
terhadap Kekuatan Nasional (
National Power)”. Kerangka Ceramah
di KRA XXXIX Lemhannas-RI,Jakarta 1 Kaelan dalam RTD Lemhannas RI tanggal 22

Lemhannas –RI, Naskah Lembaga tentang Juli 2014


Kewaspadaan Nasional Pasca Orde 2 Modul Kewaspadaan Nasional Lemhannas-RI
Baru, 2006 (2016)

Maksum (Ed), 1994, Mencari Ideologi 3 http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_


Alternatif, Polemik Agama Pasca Sutasoma
Ideologi Menjelang Abad 21 4 Cuplikan Pidato Presiden Pertama RI,
Putu Sastra Wingarta, 2013, Pengantar Soekarno pada saat pembukaan Lemhannas
RI, dalam Revitalisasi, Profil dan Direktori
Kewaspadaan Nasional Untuk
Lemhannas RI 2007
Program Matrikulasi S2 Tannas
Lemhannas-Inter Universities Net- 5 Hasil pengukuran Ketahanan Nasional
Work Lemhannas RI tahun 2016 yang menggunakan
data terakhir tahun 2015
Pancasila Bung Karno, Himpunan Pidato,
6 Nilai-nilai yang dirumuskan oleh Lemhannas
Ceramah Kursus dan Kuliah.Tim
RI dalam melakukan pementapan nilai-nilai
Penerbitan Buku Pancasila, 2005,
kebangsaan bagi berbagai komponen bangsa
Rahmat, M.Imdadun, 2005, Arus Baru Islam yang dihimpun dalam Buku Induk Nilai-Nilai
Radikal, Transmisi Revivalisme Islam kebangsaan Indonesia Yang Bersumber dari
Timur Tengah ke Indonesia, Empat Konsensus Dasar.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 31


Google.com

Ketahanan Nasional:
Permasalahan dan Solusinya Dari
Perspektif Kependudukan
Dr. Djoharis Lubis, MSc
Tenaga Professional BS Demografi, Lemhannas RI, Alumni KSA XII Tahun 2004
sahli_otda@yahoo.com

Abstrak
Untuk mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia, diperlukan pembangunan
nasional di segala bidang, sekaligus meningkatkan ketahanan nasional kita
terhadap ancaman, gangguan, hasutan, hambatan dan tantangan baik yang
datang dari luar maupun dalam negeri yang dapat mengganggu tercapainya
tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Untuk mencapai hal tersebut, tulisan di bawah ini akan membahas
permasalahan ketahanan nasional dan konsepsi solusinya dari perspektif
Kependudukan.
32 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016
PENDAHULUAN menurun dibandingkan tahun 2014;(2)
penduduk adalah subjek dan objek
Dalam Pembukaan Undang-Undang
ketahanan nasional. Artinya, ketahanan
Dasar 1945, telah diamanatkan bahwa tujuan
nasional kuat atau lemah sangat ditentukan
kita bernegara (tujuan nasional) adalah
oleh kualitas maupun kuantitas serta
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia
mobilitas dan produktivitas penduduknya,
dan untuk memajukan kesejahteraan
sehingga perlu ditingkatkan kualitas dan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
produktivitasnya. Singapura dan Jepang,
dan ikut melaksanakan ketertiban
meskipun sumber kekayaan alamnya
dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
terbatas, namun menjadi negara industri
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
maju karena kualitas dan produktivitas
Untuk mewujudkan tujuan nasional
penduduknya; (3) penduduk yang
dimaksud di atas, kita melaksanakan
berkualitas dan produktif didukung oleh
pembangunan nasional di segala bidang,
iklim yg kondusif, akan menentukan
sekaligus meningkatkan ketahanan nasional
berhasilnya pembangunan nasional
kita terhadap ancaman, gangguan, hasutan,
sekaligus pembangunan ketahanan nasional
hambatan dan tantangan baik yang datang
dalam menghadapi era globalisasi dan
dari luar maupun dalam negeri yang
MEA yang akan berimplikasi terhadap
dapat mengganggu tercapainya tujuan
kemampuan kita memanfaatkan bonus
nasional sebagaimana diamanatkan dalam
demografi dan memperkuat ketahanan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
nasional kita secara agregat.
tersebut di atas.
Ketahanan Nasional merupakan
kondisi dinamis suatu bangsa yang PEMBAHASAN
mengandung keuletan, dan ketangguhan
Kondisi Ketahanan Nasional Indonesia
yang mampu membangun, mengembangkan
Saat Ini
dan menumbuhkan ketahanan, kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi Berdasarkan laporan yang dikeluarkan
segala tantangan, hambatan dan ancaman Labkurtannas Lemhannas RI tahun 20162,
yang datang dari dalam negeri maupun luar Indeks Ketahanan Nasional tahun 2015
negeri yang secara langsung maupun tidak dibandingkan tahun 2014 secara agregat
langsung dapat membahayakan integritas, menurun sebagaimana dapat di lihat pada
identitas serta kelangsungan hidup bangsa tabel 1 di bawah ini
dan Negara
Indonesia.1.
Tabel 1. Indeks Ketahanan
Tabel 1. Indeks Ketahanan Nasional Indonesia
Nasional Indonesia Tahun
Tahun2015 2015
Tulisan di
bawah ini akan KONDISI INDEKS KETAHANAN NASIONAL
m e m b a h a s INDONESIA THN 2015
(Agregat & Komposit)
permasalahan KOMPONEN 2014 2015 PERUBA
k e t a h a n a n HAN
A. AGREGAT Menurun
nasional dan NASIONAL
2,56 2,55

konsepsi solusinya B. KOMPOSIT


(Gatra)
dari perspektif 1. GEOGRAFIS 2,60 (6) 2,41 (5) Menurun
kependudukan. 2. DEMOGRAFI 2.76 (2) 2.83 (1) Meningkat

Ada beberapa 3. SKA 2,61 (5) 2,77 (3) Meningkat


4. IDEOLOGI 2,30 (7) 2,23 (7) Menurun
alasan judul ini 5. POLITIK 2,62 (4) 2,39 (6) Menurun
dipilih karena: (1) 6. EKONOMI 2,94 (1) 2,63 (4) Menurun

Indeks Ketahanan 7. SOSBUD 1.91 (8) 2,21 (8) Meningkat


8. HANKAM 2,75 (3) 2,82 (2) Meningkat
Nasional Indonesia Rawan Kurang Tangguh Cukup Tangguh Tangguh Sangat Tangguh

tahun 2015 Sumber : Diolah dari Labkurtannas – Lemhannas RI (2015)

Berdasarkan tabel 1 di atas, secara agregat Indeks Ketahanan


Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 33 Nasional
Indonesia turun dari 2,56 pada tahun 2014 menjadi 2,55 pada tahun 2015 .
Demikian juga secara komposit, Gatra Geografi turun dari 2,60 pada tahun
Berdasarkan tabel 1 di atas, secara Hal ini perlu diwaspadai karena John
agregat Indeks Ketahanan Nasional Naisbitt (1994) dalam Global Paradoksnya
Indonesia turun dari 2,56 pada tahun 2014 mengemukakan dunia semakin menuntut
menjadi 2,55 pada tahun 2015 . Demikian terintegrasi ternyata juga menuntut
juga secara komposit, Gatra Geografi Disintegrasi. Pemicunya adalah ideologi
turun dari 2,60 pada tahun 2014 menjadi sebagai Weltanschaung (Pandangan Hidup)
2,41 pada tahun 2015. Sedangkan Gatra bergerak dinamis mempengaruhi bangsa-
Ideologi turun dari 2, 30 pada tahun 2014 bangsa di dunia termasuk Indonesia.
menjadi 2.23 pada tahun 2015. Gatra Selanjutnya, Anthony Giddens (2000)
Politik turun dari 2,62 (Cukup Tangguh) pada menyatakan proses globalisasi adalah “The
tahun 2014 menjadi 2,39 (Kurang Tangguh) Run Way World” yaitu perubahan sosial
pada tahun 2015 dan Gatra Sosial Budaya di suatu negara berpengaruh terhadap
meskipun sedikit naik dari 1,91 pada tahun negara lain. Indonesia telah mengalami
2014 menjadi 2,21 pada tahun 2015, perebutan dan pengaruh ideologi asing yg
namun indeksnya tetap kurang tangguh belum tentu sesuai dengan Pancasila yaitu:
artinya keuletan dan ketangguhan bangsa (1) Demokrasi Liberal atau Neo Liberalism,
berada pada kondisi lemah, meskipun (2) Sosial Demokrat atau ‘New Left atau
dalam jangka pendek negara masih dapat “Kiri Baru”, (3) Ideologi Radikalisme
bertahan dari berbagai TAHG. Namun, Agama yg mulai marak dimana-mana1.
jika tidak segera ada perbaikan secara Dalam pada itu, penduduk Indonesia
signifikan, maka dalam jangka panjang kedepan akan dipenuhi generasi X, Y, Z
stabilitas nasional akan goyah. Kondisi ini dan Alpha yang karakteristiknya berbeda
disebut juga warning. dengan karakteristik generasi tahun 50-an.
Menurut Teori Generasi Don Tapscott dalam
Gatra-gatra yang naik Indeks Ketahanan
bukunya Up Digital, Generasi X lahir tahun
Nasionalnya adalah Gatra Demografi, naik
1965 -1976, Generasi Y lahir tahun 1977-
dari 2,76 pada tahun 2014 menjadi 2,83
1997, Generasi Y lahir tahun 1998 sampai
pada tahun 2015, Gatra SKA naik dari
dengan sekarang dan Generasi Alpha (A)
2,61 pada tahun 2014 menjadi 2,83 pada
lahir tahun 2020. Masing-masing generasi
tahun 2015, dan Gatra Hankam naik dari
punya karakteristik positif dan negatif,
2,75 pada tahun 2014 menjadi 2,82 pada
mereka sudah terbiasa dengan IT, media
tahun 2015. Namun, masih di bawah angka
sosial, berpikir pragmatis, dan pekerja
3 dalam skala 0 sd 5. Artinya, meskipun
keras. Penduduk dalam generasi X,Y, dan Z
Indeks Ketahanan Nasional Indonesia pada
ini, melihat keutuhan NKRI bukan dari nilai-
posisi cukup tangguh atau cukup memadai
nilai kesejarahannya melainkan dari nilai
dalam menghadapi TAHG, namun beberapa
fungsionalnya.
kelemahan internal perlu segera diperbaiki
agar TAHG tidak sampai melemahkan
stabilitas dan integritas nasional. Kondisi
Permasalahan Ketahanan Nasional dari
ini merupakan tahap awal dari kondisi
Perspektif Demografi
moderat.
Labkurtanas Lemhannas RI dalam
Dengan memperhatikan Tabel 1
studinya tahun 2014,2 telah menemukan
di atas, baik secara agregat maupun
indikator-indikator strategis gatra
komposit, indeks ketahanan nasional kita
demografi. Indikator-indikator yang rawan
pada tahun 2015 belum tangguh apalagi
atau kurang tangguh, mempunyai bobot
sangat tangguh yang perlu sama-sama kita
strategis tinggi adalah sebagai berikut :
waspadai dan kita tingkatkan agar NKRI
tetap kokoh, tidak seperti perpecahan 1. Aspek Kuantitas Penduduk
Negara Uni Soviet, negara-negara Balkan
a.
Angka fertilitas total masih
dan negara-negara Arab dan Afganistan.
tinggi, berdampak pada

34 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


pertumbuhan penduduk semakin ( hasil penelitian kami pada
besar. Jumlah penduduk yang tahun 2012) berdampak pada
besar yang tidak diikuti kualitas masih rendah partisipasi murni
penduduk yang memadai dan di tingkat SLA dan Perguruan
menurunnya mortalitas, akan Tinggi. Meskipun tingkat SD
menimbulkan pengangguran sudah hampir 95% dan SLP hampir
dan kemiskinan yang dapat 70%. Dengan program wajib
menggangu ketahanan nasional. belajar 12 tahun tampaknya
masalah tersebut akan segera
b. Komposisi geografis jumlah
teratasi. Tetapi jika dilihat di
penduduk yang tidak merata
tingkat SLA dan PT, maka terlihat
antara pulau Jawa dengan luar
bahwa angkanya masih relatif
pulau Jawa akan menimbulkan
rendah. Hal ini menggambarkan
persoalan ke tenaga kerjaan.
rendahnya akses penduduk
Berbagai persoalan demografi
untuk melanjutkan pendidikan
tersebut di atas, menggambarkan
ke jenjang SLA dan Perguruan
kompleksnya persoalan bangsa
Tinggi. Akses penduduk dapat
Indonesia kini dan ke depan
dilihat dari dua sisi, yaitu
yang pada akhirnya bermuara
akses ekonomi dan akses fisik.
pada tingkat ketahanan nasional
Keterbatasan akses secara
Indonesia.
ekonomi, terutama terjadi pada
c. Rasio jumlah desa terhadap penduduk miskin yang tidak
jumlah penyuluh BKKBN yang mampu membiayai pendidikan
belum ideal terjadi karena di jenjang SLA dan PT.
beberapa penyuluh BKKBN Keterbatasan akses dari sisi fisik
telah beralih status menjadi mengacu kepada keterbatasan
pejabat struktural atau mengisi sarana dan prasarana serta
posisi lain dan tidak adanya kondisi geografis. Sementara
penambahan penyuluh BKKBN. itu, dilihat dari rata-rata tahun
Apabila kondisi ini tidak segera sekolah, Indonesia tergolong
diperbaiki, akan berdampak masih rendah dibandingkan
pada angka pertambahan dengan negara tetangga. Kondisi
penduduk yang cukup tinggi. ini merupakan indikasi besarnya
jumlah murid yang drop out dari
d.
Kurang terkendalinya
pendidikan SD atau SLP. Sekali
pertumbuhan penduduk sejak
lagi, hal ini terkait dengan
diberlakukan Otda. Namun,
persoalan Standar Pelayanan
pemerintah saat ini mulai
Minimum yg belum terpenuhi
menggalakkan kembali Program
dan akses ekonomi. Pendidikan
KB, meski masih ditemukan
Indonesia juga berhadapan
kendala institusi di berbagai
dengan tantangan untuk
daerah.
meningkatkan kompetensi dan
2. Aspek Kualitas Penduduk. kompetisi penduduk menghadapi
a. Pendidikan globalisasi, peningkatan daya
kompetensi dan kompetisi
Rendahnya pencapaian menjadi salah satu kuncinya.
pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan (SPM) b. Kesehatan
Pendidikan yang hanya mencapai Sama halnya dengan
kira2 30 persen dari SD sd SLTA sektor pendidikan, rendahnya

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 35


pencapaian pemenuhan yg sangat mengganggu keamanan
Standar Pelayanan Minimum dan kenyamanan warga kota.
(SPM) kesehatan berimplikasi
c. Pendapatan
terhadap Angka kematian ibu
(AKI) yang tinggi yaitu 100.000 Pendapatan per kapita
kelahiran hidup menunjukkan penduduk Indonesia pada
banyaknya kematian perempuan tahun 2014 menurut World
pada saat hamil atau 42 hari Bank adalah US$4.700 setara
sejak terminasi kehamilan. dengan Rp 5 Juta/kapita/
Angka kematian ibu yang tahun atau Rp 5 Juta/Kapita
tinggi menggambarkan masih / bulan. Penulis meragukan
rendahnya kualitas kesehatan pendapatan perkapita tersebut
dan kualitas hidup perempuan di karena tidak menggambarkan
Indonesia. Di samping itu, masih jumlah pendapatan terendah
tingginya prevalensi malaria, yg diterima penduduk. Padahal,
DBD dan pneumonia merupakan secara kasat mata dapat dilihat
indikasi rendahnya kualitas jumlah penduduk miskin cukup
kesehatan penduduk Indonesia. besar. Data BPS menunjukkan
Hal ini diperparah lagi makin tahun 2015 jumlah orang miskin
menumpuknya penduduk di sebanyak 35, 28 juta orang
kota-kota atau wilayah tertentu, (14,50%) dan pengangguran
mengakibatkan maraknya sebanyak 7,24 juta orang (5,7%)
pemukiman kumuh perkotaan dengan tingkat pertumbuhan
dan Gelandangan serta Pengemis penduduk kira-kira 4 juta orang/
di kota-kota besar di Indonesia tahun dan kualitas penduduk

Tabel
Tabel 2
2 dan Grafik 11 Jumlah
dan Grafik JumlahPenduduk
Penduduk Miskin
Miskin

Berdasarkan tabel 2 dan grafik 1 diatas , dapat dilihat bahwa


36 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016
kemampuan Pemerintah menurunkan jumlah penduduk miskin sejak
tahun 2005 s.d. tahun 2015 hanya 2 persen setiap tahun, sehingga
rata-rata belum tammat SMP pada tahun 2045 ketika jumlah
merupakan tantangan di saat penduduk sebanyak 364 juta
Indonesia memasuki Bonus jiwa, masih ada penduduk
Demografi kalau tidak dikatakan miskin sebanyak 36, 4 juta jiwa
Petaka Demografi. atau 10% dari jumlah penduduk.
Dalam pada itu, disparitas Dalam pada itu, masih
tingkat kemiskinan antar provinsi jutaan penduduk di banyak
sangat tinggi (Jakarta = 3,69%, daerah dengan kondisi
Papua = 31,11%, Indonesia = perumahan tanpa listrik, tidak
11,96%). ( BPS 2014). Disparitas ada toilet, dinding rumah
tingkat kemiskinan antar kota bambu, tidak ada air bersih, luas
dan desa tinggi, sebagian rumah sempit, terutama di luar
besar Rumah Tangga miskin pulau jawa yg menggambarkan
bekerja di pertanian. Banyak kesenjangan wilayah,
penduduk yang hidup di sekitar kesenjangan pendapatan dan
garis kemiskinan. Mereka tidak kesenjangan berusaha yang
tergolong miskin tetapi sangat ditandai Gini Ratio 0, 414.
rentan terhadap kemiskinan. (Bappenas 2015)
Berdasarkan tabel 2 dan Di tengah-tengah
grafik 1 diatas , dapat dilihat banyaknya jumlah penduduk
Di tengah-tengah
bahwa banyaknya jumlah penduduk
kemampuan Pemerintah miskin dan miskin dan
adanya kesenjangan
menurunkan jumlah penduduk pendapatan, Indonesia masih
adanyamiskin
kesenjangan pendapatan,
sejak tahun 2005 s.d. Indonesia masih
dalamdalam klasifikasi
klasifikasi negara korup
negara korup sebagaimana dapat di lihat pada tabel 3 di bawah inidi: lihat pada
tahun 2015 hanya 2 persen setiap sebagaimana dapat
tahun, sehingga diperkirakan tabel 3 di bawah ini :

