Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada saat ini kayu masih banyak digunakan manusia untuk berbagai jenis
keperluan, terutama untuk bahan konstruksi. Kayu adalah bahan konstruksi yang
berasal dari tumbuhan alam. Teknik penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi
terus mengalami perkembangan dan perubaan corak yang mengukuti
perkembangan zaman.
Kayu-kayu yang kita dapati di hutan - hutan Indonesia sangat menunjukkan
kualitas dan kuantitas yang bermutu. Bahan konstruksi ini banyak digunakan
karena mempunyai kekuatan yang tinggi.
Mengingat jumlah kayu yang banyak di Negara kita, ada baiknya kita
menghasilkan konstruksi yang baru dengan mutu yang tinggi. Oleh karena itu,
kita harus menguasai teknik-teknik pengolahan kayu tersebut dengan baik dan
benar.
Kualitas dan mutu konstruksi kayu yang kita ciptakan dapat diukur dari
keindahan, kerapian, kekuatan, dan menurut kegunaan yang benar-benar di
perlukan.
Dalam penggunaan kayu dapat dibagi atas macam-macam pekerjaan yang
meliputi segi konstruksi dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Konstruksi berat
2. Konstruksi Rumah Tangga
3. Produksi perlengkapan bangunan.

1
BAB II
PENGENALAN PERALATAN MANUAL DAN MESIN-MESIN KAYU
2.1 Alat-Alat Manual
A.Ketam
Biasanya alat ini digunakan untuk meratakan permukaan kayu.
Ketam terbagi kepada beberapa bagian, yaitu:
 Ketam manual
1. Ketam Baja
2. Ketam Kayu
3. Ketam sponing.

Gambar-Gambar Ketam

Ketam Baja Ketam Sponing

B. Gergaji
Gergaji adalah untuk memotong dan membelah kayu. Gergaji terbagi
kedalam beberapa jenis, yaitu:

 Gergaji punggung
 Gergaji belah
 Gergaji Potong
Gambar-gambar Gergaji

2
Gergaji Punggung Gergaji Potong

C. Alat-Alat Manual Lain


Masih banyak alat manual lain yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu
karena keterbatasan waktu,sarana,dan ilmu pengetahuan penulis sendiri. Dan alat-
alat tersebut antara lain:
1) Meteran
2) Pensil tukang
3) Rol siku
4) Martil
5) Ketam tangan
6) Palu kayu
7) Kikir kayu
8) Obeng
9) Batu asah

3
10) Perusut
11) Pahatan
12) Meja kerja

Gambar-gambar Alat Kerja Kayu

Palu Kayu Rol Siku

Meteran Pensil

4
Pahat Obeng

2.2 Mesin-Mesin Pada Bengkel Kayu


A. Mesin Gergaji Belah (Circular Saw)

1. Keselamatan Kerja
 Sesuaikan mata gergaji dengan jenis pekerjaan
 Untuk membelah putus, mata gergaji harus lebih tinggi 5 mm dari
permukaan benda kerja
 Untuk membelah benda harus meng gunakan pengatur
 Jangan membelah benda kerja kurang dari 15 cm
 Pekerjaan dimulai setelah mesin benar-benar siap untuk bekerja

2. Kegunaan gergaji belah


 Membelah tegak lurus dan miring
 Memotong tegak lurus dan miring
 Membelah putus
 Membuat coakan piringan
 Membuat pen bulat atau dowel
 Membuat coakan
 Membuat sponing
 Membuat alur kapur
 Membuat alur lengkung dan pinggiran

3. Pengoprasian dan langkah-langkah pengoprasian


 Atur pengantar bebas sesuai dengan ukuran
 Atur ketinggian daun gergaji
 Atur pengantar tetap sesuai dengan ukurannya
 Atur kemiringan daun gergaji

5
 Hidupkan sumber arus listrik
 Tunggu sampai mesin berputar penuh
 Matikan mesin setelah menggunakannya atau setelah bekerja

Mesin gergaji belah (Circular Saw)

B. Mesin Ketam Perata

6
1. Kegunaan ketam perata
 Mengetam tegak lurus bidang satu dan bidang dua
 Mengetam sudut
 Membuat terusan
 Membuat sponing
 Membuat coakan