Berdasarkan
Berdasarkan tabel33di
tabel di atas,
atas, dari
dari183
183negara
negarayg yg
disurvey, Indonesia
disurvey, menduduki
Indonesia menduduki
rangking
rangkingkeke
100 di atas
100 Malaysia
di atas (60),(60),
Malaysia Thailand (80) tapi
Thailand di bawah
(80) tapi diVietnam
bawah (112) dan (112)
Vietnam
dan Phillipina
Phillipina (119). (119).
3. Aspek Mobilitas Penduduk
Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 37
Persentase migran penduduk usia produktif 15 – 19 tahun cukup
tinggi, menunjukkan dinamika pertumbuhan ekonomi karena masyarakat
3. Aspek Mobilitas Penduduk Perkembangan Lingkungan Strategis
Persentase migran penduduk 1. Global.
usia produktif 15 – 19 tahun cukup
Mengamati perkembangan lingkungan
tinggi, menunjukkan dinamika
strategis global yang ditandai masih
pertumbuhan ekonomi karena
terjadi Krisis Ekonomi Eropa dan pulihnya
masyarakat mampu membiayai
kembali ekonomi Amerika Serikat sangat
sendiri perjalanannya. Tetapi di sisi
berpengaruh terhadap penduduk dengan
lain menunjukkan urbanisasi yang
mata pencahariannya di sub sektor
akan menjadikan sebaran penduduk
perkebunan kelapa sawit, karet, kakao,
tidak merata dan hanya menumpuk
kopi, teh, lada, tembakau, cassiavera,
di wilayah tertentu seperti di pulau
bergantung pada ekspor ke negara-
Jawa. Indikator-indikator strategis
negara Amerika dan Eropa. Dalam pada
di atas, apabila tidak segera
itu, pergeseran pusat grafitasi geostragis
mendapat penyelesaian secara
dunia ke Asia Pasifik dan kebangkitan
tuntas, akan menjadi isu yang
ekonomi Tiongkok juga berpengaruh
mampu menimbulkan kerawanan
significant terhadap penduduk Indonesia
tidak hanya pada Gatra Demografi,
mengingat secara historis, kultural dan
namun Ketahanan Nasional secara
ekonomi banyak penduduk Indonesia
agregat.
keturunan Tiongkok menjadi konglomerat
Sejalan dengan laporan di Indonesia yang pengaruhnya baik
Labkurtannas Lemhannas tersebut secara ekonomi, politik dan sosial budaya
di atas, beberapa permasalahan berperan dalam kehidupan penduduk
kependudukan yang lainnya adalah : di Indonesia. Sementara itu, Indonesia
masih dihadapkan pada masalah terorisme,
HAM, lingkungan hidup, kelangkaan energi
4. Konflik Penduduk dan pemanasan Global serta tergerusnya
budaya nasional oleh budaya asing sehingga
Indikasinya terjadinya konflik
diperlukan “Revitalisasi Kearifan Lokal
dan kekerasan di antara berbagai
Dalam Menangkal Budaya Asing” yang
kelompok masyarakat disebut
belum banyak dipahami oleh penduduk
media sebagai ‘ormas’, semacam
Indonesia namun mereka dapat merasakan
Pemuda Pancasila (PP), Forum
dampaknya. Sementara itu, rendahnya
Betawi Rembug (FBR) atau Forkabi,
tingkat produktivitas nasional erat
dan semacamnya. Konflik-konflik
kaitannya dengan kemampuan daya saing
vertikal dan horizontal terutama
kita di pasar global.
menjelang Pemilu/Pilkada di Aceh,
Papua, POSO, serta masih adanya Gambar 1 memperlihatkan
pengungsi di beberapa tempat. Produktivitas dan GDP Per Kapita Indonesia
Seperti penganut Ahmadiyah di Nusa diperbandingkan dengan negara-negara
Tenggara Barat (NTB) yang terusir lain di dunia.
dari kampung mereka. Juga Kaum
Berdasarkan gambar 1 tersebut,
Syiah Madura yg masih mengungsi
Produktivitas dan GDP perkapita Indonesia
di beberapa tempat di luar Madura
masih di bawah Malaysia, Thailand, China
serta Kasus Gafatar merupakan
dan Hongkong. Untuk itu perlu penataan
fakta yg membuat indeks ketahanan
/reformasi birokrasi guna terciptanya
nasional kita belum tangguh.
perbaikan iklim usaha, inovasi teknologi,
peningkatan kualitas SDM dengan
memperbanyak sekolah2 kejuruan sesuai
dengan potensi masing-masing daerah dan

38 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


merasakan dampaknya. Sementara itu, rendahnya tingkat produktivitas
nasional erat kaitannya dengan kemampuan daya saing kita di pasar global.
Gambar 1 di bawah ini memperlihatkan Produktivitas dan GDP Per
Kapita Indonesia diperbandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
3. Nasional
PERKEMBANGNA LINGKUNGAN STRATEGIS GLOBAL Perkembangan
lingkungan strategis
nasional yang penting
diperhatikan untuk
adalah posisi geostrategis
yang kita miliki memberi
peluang kerjasama saling
menguntungkan dan saling
memperkuat dengan
negara-negara sahabat,
bukan sebaliknya. Dari
perspektif Demografi,
Indonesia memasuki
Bonus Demografi yang
menuntut peningkatan
kualitas dan produktivitas
SDM, serta tidak adanya
Berdasarkan gambar 1 diGambar atas, 1Produktivitas dan GDP perkapita
diskriminasi dalam pasar
Indonesia masih di bawah Malaysia, Thailand, China dan Hongkong. Untuktenaga kerja. Sedangkan
itu Pengembangan Budaya birokrasi
perlu penataan /reformasi Produktip guna terciptanya perbaikan iklimdari perspektif Sumber
serta
Revolusi Mental. Kekayaan Alam, kita tidak eksploitatif
usaha, inovasi teknologi, peningkatan kualitas SDM dengan
yang dapat merugikan anak cucu kita di
memperbanyak sekolah2 kejuruan sesuai dengan potensi masamasing-masing
depan. Dari perspektif Ideologi,
2. Regional.
daerah dan Pengembangan Budaya Produktip serta Revolusi meski banyak orang mengatakan Ideologi
Mental.
Komunis sudah bangkrut dan mati, tetapi
2. Regional. Perkembangan lingkungan strategis
kewaspadaan harus tetap ada, mengingat
Regional ditandailingkungan
Perkembangan Sengketa Laut Regional
strategis China ditandai Sengketa Laut
pengalaman tahun 1948 dan 1965. Di
Selatan dan AEC (Asean Economic
China Selatan dan AEC (Asean Economic sampingatau
Community) itu,MEE
fenomena neoliberalisme
Community) atau MEE (Masyarakat Ekonomi
(Masyarakat
dan ideologi yang menggunakan simbol-
Asean). Ekonomi
Baru-baru Asean). Baru-baru
ini kasus ini kasus ditemukan pekerja dari
ditemukan
simbol agama seperti ISIS harus diwaspadai
pekerja
Tiongkok dari ilegal
secara Tiongkok secara
bekerja ilegalwilayah
di sekitar bekerja kerja TNI Angkatan Udara
agar Indonesia tidak seperti negara-negara
di sekitar wilayah kerja TNI Angkatan Udara
Halim Perdanakusuma. Setelah diteliti ternyata pekerja Syria,
asalIraq, Afghanistan yang penduduknya
Tiongkok
Halim Perdanakusuma. Setelah diteliti
tersebut bukanpekerja
ternyata tenaga asal
ahli melainkan pekerja “Blue lari
Tiongkok tersebut Color mengungsi
Labor” yang meninggalkan negerinya
dan diperlakukan tidak manusiawi oleh
bukan tenaga ahli melainkan pekerja “Blue
negara-negara yg menjadi negara tujuan
Color Labor” yang sesungguhnya 11  pekerjaan
suakanya. Dari perspektif politik, Indonesia
  tersebut dapat dilakukan oleh penduduk
menjadi negara paling demokrasi di dunia,
Indonesia di saat jumlah pengangguran
meski masih terjadi politik dinasti oleh
masih cukup besar di Indonesia. Intinya
keluarga-keluarga tertentu. Sementara
adalah, dengan globalisasi dan pengaruh
dari perspektif ekonomi, masih terjadi
lingkungan strategis regional yang
kesenjangan pembangunan di Jawa
dikemukakan di atas, Indonesia harus siap
dibandingkan luar jawa, kesenjangan
menyelamatkan dan melindungi segenap
pendapatan dan kesenjangan pelayanan
penduduk Indonesia dari kemiskinan,
kesehatan dan pendidikan. Sedangkan
kebodohan, pengangguran, diskrimainasi
dari perspektip Sosial Budaya, sudah mulai
dan mengatasi kesenjangan ekonomi yang
tergerus nilai-nilai kegotongroyongan,
semakin melebar sesuai amanat konstitusi
kurang disiplin, dekadensi moral yang
yg dikemukakan pada awal tulisan ini.
memerlukan “revolusi mental“. Dari
perspektif Hankam, di beberapa tempat

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 39


seperti Poso dan Papua masih terjadi konflik dengan butir (c) di atas, untuk
vertikal maupun horizaontal, kasus korupsi mengendalikan masuknya pengaruh
dan narkoba sudah merambah sampai ke asing yang merugikan penduduk
aparat hukum, DPR serta oknum-oknum lokal yang ditandai mulai banyaknya
hakim, jaksa dan polisi yang mencemari orang-orang asing (Tiongkok,
nama baik kesatuannya. Kesemuanya Taiwan, Korea, Malaysia dan orang-
itu, baik langsung maupun tidak langsung orang Afrika berkunjung ke desa-
berpengaruh terhadap ketahanan nasional desa), maka pemerintah melalui
kita dan cermin para pejabat berperilaku “Dana Desa” dan dana CSR atau dana
buruk membuat penduduk kecewa Yayasan, perlu membangun suatu
terhadap pemimpinnya yang dapat memicu “Gerakan Nasional Pembangunan
pergolakan sosial seperti pernah terjadi Desa Terpadu” bersifat lintas
pada tahun 1998 yang lalu. sektor, lintas disiplin dan lintas
usaha (Pemerintah, Dunia Usaha,
Menghadapi perkembangan lingkungan
LSM/NGO, Yayasan dan Perguruan
strategis glabal, regional dan nasional di
Tinggi) agar desa menjadi makmur
atas, beberapa hal yg perlu dipikirkan
dan penduduk desa tidak pindah ke
adalah
kota dan lahan mereka tidak mudah
a. Pada saat ulang tahun Kemerdekaan dieksplotasi oleh orang-orang asing
Indonesia ke 100 Tahun pada Tahun tersebut di atas. Di samping itu,
2045 yang akan datang, penduduk diperlukan Revitalisasi Lembaga
Indonesia akan diisi oleh generasi Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
X,Y,Z dan Alpha. Sebagaimana agar lebih berfungsi secara optimal.1
telah dikemukakan terdahulu,
diharapkankita tidak meninggalkan
warisan hutang yang dapat Konsepsi Terhadap Pemecahan
mencederai generasi bangsa ke Masalahan Penduduk Dalam Rangka
depan seperti halnya negara Yunani Ketahanan Nasional
dan Portugal .
Permasalahan-permasalahan yang
b. Pengaruh perkembangan era digital, telah dikemukakan di atas, harus dicari
teknologi informasi, komunikasi, solusinya melalui kebijakan, strategi dan
transportasi, media sosial, isu-isu upaya-upaya yang perlu dilakukan sebagai
demokrasi, HAM dan lingkungan berikut:
hidup menjadi faktor pendorong
1. Kebijakan
tingginya intensitas dan mobilitas
penduduk Indonesia menjadi warga Kebijakan yang perlu
dunia tanpa batas yang berimplikasi ditempuh adalah “Optimalisasikan
terhadap rasa nasionalismenya. Pembangunan Nasional Berorientasi
Terlebih lagi, saat ini penduduk Kependudukan Berwawasan
ditawari hal-hal yang bersifat Ketahanan Nasional“.
“konsumerisme” maupun ideologi
Optimalisasi Pembangunan
berbasis ajaran agama .
Nasional Berorientasi
c. Adanya isu-isu kesenjangan Kependudukan Berwawasan
pendapatan dan kesenjangan Ketahanan Nasional  adalah suatu
wilayah, pengaruh ideologi asing proses pembangunan nasional yang
yg akan menggantikan ideologi dilaksanakan secara terus-menerus,
pancasila dan isu HAM dengan label menjadikan “penduduk” sebagai
demokrasi harus tetap diwaspadai. titik sentral pembangunan nasional
baik sebagai subjek maupun objek
d. Atas dasar butir (a) sampai

40 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


pembangunan melalui peningkatan 3) jumlah anak yang dilahirkan,
kualitas dan produktivitas sumber
4) penyediaan alat kontrasepsi
daya manusia, melibatkan seluruh
terutama bagi penduduk miskin
lapisan strata penduduk mulai dari
di daerah terpencil, tertinggal
desa sampai ke tingkat nasional.
dan perbatasan negara,
Dengan demikian, diharapkan
penduduk Indonesia mampu 5)
pengaturan kehamilan yg
memperkuat “bargaining position“ diinginkan,
menghadapai era globalisasi dan
6) penurunan angka kematian
memperkokoh ketahanan nasional
bayi dan ibu,
bangsa Indonesia di dalam wadah
NKRI berdasarkan Pancasila dan 7) peningkatan akses dan kualitas
UUD 1945. pelayanan
2. Strategi 8) peningkatan kesertaan KB Pria,
Untuk melaksanakan kebijakan 9) promosi pemanfaatan air susu
tersebut di atas, perlu ditempuh strategi ibu,
sebagai berikut : 10) integrasi program KB kedalam
1) Pengendalian kuantitas penduduk program pembangunan
melalui pengaturan fertilitas dan ekonomi, sosial dan budaya,
penurunan mortalitas 11) memperkuat kelembagaan dan
2) Peningkatan kualitas penduduk komitmen politik Program KB
melalui peningkatan pelayanan dan sampai ke Provinsi, Kabupaten/
kualitas pendidikan, kesehatan, Kota, Kecamatan dan Desa-
dan peningkatan pendapatan desa.2
3) Pelibatan penduduk sejak B Strategi Peningkatan kualitas
perencanaan, pelaksanaan penduduk melalui upaya-upaya:
dan pengawasan serta evaluasi 1) pembangunan ekonomi,
pembangunan secara berkelanjutan, pembangunan pendidikan, dan
terpadu dan tanpa diskriminasi pemberian akses pendidikan
4) Pembangunan ketahanan keluarga yang seluas-luasnya kepada
penduduk miskin dan rentan
5) Pengarahan mobilitas penduduk
melalui pendidikan formal,
secara proporsional dan profesional
non formal maupun informal
6) Mewujudkan sistem pertahanan dengan memperluas pendidikan
rakyat semesta kejuruan sesuai potensi wilayah
dan kekayaan alam setempat.
7) Pengelolaan database
Misalnya, jika penduduk
kependudukan secara sistematis
bermukim di wilayah perairan
dan kontinu
dibangun sekolah Perikanan,
Upaya – Upaya kalau wilayahnya pertanian
dibangun Sekolah Kejuruan
a. Strategi Pengendalian Kuantitas
Bidang Pertanian,
Penduduk melalui upaya-upaya:
Revitalisasi Program KB yang 2) pembangunan kesehatan,
mengatur: penurunan angka kematian,
dan meningkatkan angka
1) usia ideal perkawinan,
harapan hidup; penurunan
2) usia ideal melahirkan, gender gap terhadap pelayanan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 41


pendidikan; sosialisasi dan a) penduduk usia produktif
advokasi tentang kesadaran harus benar-benar produktif,
geografi, bekerja yang layak, dan tidak
ada diskriminasi; b) penduduk
3)
pendidikan bela negara,
usia produktif berkualitas sejak
kewaspadaan nasional,
1000 hari pertama kelahiran,
pemantapan nilai-nilai
dengan kualitas gizi, kesehatan,
kebangsaan, wawasan
pendidikan, keterampilan yg
nusantara, ideologi Pancasila
memadai; c) semua penduduk
dan UUD 1045;
terakses tabungan; d) semua
4) meningkatkan status penduduk diikutsertakan
ekonomi penduduk melalui Program Keluarga Berencana;
perluasan kesempatan e) tidak ada diskriminasi pasar
kerja dan pengurangan kerja.
pengangguran; mengurangi
D. Strategi Pembangunan Ketahanan
kesenjangan ekonomi sekaligus
Keluarga melalui upaya-upaya :
penanggulangan kemiskinan
dan pengangguran.3 1) mewujudkan keluarga
Indonesia yang berkualitas
5) Mengupayakan solusi
berdasarkan perkawinan yang
terhadap hambatan-hambatan
sah dan bertakwa kepada Tuhan
geografi seperti ketimpangan
YME,
infrastruktur wilayah, sarana
transportasi antar daerah 2) membangun keluarga
surplus dengan daerah sejahtera, bebas narkoba,
minus, pengadaan sarana sehat, maju, mandiri, dengan
dan prasarana komunikasi jumlah anak yang ideal dan
wilayah, pengadaan listrik harmonis, bebas prostitusi dan
serta prasarana dan sarana berkesetaraan gender,
peningkatan produktivitas.
3) membangun keluarga
C. Strategi pelibatan penduduk sejak yang berketahanan sosial,
perencanaan, pengorganisasian, memiliki perencanaan
pelaksanaan, pengawasan dan sumberdaya keluarga,
pengevaluasian pembangunan berwawasan ketahanan
melalui upaya-upaya: nasional, berkontribusi bagi
kemaslahatan masyarakat,
1) rembuk desa,
bangsa dan negara Indonesia
2) pelibatan seluruh penduduk
4) mengupayakan terwujudnya
dalam pembangunan
keluarga Indonesia yang
proyek-proyek infrastruktur
berkualitas, sejahtera, dan
pendidikan, kesehatan,
berketahanan sosial melalui
pembangunan pasar-pasar
terbentuknya: a) keluarga yang
desa dan ekonomi perdesaan,
bertakwa kepada Tuhan YME,
memudahkan mendapat
yaitu keluarga berdasarkan
peluang yg sama terhadap
pernikahan yang sah menurut
akses perbankan, pendidikan
hukum negara; b) keluarga
dan kesehatan dan peluang
sejahtera, sehat, maju,
kerja dan peluag berusaha,
mandiri, dan harmonis yang
3) khusus untuk menghadapi Era berkeadilan dan berkesetaraan
Bonus Demografi, diupayakan: gender dengan jumlah anak

42 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


yang ideal sesuai kemampuan dengan kebutuhan SDM di
keluarga tersebut; c) masing-masing wilayah.5
keluarga yang berketahanan
F. Strategi Sistem Pertahanan
sosial, yaitu keluarga yang
Keamanan Rakyat Semesta
memiliki perencanaan sumber
ditempuh melalui upaya-upaya:
daya keluarga; d) keluarga
berwawasan nasional, yaitu 1) memperkuat komponen TNI
keluarga yang mengembangkan dan Polri,
kepribadian dan budaya
2) memperkuat komponen
bangsa Indonesia; e) keluarga
cadangan meliputi warga
yang berkontribusi kepada
negara, sumber daya alam,
masyarakat, yaitu keluarga yang
serta sarana dan prasarana,
mampu berperan serta dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan 3) memperkuat komponen
dan memiliki kepedulian pendukung yaitu warga negara,
terhadap lingkungannya; f) sumber daya alam, sumber daya
keluarga yang berkontribusi buatan serta sarana prasarana
kepada bangsa dan negara serta nasional sebagai peningkatan
berpartisipasi dalam kegiatan kekuatan komponen cadangan
bela negara, taat membayar dan komponen pendukung.
pajak, patuh terhadap Keikutsertaan penduduk
peraturan perundangan yang dalam upaya bela negara
berlaku.4 diselenggarakan melalui
upaya-upaya: a) Pendidikan
E. Strategi Pengerahan Persebaran
Kewarganegaraan; b) Pelatihan
dan Mobilitas Penduduk melalui
Dasar Kemeliteran; c)
upaya-upaya:
Pengabdian sebagai prajurit
1) persebaran penduduk yang TNI.
lebih merata ke luar Pulau
G. Pembangunan sistem data dan
Jawa sehingga konsentrasi
informasi kependudukan melalui
penduduk tidak semakin besar
upaya-upaya :
di Pulau Jawa
1) pemantapan layanan Sistem
2) mengupayakan penduduk tidak
Administrasi Kependudukan
berbondong-bondong datang ke
(SAK),
perkotaan dengan menyediakan
infrastruktur dasar di pedesaan 2) pengembangan database
melalui dana desa.serta kependudukan untuk menjadi
menciptakan kondisi yang acuan bagi perencanaan
kondusif bagi persebaran pemerintah secara nasional
penduduk yang merata dan dan pemanfaatan dunia bisnis,
pengaturan mobilitas sesuai 3) pemantapan fungsi
dengan potensi daerahnya dan peranan Database
3) mengupayakan penataan dan Kependudukan Nasional yang
persebaran penduduk secara berlandaskan pada tertib
proporsial dan profesional administrasi kependudukan
sesuai daya dukung alam dan dan layanan prima administrasi
lingkungan kependudukan,
4) mengupayakan pemerataan 4) pengembangan sistem yang
distribusi penduduk dikaitkan terhubung dengan data lain

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 43


yang berasal dari berbagai penataan /reformasi birokrasi guna
lembaga dan sesuai dengan terciptanya perbaikan iklim usaha, inovasi
data yang telah ada, teknologi, peningkatan kualitas SDM dan
pengembangan budaya produktif serta
5) Pengembangan sistem yang
revolusi mental. Di samping itu, meskipun
telah terbangun menjadi bagian
kita memerlukan pinjaman luar negeri
dari DSS (Decision Support
untuk membiayai pembangunan, hendaknya
System) yang terintegratif.6
lebih selektif untuk hal-hal produktif agar
generasi kedepan tidak dibebani warisan
hutang seperti yang kini dialami negara
PENUTUP
Yunani, Portugal dan negara-negara Eropa
Pemecahan masalah ketahanan nasional lainnya.
dari perspektip kependudukan, memerlukan
political will pemerintah untuk membuat
kebijakan dengan mengoptimalkan DAFTAR PUSTAKA
pembangunan nasional berorientasi
Djoharis Lubis, Dr,MSs, Pandu Gerbang
kependudukan berwawasan ketahanan
Kampung Mengantarkan Kesejahteraan
nasional. Titik sentral pembangunan
Rakyat, Kemenko Kesra, Jakarta, Tahun
adalah peningkatan kualitas sumber daya
2011
manusia disertai dicanangkannya Gerakan
Nasional Pembangunan Desa Terpadu Djoharis Lubis, Dr, MSc, Membangun Kanero,
dengan Merevitalisasi Lembaga Ketahanan Memperkokoh NKRI, Kemenko Kesra RI,
Masyarakat Desa (LKMD). Jakarta, 2009
Untuk mengoptimalkan Pembangunan I Putu Sastra Wingarta, Mayjen TNI (Purn),
Nasional Berorientasi Kependudukan Dr, MSc, SIP, Orasi Ilmiah, HUT Ke 51
Berwawasana Ketahanan Nasional Lemhannas RI, Kewaspadaan Nasional
diperlukan strategi dan upaya-upaya Terhadap Disintegrasi Bangsa Guna
terkait dengan pengendalian kuantitas dan Mendukung Keamanan Nasional Dalam
peningkatan kualitas penduduk; pengaturan Rangka Ketahanan Nasional, Jakarta,
fertilitas dan penurunan mortalitas; Mei 2016
peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan
Kementerian Koordinator Bidang
dan pendapatan; pembangunan keluarga;
Kesejahteraan Rakyat, Grand Design
persebaran dan pengarahan mobilitas
Kependudukan Tahun 2011 -2935,
melalui pembangunan interkoneksi koridor
Jakarta, tahun 2014.
ekonomi; serta pembangunan data base
kependudukan. Lemhannas RI, Modul BS Geostrategi dan
Ketahanan Nasional,Tahun 2014.
Khusus untuk menghadapi Era Bonus
Demografi, diperlukan penduduk usia Lemhannas RI, FGD Kelompok Kerja
produktif harus benar-benar produktif, Demografi, Labkurtannas , Jakarta,
bekerja yang layak, dan tidak ada Tahun 2016
diskriminasi; penduduk usia produktif
Lemhannas RI, Materi Pokok Bidang Studi
berkualitas sejak 1000 hari pertama
Demografi, Jakarta, Tahun 2016.
kelahiran, dengan kualitas gizi, kesehatan,
pendidikan, keterampilan yg memadai; Sonny Harry B. Harmadi, Editor,
semua penduduk terakses tabungan; Pembangunan Berwawasan
program keluarga berencana; tidak ada Kependudukan, BKKBN, LD FEUI,
diskriminasi pasar kerja. Sementara Jakarta , Tahun 2011
itu, untuk meningkatkan produktivitas
dan daya saing Indonesia, diperlukan

44 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


1 Modul BS Geostrategi dan Ketahanan
Nasional, Lemhannas RI, Tahun 2014.
2 Focus Group Discuccion, Kelompok Kerja BS
Demografi, Labkurtannas, Lemhannas RI, Tahun
2016
3 Mayjen TNI (Purn) Dr. I Putu Sastra Wingarta,
SIP, MSc, Orasi Ilmiah HUT ke-51 Lemhannas RI,
Kewaspadaan Nasional Terhadap Disintegrasi
Bangsa Guna Mendukung Keamanan Nasional
Dalam Rangka Ketahanan Nasional, Jakarta, 20
Mei 2016, Halaman 2.
4 Focus Group Discussion, Pokja Demografi
Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional,
Lemhannas RI, Tahun 2015.
5 Djoharis Lubis, Dr, MSc. Program Nasional
Terpadu Gerakan Pembangunan Kampung,
Kemenko Kesra, Tahun 2012, Halaman 25
6 Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat, Grand Design
Pembangunan Kependudukan 2011 -2035,
Jakarta, 2014, Halaman71
7 Ibid , Halaman 72
8 Ibid, Halaman 50
9 Ibid, Halaman 52
10 Ibid, Halaman 96

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 45


Google.com
Pemahaman
Otonomi Daerah
(Study Tentang Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan
Otonomi Daerah Kabupaten/Kota di Wilayah III
Cirebon)
Sugianto1
Dosen Fakultas Syariah & Ekonomi IsIam IAIN Syekh Nurjati dan Peserta PPRA LIV Lemhannas RI

Abstrak
Otonomi daerah menjadi sesuatu yang disakralkan pasca reformasi 1998. Banyaknya
perdebatan seputar otonomi daerah sebagai manifestasi dari desentralisasi kekuasaan
pemerintahan mendorong pemerintah untuk secara sungguh-sungguh merealisasikan
konsep otonomi daerah secara jujur, penuh kerelaan dan konsekwen mengingat wacana
dan konsep otonomi daerah memiliki sejarah yang sangat panjang seiring berdirinya
republik Indonesia ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah kabupaten/kota di Wilayah III Cirebon, dan
untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan otonomi daerah kabupaten/kota di
Wilayah III Cirebon. Metode dalam penelitian disertasi ini menggunakan metode yuridis
normatif yaitu dengan pendekatan ilmu hukum yang mengenal tiga lapisan ilmu hukum
(rechtleer) yaitu dogmatik hukum, teori hukum dan filsafat hukum dan kepustakaan
(library research) dengan teknik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan
hukum tertier. Hasil penelitian menunjukkan daerah Kabupaten/Kota di Wilayah III
Cirebon (Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu dan
Kabupaten Majalengka) mampu melaksanakan otonomi daerah berdasarkan tingkat
keberhasilan dengan baik sesuai yang diamanatkan di dalam Undang-undang Nomor
23 Tahun 2014 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian dijelaskan dalam Pasal 18 UUD 1945 amandemen ke
II bahwa Pemerintah Daerah kabupaten/kota berwenang untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
46 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016
PENDAHULUAN Otonomi Daerah di Indonesia
dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
Gelombang perubahan yang melanda
desentralisasi yang di amanatkan Undang-
Indonesia pasca jatuhnya pemerintahan
undang. Desentralisasi itu sendiri setidak-
Orde Baru, membuka wacana dan gerakan
tidaknya mempunyai tiga tujuan. Pertama,
baru di seluruh aspek kehidupan masyarakat,
tujuan politik, yakni demokratisasi
tak terkecuali dalam dunia pemerintahan.
kehidupan berbangsa dan bernegara pada
Semangat yang menyala-nyala untuk
tataran infrastruktur dan suprastruktur
melakukan reformasi, bahkan cenderung
politik. Kedua, tujuan administrasi, yakni
melahirkan euphoria, memberikan energi
efektivitas dan efisiensi proses-proses
yang luar biasa bagi bangkintya kembali
administrasi pemerintahan sehingga
wacana otonomi daerah, setelah hampir
pelayanan kepada masyarakat menjadi
sepertiga abad ditenggelamkan oleh rezim
lebih cepat, tepat, transparan serta
otoritarian Orde Baru dengan politik stick
murah. Ketiga, tujuan social ekonomi,
and carrot-nya (Sri Budi Santoso : 2000).
yakni meningkatnya taraf kesejahteraan
Salah satu unsur reformasi total itu adalah
masyarakat (Sadu Wasisitiono;2003).
tuntutan pemberian otonomi yang luas
Dalam pasal 18 UUD 1945 amandemen ke
kepada daerah kabupaten dan kota.
II, dikatakan bahwa, “Pembagian daerah
Marsdiasmo (1999), menyatakan bahwa Indonesia atas dasar daerah besar dan
tuntutan seperti itu adalah wajar, paling daerah kecil, dengan bentuk susunan
tidak untuk dua alasan. Pertama, intervensi pemerintahannya ditetapkan dengan
pemerintah pusat yang terlalu besar di Undang-Undang,
masa yang lalu telah menimbulkan masalah
Pelaksanaan otonomi daerah tersebut
rendahnya kapabilitas dan efektivitas
dilakukan dengan cara memberikan
pemerintah daerah dalam mendorong
kewenangan penuh pada daerah kabupaten/
proses pembangunan dan kehidupan
kota hal ini ditegaskan dalam Pasal 18 UUD
demokrasi di daerah. Kedua, tuntutan
1945 amandemen kedua, yaitu;
pemberian otonomi itu juga muncul sebagai
jawaban untuk memasuki era new game 1. Negara kesatuan Republik Indonesia
yang membawa new rules pada semua dibagi atas daerah provinsi, daerah
aspek kehidupan manusia di masa akan Kabupaten/Kota, mempunyai
datang. Dalam sejarah perkembangannya pemerintahan daerah yang diatur
kebijakan otonomi daerah di Indonesia dengan undang-undang.
mengikuti pola seperti pada bandul jam
2. Pemerintahan daerah propinsi, daerah
yaitu beredar antara sangat sentralistik
kabupaten, dan kota dapat mengatur
dan desentarlistik. Apabila kebijakan yang
serta mengurus sendiri urusan
dilaksanakan sangat sentralistik maka
pemerintahan menurut azas otonomi
bandulnya akan ditarik kembali kepada
dan tugas pembantuan.
arah titik keseimbangan desentralistik
demikian pula sebaliknya. Hal ini dapat 3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah
dilihat dengan mengikuti perkembangan kabupaten, dan kota memiliki Dewan
pelaksanaan otonomi daerah melalui Perwakilan Rakyat Daerah yang
peraturan perundang-undangan yang anggota-anggotanya dipilih melalui
mengaturnya sejak dari UU nomor 1 tahun pemilihan umum.
1945 sampai dengan sekarang UU Nomor 23 4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-
tahun 2014. masing sebagai kepala pemerintahan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 47


daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota sendiri urusan pemerintahan menurut
dipilih secara demokratis. asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemberian otonomi luas kepada daerah di
5. Pemerintah daerah menjalankan
arahkan untuk mempercepat terwujudnya
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
kesejahteraan masyarakat melalui
pemerintahan yang oleh UU ditentukan
peningkatan pelayanan, pemberdayaan,
sebagai urusan pemerintahan pusat.
dan peran serta masyarakat. Di samping itu
6.
Pemerintahan daerah berhak melalui otonomi luas, daerah diharapkan
menetapkan peraturan daerah dan mampu meningkatkan daya saing dengan
peraturan-peraturanlain untuk memperhatikan prinsip demokrasi,
melaksanakan otonomi dan tugas pemerataan, keadilan, serta potensi dan
pembantuan. keanekaragaman daerah dalam system
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan NKRI. Dalam hal ini sebagai implementasi
pemerintah daerah diatur dalam otonomi daerah di Indonesia ada tujuh isu
Undang-undang. strategis, yaitu: 1) Kesejahteraan penduduk;
2) Pelayanan publik; 3) Pemberdayaan
Dalam Pasal 18 ayat (1) sampai (7) UUD masyarakat; 4) Peran serta masyarakat;
1945 tersebut pelaksanaannya ditetapkan 5) Daya saing daerah; 6) Demokrasi; 7)
dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerataan dan keadilan.
Pemerintahan Daerah yang dalam proses
pembentukannya mengalami 8 (delapan) Di dalam Pasal 10 ayat (3) UU Nomor
kali perubahan yaitu sebagai berikut: UU 32 Tahun 2004 ada beberapa urusan
Nomor 1 Tahun 1945, UU Nomor 22 Tahun pemerintah yang tidak menjadi urusan
1948, UU Nomor 1 Tahun 1957, UU Nomor Pemerintahan Daerah YANG MENJADI
18 Tahun 1965, UU Nomor 5 Tahun 1974, UU KEWENANGAN Pemerintah Pusat yaitu:
Nomor 22 Tahun 1999 ,UU Nomor 32 Tahun 1) Politik Luar negeri; 2) Pertahanan; 3)
2004 yang diubah menjadi UU no 23 tahun Keamanan; 4) Yustisi; 5) Moneter dan
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai Fiskal Nasional; serta 6) Agama. Diluar 6
implementasi terhadap Pasal 18 UUD 1945 (enam) bidang tersebut menjadi urusan
Amandemen ke II menjelaskan bahwa Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
daerah kabupaten/kota harus mempunyai yang didesentralisasikan dalam rangka
kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan otonomi luas, nyata dan
melaksanakan otonomi yang seluas-luasnya bertanggung jawab.
dengan tujuan untuk menyejahterakan Adapun urusan pemerintahan yang
rakyatnya. Adapun prinsip-prinsip yang menjadi kewenangan pemerintahan
penting dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 daerah dalam Pasal 12 ayat (1) UU
yang dirubah menjadi UU no 23 tahun 2014 Nomor 23 Tahun 2014 jo Peraturan
tentang Pemerintahan Daerah antara lain: Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
(1) Prinsip otonomi yang seluas-luasnya, Pembagian Urusan Pemerintah Propinsi,
(2) Prinsip otonomi yang nyata, (3) Prinsip Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ada
otonomi yang bertanggungjawab. 2 yaitu urusan Pemerintahan Absolut dan
Dalam rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan Kongkoren , urusan
pemerintahan daerah yang diamanatkan pemerintahan Umum yang diserahkan
UUD NRI 1945, Pemerintahan Daerah pada Pemerintahan Daerah Kabupaten/
kabupaten/kota yang mempunyai Kota harus disertai dengan sumber
kewenangan untuk mengatur dan mengurus pendanaan, pengalihan sarana prasarana

48 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


serta kepegawaian sesuai urusan yang dan tugas pembantuan dengan cara
di desentralisasikan. Dalam UU no 23 th berkompetisi menggali potensi pengelolaan
2014 pasal 12 ayat 1 “ Urusan wajib yang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
menjadi kewenangan pemerintah daerah tujuan untuk mewujudnya kesejahteraan
Kabupaten/Kota merupakan urusan yang masyarakatnya. Tentunya harus melakukan
ada dalam skala Kabupaten/Kota yang politik action sesuai kewenangan daerah
berkaitan dengan Pelayanan dasar yaitu : kabupaten/kota. Hal tersebut belum
1) Pendidikan; 2) Kesehatan; 3) Pekerjaan bisa dilakukan pemerintah daerah karena
umum & Penataan Ruang; 4) Perumahan adanya pengaruh pemeritah pusat masih
umum & Kawasan Pemukiman, Ketertiban kuat, selama ini daerah kabupaten / kota
umum, ketentraman; 5) perlindungan mengedepankan politik will semata.
masyarakat,)dan 6) sosial. Pada pasal 12
ayat 2 (dua) ada Urusan wajib yang tidak
ada keterkaitan dengan Pelayanan Dasar ada PEMBAHASAN
18 (delapan belas) dan urusan lainnya yang Tingkat Keberhasilan Daerah Kabupaten/
diamanatkan oleh peraturanperundang- Kota di Wilayah III Cirebon dalam
undangan. Pemberian otonomi luas kepada Pelaksanaan desentralisasi dan Otonomi
daerah di arahkan untuk mempercepat Daerah
terwujudnya kesejahtraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, Tingkat keberhasilan daerah
pemberdayaan dan peran serta masyarakat. kabupaten/kota di wilayah III Cirebon dalam
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
Peningkatan pelayanan, pemberdayaan daerah di Indonesia dalam konstitusi NKRI
dan peran serta masyarakat menjadi kata menurut UUD NRI 1945 terdapat dua nilai
kunci pelaksanaan otonomi daerah, karena dasar yang dapat dikembangkan yakni nilai
semangat dari otonomi adalah mendekatkan unitaris dan nilai desentralisasi teritorial.
pelayanan pemerintah kepada masyarakat Nilai dasar unitaris dapat diwujudkan
yang selama pemerintahan orde baru lebih dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
bercorak senralistik (pusat). Dalam kerangka akan mempunyai kesatuan pemerintah lain
itulah seharusnya pelaksanaan otonomi di dalamnya yang bersifat negara artinya
daerah di pahami oleh pemerintah daerah, kedaulatan yang melekat pada rakyat,
bukan malah memindahkan kekuasaan bangsa dan negara RI. Dalam konteks Pasal
politik pemerintah pusat (Jakarta minded) 18 UUD NRI 1945, selalu harus diperhatikan
ke daerah sehingga muncul raja-raja kecil keseimbangan antara kebutuhan untuk
(berkuasa di daerah) dengan keinginan menyelenggarakan desentralisasi dengan
untuk dilayani dan menumpuk kekayaan kebutuhan memperkuat kesatuan
pribadi nasional. Oleh sebab itu ciri-ciri umum
Berdasarkan hal itu, perlu dikaji penyelenggaraan desentralisasi dan
sejauh mana pelaksanaan otonomi otonomi daerah di Indonesia menurut UUD
daerah kabupaten/kota di Wilayah III NRI 1945 adalah
Cirebon yang diamanatkan dalam Undang- Kesatuan pemerintah daerah
Undang, dimana Bupati/Walikota sebagai merupakan hasil pembentukan oleh
kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah, bahkan dapat dihapus oleh
pemerintahan bersama DPRD harus Pemerintah melalui proses hukum.
mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya menurut asas otonomi Dalam rangka desentralisasi, di wilayah
Indonesia dibentuk daerah provinsi dan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 49


daerah provinsi dibentuk daerah kabupaten daerah. Tugas pembantuan, sedangkan
dan kota sebagai daerah otonom. tugas pembantuan adalah penugasan dari
pemerintah kepada daerah dan atau desa
Sebagai konsekuensi dalam butir I
dari pemerintah provinsi kepada daerah
dan II, maka kebijakan desentralisasi
Kabupaten/Kota dan atau desa serta dari
dilakukan oleh pemerintah sedangkan
pemerintah kabupaten/kota kepada desa
penyelenggaraan otonomi daerah
untuk melaksanakan tugas tertentu yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
disertai dengan pembiayaan, sarana dan
Hubungan antara pemerintah pusat prasarana serta sumber daya manusia.
dan pemerintah daerah adalah bersifat
Permasalahan mengenai daerah tidak
tergantung (dependen) dan hierarki
dapat dilepasakan dari peran hubungan
(subordinat). Hal ini berbeda dengan
penyelenggaraan antara pemerintah Pusat
hubungan antara hubungan antara negara
dan Pemerintah Daerah dalam konteks
bagian dengan pemerintah federal yang
NKRI. Bila merujuk pada UUD NRI 1945
menganut prinsip federalisme yang sifatnya
Pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa negara
independen dan koordinatif.
Indonesia adalah negara kesatuan yang
Penyelenggaraan desentralisasi berbentuk Republik.
menuntut persebaran urusan pemerintahan
Istilah otonomi daerah dan
oleh pemerintah kepada daerah otonom
desentralisasi sebenarnya mempunyai
sebagai badan hukum publik.
pengertian yang berbeda. Istilah daerah
Penyelenggaraan pemerintahan lebih cenderung berada pada aspek
daerah sesuai dengan asas desentralisasi politik kekuasaan negara (political
ada sebagian wewenang atau yang aspect), sedangkan desentralisasi lebih
menjadi urusan pemerintahan pusat telah cenderung berada dalam administarasi
dilimpahkan atau diserahkan menjadi aspek (administrative aspect). Sebaiknya,
kewenangannya daerah. Dalam Pasal 1 bila dilihat dari sharing of power (kerja
angka 8 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang sama dalam pelaksanaan kekuasaan antara
pemerintahan daerah, desentralisasi adalah pemerintah pusat dengan daerah), kedua
penyerahan sejumlah kewenangan oleh istilah tersebut mempunyai keterkaitan
pemerintah pusat kepada daerah otonom yang erat dan tidak dapat dipisahkan.
untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem NKRI.
Subtansi Pelaksanaan Otonomi Daerah
Akan tetapi untuk melaksanakan
Kabupaten/Kota
otonomi daerah dalam bingkai kesatuan
NKRI tentunya tidak lepas dari tiga asas yaitu Peraturan Perundang-undangan
asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan tertentu sebagai peraturan pelaksana
asas tugas pembantuan (medebewind). terhadap UU Nomor 32 Tahun 2004 yang
Desentralisasi adalah penyerahan telah di rubah menjadi UU no 23 tahun
wewenang pemerintahan oleh pemerintah 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
pada daerah otonom untuk mengatur peraturan pelaksana tersebut wajib dibuat
dan mengurus urusan pemerintahan sebagai implementasi dari UU tentunya
dalam sistem NKRI. Dekonsentrasi adalah merupakan hal yang wajib disiapkan oleh
pelimpahan wewenang pemerintahan oleh badan yang berwenang membuatnya. Jika
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah dan atau perangkat pusat di