2. Langkah-langka pengoprasian
 Periksa terlebih dahulu mata ketam
 Hidupkan sumber arus listrik
 Atur mata ketam harus sama dengan ketinggiannya dengan meja
belakang
 Atur pemakaian mata ketam 0,8 – 1,6 mm,yaitu meja muka lebih
rendah daripada meja belakang
 Periksa kayu pekerjaan, pastikan tidak terdapat perkakas atau
adanya paku
 Matikan medan setelah pekerjaan selesai

3. Keselamatan Kerja
 Gunakan bidang pengaman kecuali pada saat membuat sponing
 Pengontrolnya, muka dan belakang rata
 Pengetaman maksimum 3 kali untuk kayu keras
 Gunakan kayu pembantu untuk mendorong benda kerja tersebut
agar tidak berbahaya
 Pada saat menggunakan mesin, mata ketam arus benar-benar tajam
 Tunggu mesin sampai bekerja penuh

7
Mesin ketam perata

C. Mesin Ketam Penebal


1. Kegunaan ketam penebal
 Melanjutkan pengetaman yang telah dilakukan pada ketam
perata
 Menentukan ketebalan benda kerja sesuai dengan ukuran yang
telah direncanakan
 Membuat terusan
 Mengetam bentuk cembung
2. Langkah-langka pengoperasian mesin ketam penebal
 Hidupkan arus listrik, pastikan mesin dalam keadaan “Off”
sewaktu pengecekan kayu
 Atur ketebalan sesuai yang di inginginkan
 Hidupkan mesin sampai mesin bekerja penuh
 Masukkan kayu yang akan di ketam secara perlaan-lahan
 Kalau ketebalan kayu yang diinginkan belum dapat, maka ulangi
pengetaman dari awal

8
3. Keselamatan Kerja
 Periksa terlebi dahulu mesin pengetamnya
 Masukkan terlebih dahulu ujung kayu yang paling tebal kedalam
mesin ketam
 Sebelum kayu di ketam, terlebih dahulu ratakan sala satu sisinya
 Panjang kayu minimal 35 cm
 Tebal permukaan mesin dari 1,5 - 2,6 mm
 Pemutaran alat atau penyetelan ketebalan pada saat mengetam

Mesin Ketam Penebal


D. Mesin
Gergaji Pita
1.

Kegunaan Mesin Gergaji Pita

9
 Untuk membuat lengkungan lurus
 Untuk membuat sambungan-sambungan
2. Langkah – Langkah Pengoperasian
 Idupkan sumber arus listrik
 Tunggu mesin bekerja secara penuh sebelum menggergaji
 Matikan mesin setelah pekerjaan selesai
3. Keselamatan Kerja
 Periksa terlebih dahulu benda sebelum di gergaji
 Periksa pengaman mata gergaji pita, pastikan sudah terpasang
 Atur jarak pita dengan pengatur
 Saat membelah mata yang bulat, gunakan alat penghantar
 Jangan menarik kembali benda yang sedang digergaji
 Jangan membersihkan potongan-potongan kecil didekat mata
pita saat pita sedang bekerja
 Saat memotong bentuk lengkung harus perlahan-lahan
 Segera matikan mesin jika pita putus

Mesin Gergaji Pita


E. Gergaji ayun ( radialing saw/gergaji potong )

10
Gergaji ayun adalah gergaji yang mana daunnya berada diatas yang dapat
digerak-gerakan sepanjang lengan yang dipegang salah satu tiangnya.

1. Kegunaannya
 Membuat alur dalam posisi melebar
 Memotong

Mesin Gergaji Ayun (Radialing saw/gergaji potong)

F. Mesin bor

11
1. Kegunaannya
 Membuat lubang
 Membuat propel

2. Langkah pengoperasian
 Ukur mata bor sesuai ukuran yang diinginkan
 Hidupkan arus listrik
 Letakan benda kerja diatas benda kerja
 Lakukan pengeboran secara berlahan – lahan
 Ayun gagang pegangan bor hingga dalam posisi top yang sudah
ditentukan