50 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


peraturan pelaksana tersebut tidak di buat, didesentralisasikan.
hal tersebut tidak dapat diberlakukan
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 yang
secara efektif.
telah di rubah menjadi UU no 23 tahun
Pentingnya pelaksanaan Peraturan 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 14
Perundang-undangan telah disadari oleh ayat (1), PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang
pembuat Undang-Undang, dalam hal ini Pembagian Urusan antara Pemerintah,
yang ditegaskan dalam UU Nomor 12 Tahun daerah provinsi, dan daerah kabupaten/
2011 tentang pembentukan peraturan kota, dan Permendagri Nomor 59 Tahun
perundang-undangan, pasal 7 ayat (1) 2007 tentang Pengelolaan Keuangan
Hierarki Peraturan Perundang-undangan Daerah, bahwa pembagian kewenangan
meliputi sebagai berikut UUD NRI1945, daerah Kabupaten/Kota. Di samping
TAP MPR , Undang-Undang atau Peraturan itu, untuk melaksanakan permasalahan
pemerintah pengganti undang-undang tersebut sebaiknya daerah kabupaten/kota
(Perpu), Peraturan Pemerintah, Peraturan melakukan politik action. Hal tersebut
Presiden, dan Peraturan Daerah. bisa dilakukan tergantung kepala daerah
bersama DPRD walaupun masih adanya
Macam dan jenis peraturan pelaksana
pengaruh pemerintah pusat terhadap
sebagai tindak lanjut dalam Pasal 132 ayat
kebijakan.
(1) adalah bahwa pelaksanaan sebagai
tindak lanjut Undang-undagng ayat 1 Namun, setiap daerah Kabupaten/
menyatakan “ketentuan pelaksanaan Kota di wilayah III Cirebon dengan jumlah
sebagai tindak lanjut UU ini sudah selesai penduduk kurang lebih 6.344.068 jiwa
selambat-lambatnya satu tahun sejak UU mengedepankan peningkatan Indek
ini ditetapkan . Pembangunan Manusia (IPM) secara
bertahap dan ditetapkan pemerintah.
Urusan pemerintah daerah Kabupaten/
Kesiapan Daerah Kabupaten/Kota dalam Kota di Wilayah III Cirebon yang wajib
Melaksanakan Otonom Daerah dilaksanakan sesuai urusan wajib yaitu
Adanya kewenangan yang diberikan berkaitan dengan pelayanan dasar seperti
begitu luas oleh pemerintah pusat kepada pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan
daerah Kabupaten/Kota di Wilayah kebutuhan hidup minimal, prasarana
III Cirebon (Kabupaten/Kota Cirebon, lingkungan dasar, sedangkan urusan yang
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, bersifat pilihan terkait erat dengan potensi
dan Kabupaten Majalengka) dalam rangka unggulan dan kekhasan daerah.
otonomi daerah yang diamanatkan UU Pelaksanaan otonomi daerah
Nomor 23Tahun 2014 sebagai pengganti dari merupakan salah satu upaya pendekatan
UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan penyelenggaraan pelayanan publik
Daerah. Namun di sisi lain, bahwa dengan dengan kewenangan yang dimiliki bahwa
otonomi daerah, kemandirian daerah pemerintah daerah dituntut mampu untuk
Kabupaten/Kota tersebut belum maksimal meningkatkan daya jangkau masyarakat
dalam melaksanakan kewenangannya terhadap berbagai pelayanan publik
masih rentan adanya intervensi dari khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan
pemerintah pusat, salah satunya terbukti dasar. Salah satunya menggunakan tingkat
daerah Kabupaten/Kota tersebut belum kepuasan masyarakat terhadap berbagai
mampu menggali potensi yang ada di pelayanan publik diantaranya yaitu bidang
daerahnya sesuai kewenangan yang telah kesehatan, bahwa penurunan angka

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 51


kematian bayi menjadi salah satu indikator adanya transportasi jalan tol. Walaupun
peningkatan pelayanan dasar di bidang potensi ke empat (4) daerah tersebut
kesehatan. merupakan vertikal, namun daerah
kabupaten/kota mempunyai kewenangan
Pencapaian pelayanan di bidang
untuk menggali kontribusi dalam rangka
pendidikan merupakan salah satu indikator
pengelolaan Pendapatan Asli Daerah.
kinerja daerah dalam pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat yang diamanatkan di Berdasarkan hasil analisis penulis
dalam Pasal 31 UUD 1945 ”bahwa setiap bahwa peningkatan Pendapatan Asli
warga negara berhak terhadap pendidikan” Daerah Sementara (PADS) dan Anggaran
baik di daerah kabupaten/kota bahwa Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tiap
peningkatan bidang pendidikan dari tahun daerah kabupaten/kota di wilayah III
ke tahun mengalami peningkatan yang Cirebon ada peningkatan secara signifikan
signifikan. dari setiap Tahun anggaran. Hal ini
didasarkan atas adanya pelayanan dasar
Pencapaian pelayanan dibidang
yang merupakan urusan pemerintahan yang
daya beli masyarakat merupakan salah
bersifat wajib bagi daerah kabupaten/kota
satu indikator kinerja daerah dalam
meliputi: peningkatan pendidikan dasar,
penyelenggaraan pemerintahan daerah
penyelenggaraan kesehatan, pemenuhan
yang dituntut untuk mengangkat
kebutuhan hidup minimal, serta daya
masyarakat dari keterpurukan walaupun
beli, dan prasarana lingkungan dasar.
dalam pencapaiannya ketika dibandingkan
Sedangkan urusan pemerintahan yang
dengan pelayanan lainnya tidak mengalami
bersifat pilihan terkait dengan potensi
kenaikan secara signifikan atau fluktuatif.
unggulan dan kekhasan daerah kabupaten/
Dalam menggali potensi Pendapatan kota. Sehingga menurut UU Nomor 32
Asli Daerah Sementara (PADS), setiap Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
daerah kabupaten/kota di wilayah III dapat memberikan harapan baru bagi
Cirebon berbeda. Di samping itu, sesuai PP daerah kabupaten/kota, dimana dengan
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian pelaksanaan otonomi ini diharapkan
Urusan Pemerintah Provinsi, daerah potensi-potensi daerah Kabupaten/
Kabupaten/Kota di samping mendapat Kota dapat tergali dengan tujuan untuk
realisasi penerimaan Pajak Bumi Bangunan menyejahterakan masyarakatnya agar lebih
(PBB), Surat Kendaraan Bermotor (SKB), meningkat. Akan tetapi, ketika dilihat dari
Bea Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan tingkat keberhasilan yang belum maksimal
(BPHTB), dan APBN. Hal ini akan menjadi terhadap potensi daerah masing-masing
target Anggaran Pendapatan Belanja dengan tujuan untuk mensejahterakan
Daerah (APBD). Namun setiap daerah masyarakat, hal ini tidak mengakibatkan
kabupaten/kota di wilayah III Cirebon kegagalan dalam pelaksanaan otonomi
mempunyai potensi unggulan yang berbeda daerah.
diluar kontek organisasi perangkat daerah
Mengenai kualitas aparatur pemerintah
(OPD) dan Lembaga teknis daerah, misalnya
daerah yang handal dan berbobot, J.
Kabupaten Kuningan selain sektor obyek
Kristiadi sebagaimana yang dikutip oleh
pariwisata dan sumber mata air, Kabupaten
S.H. Sarundajang, memberikan tolok ukur
Indramayu adanya sumber migas (Minyak
penilaian dengan cara memberikan ciri-ciri
Gas) Pertamina Balongan, Kota Cirebon
di dalam melakukan tugas sebagai aparatur
sebagai kota perdagangan dan jasa,
pemerintah daerah, yaitu:
Pelabuhan dan BAT, Kabupaten Cirebon

52 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Tanggung gugat yaitu berkenaan dengan diamanatkan dalam UU Nomor 32 Tahun
meningkatnya kesadaran tentang keinginan 2004 tentang Pemerintahan daerah, bahwa
dari aparatur negara untuk memberikan Pemerintah daerah harus mempunyai
pertanggung jawaban (accountability) sumber daya manusia (SDM) dan sumber
dan kewenangan memegang tanggung daya keuangan yang memadai, namun
gugat. Dalam hal ini aparatur negara harus jika tidak di tunjang dengan sarana dan
bertindak, tetapi dalam cara bertindak prasarana yang cukup memadai, maka
harus dapat mempertanggung jawabkan aktipitas pemerintah akan berjalan
kewenangannya. tersendat-sendat dengan sendirinya.
Transparan (keterbukaan) bertalian
dengan keinginan menyelenggarakan
Dampak Pelaksanaan Otonomi Daerah
administrasi negara yang terbuka dan
kabupaen/kota Menurut UU Nomor 32
mudah dijabarkan yangt berlandaskan
Tahun 2004 Terhadap Keutuhan NKRI
konstitusional dan keabsahannya, dan
apalagi era sekarang yang bertepatan Kata “dampak“ dalam tulisan ini
dengan pelaksanaan otonomi daerah dimasukkan sebagai “akibat hukum”,
adanya Implementasi UU Nomor 14 Tahun artinya akibat hukum dari pelaksanaan
2008 Tentang Imformasi Publik, Bahwa terhadap UU Nomor 32 Tahun 2004 yang
pelaksanaan penyelenggaraan administrasi telah dirubah menjadi UU no 23 tahun 2014
emerintahan harus transparan dan tentang pemerintahan daerah terhadap
aquntabilitas. keutuhan NKRI.

Efisien dan Efektip, yaitu berhubungan Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi


dengan kemampuan yang tinggi untuk daerah yang diamanatkan dalam UU Nomor
mengoptimalkan kemanpaatan segala 32 Tahun 2004 yang telah dirubah menjadi
sumber daya yang ada baik sumber daya UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
manusia (SDM), Sumber daya Keuangan, Daerah dapat dilacak dalam kerangka
serta Potensi sarana dan prasarana yang Konstitusi NKRI, dalam UUD 1945 terdapat
tersedia dalam rangka pelaksanaan tugas dua nilai dasar yang dikembangkan yakni
pelayanan yang maksimal. nilai unitaris dan nilai desentralisasi. Nilai
dasar unitaris diwujudkan dalam pandangan
Partisipatif, jaminan perorangan,
bahwa Indonesia tidak akan mempunyai
kelompok atau kesatuan masyarakat di
kesatuan pemerintah lain didalamnya yang
dalam masyarakat keseluruhan telah
bersifat negara. Artinya kedaulatan yang
terlibat, baik secara langsung maupun tidak
melekat pada rakyat, bangsa dan negara RI
langsung dalam menyatakan keinginan-
tidak akan terbagi pada kesatuan-kesatuan
keinginan dan harapan-harapan mereka
pada pemerintahan regional atau lokal.
terhadap pemerintah.
Terkait dengan pelaksanaan otonomi
Bersih, dalam arti prilaku seluruh
daerah yang menjadi kewenangan daerah
aparatur negara dapat di pertanggung
kabupaten/kota yang bersifat pilihan
jawabkan baik di lihat dari segi
yang meliputi urusan pemerintahan yang
peraturanperundang-undangan, moral
secara nyata ada dan berpotensi untuk
serta sikap tindak tanduknya dalam
meningkatkan kesejahtraan masyarakat,
melaksanakan tugas negara.
sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi
Walaupun daerah Kabupaten/Kota unggulan di daerah bersangkutan. Di
dengan pelaksanaan otonomi daerah yang samping itu, ada beberapa hal yang menjadi

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 53


kewenangan pemerintah pusat yaitu politik Pemerintah Daerah yang sudah ada. Makin
luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, luas wilayah pelayanan yang diperlukan
moneter da fiscal nasional serta agama untuk mencapai skala ekonomis akan makin
(Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun tinggi otoritas yang diperlukan. Bandara
2014) dan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang dan pelabuhan yang menangani antar
pembagian urusan pemerintahan antara provinsi adalah menjadi tanggung jawab
pemerintah, pemerintah daerah propinsi, nasional.
dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
Eksternalitas; dampak yang
Sebagai konsekuensi dari prinsip ditumbuhkan oleh kegiatan yang memerlukan
tersebut, maka diperlukan pengaturan yang pelayanan tersebut. Eksternalitas sangat
sistematis yang menggambarkan adanya terkait dengan akuntabilitas. Makin luas
hubungan berjenjang baik yang berhubungan eksternalitas yang ditimbulkan akan makin
dengan koordinasi, pembinaan, dan tinggi otoritas yang diperlukan untuk
pengawasan. Dalam PP Nomor 38 Tahun menangani urusan tersebut. Contoh, sungai
2007 Pasal 4 ayat (1) bahwa pembagian atau hutan yang mempunyai eksternalitas
urusan pemerintahan berdasarkan kriteria regional seyogyanya menjadi tanggung
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi jawab provinsi untuk mengurusnya.
dengan memperhatikan keserasian
Konsekuensi dari pendekatan tersebut
hubungan antar tingkatan dan atau susunan
adalah bahwa untuk pelayanan-pelayanan
pemerintahan.
yang bersifat dasar (basic services)
Dalam memberikan otonomi untuk maupun pelayanan-pelayanan untuk
pelayanan kebutuhan dasar dan pelayanan pengembangan usaha ekonomi masyarakat
pengembangan usaha ekonomi masyarakat, atas pertimbangan efisiensi, akuntabilitas
ada tiga hal yang perlu pertimbangkan dan eksternalitas yang bersifat lokal
yaitu: seyogyanya menjadi urusan kabupaten/
kota, yang bersifat lintas kabupaten/kota
Akuntabilitas; bahwa penyerahan
menjadi urusan propinsi dan yang lintas
urusan tersebut akan menciptakan
propinsi menjadi kewenangan pusat.
akuntabilitas Pemerintah Daerah kepada
masyarakat. Ini berarti bagaimana Dalam setiap kebijakan atau keputusan
mendekatkan pelayanan tersebut yang diambil pasti ada sisi positif dan sisi
kepada masyarakat. Makin dekat unit negatifnya. Begitu juga dengan penerapan
pemerintahan yang memberikan pelayanan sistem desentralisasi ini, memiliki beberapa
kepada masyarakat akan makin mendukung kelemahan dan kelebihan.
akuntabilitas.
Efisiensi; bahwa penyerahan
Segi Ekonomi
urusan tersebut akan menciptakan
efisiensi, efektifitas dan ekonomis dalam Dari segi ekonomi banyak sekali
penyelenggaraannya. Ini berkaitan dengan keuntungan dari penerapan sistem
economies of scale (skala ekonomis) dalam desentalisasi ini yaitu pemerintah daerah
pemebrian pelayanan tersebut. Untuk itu akan mudah untuk mengelola sumber
harus terdapat kesesuaian antara skala daya alam yang dimilikinya. Dengan
ekonomis dengan catchment area (daerah demikian, apabila sumber daya alam yang
pelayanan). Persoalannya adalah sejauh dimiliki telah dikelola secara maksimal
mana skala ekonomis tersebut sesuai maka pendapatan daerah dan pendapatan
dengan batas-batas wilayah administrasi masyarakat akan meningkat.

54 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 kepada daerah lain. Yang nantinya
tentang pemerintahan daerah pasal 21 merupakan salah satu potensi daerah
hurup f ”daerah Kabupaten/Kota sesuai tersebut.
kewenangannya dengan semangat otonomi
daerah untuk menggali potensi sumber daya
alam dengan tujuan untuk mensejahtrakan Segi Keamanan dan Politik
masyarakat, yang salah satunya yaitu Didalam segi keamanan politik, dengan
menggali potensi yang ada yaitu untuk adanya sistem desentralisasi merupakan
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). suatu upaya untuk mempertahankan
Sebagaimana telah diamanatkan kesatuan negara Indonesia, karena
oleh Deklarasi Rio dan Agenda 21, dengan diterapkannya kebijakan ini akan
bahwa pengelolaan sumber daya alam bisa meredam daerah-daerah yang ingin
berbasis komunitas merupakan salah satu memisahkan diri dari NKRI. Tetapi juga
pengelolaan yang dapat meningkatkan disatu sisi otonomi daerah berpotensi
efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan menyulut konflik antar daerah.
dan pengelolaan sumber daya alam. Selai
itu srategi ini dapat membawa efek positif
secara ekologi dan sosial. Segi Pelayanan Pemerintah

Dalam hal ini masyarakat merindukan Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004


adanya suatu kemandirian yang yang telah dirubah menjadi UU no 23 th
diberikan kepada daerah untuk berusaha 2014 tentang Pemerintahan Daerah huruf
mengembangkan sumber daya alam yang ”M” bahwa pelayanan merupakan kunci
mereka miliki, karena mereka lebih utama dalam konteks otonomi daerah,
mengetahui hal-hal apa saja yang terbaik harus mengedepankan pelayanan prima
bagi daerah. Disamping itu dengan tidak pada masyarakat yang dilakukan secara
menutup mata ada beberapa hal yang harus transparan dan akuntabel. Dalam Undang-
diperhatikan dengan adanya penerapan undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
sistem desentralisasi membuka peluang Keterbukaan Imformasi Publik, bahwa
yang sebesar-besarnya bagi pejabat masyarakat wajib mengetahui mekanisme
daerah untuk melakukan praktik-praktik pelayanan yang diberikan pemerintah
penyelewengan bahkan sampai korupsi. tentunya harus secara transparan.