Mesin Bor

12
BAB III
LATIHAN DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI
3.1 Tujuan
Pada akhir pelajaran ini nanti diharapkan mahasiswa dapat:
 Mengenal alat-alat dan terampil dalam menggunakan alat tersebut
secara manual.
 Terampil dalam memmbuat lukisan atau gambar pada benda kerja
sebelum dikerjakan
 Terampil dalam menggergaji
 Terampil dalam mengetam dengan rata, lurus dan siku
 Memahami dan mengetahui cara memotong dan cara membelah kayu
dengan benar

3.2 Dasar Teori


Sebelum mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit terlebi-lebih membuat
benda kerja yang permanen serti pintu kayu, bingkai jendeja, kosen, dll. Maka
perlu dilatih terlebih dahulu bagai mana menggunakan perkakas atau peralatan
manual terutama alat memotong, alat penyayat, alat pengukur, alat lukis dan alat-
lat manual lain yang mendukung penyelesaian pekerjaan ini. Upaya ini merupakan
pelatihan bagi maasiswa untuk terbiasa bagaimana menggunakan perkakas kayu
kayu yang benar dan juga menanamkan cara penggunaan peralata serta merawat
peralatan tersebut. Hasil dari pekerjaan ini mendapatkan ukuran kesikuan.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan :


1. Gergaji 3. Perusut
 Gergaji Potong 4. Pensil (Kraspen)
 Gergaji Belah 5. Meteran
2. Ketam 6. Siku

13
 Ketam Pendek/Panjang 7. Palu

14
Bahan :
 Balok kayu ukuran kotor 50 cm x 6,8 cm x 5,3 cm diketam menjadi
ukuran bersih 50 cm x 6,0 cm x 5,0 cm
3.4 Langkah – Langkah Kerja
a. Pemilihan bahan
 Bahan yang digunakan jangan terlalu lunak
 Keadaan kayu sebaiknya dipilih yang bagus dan baik, yaitu bermutu dan
kuat

b. Pengetaman bahan
 Menyiapkan alat dan memastikan ketajaman dan kesempurnaan alat
tersebut
 Menyiapkan bahan yang akan digunakan
 Memilih salah satu sisi lebar kayu dasar awal pengetaman

c. Melukis bahan
 Melukis gambar dengan bentuk dan ukuran sesuai jobsheet
 Gunakan siku dan pensil untuk melukis

d. Menggergaji bahan
 Memotong dan membelah kayu mengikuti gambar yang telah dilukis
pada kayu
 Memperatikan kelurusan dan kerapian hasil kerja penggergajian

3.5 Kesimpulan
Latihan dasar mengetam dan menggergaji merupakan sutu pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian dan keseriusan, karena pekerjaan ini merupakan
dasar utama dalam konstruksi kayu.
3.6 Saran

15
Utamakan kehati-hatian dan ketelitian dalam bekerja. Jangan pernah
harapkan oran lain aknan dapat menjaga keselamatan kita.
Gambar Hasil
Kerja

Tampak Samping

Tampak Atas

16
17
BAB IV
SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT
4.1 Tujuan
Pada akhir pekerjaan diharapkan mahasiswa dapat terampil dan mengerti
dalam:
 Menggunakan alat-alat yang diperlukan dengan baik dan benar ,
 Membuat lukisan, memotang, dan memahat dengan sudut sambungan
dengan tepat dan akurat,
 Menserti dan memahami cara membuat sambungan bibir miring berkait .

4.2 Dasar Teori


Membuat sambungan bibir miring berkait merupakan upayamelatih
mahasiswa menggunakan alat kerja yang benar dan membuat salah satu jenis
sambungan kayu yang sering digunakan pada konstruksi kayu. Sambungan ini
dapat menahan gaya tarik dan gaya tekan horizontal, disamping dapat menaan
bermacam arah gaya juga membuatnya mudah.
Sambungan bibir miring berkait ini lazim digunakan pada sambungan
kayu untuk gording tempat permukaan atap daan kuda-kuda. Pada sambungan
kayu kuda-kuda dan gording diperkuat dengan cara dibuat atau dipaku agar
kekuatan sambungannya tejamin. Adapun ukuran panjang sambungan biasanya
didasarkan pada ukuran kayu yang akan disambung. Untuk panjang sambungan
yaitu tiga kali tinggi kayu ( 3H ), Sedangkan untuk ukuran gigi sambungan
berukuran sama. Berguna untuk perataan beban bila di fungsikan .

18
Upaya ini juga merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa
menggunakan perkakas kayu yang benar dan juga menanamkan cara penggunaan
peralatan serta merawat peralatan tersebut.Hasil dari kerja ini mendapatkan
ukuran kesikuan, kedalaman sambungan, pembelahan kayu dan kerapian
sambungan merupakan hal yang sangat dituntut sesuai dengan gambar kerja yang
diberikan.

4.3 Alat dan Bahan


Alat-alat :
 Pahat
 Palu
 Pensil
 Ketam
 Perusut
 Meteran
 Siku
 Gergaji potong
Bahan-bahan:
 Balok kayu ukuran 4,5 cm x 60 cm 50 cm

4.4 Keselamatan Kerja


 Menggunakan pakaian bengkel dan perlengkapan keselamatan ( safety ),
 Memastikan keamanan alat-alat yang digunakan
 Konsentrasi dan tetap fokus pada pekerjaan
 Mematuhi petunjuk instruktur.
4.5 Langkah Kerja
 Mempelajari gambar dengan teliti

19
 Kayu diketam sampai rata,rapi, dan siku
 Melukis gambar pada bahan sesuai job sheet
 Gambar yang dilukis terdiri atas dua bagian yang berhadapan dengan
ukuran yang sama
 Menggergaji dan membuat kayu mengikuti gambar yang tela dilukis
 Menggabungkan kayu A dan B sesuai dengan gambar
 Melekatkan kedua bagian sambungan dengan sekrup pada titik yang telah

4.6 Kesimpulan
Ketepatandan keteletian dalam penggambaran, penggergajian, dan
pemahatan sangat menentukan keindahan dan kekuatan sambungan bibir miring
berkait.
4.7 Saran
Tetap mengutamakan ketelitian dan kesunguh-sungguhan .

20
21
BAB V
PEMBUATAN KOSEN JENDELA
5.1 Tujuan
 Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa/i diharapkan dapat membuat
kosen jendela secara baik dan benar
 Mampu mengunakan dan mengoperasikan alat baik manual maupun
mesin-mesin kayu dengan cara benar dan terhindar dari kecelakaan kerja
 Dapat menentukan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja denan benar

22
 Mampu memotong, mengetam, melubangi kayu dengan baik dan benar
sesuai gambar yang ada pada gambar kerja
 Mampu merangkai bentuk kosen jendela sesuai dengan gambar kerja
dengan baik dan benar.

5.2 Dasar Teori


Kosen kayu merupakan sebuah kosen yang terbuat dari kayu berkualitas
tinggi, berfungsi sebagai tempat menahan beban, dan tempat duduknya
jendela,dan sebagai sirkulasi udara, penembusan cahaya agar sebuah ruangan
rumah tampak nyaman, aman dan sehat. Kosen jendela biasanya dibuat dari kayu
merbau,dammar laut dll, dengan spesipikasi yang baik dan mampu bertahan lama.
Ukuran kayu ditentukan sesuai ukuran yang di inginkan.
Bentuk kosen jendela dibuat sedemikian rupa sehingga dilengkapi dengan
sponing anak panel, lubang sambungan dengan ukuran yang benar. Kosen jendela
dirangkai dengan siku dan kokoh sehingga pada saat pemasangan bata kosen
tersebut bisa menahan beban tersebut.

5.3 Alat dan Bahan


A. Alat :

 Meteran
 Pensil
 GergajiKetam
 Rol siku
 Palu
 Pahat
 Kikir
 Obeng
 Batu asah
 Perursut

23
 Bor tangan
 Tang
 Meja kerja
 Amplas manual dan listrik
 Hand panel

B. Mesin- Mesin Kayu

 Ketam perata
 Ketam penebal
 Mesin gergaji belah
 Mesin gergaji pita
 Mesin bor portable
 Mesin pahat
 Mesin amplas
 Mesin bubut

24
C. Alat Pelindung Tubuh :

 Pakaian kerja
 Sepatu safety
 Masker
 Pelindung telinga
 Kaca mata safety
 Helm
 Sarung tangan