Segi Sosial Budaya Dampak Pelaksaaan Otonomi Daerah

Budaya adalah salah satu yang Dalam pelaksanaan otonomi daerah


diamanatkan dalam kesatuan kehidupan yang diamanatkan dalam UU Nomor
Republik Indonesia artinya bahwa dengan 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
adanya budaya maka akan memperkuat daerah, bahwa ada 5 dampak otonomi
ikatan sosial budaya pada suatu daerah. daerah menurut Sumaryadi yaitu :1)
Karena dengan diterapkannya sistem semangat ke daerah yang tidak terkendali;
desentralisasi ini pemerintah daerah akan 2) politisasi aparat pemerintah yang
dengan mudah untuk mengembangkan dapat mematikan mekanisme yang sehat
kebudayaan yang dimiliki oleh daerah sehingga menghambat terciptanya good
tersebut. Bahkan kebudayaan tersebut governance, DPRD dan Kepala daerah lebih
dapat dikembangkan dan diperkenalkan banyak berorientasi pada kepentingan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 55


partai dari pada kepentingan masyarakat,) ketegangan antar kubu masyarakat dan
terbukanya pintu yang lebar bagi terjadinya antara masyarakat dengan pemerintah
kolusi antara eksekutif dan legislatif; 3) daerah.
rendahnya kualitas DPRD; 4) pengawasan
keuangan daerah yang timpang, 5) konflik
antar daerah. Dampak Pada Pelayanan Publik

Identifikasi dampak pelaksanaan Kebijakan otonomi daerah mampu


otonomi daerah tersebut membawa kita memperpendek jarak geografis antara
pada kesimpulan bahwa banyak dampak pemukiman penduduk dengan sentra
negatif yang perlu diminimalisasi. Esensi pelayanan, juga mempersempit rentang
kebijakan yang ada perlu dilakukan kendali antara pemerintah daerah dengan
adalah merasionalisasi proses kebijakan unit pemerintahan di bawahnya. Di
UU tentang otonomi daerah, baik proses samping itu, pelaksanaan otonomi daerah
pengusulan kemandirian yang dilakukan juga memungkinkan untuk menghadirkan
oleh daerah kabupaten/kota, maupun jenis-jenis pelayanan baru, seperti
proses penetapan daerah otonom yang pelayanan listrik, telepon, serta fasilitas
dilakukan ditingkat pusat. Dalam uraian urban lainnya, terutama di wilayah ibukota
berikut ini, kita akan memahami proses daerah otonom.
dalam dua tingkatan tersebut yang akan Tetapi, pelaksanaan otonomi daerah
membawa kita pada usulan rasionalisasi juga menimbulkan implikasi negatif bagi
proses kebijakan otonom demi optimalisasi pelayanan publik, terutama pada skala
kepentingan publik. nasional, terkait dengan alokasi anggaran
untuk pelayanan publik yang berkurang. Hal
ini disebabkan adanya kebutuhan belanja
Dampak Sosio Kultural
aparat dan infrastruktur pemerintahan
Pelaksanaan otonomi daerah membawa lainnya yang bertambah dalam jumlah yang
implikasi positif dalam bentuk pengakuan signifikan sejalan dengan pembentukan
sosial, politik dan kultural masyarakat DPRD dan birokrasi di daerah hasil otonom.
daerah. Melalui kebijakan otonomi daerah
entitas masyarakat yang mempunyai
sejarah kohesivitas dan kebesaran yang Dampak Bagi Pembangunan Ekonomi
panjang, memperoleh pengakuan sebagai Pasca terbentuknya daerah otonom
daerah otonom baru. Pengakuan ini pada baru, terdapat peluang yang besar bagi
gilirannya memberikan kontribusi positif akselerasi pembangunan ekonomi di wilayah
terhadap kepuasan masyarakat, sehingga yang baru. Bukan hanya infrastruktur
meningkatkan dukungan daerah terhadap pemerintahan yang terbangun, tetapi
pemerintah nasional. juga infrastruktur fisik dan infrastruktur
Namun demikian, kebijakan otonomi kebijakan pembangunan ekonomi yang
daerah juga bisa memicu konflik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah
pada gilirannya juga menimbulkan masalah otonom baru. Semua infrastruktur ini
horisontal dan vertikal dalam masyarakat. membuka peluang yang lebih besar bagi
Sengketa antara pemerintah daerah induk wilayah hasil otonom untuk mengakselerasi
dengan pemerintah daerah pemekaran pembangunan ekonomi.
dalam hal pengalihan aset dan batas Namun, kemungkinan akselerasi
wilayah, seringkali berimplikasi pada pembangunan ini harus dibayar dengan

56 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk dasar, pelayanan kesehatan, pemenuhan
membiayai belanja pegawai dan belanja kebutuhan hidup minimal (daya beli
operasional pemerintahan daerah. Dari masyarakat), prasarana lingkungan dasar,
sisi teoritik, belanja ini bisa diminimalisir pemberdayaan serta peran masyarakat
melalui kebijakan pembangunan ekonomi sebagai wujud keberhasilan tersebut dapat
yang menjangkau seluruh wilayah, sehingga dilihat dari aspek peningkatan PADS dan
akselerasi pembangunan ekonomi tetap APBD serta peningkatan IPM.
dimungkinkan dengan harga yang murah.
Sementara itu, pelaksanaan otonomi
Namun, dalam perspektif masyarakat
daerah kabupaten/kota di wilayah III
daerah, selama ini tidak ada bukti yang
Cirebon belum sepenuhnya menjiwai
meyakinkan bahwa pemerintah nasional
(mewujudkan) pemahaman dalam
akan melakukannya tanpa kehadiran
penyelenggaraan pemerintahan daerah
pemerintah daerah otonom.
menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 sebagai implementasi terhadap Pasal
18 ayat (5) UUD 1945 Amandemen ke-II,
Dampak Bagi Pertahanan, Keamanan dan
karena pelaksanaan otonomi daerah yang
Integrasi Nasional
dititikberatkan pada daerah kabupaten/kota
Pembentukan daerah otonom baru, untuk menjalankan otonomi yang seluas-
bagi beberapa masyarakat pedalaman luasnya tersebut belum terlihat adanya
dan masyarakat di Wilayah perbatasan kemandirian. Tidak berdampak apapun,
merupakan isu politik nasional yang penting. sebaliknya justru dengan pelaksanaan
Bagi masyarakat tersebut, bisa jadi mereka otonomi daerah yang ditegaskan dalam
tidak pernah melihat dan merasakan pasal 18 UUD 1945 amandemen ke II akan
kehadiran ‘Indonesia’, baik dalam bentuk memperkokoh terhadap keutuhan NKRI.
simbol pemerintahan, politisi, birokrasi Karena pelaksanaan otonomi daerah yang
dan bahkan kantor pemerintah. Pemekaran seluas-luasnya ditekankan pada daerah
daerah otonom, oleh karenanya, bisa kabupaten/kota.
memperbaiki kenangan politik nasional
di daerah melalui peningkatan dukungan
terhadap pemerintah nasional dan DAFTAR PUSTAKA
menghadirkan pemerintah pada level yang
A. BUKU
lebih bawah.
A. Gafar Syaukani,dan R.Rasyid,”Otonomi
Daerah dalam Negara Kesatuan, Pustaka
PENUTUP Pelajar, Yogyakarta. 2004
Pelaksanaan otonomi daerah A. Hamid Attamimi,”Peraturan
kabupaten/kota di wilayah III Cirebon Keputusan Presiden Republik Indonesia
menunjukan telah tercapainya tingkat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
keberhasilan dengan baik sesuai yang Negara”, Disertasi, Fakultas Pascasarjana
diamanatkan dalam Pasal 18 UUD 1945 Universitas Indonesia, Jakarta. 1990
amandemen ke II jo Undang-undang Nomor
Agus Dwiyanto, dkk.”Reformasi Birokrasi
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Publik di Indonesia”.Yogyakarta: Pusat
Daerah. Tingkat keberhasilan tersebut untuk
Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK)
mempercepat terwujudnya kesejahtraan
UGM.2001
masyarakat melalui peningkatan pelayanan
dasar yaitu penyelenggaraan pendidikan Agus Salim Andi Gadjong.”Pemerintahan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 57


Daerah Kajian Politik Dan Hukum”. Bogor :
Ghalia Indonesia. 2007
Ahmad Yani, ”Hubungan Keuangan antara 1 Dr. Sugianto, S.H.,M.H. adalah dosen
Pemerintah Pusat dan Daerah”, Raja pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN
Grafindo Persada, Jakarta 2002. Syekh Nurjati Cirebon dengan pangkat Lektor
Kepala. Sugianto pernah mengikuti seleksi
Alien, H.JB,”Enhancing Decentralisation
Hakim Mahkamah Konstitusi RI tahun 2013 dan
for Developemnt”, The Hague:IULA. Bina
tahun 2014. Ia aktif menjadi pembicara dalam
Aksara.1982 berbagai seminar di Cirebon dan menjadi saksi
Amrah Muslimin, “Aspek-aspek Hukum ahli Polres Cirebon.
Otonomi Daerah”, Alumni Bandung Tahun
1986.
_______________”Ikhtisar Perkembangan
Otonomi Daerah 1903-1958, Penerbit
Djambatan, Jakarta. 1960.
Anhar Gonggong (ed), Pasang Surut Otonomi
Daerah-Sketsa Perjalanan 100 Tahun,
Institute for Local Development, Jakarta.
2005
APAKSI, 2001,”Himpunan Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang No.22 Tahun
1999 dan Undang-undang No.25 Tahun
1999”,Jakarta, APKSI.
Ateng Syafruddin, “Titik Berat Otonomi
Daerah Pada Daerah Tingkat II dan
Perkembangannya”. Bandung: Mandar
Maju. 1991
Ateng Syafrudin, “Hubungan Kepala Daerah
dengan DPRD”, Tarsito. Bandung: Tahun
1982.
Ateng Syafrudin,”Pengaturan Koordinasi
Pemerintahan di Daerah”, PT. Citra Aditya
Bhakti, Bandung. 1993
Ateng Syafrudin. “Pasang Surut Otonomi
Daerah”. Bandung: Binacipta. 1985

58 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Membangun Paradigma
Poros Maritim Dunia
Fahmi Irhamsyah1
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Pendidikan Sejarah dan Alumni Program Studi Sarjana Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Abstrak
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden RI Joko
Widodo merupakan kebijakan yang disambut publik dengan antusias sekaligus
waswas dalam pengimplementasiannya. Jurnal ini ditulis dalam rangka
mengimplementasikan kebijakan maritim dalam bidang pendidikan sebagai upaya
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Perspektif keilmuan yang
digunakan adalah Ilmu Sejarah dengan landasan lintas batas ilmu sosial yang
digagas oleh Immanuel Wallerstein.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 59


PENDAHULUAN menempati sebagian wilayah nusantara
sejak + 2000 tahun sebelum masehi atau
Indonesia merupakan negara kepulauan
tepatnya pada masa Neolitikum, masa
terbesar di bumi sehingga memiliki
ketika masyarakat belum mengenal tulisan
potensi menjadi poros maritim dunia.
dan kepercayaan.
Secara konseptual, poros maritim dunia
sebagaimana disampaikan Presiden RI Joko Penelitian sejarah yang menganalisis
Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi perkembangan demografi masyarakat
(KTT) Asia Timur merupakan sebuah gagasan berdasarkan bahasa yang digunakannya
sangat strategis dalam rangka menjamin memperlihatkan bahwa penutur bahasa
keberlangsungan konektifitas lebih dari Austronesia meliputi kawasan dengan
17.000 pulau di Indonesia. Poros maritim batas-batas sebagai berikut : bagian barat
dunia juga berdampak pada pengembangan di Madagaskar, bagian timur di Pulau
industri perkapalan dan perikanan, Paskah, bagian utara di kepulauan Formosa
perbaikan transportasi laut dan keamanan dan bagian selatan berada di Selandia
maritim. Apakah ekspektasi yang tinggi ini baru3.
sesuai dengan jati diri bangsa?
Daerah-daerah yang disebut di atas
Sejarah memberikan informasi pada sesungguhnya merupakan suatu kawasan
kita bahwa jati diri bangsa Indonesia yang sangat besar dan dipisahkan oleh
pada dasarnya adalah bangsa pelaut, lautan yang amat luas. Maka bagaimana
bangsa yang memiliki kemampuan luar prosesnya hingga bahasa yang digunakan
biasa dari sisi kemaritiman. Keputusan dapat tersebar seluas itu? Glover
pengambilan isu poros maritim dunia dalam berpendapat bahwa ketercapaian
konteks kebijakan publik bukanlah hal penyebaran bahasa dalam wilayah cakupan
yang berlebihan. Karena dalam konteks yang amat luas membuktikan bahwa
kesejarahan, masyarakat Indonesia nenek moyang masyarakat Indonesia sejak
memiliki potensi kemaritiman. masa Neolitikum telah memiliki budaya
Maritim yang amat maju seperti : alat
Tulisan ini akan mencoba melihat
transportasi laut yang handal, pengetahuan
kekuatan maritim Indonesia dengan
yang cukup tentang laut dan angin musim,
pendekatan Lintas Batas Ilmu Sosial yang
serta berbagai pengetahuan lainnya yang
di gagas oleh Immanuel Wallerstein.1 Sebab
berfungsi sebagai alat bantu navigasi4.
penulis yakin jika reorientasi paradigma2
dapat dilakukan, dalam beberapa tahun ke Selain berlayar, aktivitas
depan dunia maritim kita akan bisa bangkit perdagangan sejak masa sebelum Masehi
kembali. pun sudah banyak ditemukan oleh para
ahli. Heger mengemukakan bahwa terdapat
kesamaan penggunaan alat musik Nekara di
PEMBAHASAN beberapa wilayah Asia seperti di Indonesia,
Sejarah Kemaritiman Indonesia India dan China5. Hal ini berarti semenjak
sebelum Masehi pun lautan di nusantara
Nusantara sejak dahulu merupakan telah memberikan banyak manfaat pada
sebuah kawasan yang sangat dikenal oleh masyarakat, salah satunya adalah sebagai
masyarakat dunia. Penelitian Kern serta Von media hubungan dagang. Hubungan
Heine Geldern menjelaskan bahwa orang- perdagangan ini pulalah yang menjadi salah
orang Austronesia yang dikenal sebagai satu penyebab bermunculannya kerajaan-
nenek moyang bangsa Indonesia telah kerajaan bercorak maritim yang di

60 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


kemudian hari memegang peranan penting Hal yang menyedihkan kemudian
selama berabad-abad. menimpa banyak kerajaan di nusantara
sejak sekitar abad ke-15. Kemampuan
Edward L Poelinggomang dalam
militer yang memadai serta kemajuan
Makassar Abad XIX; Studi tentang Kebijakan
ekonomi perdagangan maritim asimetris
Perdagangan Maritim menyebutkan bahwa
dengan konsep kemampuan menganalisis
sekitar abad ke-14 dan permulaan abad
faktor ancaman disintegrasi.
ke-15 terdapat lima jaringan perdagangan
dunia (commercial zones). Pertama, Kehadiran kekuatan asing di nusantara
jaringan perdagangan Teluk Bengal yang tidak mampu direspon dengan baik,
meliputi pesisir Koromandel di India akibatnya berbagai kerajaan ketika itu
Selatan, Sri Lanka, Burma (Myanmar), serta sangat mudah disusupi politik devide et
pesisir utara dan barat Sumatera. Kedua, impera9. Alhasil, dengan mudahnya mereka
jaringan perdagangan Selat Malaka. Ketiga, menduduki wilayah nusantara dan berusaha
jaringan Laut Cina Selatan yang meliputi untuk menjauhkan kehidupan masyarakat
pesisir timur Semenanjung Malaka, dari laut. Masyarakat tanpa sadar digiring
Thailand, dan Vietnam Selatan. Keempat, untuk bertani dan kian lama aktivitas
jaringan perdagangan Laut Sulu, yang maritim kian mengecil.
meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu,
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh
Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan
kekuatan asing, seperti Portugis, Inggris, dan
(Brunei Darussalam). Kelima, jaringan
VOC untuk ganti menguasai laut nusantara.
Laut Jawa, yang meliputi kepulauan Nusa
Proses terdesaknya raja-raja ke pedalaman
Tenggara, kepulauan Maluku, pesisir barat
dan dikuasainya berbagai pelabuhan oleh
Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan
asing mengakibatkan orientasi maritim
Sumatera.
kita secara perlahan diubah oleh penjajah
Berdasarkan data Edward, kita dapat menjadi orientasi agraria.
menganalisis bahwa setelah Masehi pun
Afred Thayer Mahan (1840-1914)
nusantara masih mampu memberikan
dalam “The Influence of Sea Power upon
manfaat bagi masyarakat dunia melalui
History 1660-1783” yang terbit pada tahun
potensi maritim yang kita miliki. Jaringan
1890 mengajak kita untuk memperhatikan
Laut Jawa yang ketika itu berada di bawah
kekuatan laut karena menurutnya lautan
hegemoni kerajaan Majapahit bahkan
memiliki banyak sekali potensi yang dapat
merupakan salah satu jaringan terpadat
dioptimalkan. Tidak hanya itu saja, ia
dengan tingkat transaksi internasional
juga menyadarkan para pembacanya agar
sangat tinggi.
lebih menghargai laut karena lautlah yang
Laut, di masa Majapahit telah sesungguhnya memegang peranan penting
mengajarkan pada masyarakat dunia untuk dalam proses penyatuan bangsa.
memiliki pikiran lebih terbuka. Keberhasilan
Buku inspiratif ini dikemudian hari
kerajaan berbasis maritim seperti Sriwijaya
menginspirasi banyak negara seperti
bahkan memicu kerajaan lainnya untuk
Amerika Serikat, Jerman, Jepang,
menciptakan perahu6 militer yang handal
Prancis, Italia, Rusia, dan Spanyol untuk
dan memiliki kemauan keras dalam
mengoptimalkan kekuatan lautnya10. Kita
mempelajari ilmu navigasi.7 Beberapa
pun mampu melihat, sejak memasuki
hal ini pula yang kemudian menjadi salah
abad ke-19 negara-negara ini memang
satu faktor pemersatu berbagai pulau di
cukup berpengaruh dalam perpolitikan
nusantara8.
internasional.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 61


Indonesia sebagai sebuah negara masih belum optimal. Sebagai contoh,
yang dua pertiganya berupa lautan sudah tengoklah PELNI yang hingga hari ini masih
sejak lama menyadari besarnya potensi belum terlihat akan mampu menyaingi
laut dan berbagai keuntungan yang dapat Koninklikje Paketvaart Maatschappij yang
di gali dari laut. Dalam pembukaan telah memberikan keuntungan besar pada
Institut Angkatan Laut (IAL) tahun 1953 di Belanda.
Surabaya, Presiden Soekarno berpesan, “…
Soeharto di masa kepemimpinannya,
usahakan penyempurnaan keadaan kita ini
pada tahun 199613 dalam sebuah Konvensi
dengan menggunakan kesempatan yang
Nasional Pembangunan Benua Maritim
diberikan oleh kemerdekaan. Usahakan
Indonesia yang diadakan di Makassar,
agar kita menjadi bangsa pelaut kembali.
Sulawesi Selatan mengajak bangsa Indonesia
Ya..., bangsa pelaut dalam arti seluas-
untuk kembali ke laut. “Bangsa Indonesia
luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos di
yang di masa lalu mencatat sejarah sebagai
kapal... bukan! tetapi bangsa pelaut dalam
bangsa bahari, dalam perjalanannya
arti cakrawati samudra. Bangsa pelaut
telah kehilangan keterampilan bahari
yang mempunyai armada niaga, bangsa
sehingga luntur pula jiwa maritimnya.”
pelaut yang mempunyai armada militer,
Demikian ungkap Presiden Seoharto dalam
bangsa pelaut yang kesibukannya di laut
sambutannya yang disampaikan Menteri
menandingi irama gelombang lautan itu
Negara Riset dan Teknologi BJ Habibie.
sendiri “.
Kalimat ini jelas merupakan kalimat
Keseriusan Soekarno ketika itu dalam yang menunjukkan kesadaran tinggi akan
mengoptimalkan potensi laut sebenarnya pentingnya laut.
dapat di lihat, tengoklah ketika pada tahun
1957 didirikan PELNI untuk menggantikan
Koninklikje Paketvaart Maatschappij Poros Maritim Dunia dan Potensi Maritim
/ KPM milik Belanda. Kita juga dapat Indonesia
menyaksikan ketika pada tahun 1960 di Presiden RI Joko Widodo dalam
keluarkan Undang-undang No. 4 tentang pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi
Perairan Indonesia, dan yang lebih hebat (KTT) ke-9 East Asia Summit (EAS) tanggal
lagi masih pada tahun yang sama Angkatan 13 November 2014 di Nay Pyi Taw, Myanmar,
Laut Indonesia menjadi angkatan laut juga menegaskan konsep Indonesia sebagai
terkuat di Asia Tenggara dan terkuat ke Poros Maritim Dunia sehingga agenda
empat di dunia di bawah Amerika Serikat11 pembangunan akan difokuskan pada 5
dengan komposisi 234 kapal perang terdiri (lima) pilar utama, yaitu:
dari sebuah kapal penjelajah (cruiser), 12
kapal selam, 7 kapal perusak (destroyer), 1. Membangun kembali budaya maritim
7 fregat, dan beberapa jenis kapal perang Indonesia.
lain. 2. Menjaga sumber daya laut dan
Soekarno ketika itu benar-benar menciptakan kedaulatan pangan laut
mengoptimalkan militer berdasarkan dengan menempatkan nelayan pada
konstelasi geografis12. Militer yang kuat pilar utama.
ini pula lah yang kemudian mampu 3. Memberi prioritas pada pembangunan
mengusir Belanda yang saat itu masih infrastruktur dan konektivitas maritim
mempertahankan Irian Barat. Walaupun dengan membangun tol laut, deep
demikian, menurut penulis usaha tersebut seaport, logistik, industri perkapalan,