D. Bahan Yang Dipakai


 Kayu sebanyak 5 batang ( tebal 10 x 20 cm dan panjang 2 m )
5.4 Tata Cara Kerja
1. Memahami jobsheet
2. menggunajkan perlengkapan keselamatan ( safety )
3. Menempatkan alat pada tempatnya
4. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5. Tidak memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Tidak bersenda gurau ketika sedang bekerja
7. Memusatkan pikiran pada pekerjaan dan tetap berkosentrasi
8. Menggunakan peralatan yang masih sempurna
9. Tidak menggunakan alat yang belum tahu menggunakannya
10. Menanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu caranya

25
E. Langkah Kerja
1. Menyisipkan alat dan bahan dan meletakkannya pada tempatnya
2. Memastikan kesempurnaan dan ketajaman alat
3. Mengambil meteran untuk mengukur panjang kayu yang akan digunakan
dan memberi tanda pada bagian yang akan dipotong sesuai ukuran dalam
gambar kerja
4. Memotong katu menggunakan gergaji ayun
5. mengetam kayu supaya merata, lurus dan siku dengan menggunakan
ketam perata
6. Tebal balok 11 x 2,2 cm diketam dan dibelah menjadi 2 bagian ukuran 10
x 20cm
7. Penggambaran gambar yang akan disponing dan dipahat setelah
memastikan kesikuan, kelurusan, dan kebersihan kayu yang sudah diketam
8. Melakukan perangkaian setelah pemahatan dan sponing selesai
9. Memeriksa kesikuan, ukuran, kekakuan, dan kerapian sambungan
10. kosen jendela siap digunakan .

26
BAB VI
PEMBUATAN DAUN JENDELA
6.1 Tujuan
 Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa/i diharapkan dapat membuat
daun jendela secara baik dan benar
 Mampu mengunakan dan mengoperasikan alat baik manual maupun
mesin-mesin kayu dengan cara benar dan terhindar dari kecelakaan kerja
 Dapat menentukan ukuran yang sesuai dengan gambar kerja denan benar
 Mampu memotong, mengetam, melubangi kayu dengan baik dan benar
sesuai gambar yang ada pada gambar kerja
 Mampu merangkai bentuk daun jendela sesuai dengan gambar kerja
dengan baik dan benar.

6.2 Dasar Teori


Daun jendela merupakan sebuah benda yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi,
berfungsi juga seperti pintu agar bisa dibuka dengan mudah,dan sebagai sirkulasi
udara, penembusan cahaya agar sebuah ruangan rumah tampak nyaman, aman dan
sehat. Daun jendela biasanya dibuat dari kayu merbau,dammar laut dll, dengan
spesipikasi yang baik dan mampu bertahan lama. Ukuran kayu ditentukan sesuai
ukuran yang di inginkan. Bentuk daun jendela dibuat sedemikian rupa sehingga
dilengkapi dengan sponing anak panel, lubang sambungan dengan ukuran yang
benar. Kosen jendela dirangkai dengan siku dan kokoh sehingga bisa dibuka dan
ditutup dengan mudah.

27
6.3 Alat dan Bahan
F. Alat :

 Meteran
 Pensil
 Gergaji
 Ketam
 Siku
 Palu
 Pahat
 Kikir
 Obeng
 Batu asah
 Perusut bor tangan
 Tang kombinasi
 Meja kerja
 Amplas manual dan listrik
 Hand panel

G. Mesin- Mesin Kayu :


 Ketam perata
 Ketam penebal
 Mesin gergaji belah
 Mesin gergaji pita
 Mesin bor portable
 Mesin pahat
 Mesin amplas
 Mesin bubut

28
H. Alat Pelindung Tubuh

 Pakaian kerja
 Sepatu safety
 Masker
 Pelindung telinga
 Kaca mata safety
 Helm
 Sarung tangan

I. Bahan Yang Dipakai


 Kayu sebanyak 4 batang ( tebal 5 x 9 cm dan panjang 60cm sebanyak 2
batang dan 160cm sebanyak 2 batang )

6.4 Tata Cara Kerja


11. Memahami jobsheet
12. menggunajkan perlengkapan keselamatan ( safety )
13. Menempatkan alat pada tempatnya
14. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
15. Tidak memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
16. Tidak bersenda gurau ketika sedang bekerja
17. Memusatkan pikiran pada pekerjaan dan tetap berkosentrasi
18. Menggunakan peralatan yang masih sempurna
19. Tidak menggunakan alat yang belum tahu menggunakannya
20. Menanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu caranya

29
6.5 Langkah Kerja
1. Menyisipkan alat dan bahan dan meletakkannya pada tempatnya
2. Memastikan kesempurnaan dan ketajaman alat
3. Mengambil meteran untuk mengukur panjang kayu yang akan digunakan
dan memberi tanda pada bagian yang akan dipotong sesuai ukuran dalam
gambar kerja
4. Memotong katu menggunakan gergaji ayun
5. mengetam kayu supaya merata, lurus dan siku dengan menggunakan
ketam perata
6. Tebal balok 8,0 x 4,2 cm diketam dan dibelah menjadi 2 bagian ukuran 7
x 4 cm
7. Penggambaran gambar yang akan disponing dan dipahat setelah
memastikan kesikuan, kelurusan, dan kebersihan kayu yang sudah diketam
8. Melakukan perangkaian setelah pemahatan dan sponing selesai
9. Memeriksa kesikuan, ukuran, kekakuan, dan kerapian sambungan
10. daun jendela siap digunakan .

30
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Kegiatan bengkel kerja kayu merupakan latihan dasar mahasiswa untuk
dapat mahir dalam pembuatan segala jenis konstruksi dalam berbahan dasar kayu.
Mahasiswa juga dipastikan dapat menguasai segala hal – hal yang berhubungan
dengan usaha pengolahan kayu, seperti menggambar, mengetam, menggergaji, dll.
Baik secara manual maupun dengan mengunakan mesin.
Kegiatan bengkel kerja kayu, juga akan memudahkan mahasiswa untuk
mengetahui proses kerja dilapangan secara langsung dan dapat mendapatkan
jawaban dari permasalahan-permasalahan yang mahasiswa temukan saat
mengerjakan job-job yang ada. Sehingga setelah kegiatan selesai, mahasiswa
dapat dipastikan benar-benar mahir dalam mengolah kayu.

7.2 Saran
Dalam kegiatan konstruksi kayu kami harapkan kepada mahasiswa yang
akan datang agar memastikan diri dalam keadaan benar-benar siap saat masuk
bengkel. Pastiksn menggunakan perlengkapan keselamatan, tidak becanda, dan
selalu berfokus pada kegiatan yang dilakukan. Jangan pernah harapkan orang lain
yang akan membantu dan menjaga keselamatan anda.

7.3 Kesan
Saat melaksanakan kegiatan praktek kerja kayu, kita langsung dapat
mengetahui aplikasi langsung dari teori-teori yang kita pelajari dikelas sehingga
kita tidak merasa bosan. Peraturan bengkel yang menjunjung tinggi kedisiplinan
juga merupakan hal yang paling baik untuk melatih ego mahasiswa, setelah masuk
bengkel kita juga menguasai alat-alat manual dan mesin serta kita telah mampu
untuk membuat beberapa bentuk konstruksi kayu, seperti : Sambungan bibir

31
berkait, kosen jendela, kosen pintu dll. Bagi penulis di dalam praktek kerja kayu
ini sangat menyenangkan karena banyak ilmu yang bermanfaat yang bisa kita
dapatkan di dalamnya.Disamping itu,dalam praktek ini menuntut kita untuk
terbiasa di siplin dan dari situ kedisiplinan kita bisa dilatih.
7.4 Pesan Dari Penulis
Di dalam melakukan praktikum di bengkel yang telah penulis
alami,penulis sangat mengharapkan supaya fasilitas atau alat kerja manual kayu
supaya lebih di komplitkan guna untuk memudahkan dan mempercepat
mahasiswa/i dalam bekerja.

7.5 Harapan Penulis


Berbagai macam fasilitas dapat kita buat dari kayu dengan seni ukir atau
olahan yang berbeda-beda namun tak terlepas dari cara kerja harus baik dan benar.
Agar kita dapat membuat atau melaksanakan tugas yang diberikan, maka sebelum
itu kita harus terlebih dahulu mengerti dan memahami tentang kegiatan atau tugas
tersebut sebagaimana yang telah diajarkan dan dicontohkan pada buku laporan
kerja kayu ini.
Semoga dengan adanya buku laporan ini dapat memudahkan kita
mahasiswa/i dalam menyelesaikan tugas,khususnya tugas mengenai kayu.

32

Anda mungkin juga menyukai