62 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


dan pariwisata maritim. 17.508 buah. Potensi besar ini menjadikan
Indonesia sebagai negara dengan teritorial
4. Menerapkan diplomasi maritim, melalui
laut terluas di dunia dengan keseluruhan
usulan peningkatan kerja sama di
garis pantai sepanjang 80.791 km.14
bidang maritim dan upaya menangani
sumber konflik, seperti pencurian ikan, Potensi yang besar ini tidak
pelanggaran kedaulatan, sengketa berdampak pada daya tarik masyarakat
wilayah, perompakan, dan pencemaran Indonesia untuk peduli pada laut. Perairan
laut dengan penekanan bahwa laut Indonesia dengan berbagai kakayaan
harus menyatukan berbagai bangsa dan alamnya hingga hari ini masih kurang
negara dan bukan memisahkan. dilirik, jangankan untuk mendalami sejarah
Bahari. Sekedar berkunjung ke laut pun
5. Membangun kekuatan maritim sebagai
masyarakat sudah enggan, karena laut kini
bentuk tanggung jawab menjaga
sudah tercemar oleh tangan-tangan kotor
keselamatan pelayaran dan keamanan
manusia yang tak bertanggung jawab. Lalu
maritim.
upaya ideal apakah yang dapat dilakukan
Poros maritim dunia yang digagas untuk mendukung Indonesia menjadi Poros
oleh Presiden RI Joko Widodo berupaya Maritim dunia?
menegakkan kembali kedaulatan wilayah
Selain Kementerian Kelautan dan
laut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perikanan, serta Kementerian Pertahanan,
Implementasi program ini adalah melalui
Kementrian Pendidikan pun seharusnya
revitalisasi sektor-sektor ekonomi
turut berperan dalam pembangunan
kelautan, penguatan dan pengembangan
poros maririm dunia. Sebab Kementrian
konektivitas maritim, rehabilitasi
Pendidikan memiliki akses yang sangat
kerusakan lingkungan dan konservasi
efektif dalam rangka mengkampanyekan
biodiversity, serta peningkatan kualitas
urgensi menjadikan Indonesia sebagai poros
dan kuantitas SDM kelautan. Presiden RI
maritim dunia. Namun keadaanya saat ini,
Joko Widodo menyatakan dalam KTT Asia
Kementrian Pendidikan belum memiliki
Timur,“Indonesia akan menjadi poros
satu mata pelajaran khusus di tingkat
maritim dunia, kekuatan yang mengarungi
sekolah dasar dan menengah yang secara
dua samudera, sebagai bangsa bahari yang
substansi mendukung Indonesia menjadi
sejahtera dan berwibawa”.
poros maritim dunia.
Indonesia berada di daerah ekuator dan
Bagaimana proses mengkaji suatu
dihimpit oleh dua benua besar yaitu benua
pembelajaran sehingga memiliki substansi
Asia dan Australia serta Samudera Pasifik dan
kemaritiman dan berdampak efektif
Samudera Hindia. Luas wilayah Indonesia
memunculkan generasi muda bangsa
sekitar 7.7 juta kilometer persegi. Luas
Indonesia yang unggul dan kompetitif dalam
ini terdiri atas 25 persen teritorial daratan
bidang kemaritiman. Mari kita mengkaji
(1,9 juta kilometer persegi) dan 75 persen
fenomena pengembangan keilmuan yang
teritorial laut (5,8 juta kilometerpersegi).
terjadi pada beberapa negara maju di
Jika sejenak kita mengkomparasikan dunia.
bentangan daratan dan lautan kita, maka
luas wilayah daratan ini sama dengan 57
kali luas negara Belanda, 5 kali luas Jepang, Pemikiran Immanuel Wallerstein tentang
dan 2 kali luas Pakistan. Belum lagi jumlah Lintas Batas Keilmuan
pulau besar dan kecilnya yang mencapai
Bercampurnya sejarah dengan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 63


mitos-mitos menimbulkan kekhawatiran selanjutnya sejarawan yang juga soiolog
tersendiri di kalangan ilmuwan. Karena tersebut membentuk kelompok yang
sejarah yang identik dengan diakroniknya kemudian dikenal dengan nama komisi
tidak mungkin dapat bersamaan dengan Gulbenkian terdiri atas Immanuel
mitos-mitos yang tidak jelas batasan Wallerstein dari ilmu sejarah dan sosiologi
temporalnya bahkan cenderung irasional. yang bertindak sebagai ketua, Calestous
Keadaan ini berdampak pada munculnya Juma dari studi ilmu dan teknologi, Evelyn
gagasan-gagasan baru untuk mendekati Fox Keller dari ilmu Fisika, Jurgen Kocka
sejarah dengan pendekatan nomotetik dari ilmu Sejarah, Dominique Lecourt, dari
seperti ilmu-ilmu Alam. Filsafat, V.Y Mudimbe dari ilmu bahasa
Romawi, Kinhide Mushakoji dari Ilmu
Gagasan nomotetik (menjadikan
politik, Ilya Prigogine dari ilmu kimia, peter
sejarah bersifat objektif dan universal)
J. Taylor dari geografi dan M. Rolph Trouillot
ternyata memiliki dampak tersendiri. Di
dari antropologi.16
kalangan ilmuwan, gagasan ini banyak
dipertanyakan. Khususnya oleh kalangan Komisi yang terdiri atas banyak ilmuwan
postmodernis. Sebab menurut mereka, kelas dunia dari berbagai latar belakang
suatu hal yang tidak mungkin menjadikan ilmu ini banyak melakukan kajian-kajian
sejarah bersifat objektif. Hal ini dikarenakan ilmiah, mereka coba melakukan dialog-
dalam khasanah keilmuwan, khususnya dialog antar ilmu, termasuk antar kedua
dalam ilmu-ilmu sosial tidak ada kebenaran epistimologis (nomotetik dan idiosinkretik)
tunggal (idiosinkretik). Gagasan nomotetik tadi. Alhasil, dari dialog-dialog tersebut
ini ternyata menyerang konstruksi disiplin bermunculanlah studi - studi baru semisal
ilmu sosial lainnya, dampaknya seperti yang studi kawasan yang mengkaji suatu wilayah
kita temui dewasa ini, ilmu sosial terpilah dengan berbagai disiplin ilmu, studi
ke dalam disiplin-disiplin ilmu. Sejarah, gender dan banyak lagi. Bahkan ilmu-
sosiologi, politik, antropologi, dll. ilmu sosial baru pun terus bermunculan
seperti sosiologi politik, sosiologi ekonomi,
Dikotomi disiplin ilmu sosial seperti ini
antropologi historis dll.
ternyata memunculkan permasalahan baru,
ketika seorang mahasiswa sejarah menulis
skripsi tentang kemiskinan masyarakat
Proses Membangun Paradigma Maritim
dengan sangat mendalam bahkan sampai
pada Pendidikan Dasar dan Menengah
membuat pembaca seakan-akan mengalami
kemiskinan tersebut. Skripsi sang Fakta bahwa peserta didik kurang
mahasiswa justru ditolak secara mentah- memiliki mind set kemaritiman dikatakan
mentah. Karena dinilai oleh sang dosen, oleh Son Diamar, anggota Dewan Kelautan
skripsi tersebut bukanlah skripsi sejarah15, Indonesia (Dekin). Menurutnya murid-murid
melainkan skripsi antropologi. sekolah kurang mengenal laut Indonesia
karena sistem pendidikan yang tidak mau
Kekhawatiran terhadap perkembangan
mengarah pada pengenalan terhadap
ilmu telah menggugah seorang sejarawan
potensinya yang luar biasa.
bernama Immanuel Wallerstein untuk
melakukan sesuatu. Kekhawatiran tersebut Apabila kita ingin studi komparasi
ia salurkan dengan mengajukan proposal dengan kurikulum negara lain, maka akan
penelitian pada Calouste Gulbenkian kita dapati bahwa laut menjadi salah satu
Foundation. Setelah yayasan tersebut kajian substansif dalam kurikulum sekolah.
mengamini gagasan Immanuel Wallerstein, Peserta didik sejak sekolah dasar sudah

64 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


bisa mulai diperkenalkan dengan kekayaan berbasis maritim maka diharapkan kelak
laut Indonesia melalui lagu, peserta didik mereka akan berkontribusi aktif dalam
SMP sudah mulai bisa mengobservasi beberapa hal. Pertama, peserta didik
lautan dan tingkat SMA sudah mulai dapat kelak akan aktif dalam membangun sarana
membuat portofolio tugas sekolah dengan dan prasarana yang akan berdampak
mengangkat isu dan masalah kelautan. pada eratnya kepulauan Indonesia
sebagai bagian dari menjaga stabiliitas
Apa yang telah dilakukan oleh Pelindo
nasional dari Disintegrasi. Kedua, mampu
III sebagai BUMN yang bergerak pada
meningkatkan sumber daya Alam maupun
bidang kepelabuhan patut diapresiasi,
manusia bidang kelautan dan ketiga mampu
BUMN ini telah membuka diri mangedukasi
mengoptimalkan kekayaan laut untuk
peserta didik di kawasan Surabaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
memperkenalkan kekuatan maritim bangsa
Indonesia. Peserta didik sekolah dasar
diikutsertakan dalam kegiatan kunjungan
ke pelabuhan Tanjung Perak. Menggagas Kurikulum Kemaritiman Lintas
Ilmu
Peserta didik diperkenalkan pada
laut dengan cara berkeliling melihat Sebagian besar masyarakat Indonesia
berbagai aktifitas di pelabuhan sejak belum memahami implementasi poros
proses embarkasi dan debarkasi di terminal maritim dunia dan dampaknya bagi
penumpang Gapura Surya Nusantara, kemajuan bangsa. Salah satu sarana
menyaksikan proses penyandaran kapal efektif untuk memberikan penyadaran
Dobonsolo serta proses bongkar muat peti tersebut adalah melalui pendidikan. Kajian
kemas. yang dapat dilakukan oleh kementerian
Proses pembuatan kurikulum pendidikan adalah melalui kajian lintas
kemaritiman dapat melibatkan banyak batas sebagaimana digagas oleh Immanuel
pihak. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Wallerstein.
bidang kelautan dan perikanan menurut Implementasi pemikirannya dapat
Yugi Prayanto, wakil ketua KADIN bidang diterapkan dengan mengajak akademisi
kelautan dan perikanan bahkan siap (mahasiswa maupun ahli) dari berbagai
memfasilitasi Focus Group Discussion (FGD) disiplin ilmu yang relevan untuk mengkaji
dalam rangka menciptakan kurikulum wilayah Bahari dengan model kajian
kemaritiman dan perikanan sebagai upaya kawasan. Dengan begitu, Bahari kita dapat
mendorong Indonesia menjadi poros di tinjau dari berbagai sudut pandang ilmu.
maritim dunia. Mulai dari Geografi, Biologi, Antropologi,
Pendidikan juga sangat memungkinkan Sejarah, Sosiologi, dll.
dalam membentuk sumber daya manusia Hasil dari kajian ini diharapkan dapat
kelautan yang handal. Karenanya dikemas menjadi suatu produk baru dunia
pemerintah dapat mulai mencanangkan pendidikan yang berkesesuaian dengan visi-
sekolah-sekolah tinggi yang bergerak dalam misi pemerintah menciptakan Indonesia
bidang maritim seperti bidang kelautan, sebagai poros maritim dunia. Impelementasi
perikanan, perkapalan, nautika serta hasil kajian dapat di eksplore melalui
perniagaan maritim. susunan kurikulum terpadu, misalnya
Setelah peserta didik sejak dini dengan memasukkan bab baru dalam buku
mengikuti pembelajaran dengan kurikulum pelajaran sekolah.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 65


Pada berbagai jenjang pendidikan, terus terjaga.
maka pemerintah dapat memasukkan bab-
bab baru tentang kemaritiman. Sebagai
contoh pelajaran biologi, dalam pelajaran DAFTAR PUSTAKA
ini dapat dimasukkan bab khusus tentang Lapian, A.B, Sejarah Nusantara Sejarah
biota laut nusantara. Pada mata pelajaran Bahari, Depok : Universitas
geografi dapat dimasukkan bab khusus
tentang geografi maritim. Dalam pelajaran Indonesia press, 1992
sejarah, dapat dimasukkan bab khusus Glover, I.C, Early Trade Between india and
mengenai sejarah maritim. Dan sebagainya. Southeast Asia,
Atau mungkin lebih dari itu, kajian poros
maritim dunia dapat menjadi satu mata Hull : Koningstone, 1989
pelajaran baru di sekolah. Wallerstein, Immanuel, Lintas Batas Ilmu
Dengan memperkenalkan kajian Sosial , Yogyakarta : LKIS Yogyakarta,
maritim kepada peserta didik sejak dini, 1997
diharapkan proses reorientasi paradigma Wolters, G.W, Early Indonesia Commerce
dapat tercapai. Putera-puteri nusantara : A Study of the Origins of Sriwijaya,
kelak diharapkan dapat memahami aspek Ithaca, New York : Cornell University
kebaharian secara komperhensif dan Press, 1967
holistik. Hal ini bisa terjadi jika kajian
maritim dilakukan dengan langkah lintas
batas disiplin ilmu.

PENUTUP 1 Fahmi Irhamsyah, S.Pd adalah seorang guru

Poros maritim dunia merupakan sejarah sekaligus Kepala Kehumasan di Islamic


Girls Boarding School Darul Marhamah. Selain
gagasan strategis bagi bangsa Indonesia
aktivitas mengajar, Fahmi juga aktif dalam
dalam meningkatkan harkat dan martabat
kegiatan training dan ceramah di berbagai
di dunia internasional. Gagasan ini perlu
institusi pendidikan. Sebagai organisatoris
didukung oleh seluruh pihak termasuk kampus, ia pernah menjabat sebagai Ketua BEM
didalamnya kementrian pendidikan dan FIS UNJ Tahun 2007-2008, Kepala Departemen
kebudayaan melalui kurikulum terpadu Sosial Politik BEM UNJ Tahun 2008-2009, dan
yang disesuaikan subtansinya dengan Koordinator BEM Seluruh Indonesia Regional III
kepentingan geopolitik Indonesia. Tahun 2009.

Impelementasi kajian poros maritim 2 Immanuel Wallerstein bukanlah seorang


dunia di sekolah dapat dilakukan melalui pakar kelautan, bukan pula menteri kelautan
kajian lintas batas ilmu sebagaimana ataupun menteri kebudayaan dan pariwisata.
diperkenalkan oleh Immanuel Wallerstien. Ia hanya seorang sejarawan dan sosiolog.
Gagasan ini kemudian perlu dikemas Pemikirannya menginspirasi penulis untuk
dengan baik menjadi sebuah pelajaran. coba mengaitkan kebaharian negeri ini dengan
Setelah peserta didik Indonesia memahami pendidikan.
potensi maritim yang berada di Indonesia,
3 Dari paradigma pembangunan kawasan darat
diharapkan kelak menjadi bekal peserta
ke maritim
didik ketika telah menjadi pemimpin
Indonesia sehingga paradigma maritim 4 Von Heine Geldren, Pre Historic Research

66 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


in Indonesia ; Annual Bibliography of Indonesia
Archeology 9 (1936) hal. 27

5 I.C. Glover, Early Trade Between india and


Southeast Asia (Hull: Koningstone, 1989) Hal. 93

6 G.W Wolters, Early Indonesia Commerce : A


Study of the Origins of Sriwijaya ( Ithaca, New
York : Cornell University Press, 1967) Hal. 31

7 Menurut Soekmono dalam buku pengantar


sejarah I hal. 80, perahu yang menjadi khas
bangsa Indonesia adalah perahu bercadik.

8 Bukan hanya Ilmu navigasi saja, menurut


Azzumardi Azra, laut dan perdagangan
internasional jugalah yang kemudian membuka
kesempatan pada muslim-muslim melayu
(khususnya di masa kerajaan Islam) untuk
belajar ilmu agama di timur tengah.

9 A.B Lapian, Sejarah Nusantara Sejarah


Bahari (Depok : Universitas Indonesia press,
1992) Hal. 6

10
Di awali dengan kedatangan Portugis
dan Spanyol, kemudian berturut-turut VOC,
Belanda, Inggris dan Jepang mulai menggerogoti
kekayaan nusantara.

11 Google. Artikel atas nama Beny Uleander,


Membangun (Kembali) Budaya Maritim. Di akses
10 Maret 2008 pukul 3.24 PM

12
Sarwono Kusumaatmadja. Berdasarkan
ceramah lisan untuk perwira siswa Angkatan XLIII
pada tanggal 27 Juli 2005 di SESKOAL, Jakarta.

13 Laksamana Sumardjono, Kepala Staf TNI


Angkatan Laut

14 Tahun 1996 dicanangkan pula sebagai tahun


Bahari.

15 Dinas Hidro Oseanografi TNI AL

16 Immanuel Wallerstein, Lintas Batas Ilmu


Sosial (Yogyakarta : LKIS Yogyakarta, 1997) hal.
v

17 Ibid. Hal. xiii-xvi

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 67


Strategi Pertahanan dan
Keamanan Nasional
Indonesia
Pandu Utama Manggala1
Mahasiswa Doktoral Diplomasi Maritim the National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) Jepang dan
Alumnus Program Gelar Master Ganda Australian National University (ANU) Australia
pandu.utama.manggala@gmail.com

Abstrak
The dynamics in international system has made states possess existential threats to their
sovereignty. In order to survive in the anarchical world, states then, have to manage
themselves with the identification of the upcoming threats and vulnerabilities. The need
of having a national security strategy then rise.
Indonesia as well, has to define its national security strategy with the basic of real
condition of its geopolitics area. However, contemporary Indonesia’s national security
strategy is seem to lose its view of the term national security and national threats.
For the example, TNI (Indonesian National Army) couldn’t define its role in guarding
Indonesia’s defense. The small allocation of defense budget also has made Indonesia’s
national security strategy been directed by that minim budget. These facts then, have
laid Indonesia’ national strategy in a wrong direction. This article will be focusing on
the review of national security concept in order to search a better Indonesia’s national
security strategy. Furthermore, this article also will analyze several upcoming threats
that must be identified by the Indonesia government and its citizen. Later, it will also
purpose several recommendation to help Indonesia define its true national security
strategy.

68 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


PENDAHULUAN cara untuk membangun relasi dengan
negara lain yang dapat menghindarkannya
“Only in growth, reform, and change,
dari terjadinya perang. Dan bahkan, jika
paradoxically enough, is true security to perang terjadi pun negara tersebut akan
be found” memiliki peluang yang lebih besar untuk
-Anne Morrow Lindbergh keluar sebagai pemenang karena telah bisa
mengenali ancaman potensialnya.
Hubungan internasional kerap dipahami
sebagai hubungan antaraktor dalam sistem Selain hal diatas, satu konsep
internasional, baik itu aktor negara maupun berikutnya yang dapat digunakan untuk
aktor nonnegara yang berkutat dengan dapat menganalisa pembuatan strategi
masalah power politics. Akibatnya, banyak pertahanan negara yang baik adalah
negara yang mengejar power negaranya konsep grand strategy. Peran grand
lewat kepemilikan kapabilitas militer yang strategy menurut Liddel Hart adalah
kuat.1 Banyaknya negara yang berusaha mengkoordinasikan dan mengarahkan
mendapatkan kekuatan militer atau seluruh sumber daya bangsa untuk dapat
persenjataan tersebut telah membuat mengenali ancaman yang ada, baik itu
kualitas ancaman yang dimiliki oleh negara ancaman yang berasal dari lingkungan
terhadap negara lainnya semakin besar. luar (threat), atau ancaman yang berasal
Tidak adanya kepemerintahan dunia dari lingkungan nasional (vulnerabilities).4
yang mampu mengatur pola hubungan Identifikasi terhadap sumber-sumber
antarnegara, membuat suatu negara harus ancaman tersebut kemudian dapat menjadi
dapat merumuskan strategi pertahanan suatu acuan dalam merumuskan strategi
negara yang dapat menjamin kelangsungan pertahanan suatu negara yang tepat.
eksistensi negara tersebut dalam dunia Indonesia, sebagai salah satu entitas
internasional yang dicirikan oleh sifat yang negara yang berada dalam sistem
anarkis. internasional kontemporer kemudian juga
Strategi pertahanan negara tersebut harus dapat merumuskan suatu strategi
harus dapat mencakup bagaimana cara pertahanan yang dapat melindungi
mencapai tujuan keamanan dari suatu kepentingan nasional yang dimilikinya.
negara untuk menghadapi musuh yang akan Strategi pertahanan nasional Indonesia bisa
mengancam security dari negara. Security dimulai dengan membangun kapabilitas
atau keamanan sendiri adalah konsep yang pertahanan, yang memadukan antara
digunakan untuk menghadapi ancaman. profesionalisme pengawak pertahanan
Security adalah tentang kelangsungan negara dan memberdayakan perumus
hidup, dimana suatu isu dihadirkan sebagai kebijakan dan seluruh warga negara, agar
sesuatu yang dapat memberikan existential dapat memandang reformasi pertahanan
threat kepada referent object.2 Secara secara jernih, berdasarkan dimensi
tradisional, konsep ini mempunyai dua arti ancaman yang dihadapi. Namun, arah
5

pokok, yaitu kebebasan dari resiko atau perumusan strategi pertahanan yang
bahaya, serta kebebasan dari keraguan, dimiliki Indonesia hingga kini masih terjebak
kekhawatiran, dan ketakutan.3 Dengan dalam romantisme zaman perjuangan
memiliki kepahaman mengenai konsep dulu, sehingga masih menemui kegagalan
security, maka suatu negara tidak akan dapat dalam mencari strategi pertahanan dan
dipaksa untuk mengorbankan nilai-nilai keamanan nasional yang baik dan cocok
yang dianggapnya penting, dan menemukan untuk Indonesia.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 69


Tulisan ini berupaya untuk darat.
mengelaborasi strategi pertahanan
Strategi pertahanan Indonesia yang
dan keamanan nasional Indonesia, dan
mengandalkan konsepsi landas darat ini
berupaya mencari letak kesalahan
kemudian dapat dilihat sebagai kegagalan
dalam perumusannya. Penulis juga akan
dalam merumuskan suatu strategi
berusaha meninjau konsep keamanan
pertahanan yang tepat bagi Indonesia.
nasional Indonesia. Setelah itu akan turut
Konsepsi Indonesia sebagi Negara Nusantara
dijabarkan mengenai bentuk ancaman
sebenarnya mengacu kepada konsepsi
dan potensi tantangan yang akan dihadapi
Negara Kepulauan (Archipelagic State)
Indonesia dewasa ini. Namun, sebelum
sebagaimana dimuat dalam Deklarasi
beralih kepada tinjauan terhadap konsep
Juanda 13 Desember 1957 dan UU No, 4/
keamanan nasional Indonesia, ada baiknya
Prp. 1960.7 Dengan adanya konsepsi ini,
untuk menengok sekilas mengenai sejarah
seharusnya mind-set strategi pertahanan
strategi pertahanan nasional Indonesia.
Indonesia juga menyadari pentingnya
wilayah perairan Indonesia sebagai suatu
wilayah yang harus dijaga dan dipertahankan
PEMBAHASAN
kedaulatannya. Mind-set pertahanan yang
Sekilas Mengenai Sejarah Strategi terlalu condong ke konsepsi daratan akan
Pertahanan Indonesia membuat ancaman dari wilayah perairan
Sebagaimana telah disebutkan diawal, seperti illegal fishing, maritime piracy,
bahwa perumusan strategi pertahanan perdagangan narkoba, dan berbagai
nasional Indonesia yang ada saat ini masih kejahatan transnasional lainnya, serta
terpengaruh oleh romantisme sejarah pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah
perjuangan kemerdekaan. Titik sentral laut Indonesia akan sulit untuk ditangani.
dalam strategi pertahanan Indonesia Oleh sebab itu, Indonesia harus membenahi,
bertumpu pada kekuatan darat. Hal ini mengkoordinasikan, dan mengatur
disebabkan oleh pengalaman perang di sistem keamanan wilayah perairannya
masa lalu yang didominasi oleh perang lebih baik lagi lewat perubahan konsepsi
internal lewat adanya berbagai operasi pertahanan landas daratan yang selama ini
penumpasan gerakan dan separatisme masih mendominasi strategi pertahanan
bersenjata di beberapa daerah Indonesia. Indonesia. Agar dapat merubah konsepsi
pertahanan yang demikian, maka upaya
Berdasarkan sejarahnya, keterlibatan pengenalan terhadap konsep keamanan
kekuatan bersenjata Indonesia dapat nasional Indonesia lantas diperlukan.
dikelompokkan menjadi: Perang
Kemerdekaan yang terjadi pada tahun 1945-
1949, perang menghadapi separatisme Meninjau Konsep Keamanan Nasional
pada tahun 1950an, perebutan Irian Barat Indonesia
tahun 1960-1969, aneksasi Timor Timur
“National Security doesn’t consists only of
semenjak tahun 1976 hingga 1999, dan
perang untuk menghadapi separatisme dari an army, a navy, and an air force..it
tahun 1980an sampai 2005.6 Dari gambaran depends
peristiwa historis perang yang dilakukan
on a sound of economy..on civil liberties
oleh Indonesia diatas kemudian akhirnya
and human freedom
membawa strategi pertahanan Indonesia
mengandalkan konsepsi pertahanan landas -Harry S. Truman

70 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Terdapat suatu pemahaman secara dan terpadu. Ini dikarenakan di dalam
konseptual bahwa konsep keamanan melihat keamanan nasional Indonesia perlu
nasional adalah konsep yang masih dipertimbangkan sejumlah elemen seperti
diperdebatkan (contested concept). Hal ini elemen politik, ekonomi, dan militer.
disebabkan pemberian makna terhadapnya Dari segi politik, keamanan nasional
yang masih berbeda-beda, tergantung ditujukan agar negara Indonesia aman
dari aktor yang memaknainya. Bahkan dari konstelasi politik yang ada. Kemudian
konsep ini pun kerap disamartikan dengan dari segi ekonomi, bagaimana sumber
konsep keamanan rezim. Walter Lippmann daya yang dimiliki Indonesia harus dapat
kemudian berusaha mendefinisikan konsep sedemikan rupa diproteksi. Elemen militer
keamanan nasional sebagai berikut, “a menekankan pada bagaimana peran TNI dan
nation is secure to the extent to which it Polri sebagai instrumen keamanan nasional
is not in danger of having to sacrifice core untuk melindungi dan mempertahankan
values if it wishes to avoid war, and is able, kedaulatan Republik Indonesia dari berbagai
if challenged, to maintain them by victory ancaman yang muncul.
in such a war”8.
Dinamika kehidupan bernegara yang
Pengertian keamanan nasional diatas seperti itulah yang harus seterusnya menjadi
memperlihatkan bahwa tujuan utama landasan dan pendekatan dalam memahami
keamanan nasional adalah kebebasan dari keamanan nasional Indonesia. Dimana
berbagai ancaman yang ada, terutama kondisi alamiah, politik, dan institusi negara
ancaman yang bersifat militer. Oleh harus menjadi acuan pokok.10 Permasalahan
karena itu semua bangsa, termasuk yang kemudian harus segera dapat diatasi
Indonesia, butuh kebijakan keamanan dalam membentuk suatu keamanan nasional
nasional. Kebijakan itu akan memberikan yang fungsional adalah harus adanya
gambaran kepentingan utama bangsa serta pengelolaan yang tepat dan baik, yakni
menjelaskan tentang ancaman dan peluang perlu adanya managemen. Manajemen
yang ada. Keamanan nasional dalam keamanan nasional bisa diartikan sebagai,
konteks Indonesia tentunya harus dilihat “Suatu proses pengelolaan sumber daya
dalam kaitannya dengan aspek geopolitik, nasional menjadi sumber daya potensial,
sehingga bisa mempertimbangkan faktor pembinaan kekuatan/kemampuan hingga
geografi dan politik yang melandasi suatu penggunaannya secara efektif dan efisien
negara. Geopolitik Indonesia sendiri untuk kepentingan pertahanan keamanan
adalah persatuan bangsa dan kesatuan negara”.11 Bentuk pengaturan yang dirasaa
serta keutuhan wilayah Indonesia yang harus segera dikuatkan di Indonesia yaitu
berlandaskan kesejahteraan dan keamanan adalah pengaturan dan pembagian peran
seluruh rakyat. Secara singkat, keamanan yang jelas antara TNI dan Polri agar kedua
nasional adalah menyangkut keutuhan instrumen keamanan yang di zaman Orde
wilayah serta kelangsungan hidup Baru disatukan ke dalam ABRI ini terus
bangsa dan negara, dimana tanggung menerus terjebak dalam dikotomi militer
jawab pelaksanaannya ada pada negara versus polisi.
yang dijalankan oleh instansi-instansi
Dengan memiliki keamanan nasional
pemerintah.9
yang kuat, maka kepentingan pembangunan
Lebih lanjut, pendekatan terhadap pertahanan tidak hanya mendorong upaya
keamanan nasional Indonesia, cenderung untuk kepentingan perkuatan kemampuan
mengarah pada keamanan komprehensif tentara, tetapi yang lebih esensial adalah

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 71


untuk mendukung perkuatan posisi tawar maka ancaman yang akan muncul akan
Indonesia dalam dunia internasional. terwujud dalam tiga jenis, yaitu konflik
Namun, sebelum dapat memiliki keamanan interstate atau antarnegara, konflik
nasional yang kuat, terlebih dahulu internal, dan transnasional konflik.
ancaman terhadap pertahanan negara
Konflik interstate. Dunia internasional
dan keamanan nasional perlu dirumuskan
sekarang yang diwarnai oleh globalisasi.
secara utuh dan komprehensif. Bentuk
Semakin menyempitnya dunia akibat
keamanan nasional sedemikian rupa harus
perkembangan tekhnologi, telekomunikasi,
dapat menjawab ancaman dan tantangan
dan transportasi memunculkan
potensial yang mungkin datang.
kecenderungan similaritas dan uniformitas
dari para individu, kelompok, dan
sistem sosial yang melewati atau bahkan
Bentuk Ancaman bagi Keamanan Indonesia
menghapus batas tradisional negara.
Ancaman adalah segala sesuatu yang Akibatnya, kecenderungan untuk terjadinya
membahayakan kedaulatan nasional, konflik secara terbuka antarnegara akan
integritas wilayah, keselamatan warga sangat sulit untuk terjadi. Hal ini disebabkan
negara dan kehidupan demokrasi di negara akan memikirkan kalkulasi dampak
Indonesia, serta membahayakan ketertiban yang akan didapatnya apabila melakukan
dan perdamaian regional dan internasional, konflik terbuka dengan negara lain.
baik yang bersifat konvensional maupun
Indonesia, yang notabene merupakan
yang bersifat non konvensional.12 Dari
negara yang berada di kawasan Asia
pengertian ini, maka dapat dikatakan
Tenggara pun dalam beberapa tahun ke
bahwa ancaman merupakan konsep yang
depan tidak akan mempunyai ancaman
multidimensional, ia bisa berbentuk
konflik terbuka dengan negara lain, karena
ancaman militer-nonmiliter, ancaman
potensi regionalisme ASEAN kini tengah
tradisional-non-tradisional, ancaman
menguat dimana ASEAN sedang berupaya
eksternal-internal, dan bisa merupakan
membangun suatu identitas bersama,
ancaman langsung maupun tidak langsung.
identitas ASEAN. Sehingga kecenderungan
Oleh karena sifatnya yang multidimensi
untuk terjadinya konflik antarnegara sangat
inilah yang membuat upaya mengatasi
kecil untuk terjadi. Kecuali ada faktor yang
ancaman pun harus dilakukan secara
mendorong terjadinya konflik, seperti
sektoral dan melibatkan banyak aktor.
misalnya perubahan dinamika power
Jadi tidak hanya TNI atau polisi saja yang
negara-negara besar di tingkat regional dan
bertanggung jawab dalam mengatasi
global13, dimana negara-negara tersebut
ancaman, tetapi juga intelejen militer,
berusaha memperbesar power negaranya
BIN, Deplu, Dephan, hingga ke tingkat
lewat kebijakan yang ekspansionis.
Pemerintah Daerah.
Namun, dari sisi konflik interstate, ada
Kondisi geopolitik Indonesia sebagai
ancaman yang harus serius diperhatikan
negara kepulauan yang terletak di antara
oleh pemerintah Indonesia, yaitu mengenai
benua Asia dan Australia serta Samudera
masalah wilayah laut. Kepentingan negara-
Pasifik dan Samudera Hindia, menyebabkan
negara di kawasan Asia Tenggara akan lebih
kondisi nasional sangat dipengaruhi oleh
banyak berangkat dari lingkungan maritim,
perkembangan konteks strategis. Dengan
terutama dengan adanya selat malaka yang
mencermati dinamika konteks strategis,
menjadi jalur pelayaran internasional.
baik global, regional maupun domestik,
Konflik kepentingan negara yang terjadi di

72 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


wilayah lautlah yang kemudian harus bisa yang paling akan muncul bagi Indonesia
ditangani. Konflik-konflik tersebut biasanya dalam konflik transnasional ini adalah
terjadi karena adanya pelanggaran masuknya kelompok terorisme di Indonesia.
kedaulatan negara ataupun dikarenakan Ketidakmampuan pemerintah untuk
tarik menarik kewenangan. Dalam beberapa menangani masalah terorisme ini akan
dekade ke depan, masalah keamanan menimbulkan dampak yang besar. Indonesia
maritim masih akan menghadapi minimal bisa saja kemudian mendapatkan ancaman
lima tantangan: terrorism and crime at sea, agresi dari negara kuat, seperti Amerika
humanitarian assistance, environmental Serikat jika tidak dapat menangani kasus
protection, safety and protection of terorisme. Negara besar akan berupaya
shipping dan resource conflict. Tantangan menjustifikasi tindakannya melakukan
yang harus segera dijawab oleh kekuatan intervensi dengan berdalih untuk
maritim Indonesia agar tidak berdampak menghancurkan jaringan terorisme. Aksi-
pada terjadinya konflik antarnegara. aksi terror jejaring terorisme memiliki dua
karakter utama:14 Pertama, aksi tersebut
Konflik internal. Masalah konflik
cenderung merupakan low intensify
internal adalah masalah yang akan menjadi
conflict yang bertujuan untuk melakukan
ancaman utama bagi keamanan nasional
serangan-serangan high profile. Kedua,
Indonesia yang masyarakatnya heterogen.
aksi-aksi tersebut tidak dirancang sebagai
Ancaman konflik internal yang terjadi di
sesuatu yang linear yang memiliki tahapan
Indonesia kemudian lebih disebabkan karena
yang jelas. Dengan begitu, prioritas untuk
adanya persoalan mengenai kelompok yang
mempunyai strategi kontraterorisme
menginkan disintegrasi bangsa. Masalah
akan menunjukkan bahwa pemerintah
ini terus menerus muncul dikarenakan
menempatkan keamanan nasional di
instabilitas sosial dan politik yang melanda
prioritas yang lebih tinggi dari perlindungan
Indonesia sejak jatuhnya rezim Orde Baru
dan penegakkan hak-hak sipil.
belum juga pulih. Instabilitas ini akhirnya
menimbulkan beragam konflik horizontal Ancaman dari sisi transnasional lainnya
terjadi di masyarakat Indonesia, antara kemudian bisa bersumber dari kejahatan
suku yang satu dengan suku yang lain, terorganisir transnasional (Transnational
atau antara kelompok pendatang dengan Organized Crimes), dengan memanfaatkan
masyarakat asal. kondisi dalam negeri yang tidak kondusif.
Ancaman kejahatannya bisa berupa
Potensi ancaman yang akan muncul
penyelundupan obat bius, perdagangan
di dalam internal Indonesia juga adalah
anak, pembajakkan laut, pencemaran dan
mengenai perlindungan HAM terhadap
perusakkan ekosistem, aksi radikalisme,
masyarakat Indonesia yang tak kunjung
dan beberapa kejahatan transnasional
diberikan pemerintah. Masyarakat yang
lainnya.15 Untuk bisa menyelesaikan
merasa kecewa ini kemudian melancarkan
permasalahan kejahatan terorganisir
gerakan-gerakan separatis yang akhirnya
transnasional yang seperti demikian,
mengancam keamanan nasional Indonesia.
kemudian Indonesia pun perlu dan harus
Hal ini diperparah lagi dengan aparat
mengadakan kerjasama pertahanan dengan
penegak hukum, yaitu polisi yang kini
negara lain agar metode penyelesaiannya
merasa superior setelah pisah dengan
bisa komprehensif.
TNI, sehingga kerap melakukan tindakan
sewenang-wenang. Itulah tiga jenis ancaman bagi keamanan
nasional Indonesia dilihat dari dinamika
Konflik Transnasional. Ancaman

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 73


strategisnya. Lebih lanjut, agar Indonesia membangun instrumen pertahanannya.
dapat memainkan peran yang kuat di dunia Sebagaimana juga telah disebutkan diatas
internasional, negara ini perlu juga melihat bahwa potensi ancaman yang ada bagi
mengenai kecenderungan dan tantangan Indonesia ke depannya lebih banyak berasal
yang harus dihadapinya dalam dinamika dari lingkungan maritim. Indonesia yang
dunia internasional. Setidaknya, Indonesia menempatkan konsepsi pertahanan landas
perlu menangkap dan mengantisipasi darat tersebut kemudian akan sangat
beberapa gejala yang menunjukkan adanya sulit untuk mengantisipasi ancaman yang
pergeseran dalam lingkungan internasional. berasal dari wilayah maritim ini. Kasus
Beberapa gejala tersebut diantaranya Ambalat misalnya, telah memperlihatkan
adalah:16 melemahnya multilateralisme bahwa Indonesia tidak mempunyai
dengan semakin dominannya politik kekuatan penangkal yang memadai di
dan ekonomi AS setelah Perang Dingin sektor kelautan. Kasus tersebut juga telah
berakhir, meningkatnya persenjataan memperlihatkan bagaimana terdapat
dunia terutama dengan banyaknya negara kesenjangan tekhnologi dan peralatan
yang mempunyai kepemilikan senjata perang yang dimiliki oleh Indonesia dan
nuklir, adanya pembangunan berdasarkan Malaysia, dimana kekuatan laut dan udara
Iptek, berkurangnya kekayaan alam, yang dimiliki Indonesia rata-rata sudah
reformasi informasi yang berjalan cepat tua dan using, akibat kurang menjadi
menuju knowledge based global society, perhatian. Belum lagi isu perairan Natuna
dan meningkatnya persaingan ekonomi yang menyeruak akhir-akhir ini dimana
akibat liberalisasi yang terjadi di dunia kapal-kapal ikan RRT sering masuk ke dalam
internasional. Dengan melihat beberapa perairan Indonesia dan disinyalir konsep
tantangan diatas, Indonesia harus segera abstrak Tiongkok mengenai ten-dash-line
berbenah dan merumuskan strategi juga beririsan dengan perairan Indonesia
pertahanan dan keamanan nasional yang di Natuna membuat urgensi memiliki
bisa menghadapi tantangan dan ancaman Angkatan Laut yang dapat mengamankan
yang ada. perairan Indonesia semakin penting.
Lebih lanjut, terdapat lakuna yang
serius dalam strategi pertahanan Indonesia.
Rethinking Kebijakan Strategi Pertahanan
Sampai saat ini, dalam menghadapi ancaman
dan Keamanan Indonesia
musuh dari luar, Indonesia menganut
Sebelum dapat merumuskan strategi pertahanan yang dirumuskan dalam
rekomendasi strategi pertahanan dan strategi penggunaan kekuatan atau pola
keamanan nasional Indonesia yang operasi berdasarkan strategi pertahanan
baik, maka terlebih dahulu harus dapat pulau-pulau besar, yang dilakukan melalui
diidentifikasi poin-poin mana saja dalam pertahanan berlapis di wilayah (zona),
strategi pertahanan Indonesia yang terdiri dari Zona Pertahanan I (penyangga),
dianggap masih kurang tepat. Setidaknya II (pertahanan), dan III (perlawanan).17
ada empat hal yang penulis anggap rancu Terlihat bahwa konsepsi pertahanan
dalam perumusan strategi pertahanan dan landas darat saja tidak cukup untuk dapat
keamanan yang tepat sasaran. menghadapi ancaman yang bakal muncul,
Pertama, adalah menyangkut konsepsi terutama ancaman yang terjadi tidak dari
landas darat yang menjadi arahan wilayah darat.
dan prioritas utama Indonesia dalam Kedua, hingga kini, upaya untuk

74 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


meningkatkan profesionalisme TNI pasca militerisasi militer Indonesia lewat adanya
pisahnya dengan Polisi di akhir Orde Baru perumusan peran TNI yang lebih ketat lagi.
masih merupakan suatu usaha yang terus
Poin ketiga yang ingin penulis
dilakukan. Gerakan reformasi menuju
sampaikan adalah berkenaan dengan
cita-cita Indonesia baru yang terbebas
adanya postur pertahanan Indonesia yang
dari hubungan sipil-militer yang buruk.
salah. Adanya kesenjangan yang lebar
Akan tetapi, masalah redefinisi peran
antara tujuan (kepentingan) dan kebutuhan
dan keterlibatan TNI dalam konteks
pertahanan nasional di satu pihak, dengan
pertahanan dan keamanan Indonesia masih
postur pertahanan yang ada di pihak lain,
menimbulkan kerancuan dan kebingunan.
membuat terciptanya kesenjangan antara
Peran TNI dirasa masih sering tumpang
ancaman nyata yang dihadapi dengan
tindih dengan instrumen pertahanan dan
postur yang ada.19 Kebutuhan anggaran
keamanan Indonesia yang lain seperti
bagi pertahanan Indonesia yang demikian
polisi, BIN, dan lain sebagainya. Misalnya
besar tidak ditunjang dengan alokasi APBN
adalah keterlibatan TNI dalam kerusuhan
yang besar juga bagi bidang pertahanan
sosial yang banyak terjadi di Indonesia,
Indonesia. Selama ini, kemampuan negara
seharusnya itu sudah menjadi peran polisi
mengalokasikan anggaran pertahanan
untuk meredakannya, namun TNI seringkali
rata-rata pertahun di bawah 1 % dari
turut campur dan malah memperkeruh
produk Domestik Bruto (PDB). Sebagai
suasana. Sebenarnya tidak hanya TNI saja
perbandingan, negara-negara di kawasan
yang sering tumpang tindih dan mempunyai
Asia Tenggara pada umumnya memiliki
peran yang salah, BIN sebagai badan yang
resiko lebih tinggi, anggaran pertahanan
seharusnya berfokus untuk menganalisa
bahkan berkisar 4 % - 5 % PDB.20 Dengan
ancaman yang bakal datang dari lingkungan
alokasi anggaran kurang dari 1 % PDB
luar malah kini sibuk dalam urusan
sangat sulit untuk membangun kekuatan
domestik. Bahkan akhir-akhir ini malah
pertahanan yang memadai. Kurangnya
diisukan terlibat dalam kasus pembunuhan
alokasi anggaran tersebut akhirnya
aktivis HAM Munir. Hal yang seperti inilah
memperlihatkan bahwa postur pertahanan
yang menyebabkan strategi pertahanan
Indonesia tidak ditentukan dari sisi
Indonesia tidak ditempatkan dalam tempat
pertimbangan geopolitik atau ancaman
yang sebenarnya.
yang ada, tetapi lebih didominasi oleh
Tuntutan berikutnya dari reformasi postur pertahanan yang dikendalikan
TNI adalah bagaimana caranya untuk dapat anggaran minim.
memiliterkan militer. Fenomena yang marak
Poin keempat adalah mengenai isu
terjadi di Indonesia adalah militer yang
strategis perjanjian pertahanan dengan
berpolitik, terutama banyak terjadi di masa
Singapura yang ditandatangani tahun 2007.
Orde Baru. Setidaknya ada tiga kesulitan
Perjanjian pertahanan ini sendiri meliputi
besar jika militer Indonesia masih tetap
beberapa lingkup kerjasama yaitu, dialog
berpolitik, yaitu:18 militer yang terlibat
dan konsultasi bilateral secara berkala,
dalam politik akan merusak kompetisi
pertukaran intelijen termasuk kontra
politik, militer yang terlibat politik juga
terorisme, serta kerjasama bidang ilmu
akan mendistorsi atau merusak kebijakan
pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
politik, dan militer yang berpolitik akan
lingkup kerjasama ini juga mengenai
menjadikan keamanan negara sebagai
upaya memajukan pengembangan Sumber
kartu truf dalam rangka bargaining politik.
Daya Manusia, pertukaran siswa personel
Oleh sebab itulah, perlu untuk melakukan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 75


militer, dan latihan bersama atau terpisah pembentukkan strategi pertahanan dan
(operasi & logistik) termasuk akses timbal keamanan nasional yang lebih partisipatif
balik ke area dan fasilitas latihan, juga dan proaktif terhadap dinamika dunia
kerjasama dalam SAR, penanggulangan internasional akan dapat terwujud.
bencana, dan bantuan kemanusiaan.21
Dengan menitikberatkan pada tujuan
Ke depannya, Indonesia perlu untuk
pencapaian kepentingan nasional, strategi
dapat mengidentifikasi bentuk kerjasama
pertahanan dan keamanan nasional yang
pertahanan macam apa dan negara mana
tepat sasaran akan dapat dirumuskan.
saja yang dapat menguntungkan bagi
Kepentingan nasional Indonesia sendiri
keamanan nasional Indonesia.
adalah untuk melindungi kedaulatan
negara, menjaga keutuhan wilayah,
melindungi keselamatan dan kehormatan
PENUTUP
bangsa, dan ikut dalam menjaga
“No Sir! Kami tidak ambruk! perdamaian dunia.22 Setelah menganalisa
Bersama-sama rakyat Indonesia, berbagai ancaman dan poin-poin yang rancu
dalam kebijakan strategi pertahanan dan
kita akan pecahkan segala kesulitan- keamanan nasional, maka penulis memberi
kesulitan itu, rekomendasi beberapa aspek yang perlu
Bersama-sama kita akan ganyang kesulitan dibenahi dalam upaya merumuskan strategi
itu” pertahanan yang tepat bagi Indonesia.

-Soekarno, 1964 Aspek pertama yang harus segera


dilakukan adalah dengan berupaya
Sebagai kesimpulan, berbagai dinamika mengembangkan sistem pertahanan
keamanan nasional Indonesia yang telah Indonesia yang selama ini hanya mengacu
dijabarkan diatas, dengan segala potensi pada konsepsi pertahanan landas darat.
ancaman yang akan muncul adalah sebuah Sistem pertahanan negara adalah sistem
proses yang bersifat dinamis. Dimana yang bersifat semesta yang melibatkan
evaluasi antarinstitusi dan kebijakan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber
keamanan nasional Indonesia harus terus daya nasional lainnya yang dipersiapkan
dilakukan, demi mengantisipasi perubahan untuk melindungi kepentingan nasional
dinamika lingkungan strategis. Penetapan Indonesia dari segala ancaman yang akan
strategi pertahanan dan keamanan nasional muncul.23 Pengembangan sistem pertahanan
Indonesia juga sebisa mungkin melibatkan tersebut harus melibatkan pengalokasi
peran masyarakat sipil agar segenap anggaran yang seimbang antara TNI AD, TNI
masyarakat Indonesia dapat merasakan AL, dan TNI AU. Sehingga dengan demikian
pentingnya melindungi kedaulatan entitas Indonesia akan dapat merubah mind-set
negara bangsa yang bernama Indonesia. pertahanannya yang selama ini hanya
Inti dari perumusan strategi berfokus di darat saja. Selain itu, Indonesia
pertahanan nasional sebenarnya adalah juga akan kemampuan pertahanan militer
adanya suatu kesadaran bahwa menjaga yang kuat24. Visi Pemerintahan Presiden
kedaulatan bangsa adalah tugas bersama Joko Widodo yang akan membuat Indonesia
seluruh komponen bangsa dengan terus sebagai Poros Maritim Dunia patut
memberikan makna terhadap gagasan didukung. Namun visi tersebut tidak akan
pertahanan dan keamanan nasional. termaterialisasi apabila dogma pertahanan
Dengan kata lain, sedikit demi sedikit, Indonesia masih berpusat pada matra darat.

76 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


Angkatan Laut Indonesia perlu diberikan tugas, dan menjalankan satu jenis tugas
perhatian lebih karena ancaman utama keamanan nasional yang melibatkan
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia berbagi aktor secara bersamaan.26
adalah bagaimana mengamankan wilayah
perairan Indonesia yang demikian luas.
Aspek berikutnya yang harus
diperhatikan dalam merumuskan strategi DAFTAR PUSTAKA
pertahanan yang baik adalah dengan Buku
mengembangkan pertahanan nir-militer
Indonesia. Hal ini disebabkan bahwa kini Banyu Perwita, Anak Agung dan Yanyan
hakekat ancaman pun, bergeser dari Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu
ancaman yang datang dari negara (state Hubungan Internasional. Bandung: PT.
threat) melalui penggunaan senjata Remaja Rosdakarya.
pemusnah massal menjadi kelompok Buzan, Barry, et.al. 1999. Security: A New
(non state threat) dengan penguasaan Framework for Analysis. London:
teknologi tinggi. Perang yang terjadi Boulder.
dalam dunia internasional pun kemudian
juga melibatkan unsur “perang otak” atau Papp, Daniel S. 1997. Contemporary
“perang selisih keunggulan”. Oleh sebab itu International Relations: Framework
kemudian Indonesia harus dapat menyusun for Understanding. New York:
strategi “perang sumber daya manusia” Macmillan.
yang menekankan pada tekhnologi, serta Suraputra, D. Sidik Suraputra. 2006.
ilmu dan pengetahuan sebagai bagian dari Hukum Internasional dan Berbagai
upaya pengembangan pertahanan nir- Permasalahannya [Suatu Kumpulan
militer.25 Karangan]. Jakarta: Diadit Media.
Selanjutnya, aspek terpenting yang Stanley. 2004. Keamanan, Demokrasi, dan
harus segera dilakukan untuk membentuk Pemilu 2004. Jakarta: Propatria.
strategi pertahanan dan keamanan nasional
Wibisono, Makarim. 2006. Tantangan
yang efektif adalah dengan menguatkan
Diplomasi Multilateral. Jakarta:
mekanisme koordinasi antar-instrumen
LP3ES.
keamanan nasional. Indonesia perlu dengan
segera menegaskan kembali mengenai Widjajanto, Andi. 2004. Reformasi Sektor
peran tanggung jawab keamanan nasional Keamanan Indonesia. Jakarta:
Indonesia. Terminologi sistem pertahanan Propatria.
nasional, Sishanrata (Sistem Pertahanan
Rakyat Semesta) yang memasukkan unsur
rakyat harus dapat diimplementasikan
dengan tepat. Tanggung jawab pertahanan Artikel Jurnal
dan keamanan nasional Indonesia
harus dapat menjadi suatu integrated Anggoro, Kusnanto. “Kedaulatan,
responsibility. Cara yang bisa dilakukan Teritorialitas, dan Keamanan Pasca
adalah dengan menerapkan koordinasi tiga Westphalia”. Global: Jurnal Politik
tingkat, yaitu mengatasi seluruh ancaman Internasional Vol. 6 No. 2 Mei 2004
keamanan nasional, lalu mengatasi satu Kedaulatan Kontemporer: Terkikisnya
jenis ancaman dengan berbagai spesifikasi Kontrol Negara.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 77


Juwana, Hikamahanto. “Restrictions “Pendekatan Integratif untuk Keamanan
Under International Law to Build Up Nasional Indonesia”. Bahan seminar
Military Defense Capability”. Global: Mencari Bentuk Sistem Keamanan
Jurnal Politik Internasional Vol.6 No 1 Nasional Indonesia: Komparasi dan
November 2003 Indonesia Pasca IMF? Rekomendasi, yang diselenggarakan
Pacivis UI. Tanggal 29 Mei 2007.
“Perjanjian RI-Singapura Dinilai Rugikan
RI”. Harian KOMPAS tanggal 2 Mei 2007.
Artikel Internet
“Studi Perbandingan Keamanan Nasional
Desian, Krisdantoro. “Reformasi Studi Kasus: Malaysia, Inggris,
Pertahanan dan Kapabilitas Australia, Israel, Amerika Serikat, dan
Pertahanan Negara yang Murah India”. Bahan seminar Mencari Bentuk
Meriah”. Dari http://www.dephan.go.id/ Sistem Keamanan Nasional Indonesia:
modules.php?name=Sections&op=viewarticle&artid=69. Komparasi dan Rekomendasi, yang
Gunawan, Iwan. “Konsepsi dan diselenggarakan Pacivis UI. Tanggal 29
Implementasi Managemen Mei 2007
Pertahanan dan Keamanan Negara”. Wawancara penulis dengan Menteri
Dari http://www.dephan.go.id/modules. Pertahanan RI, Juwono Sudarsono
php?name=Sections&op=viewarticle&artid=55. dalam kunjungan ke Departemen
“Menhan RI: Tidak Benar jika DCA Pertahanan RI, tanggal 6 Maret 2007.
Kompensasi Perjanjian Ekstradisi”.
Dari http://www.dmcindonesia.web.
id/berita.php?id=247.
“Ringkasan Eksekutif Buku Putih Dephan”. 1 Pandu Utama Manggala, MA, M.Dipl,
Dari http://www.dephan.go.id/buku_putih/ diplomat muda Indonesia, saat ini tengah
ringkasan.htm. menempuh studi Doktoral di Kampus National
Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS),
“TNI Pasca Ambalat”. dari http://www. Tokyo, Jepang. Pandu memperoleh gelar Sarjana
csis.or.id/scholars_opinion_view. dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional
asp?op_id=333&id=46&tab=0. Universitas Indonesia serta gelar Master of
Arts in International Relations & Master of
Diplomacy dari Australian National University
Lain-lain (ANU), Canberra. Pandu dikenal sebagai seorang
intelektual-aktivis yang mampu menyeimbangkan
Kasim, Yandri K. Dinamika Lingkungan prestasi akademik dengan kontribusi sosial.
Strategis, Analisa Ancaman, dan Pada tahun 2014, Duta Besar Australia untuk
(Alternatif) Strategi Pertahanan Indonesia memberikan penghargaan “Excellence
Indonesia. Bahan mata kuliah in Engagement” kepada Pandu atas prestasinya
Pengkajian Strategik di jurusan selama menjadi awardee Australian Awards.
Hubungan Internasional FISIP UI. Pandu juga pernah mengemban amanah sebagai
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di
Majalah TSM No. 3 Tahun 1987. Bahan Australian Capital Territory dan Ketua BEM FISIP
pokok bahasan ‘Pemikiran Strategis UI. Ia kini pun tengah diamanahi sebagai Ketua
dan Keamanan’ mata kuliah PPI Kanto, Jepang dan Presiden International
Pengkajian Strategik di jurusan Students’ Council di kampusnya, GRIPS.
Hubungan Internasional FISIP UI.

78 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016


2 Daniel S. Papp, Contemporary International Sistem Keamanan Nasional Indonesia:
Relations: Framework for Understanding, (New Komparasi dan Rekomendasi, yang
York: Macmillan, 1997), hlm. 426. diselenggarakan Pacivis UI, pada tanggal 29
3
Mei 2007.
Barry Buzan, et.al., Security: A New
Framework for Analysis. (London: Boulder, 11 Stanley, Keamanan, Demokrasi, dan
1999), hlm. 21.
Pemilu 2004, (Jakarta: Propatria, 2004),
4 Kusnanto Anggoro, “Kedaulatan,
hlm. 28-29.
Teritorialitas, dan Keamanan Pasca Westphalia”,
12 Iwan Gunawan, “Konsepsi dan
Global: Jurnal Politik Internasional Vol.6 No 2
Mei 2004 Kedaulatan Kontemporer: Terkikisnya Implementasi Managemen Pertahanan
Kontrol Negara, (Depok: Departemen HI FISIP dan Keamanan Negara”, diakses dari
UI, 2004), hlm. 8. h t t p : / / w w w. d e p h a n . g o . i d / m o d u l e s .
php?name=Sections&op=viewarticle&artid=55,
5 “Tekhnologi & Strategi Militer”, dalam pada tanggal 2 Juni 2007, pukul 19.20.
Majalah TSM No. 3 Tahun 1987, hlm. 44,
bahan pokok bahasan ‘Pemikiran Strategis dan 13 Andi Widjajanto, MSc.,MS., Reformasi
Keamanan’ mata kuliah Pengkajian Strategik di Sektor Keamanan Indonesia, (Jakarta:
jurusan Hubungan Internasional FISIP UI. Propatria, 2004), hlm. 16.
6 Krisdantoro Desian, “Reformasi 14 Ibid., hlm. 18.
Pertahanan dan Kapabilitas Pertahanan
Negara yang Murah Meriah”, diakses 15 Ibid., hlm. 35.
dari http://www.dephan.go.id/modules.
php?name=Sections&op=viewarticle&artid=69, 16 “Ringkasan Eksekutif Buku Putih
pada tanggal 2 Juni 2007, pukul 19.00. Dephan”, diakses dari http://www.dephan.
7 go.id/buku_putih/ringkasan.htm, pada tanggal
Yandri K. Kasim, Dinamika Lingkungan
2 Juni 2007, pukul 19.15.
Strategis, Analisa Ancaman, dan
(Alternatif) Strategi Pertahanan Indonesia, 17 Makarim Wibisono, Tantangan
bahan mata kuliah Pengkajian Strategik di Diplomasi Multilateral, (Jakarta: LP3ES,
jurusan Hubungan Internasional FISIP UI. 2006), hlm. 274-276.
8 Prof. DR. D. Sidik Suraputra, SH., 18 “TNI Pasca Ambalat”, diakses dari
Hukum Internasional dan Berbagai http://www.csis.or.id/scholars_opinion_view.
Permasalahannya [Suatu Kumpulan asp?op_id=333&id=46&tab=0, pada tanggal 2
Karangan], (Jakarta: Diadit Media, 2006), Juni 2007, pukul 19.05.
hlm. 151.
19 Denny J.A, Visi Indonesia Baru Setelah
9 DR. A. A Banyu Perwita dan DR. Yanyan Reformasi 1998, (Yogyakarta: LKIS, 2006),
Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan hlm. 66-67.
Internasional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 121. 20 “TNI Pasca Ambalat”, Ibid.

10 “Studi Perbandingan Keamanan 21 Ringkasan Eksekutif Buku Putih


Nasional Studi Kasus: Malaysia, Inggris, Dephan”, Loc.Cit.
Australia, Israel, Amerika Serikat, dan
India”, Dari bahan seminar Mencari Bentuk 22 “Menhan RI: Tidak Benar jika DCA

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016 79


Kompensasi Perjanjian Ekstradisi”, diakses
dari http://www.dmcindonesia.web.id/berita.
php?id=247, pada tanggal 2 Juni 2007, pukul
19.25.

23 Yandry K. Kasim, Op.Cit.

24 Andi Widjajanto, Op.Cit, hlm. 99.

25 Kemampuan pertahanan militer


(military defense capability) adalah
penguatan kekuatan militer yang dilakukan
negara di masa damai, sebagai suatu
konsekuensi dari cara berpikir self defense,
untuk mengatasi ancaman serangan dari
negara lain. Lihat Hikamahanto Juwana,
“Restrictions Under International Law to
Build Up Military Defense Capability”,
Global: Jurnal Politik Internasional Vol.6
No 1 November 2003 Indonesia Pasca IMF?,
(Depok: Departemen HI FISIP UI, 2003),
hlm. 70.

26 Wawancara penulis dengan Menteri


Pertahanan RI, Juwono Sudarsono dalam
kunjungan ke Departemen Pertahanan RI,
tanggal 6 Maret 2007.

27
“Pendekatan Integratif untuk
Keamanan Nasional Indonesia” bahan
seminar Mencari Bentuk Sistem Keamanan
Nasional Indonesia: Komparasi dan
Rekomendasi, yang diselenggarakan Pacivis
UI, pada tanggal 29 Mei 2007.

80 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 26 | Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai