Anda di halaman 1dari 13

Penelitian

Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 9

Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia

M Ridwan Lubis
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
E-mail: ridwan.lubis@uinjkt.ac.id
Naskah diterima redaksi tanggal 7 April 2015, diseleksi 15 Juli dan direvisi 22 Juli 2015

Abstract Abstrak

Ahlussunnah wal Jamaat was an icon of Teologi Ahlussunnah wal Jamaah sebagai
ikon pemahaman teologi umat Islam di
theological understanding used in the
Indonesia merupakan hasil pilihan pada
past as Islamic approach for Muslims in masa lalu sebagai sebuah pendekatan
Indonesia referring to preservation of islamisasi yang mengacu kepada
balance condition. On the other hand, this pemeliharaan suasana equlibrium. Pada
theological understanding was effective satu sisi, model pemahaman teologi
tersebut, cukup ampuh untuk melakukan
enough to reach islamization process
proses islamisasi tanpa menimbulkan
without causing social upheaval; however kegoncangan sosial, tetapi kelemahan
it was weak to transform social system. pendekatan ini tidak efektif untuk melakukan
Then community had conversion into transformasi dalam berbagai pranata sosial.
Islam but their social system in economy, Sehingga yang terjadi adalah komunitas
mengalami konversi ke dalam Islam tetapi
politics, education, and law were
pranata sosial mereka baik dalam bidang
controlled by local tradition or western ekonomi, politik, pendidikan, hukum dan
modernism manipulation. This situation sebagainya lebih dikendalikan oleh tradisi
changed after 1970s when reorganization lokal atau rekayasa modernisme barat.
in teaching Islam occurred by introducing Keadaan itu mulai mengalami perubahan
citra setelah dekade 1970-an dengan
the distinction between Islam teaching terjadinya reorganisasi pengajaran Islam
and Islamic culture. However, these ideas dengan memperkenalkan distingsi Islam
were getting reaction from intellectual ajaran dengan Islam budaya. Akan tetapi,
Muslims. The greatest goal of Ahlussunnah gagasan tersebut memperoleh reaksi yang
cukup keras dari sesama intelektual muslim.
wal Jamaah theology was formulating
Prestasi terbesar dari teologi Ahlussunnah
a synergy among the Islamic discourse, wal Jamaah adalah merumuskan sinergi
democracy, and nationality at NU Congress antara wacana keislaman, demokrasi
in Situbondo in 1984, so Indonesia as a dan kebangsaan pada Muktamar NU di
country based on Pancasila was considered Situbondo pada tahun 1984, sehingga
Indonesia sebagai negara berdasarkan
as the final form of Islam toward the
Pancasila dipandang sebagai bentuk final
statehood concept. tuntutan Islam terhadap konsep kenegaraan
di Indonesia.
Keywords: Theology, Nationality,
Civilization Kata kunci: Teologi, Kebangsaan,
Peradaban

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2


10 M Ridwan Lubis

Pendahuluan Konstruk Budaya Nusantara

Format keislaman di Indonesia Prof. Koentjaraningrat menyatakan


memiliki keunikan. Pada satu sisi dilihat kebudayaan merupakan keseluruhan
dari latar belakang sejarah Islamisasi, sistem, gagasan, tindakan dan hasil
Islam datang ke nusantara pada abad I karya manusia dalam rangka kehidupan
hijriyah. Daerah yang pertama didatangi masyarakat sebagai milik manusia
Islam adalah pantai timur sumatera yaitu yang diperoleh melalui proses belajar
pasai dan perlak, sebuah kawasan yang (Agus, 2006: 34-35). Kebudayaan
terletak di Aceh Utara yang sekarang. selanjutnya membentuk pola perilaku
Total populasi umat Islam di Indonesia yang dikirimkan melalui kehidupan
mencapai di atas 80 % yang tersebar di sosial, seni, agama, kelembagaan, dan
kawasan Indonesia bagian barat, tengah semua hasil kerja pemikiran suatu
dan timur. Berdampingan dengan kelompok manusia. Sedangkan Clifford
kedatangan agama-agama mondial Geertz mengatakan bahwa kebudayaan
lainnya, Indonesia seakan terpilah merupakan sistem mengenai konsepsi-
melalui peta regionalisasi agama- konsepsi yang diwariskan dalam bentuk
agama. Indonesia juga memiliki akar simbolik, yang dengan cara ini manusia
internalisasi lembaga pendidikan Islam dapat berkomunikasi, melestarikan,
yang disebut pondok pesantren dengan dan mengembangkan pengetahuan dan
sikapnya terhadap kehidupan.
fungsinya selain sebagai pusat pengajian
Islam juga pusat penggerak transformasi J. J Honigmann (dalam Koentjaraningrat,
masyarakat dari kepercayaan animis dan 2000) membedakan adanya tiga gejala
dinamis berubah menjadi bertauhid. kebudayaan, yaitu: ideas, activities,
Selain itu, Islam Indonesia juga memiliki dan artifact, dan ini diperjelas oleh
peran membangkitkan patriotisme Koentjaraningrat yang mengistilahkannya
yang menjadi lokomotif penggerak dengan tiga wujud kebudayaan: 1).
semangat kebangsaan yang menjadi Wujud ide dari kebudayaan, sifatnya
kekuatan utama nasionalisme Indonesia abstrak, tidak dapat diraba, dipegang
melawan penjajah. Tetapi, setelah era ataupun difoto, dan tempatnya ada di
kemerdekaan, sumbangan Islam terhadap alam pikiran warga masyarakat di mana
proses pembangunan bangsa mengalami kebudayaan yang bersangkutan itu
kemunduran. Apabila ditelusuri hidup. Budaya ideal mempunyai fungsi
lebih mendalam mengenai faktor mengatur, mengendalikan, dan memberi
utama kemunduran tersebut adalah arah kepada tindakan, kelakuan dan
melemahnya etos kerja dinamis, kreatif perbuatan manusia dalam masyarakat
dan inovatif akibat format teologis anutan sebagai sopan santun. Kebudayaan
masyarakat bertemu dengan tarikan fikh- ideal ini bisa juga disebut adat istiadat;
sufistik yang lebih cenderung fatalistik- 2). Wujud perilaku dinamakan sistem
deterministik. Keadaan ini menimbulkan sosial karena menyangkut tindakan
kerisauan para intelektual muslim yang dan kelakuan berpola dari manusia
kemudian melahirkan gagasan pemikiran itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi,
yang “menggugat” tradisi pemahaman difoto dan didokumentasikan karena
teologis umat Islam Indonesia. Hal inilah dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-
pendorong munculnya minat untuk aktivitas manusia yang berinteraksi dan
melacak kembali akar pemahaman teologi berhubungan serta bergaul satu dengan
Islam di Indonesia. lainnya dalam masyarakat. Wujud

HARMONI Mei - Agustus 2015


Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 11

perilaku sifatnya kongkret karena dapat lalu yang kemudian dibimbing primus
diamati baik dalam tindakan maupun interpares secara arif menempatkan diri
tutur kata yang kemudian disebut berada pada dua posisi tersebut.
bahasa; 3). Wujud artefak disebut juga
kebudayaan fisik yaitu seluruhnya Model kepercayaan animisme dan
merupakan hasil fisik. Sifatnya paling diamisme merupakan aktualisasi dari
kongkret dan bisa diraba, dilihat dan perasaan ketidakberdayaan manusia
didokumentasikan. Agama telah pernah berhadapan dengan alam semesta. Siklus
menciptakan terjadinya perubahan sosial pergantian musim membawa pengaruh
yang dahsyat dalam kehidupan manusia. terhadap kehidupan manusia. Oleh
karena pergantian musim tersebut sering
Setidaknya terdapat dua kasus menimbulkan suasana kedahsyatan
perjalanan sejarah yang dapat dijadikan maka manusia menjadi tidak berdaya
bukti terjadinya revolusi kebudayaan dan kemudian mencari pelarian dari
yaitu peradaban Islam yang terjadi antara berbagai ancaman kehidupan mereka.
abad ketujuh sampai tiga belas masehi. Pemuka masyarakat, primus interpares,
Selain itu, etos Protestan yang menjadi melakukan penafsiran, penyederhanaan
pemicu lahirnya kapitalisme Eropa dan perumusan logika terhadap berbagai
yang merambah negeri-negeri di Asia, peristiwa alam semesta. Akibatnya,
Afrika maupun Amerika Latin. Cabang- muncul tokoh yang memiliki hubungan
cabang Protestanisme seperti Calvinisme,
dengan kekuatan supranatural serta
Methodisme, Baptisme lebih berorientasi
munculnya jalan keluar untuk mengatasi
pada kehidupan duniawi. Kecerdasan
berbagai kesulitan itu melalui pendekatan
dalam berbisnis ini terungkap dalam
mistik dan dogmatik. Ketokohan primus
ide panggilan dan kesalehan agama
interpares itu tidak hanya sekedar
terungkap dalam ide takdir, bahwa
dipahami sebagai sosok biasa akan tetapi
pencapaian keampunan dan keselamatan
memiliki kekuatan luhur yang melekat
di akhirat sepenuhnya ditentukan oleh
pada diri kepercayaan yang diebut
takdir kekuasaan dan kehendak Tuhan
(Sztompka, 2008: 276-277) messianistik dan millenaristik. Messianistik
adalah kepercayaan tentang hak privilege
Budaya nusantara sebagai artikulasi orang tertentu sebagai penyelamat
keberagamaan, merupakan kumpulan dan millenaristik adalah kepercayaan
keseluruhan sistem, gagasan, tindakan atas akan datangnya tokoh pembaharu
dan hasil karya manusia yang ada di pada setiap seribu tahun. Ketokohan
nusantara. Budaya nusantara mempunyai pemimpin spiritual memperoleh privelege
watak yang majemuk yang kesemuanya kewibawaan karena didukung oleh
berdasar kepada kepercayaan terhadap adanya dua profesionalitas yaitu spiritual
zat yang memiliki kekuasaan tidak power yang dimaknai sebagai kewibawaan
terbatas. Dalam rangka mendekatkan kerohanian yang mampu menjembatani
diri kepada zat yang kuasa tersebut maka hubungan mikro kosmos dengan makro
konstruksi budaya nusantara terbentuk kosmos dan demikian pula sebaliknya.
melalui pola relativitas antara subyek Sedangkan profesionalitas kedua adalah
dengan obyek. Pola kepercayaan itu, temporal power yaitu kemampuan tokoh
keberadaan manusia diri di alam semesta menjadi pengelola kehidupan sosial
berada dalam keraguan antara sebagai dalam berbagai aspeknya mulai dari
subyek yaitu mempengaruhi alam semesta keluarga, pertanian, ekonomi, tradisi
atau obyek yaitu yang dipengaruhi alam budaya dan lain sebagainya. Dari dua
semesta. Atas dasar itu, berdasarkan hasil keterampilan tersebut maka tokoh primus
pengalaman serta refleksi terhadap masa
interpares muncul sebagai sumber rujukan

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2


12 M Ridwan Lubis

masyarakat dalam berbagai persoalan ketiga, psychological barriers yaitu persepsi


kehidupan. dasar perbedaan persilangan budaya,
persoalan komunikasi dan problem
Para mubalig yang datang pembelajaran (Soetomo, 2009: 158-159).
menyiarkan Islam tidak menyiarkan
teologi Islam berbekal tradisi kebudayaan Teologi Islam kemudian tampil
yang ada di negeri asalnya. Akan tetapi menjadi konstruksi budaya nusantara
mereka mengikuti irama kebiasaan menggantikan tradisi kepercayaan lokal
masyarakat sebagai obyek dakwah. maupun agama mondial yang datang
Dalam kaitan itulah mereka melakukan pada fase pertama yaitu Hinduisme
tiga strategi pengembangan teologi Islam dan Buddhisme. Akan tetapi karena
yaitu adaptasi, akomodasi dan seleksi. Abdul fokus dakwah lebih banyak dilakukan
Kadir Ahmad memberi contoh tentang untuk membangun suasana perdamaian
konsep gurutta yang ada pada masyarakat dengan tradisi lokal maka pengenalan
Bugis yang memiliki pandangan tentang teologi Islam lebih banyak ditekankan
hidup yang spektrumnya jauh dari apa pada pengayaan kerohanian (spiritual
yang dikenal sebagai hidup dalam dunia enrichment). Pendekatan ini lebih
nyata demikian juga pemahaman tentang menekankan untuk memelihara harmoni
alam (Ahmad, 2008: 423). terhadap budaya lokal sehingga lebih
menekankan konteks yang tinggi (high
Pengenalan teologi Islam kepada context). Akibatnya, lambat melakukan
masyarakat yang masih bersahaja tentu transformasi dari kehidupan agraris
saja tidak bisa berlangsung secara cepat menuju masyarakat urban. Wacana
karena memerlukan berbagai proses keislaman hanya mampu melakukan
adaptasi, akomodasi dan seleksi. Adaptasi konversi teologis dan spiritualistik
adalah upaya melakukan penyesuaian tetapi kurang berhasil dalam melakukan
internalisasi ajaran Islam sesuai dengan transformasi pranata sosial. Hal ini
tingkat kepahaman masyarakat. disebabkan karena adanya keterlambatan
Akomodasi, upaya mengutip tradisi lokal melakukan proses rasionalisasi ajaran
yang sudah akrab di dalam peta budaya Islam sehingga Islam tidak bisa membawa
masyarakat sebagai sarana mengantarkan perubahan signifikan proses transformasi
kepada proses terjadinya pemahaman, itu.
penghayatan dan pengamalan Islam.
Sedang seleksi adalah penapisan berbagai Terdapat lima prinsip transformasi
tradisi lokal yang tidak sesuai dengan untuk melakukan perubahan menuju
konsep teologi Islam. mayarakat yang lebih maju yakni
transformasi kepercayaan di mana
Meminjam teori George M Foster seseorang mencapai kesuksesan dalam
ketika menganalisis keberhasilan kehidupan apabila meyakini dan
muballig memperkenalkan teologi Islam mendayagunakan kekuatan dan anugerah
menggantikan teologi lama. Foster Tuhan dalam dirinya. Transformasi
mengatakan bahwa keberhasilan mereka kepercayaan mencakup kesadaran diri,
disebabkan kemampuan mengatasi tiga nurani, imajinasi dan kehendak bebas.
hambatan perubahan (barrier to change) Setiap manusia telah dianugerahi Allah
yaitu cutural barriers yang terdiri dari dua potensi yaitu kemauan (masyi-ah) dan
nilai dan sikap, struktur budaya dan pola kemampuan (istitha’ah) untuk melakukan
penggerak serta kedudukan badan dari perubahan. Prinsip kedua, transformasi
adat istiadat. Hambatan kedua adalah tujuan yaitu kesuksesan adalah buah dari
social barriers yang terdiri dari solidaritas serangkaian pilihan dan keputusan yang
kelompok, konflik, wilayah otoritas dan diambil dalam kehidupan. Peribahasa
karakteristik struktur sosial. Hambatan

HARMONI Mei - Agustus 2015


Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 13

mengatakan kamu adalah penjumlahan Allah Swt lebih dibatasi pengakuan


dari pilihan dan keputusan yang kamu akan qudrah dan iradah Allah Swt yang
ambil (you are the sum total of the choice mutlak dan sedikit sekali membuka
you make it). Prinsip ketiga adalah ruang terhadap dinamika, kreativitas
transformasi karakter yaitu kesuksesan dan inovasi bahkan cenderung dipahami
dalam kehidupan adalah akumulasi dari bahwa dimensi insaniah itu seakan
kebiasaan yang dilakukan terus menerus. menyaingi Allah. Berkembangnya pola
Memang perubahan selalu tidak nyaman pemahaman teologi yang cenderung
bahkan menyakitkan karena keluar dari fatalistik dan deterministik diperkuat oleh
zona aman menuju kepada perilaku lingkungan kehidupan masyarakat yang
baru (novum habitus). Prinsip keempat, bergelut di dunia agraris baik pertanian
transformasi interpersonal yaitu sikap maupun kelautan.
dan perilaku ketika berhubungan
dengan orang lain dan prinsip kelima, Dalam kaitan itulah, pemahaman
transformasi organisasi yaitu kesuksesan aqidah di masyarakat lebih dominan
ditentukan kemampuan bekerjasama Ahlussunnah wal Jamaah sebaliknya
secara sinergis dan kreatif dengan orang menolak aliran rasional seprti Mutazilah.
lain (Prijosaksono dan Mardianto, 2005: Secara konseptual, aliran Ahlussunnah wal
xv-xxi). Jamaah tidak mengajarkan sikap fatalis
murni, nerimo. Karena pemahaman
aliran ini sebelum manusia melakukan
tawakkal terlebih dahulu dilakukan
Pola Islamisasi di Nusantara
usaha (al kasb) dan pilihan (al ikhtiyar).
Kesulitan melacak catatan sejarah Tetapi dalam praktiknya, mayarakat
kedatangan Islam di Indonesia menurut sulit mendinamisir dua konsep ini dalam
Taufik Abdullah disebabkan karena tidak pergelutan kehidupan karena adanya
ada kesepakatan tentang pengertian semacam perasaan bersalah (guilty feeling)
masuknya Islam di Indonesia dalam manakala cenderung memberikan porsi
tiga pilihan teoritis yaitu Islam datang, terhadap usaha dan pilihan. Hal itulah
Islam berkembang dan Islam menjadi yang menjadi pendorong tumbuhnya
kekuatan politik (Taufik Abdullah, 1979: sikap sebagian masyarakat muslim yang
1). Sejalan dengan strategi penyiaran cenderung fatalistik.
Islam para muballig memberi peluang
Konstruksi pemahaman teologi
kepada masyarakat untuk memberikan
Islam semacam ini lebih menekankan
penafsiran terhadap Islam sesuai dengan
pada pengayaan emosionalitas dan
lingkungan budaya mereka. Oleh karena
kurang membuka ruang rasionalitas
itulah, terdapat keragaman dalam
sehingga secara psikologis umat Islam
implementasi Islam budaya di nusantara.
Indonesia lebih cepat memberikan reaksi
Islam nusantara lebih menekankan
manakala ada persinggungan dengan
terhadap pengenalan spiritualitas Islam
persoalan politik dan sebaliknya kurang
yang disebut tasawuf kemudian diiringi
terpanggil berbicara pengembangan
penegasan aqidah. Target utama dalam
Islam dalam pranata sosial seperti
proses pengenalan terhadap aqidah
ekonomi, pendidikan, politik, hukum,
adalah penegasan akan ketauhidan
sosial dan sebagainya. Ditambah
sebagai peralihan dari kepercayaan
lagi karena wacana keislaman yang
polytheistik. Tetapi, sesuai dengan
berkembang di Indonesia adalah warisan
format kepercayaan masyarakat maka
pemikiran keislaman abad XIII Masehi
pendekatan teologis ini lebih menekankan
ketika dunia Islam memasuki fase
dimensi ilahiah dan kurang pada dimensi
kemunduran peradaban setelah jatuhnya
insaniah. Akibatnya, pengenalan kepada

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2


14 M Ridwan Lubis

Baghdad sebagai lambang supremasi belas masehi, ditandai oleh keberhasilan


kejayaan Islam. Pondok pesantren pada umat Islam memahami Islam secara
satu sisi membawa dampak positif karena komprehensif (syumul) yaitu antara
melalui pesantren terjadi kesinambungan aqidah, syariah dan tasawuf. Dalam al-
generasi ulama yang bertugas untuk Quran ditemukan ayat yang menegaskan
melakukan revitalisasi warisan ulama adanya kesan kemandirian manusia
salaf (ihya atsar al salaf) yang dikenal dalam menentukan perbuatannya (Q.S.
dengan tradisi syuhud ‘ain al syari’at. al-Ra’d [13]: 11) namun disamping
Wawasan pemikiran pesantren pada itu ada pula ayat yang menegaskan
awal kelahiranmnya abad 16, kurang kemahakuasaan mutlak Allah (Q.S.
memberi perhatian terhadap kemampuan al-Anfal [8]: 17). Menurut sebagian
memahami berbagai persoalan mufassir menunjukkan bahwa manusia
kontemporer. Metode berpikir yang sesungguhnya dalam hal-hal tertentu
sebelumnya begitu canggih di kalangan ikut berpartisipasi mewujudkan
ulama yang disebut dengan ushul fiqh perbuatannya. Akan tetapi pemikiran
lambat laun mengalami kemunduran teologi Islam di Indonesia dibentuk oleh
sehingga persoalan-persoalan kekinian kekhawatiran penyimpangan dari aqidah.
kurang memperoleh pengayaan Karena itu, lebih cenderung menganut
intelektual dan sebaliknya mereka lebih pemahaman teologi Ahlussunnah wal
mengedepankan fiqh sebagai gugusan Jamaah yang berdimensi ilahiah dan
hasil pergumulan teoritis yang dilakukan mengabaikan dimensi insaniah. Pertanyan
ushul fiqh. Keengganan melakukan yang bisa muncul adalah apakah teologi
eksplorasi dalam ushul fiqh tidak terlepas yang dikatakan Ahlussunnah wal Jamaah
dari melemahnya kemampuan logika dan tersebut telah menjadi amalan umat Islam
filsafat ditambah pula konstruks relasi di Indonesia?
antara ulama dengan para pelajarnya
yang menyebabkan para pelajar kurang Dalam pandangan penulis, umat
ada keberanian berbeda pendapat dengan Islam Indonesia tidak sepenuhnya
para gurunya karena sanksi moral sebagai berangkat dari semata-mata teologi
landasan etika dalam tradisi adab berguru Ahlussunnah wal Jamaah tetapi teologi
(adab al ta’lim wa al muta’allim). yang telah direkonstruksi berdasarkan
tradisi kehidupan masyarakat yang
Dengan demikian, persoalan
agraris yang lebih dititikberatkan kepada
isamisasi di nusantara adalah karakter
kepasrahan kepada Allah dan sedikit sekali
keislaman yang lebih menekankan kepada
memberikan ruang teologi yang rasional-
pemikiran teologi Islam yang normatif
fungsional.
dan kurang memberikan perhatian
terhadap teologi rasional dan fungsional. Dalam perbincangan dengan
Akibatnya, Islam secara teoritis unggul berbagai kelompok sosial sering diperoleh
dari semua teologi yang ada akan tetapi jawaban bahwa ketika dipertanyakan
pada tataran realita, tidak cukup kuat apakah praksis Islam yang mereka tekuni
berhadapan dengan perkembangan sehari-hari baik dalam pemahaman,
kehidupan kontemporer baik di bidang penghayatan maupun pengamalan
ekonomi, pendidikan, politik, hukum, maka jawabannya adalah Islam Ajaran
sosial dan sebagainya. berdampingan dengan Islam Budaya.
Akan tetapi ketika dijelaskan bahwa
Islam Ajaran adalah Islam yang terdapat
Teologi Ahlussunnah dalam substansi Islam sebagaimana yang
dinyatakan dalam al-Quran dan al-
Kejayaan peradaban dunia Islam
Hadist membuat mereka sadar bahwa
pada fase klasik, abad ketujuh sampai tiga

HARMONI Mei - Agustus 2015


Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 15

komitmen selama ini terhadap Islam tetap diawasi seperti kasus pelaksanaan
adalah Islam Budaya. Pemahaman ibadah haji sehingga tidak berkembang
keislaman yang bisa mengantarkan menjadi gelombang kekuatan politik.
seseorang kepada Islam yang radikal Terakhir, Islam politik dipandang pihak
adalah ketika mengambil jarak dari kolonial sangat berbahaya dengan
budaya dan menggali pengertian Islam merujuk kepada berbagai kejadian
dari sumbernya. Kesalahan itu tentu saja di Timur Tengah, Afrika dan Eropa.
tidak bisa ditimpakan kepada masyarakat Pihak kolonial tidak memberi peluang
di lapisan bawah. Penyebab utamanya berkembangnya Islam politik. Partai politik
adalah keengganan sebagian kaum Islam pertama di Indonesia yang bernama
terpelajar muslim untuk terjun langsung PERMI yang dipimpin oleh Muchtar Lutfi
kepada pendalaman radikal Islam dan Al Ansori dan HA Gaffar Ismail langsung
tidak menggantungkan pemahaman dibubarkan sebelum sempat berkembang
kepada Islam Budaya. Islam Budaya akan (Noer,1978: 153) .
datang sendiri sebagaimana dahulu
juga para muballig menyampaikan
Islam dengan pengertian radikal namun Kekuatan dan Kelemahan Islam
oleh karena perjalanan waktu, pola Nusantara
pemahaman itu menerima berbagai
identitas baru sehingga menjelma menjadi Islam disebarkan di nusantara
Islam Budaya. Terjadinya perubahan yang melalui dakwah. Hal ini berbeda dengan
lebih mengedepankan Islam Budaya penyiaran Islam yang terjadi pada
disebabkan karena intelektual muslim sebagian dunia yang lain seperti Afrika,
tidak berani atau kurang memberi Asia Timur, Asia Selatan, sebagian Eropa
perhatian memperkenalkan Islam Ajaran yang disebarkan melalui penaklukan
sehingga masyarakat secara reflektif (futuhat). Hasilnya adalah penyusupan
dibentuk oleh berbagai format budaya secara damai. Kekuatan Islam di
lokal. nusantara adalah Islam tumbuh dan
berkembang menjadi milik masyarakat
Selanjutnya persepsi teologi yang karena berhasil ditanamkan dalam
fatalistik ini diperkuat lagi dengan keyakinan masyarakat sebagai milik
persepsi masyarakat terhadap konsep asli (genuine) Indonesia yang semula
dalam tasawuf yang disebut zuhd yang barang yang hilang dan ditemukan
dipahami dengan meninggalkan dunia kembali. Karena Islam menjadi milik asli
secara mutlak karena dunia penuh maka para mubalig yang datang hanya
dengan berbagai kemungkaran. Hal ini sekedar agen yang memperkenalkan
menjadi peluang yang dimanfaatkan Islam kepada masyarakat. Hsilnya
pula oleh penjajah melemahkan etos adalah, kolonialisme yang bercokol
keislaman. Dalam peta pemikiran yang puluhan bahkan ratusan tahun ternyata
disusun oleh penasehat kolonial untuk tidak mampu membongkar Islam
urusan pribumi mengklasifikasi Islam dari keyakinan masyarakat sekalipun
dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, berbagai cara telah mereka lakukan.
Islam ritual yang tidak hanya dibebaskan Kekuatan Islam yang menghambat laju
untuk dilaksanakan namun justeru pihak pergerakan kolonialisme di berbagai
kolonial berupaya untuk membantunya. pedesaan dilakukan oleh para kiai, santri
Bantuan yang diberikan pihak kolonial dan masyarakat setempat. Prof Sartono
terhadap pelaksanaan Islam Ritual Kartodirjo melukiskan perlawanan
bertujuan untuk membangun citra positif petani Banten melawan kolonial muncul
terhadap kaum penjajah. Kedua, Islam dari para santri tarekat dan petani yang
sosial yang diberikan kebebasan namun bahu membahu melawan kolonial.

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2


16 M Ridwan Lubis

Kuatnya semangat perlawanan mereka antara Islam satu daerah bisa berbeda
dipicu oleh etos kejuangan yang disebut dengan Islam di daerah lainnya. Hal
Sartono dengan asketisme intelektual yaitu itu menunjukkan sebagaimana yang
kerelaan menunda kenikmatan semntara disebut Syah Wali Allah Al Dihlawi
untuk meraih kenikmatan yang abadi. dalam kitabnya Hujjat Allah Balighah,
Tumbuhnya semangat nasionalisme di bahwa Islam itu selalu muncul dalam
nusantara dipicu oleh term-term agama dua bentuk yaitu Islam Universal dan
yang digunakan menjadi pengungkit Islam Lokal. Islam Universal adalah Islam
nasionalisme seperti kesatuan arah kiblat, yang dipahami dan diamalkan secara
kesatuan kepemimpinan melalui sholat, bersama oleh seluruh umat Islam tanpa
kesamaan waktu berpuasa dan berbuka, membedakan bentuk budaya, geografis,
ibadah haji dan lain sebagainya. Puncak idiologi politiknya. Sedang yang kedua
dari kesadaran nasionalisme ini adalah adalah Islam lokal yaitu aktualisasi Islam
ketika KH. Hasyim Asy`ari mengeluarkan yang berbeda antara satu daerah lainnya
Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober terkait dengan respon masyarakat dalam
1945 yang kemudian memicu lahirnya menyikapi berbagai peristiwa sosial
pertempuran 10 November 1945 di mulai dari proses kelahiran, perkawinan
Surabaya yang menewaskan Brigadir maupun kematian di samping berbagai
Jenderal Mallaby, seorang perwira tinggi aktivitas sosial lainnya. Mereka memiliki
tentara NICA. Isi dari Resolusi Jihad itu berbagai kreativitas dalam menunjukkan
adalah sebagai berikut: 1). Kemerdekaan unsur Islam dalam kreasi budayanya.
Indonesia yang diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945 wajib Kelemahan Islam Nusantara adalah
dipertahankan; 2). Republik Indonesia orientasi dalam bidang pendidikan
sebagai satu-satunya pemerintah yang yang hanya memadukan pendidikan
sah wajib dibela dan pertahankan; 3). dengan pola yang lama. KH. Wahid
Musuh Republik Indonesia terutama Hasyim dan KH. M. Ilyas, keduanya
Belanda yang datang membonceng pernah menjadi Menteri Agama RI pada
tentara Sekutu (Inggris) dalam masalah masa Pemerintahan Soekarno, pada
tawanan perang bangsa Jepang, tentulah tahun 1930-an pernah mempelopori
akan menggunakan kesempatan politik model pendidikan yang memasukkan
dan militer untuk kembali menjajah unsur-unsur perkembangan modern
Indonesia; 4). Umat Islam terutama dalam pola pendidikan di Pesantren
Nahdlatul Ulama wajib mengangkat Tebuireng Jombang sebagai sebuah
senjata melawan Belanda dan kawan- pengantar menuju sistem pendidikan
kawannya yang hendak kembali menjajah yang integrative dan holistik (Zuhri,
Indonesia; 5). Kewajiban tersebut adalah 2009: 24-25). Menurut Prof. Mulyadhi
suatu jihad yang menjadi kewajiban tiap Kartanegara, dua system pendidikan
orang Islam (fardu ‘ain) yang berada pada itu pada hakikatnya adalah satu karena
jarak radius 94 km (jarak di mana umat merupakan perpaduan dari ‘ilm al
Islam diperkenakna sembahyang Jama’ tadwiniyat dan ‘ilm kauniyat (Kartanegara,
dan Qasar). Adapun mereka yang berada 2005: 22). Penyebab keengganan pesantren
di luar jarak tersebut berkewajiban melakukan modernisasi sistim pendidikan
membantu saudara-saudaranya yang di pesantren pada dasarnya disebabkan
berada dalam jarak radius 94 km itu karena motivasi ghirah kepada Islam
(Zuhri, 2013:.323). sehingga khawatir terjadi pelemahan
terhadap Islam. Kelemahan berikutnya
Perkembangan Islam di nusantara Islam Nusantara adalah keterlambatan
kemudian diperkaya dengan berbagai mentautkan Islam dengan perkembangan
tradisi yang saling berkembang sehingga modern sehingga karena alam pikiran

HARMONI Mei - Agustus 2015


Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 17

sekuler lebih cepat menangkap hubungan takwa dengan terwujudnya


modernitas itu maka corak pemikiran kesejahteraan sosial. Keempat, mengubah
sekuler lebih dominan dalam pergulatan pemahaman teologi Islam dari yang a
baik dalam pemikiran politik, ekonomi, historis menjadi historis. Ketika al-Quran
pendidikan dan hukum. Dampaknya mengemukakan perjalanan sejarah
sebagaimana yang terlihat hari ini adalah berbagai kelompok umat manusia dalam
Islam mengalami marginalisasi apabila al-Quran, baik ahli taat maupun maksiat
diperhadapkan dengan modernitas. Oleh terkesan bahwa umat Islam memandang
karena itu, menurut Kuntowijoyo, hal hal tersebut tidak melalui pendekatan
itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut historis. Kisah Firaun mengingatkan
dan harus ada upaya mengatasinya. kita bahwa adanya kelompok tertindas
Beliau menyebutkan perlunya dilakukan oleh kaum penindas tetap berlangsung
reinterpretasi yang mencakup lima sepanjang masa baik karena sistem sosial
program, yakni: Pertama, perlu lebih yang disebut feodalisme, kapitalisme,
dikembangkan penafsiran sosial- maupun sosialisme yang melahirkan
struktural daripada penafsiran individual kaum mustad’afin. Kelima, sebagai
ketika memahami ketentuan-ketentuan program interpretasi yang merupakan
dalam al-Quran. Selama ini apabila simpul dari empat program tersebut,
bertemu dengan ayat yang menyatakan perlunya merumuskan formulasi-
larangan hidup berlebih-lebihan maka formulasi yang lebih spesifik dan
muncul penolakan akan tetapi yang empiris. Oleh karena itu, hendaknya
lebih penting lagi mencari sebab-sebab dapat memformulasikan pernyataan ayat
struktural yang lebih mendasar mengapa ke dalam realitas sekarang yaitu Allah
gejala hidup berlebih-lebihan itu bisa mengecam keras adanya monopoli dan
muncul di tengah kehidupan masyarakat. oligopoli dalam kehidupan ekonomi dan
Dari analisis struktural maka ditemukan politik sehingga seluruh aset bangsa yang
penyebabnya yaitu terjadinya konsentrasi berharga dikuasai oleh segelintir orang
kapital, akumulasi kekayaan, dan sistem (Kuntowijoyo, 1991: 473-477).
pemilikan sumber-sumber penghasilan
atas dasar etika keserakahan. Kedua,
mengubah cara berpikir subyektif Munculnya Teologi Rasional Fungsional
kepada cara berpikir obyektif. Konsep Pada dekade 1970-an mulai
teologi tentang zakat tidak hanya kepada berhembus angin perubahan dari para
pelunasan kewajiban serta menyuburkan kalangan terdidik muslim khususnya
harta dari muzaki akan tetapi hal lain lulusan pendidikan dari universitas.
yang perlu dijelaskan bahwa zakat Perjumpaan mereka dengan wacana
adalah merupakan sarana untuk rasionalisme di berbagai lembaga
mewujudkan kesejahteraan sosial yang tempat mereka menempuh studi dan
di dalamnya zakat merupakan salah satu mengkaitkannya dengan perkembangan
sarananya. Oleh karena itu, pada level Islam di Indonesia maka muncul berbagai
aktual dapat dikembangkan lembaga- pemikiran. Indonesia yang memiliki
lembaga keuangan yang bebas bunga sejarah panjang terhadap perkembangan
untuk membantu pemilikan modal kelas Islam yang menjelma menjadi komunitas
ekonomi lemah. Ketiga, mengubah Islam besar seperti kerajaan yang memanjang di
yang normatif menjadi teoritis. Selama seluruh nusantara tetapi kemudian tidak
ini lebih terdorong menafsirkan ayat-ayat berdaya menghadapi modernisme barat.
al-Quran pada level normatif, padahal Sikap keprihatinan mereka diwujudkan
al-Quran menawarkan berbagai prinsip dalam perkenalan terhadap aliran-aliran
teori yang sifatnya grand theory seperti pemikiran teologi Islam. Dalam khazanah

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2


18 M Ridwan Lubis

pesantren para santri hanya pernah analisis historis perkembangan pemikiran


dikenalkan dengan teologi Jabariyah, dalam Islam yang mencakup bidang
Qadariyah maupun Ahlussunnah wal teologi, filsafat dan tasawuf. Kemudian
Jamaah. Secara reflektif, aliran Jabariyah modal pengetahuan dalam memahami
dan Qadariyah tidak dibuka secara perkembangan pemikiran dalam tiga
transparan latar belakang munculnya bidang tersebut dipergunakan untuk
kedua aliran tersebut dan menelusuri memasuki studi babak baru tentang
kekuatan serta kelemahannya. Kajian Pembaruan Pemikiran Dalam Islam.
di pesantren biasanya langsung masuk Tema pengkajian ini adalah melakukan
ke dalam aliran teologi Asy’ariyah dan penelusuran dari sudut analisis historis
Maturidiyah yang selanjutnya disebut bahwa perkembangan Islam sejak abad
Ahlussunnah wal Jamaah. Sekalipun ketujuh sampai abad 20 telah melewati
dua aliran ini sama-sama digolongkan empat babakan sejarah yaitu zaman
Ahlussunnah wal Jamaah akan tetapi pada klasik Islam (abad 7 sampai 13 masehi).
kenyataannya, fokus pembahasan tentang
sub aliran Asy’ariyah menempati porsi Tema pembahasan ini dipandang
yang lebih besar. Alasan kebijakan yang penting untuk mengetahui bahwa Islam
demikian karena topik perbincangan pernah mengalami kejayaan segera
adalah berkenaan dengan aqidah dan setelah Rasulullah wafat dan sebaliknya
apabila tidak disikapi dengan sangat agama lain mengalami perkembangan
hati-hati (ihtiyath) akan dapat berakibat kemajuan jauh setelah pembawa
tergelincir kepada kesesatan. Namun agama mereka meninggalkan dunia.
juga, kajian terhadap teologi sub-aliran Selain dari itu, revitalisasi teologi Islam
Asy’ariyah itu tidak dilakukan dengan pada kenyataannya berbanding lurus
pembahasan terhadap konsep dasar dengan tercapainya kejayaan peradaban
Asy’ariyah dan kemudian dilakukan Islam sebaliknya pada teologi Kristen
pemetaan sosial terhadap pemahaman memperoleh kejayaan peradaban dalam
akidah umat Islam Indonesia yang pola berbanding terbalik dari komitmen
berkembang dalam masyarakat. Atas teologis. Lalu dilakukan penelusuran
dasar itulah, konsep teologi keislaman faktor-faktor yang menjadi pengerak
di Indonesaia bersikap reaktif dan pasif terjadinya kemajuan peradaban Islam
terhadap perubahan. yang intinya adalah kebebasan berpikir
yang melahirkan tiga unsur terbentuknya
Prof. Dr. Harun Nasution merasa peradaban yaitu kemajuan di bidang
kurang puas dengan metode pengajaran ekonomi, stabilitas di bidang politik
itu dan kemudian mencari jalan untuk dan keamanan dan etos keilmuan yang
belajar metode studi pemikiran Islam dipegang oleh para intelektual muslim
pada pemikiran yang berkembang di yang kemudian didukung sepenuhnya
barat. Beliau memperoleh wawasan baru oleh khalifah/sultan.
ketika ia berkenalan dengan pemikiran
Mutazilah yang membuka peluang untuk Gerakan rasionalisasi teologi yang
menegaskan prinsip tauhid dari segi dilakukan oleh Prof. Harun Nasution,
pengembangan kebebasan rasionalitas. Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid,
Lebih lanjut dalam perkuliahan di Program Ahmad Wahib menimbulkan reaksi
Studi Purnasarjana di IAIN Sunan Kalijaga dengan penentang utamanya Prof. HM
Yogyakarta dan Program Pascasarjana Rasyidi yaitu Menteri Agama I Republik
(S2) dan Program Doktor (S3) di IAIN Indonesia. Pokok peredebatannya
Syarif Hidayatullah Jakarta mengkaitkan adalah beliau tidak setuju dengan studi
Pengantar Ilmu Agama dan pembaruan
HARMONI Mei - Agustus 2015
Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 19

pemikiran Dalam Islam karena terkesan Menyongsong Lahirnya Peradaban


akan mengikuti alur pemikiran sarjana Islam Indonesia
barat terhadap Islam. Demikian juga
Posisi Indonesia berada di pusaran
beliau tdak menyetujui argumen Prof. garis khatulistiwa yang diapit oleh dua
Harun Nasution yang menyatakan bahwa benua yaitu Asia dan Australia dan juga
ijtihad itu bisa mencakup pemikiran dipertemukan oleh dua samudera yaitu
teologi jadi tidak hanya terbatas dalam Samudera Hindia dan Pasifik. Secara
bidang fiqh. Perdebatan lainnya adalah geopolitis dan geo-strategis posisi ini
berkenaan dengan ide sekularisasi sangat menguntungkan karena berada
yang dilancarkan Nurcholish Madjid pada jalur perlintasan perdagangan. Hal
karena menurut beliau ide sekularisasi ini dapat dianalogikan dengan posisi
adalah identik dengan sekularisme Mekkah sebagai tempat disyiarkannya
yang meniadakan keberadaan agama. Islam yang berada pada titik perlintasan
Penggagas berikutnya pembaruan jalur transportasi antara timur dengan
pemikiran dalam Islam dilancarkan oleh barat. Sejalan dengan itu, persebaran
Munawir Syadzali, MA yang ketika itu Islam di nusantara pada masa lalu tidak
menjabat Menteri Agama pada masa orde menimbulkan konflik sosial sehingga
Islam dapat menyebar ke seantero
baru. Gagasan beliau yang terkenal adalah
nusantara dengan tetap terpeliharanya
Reaktualisasi Ajaran Islam yang berupaya
budaya-budaya lokal.
memperkenalkan metode pembaruan
pemikiran Islam agar ajaran tetap aktual Dilihat dari sudut psikologis,
sepanjang masa tidak lapuk dimakan kehadiran Islam melahirkan proses
usia. Butir pemikiran Munawir Syadzali transformasi sosial sehingga pusat-
adalah bahwa Negara Islam bukanlah pusat perdagangan pada masa lalu
suatu sistem yang baku akan tetapi identik dengan terbentuknya pusat-
adalah tuntutan pemahaman Islam sesuai pusat perkembangan Islam. Yogyakarta,
dengan kepentingan ruang dan waktu Pekalongan, Minangkabau, Sulawesi
oleh karena itu bukan suatu ketetapan Selatan adalah di antara pusat-pusat
kegiatan ekonomi yang sekaligus
yang absolut. Negara kebangsaan yang
juga pusat-pusat yang menjadi basis
demokratis juga merupakan perwujudan
komunitas Islam. Selanjutnya, dimensi
dari tuntutan ajaran Islam. Perdebatan
psikologis dari peran kesejarahan yang
tentang hubungan Islam dengan negara dilakukan umat Islam dengan membawa
kemudian ditengahi oleh NU melalui bendera Islam melancarkan perjuangan
Muktamarnya Tahun 1984 di Pesantren merebut kemerdekaan menjadikan
Salafiyah-Syafi’iyah Asembagus Situbondo pesantren bukan hanya sebagai basis
yang diasuh KH.M Asad Syamsul pengajan Islam akan tetapi juga sebagai
Arifin yang menyatakan bahwa Negara wahana pembibitan tokoh ulama yang
Kesatuan Republik Indonesia adalah memiliki patriotisme dengan keteguhan
bentuk final dari tuntutan Islam bagi aqidah. Oleh karena itu pesantren
negara Indonesia. Pemikiran itu lahir memiliki tiga fungsi sekaligus yaitu pusat
dari seorang ulama yang menjadi pengkajian ilmu-ilmu keislaman, pusat
pemimpin pesantren yaitu KH. Ahmad gerakan melakukan transformasi budaya
Siddiq yang kebetulan pula menjabat dan pusat gerakan perlawanan terhadap
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul kolonialisme.
Ulama maka tampaknya argumen beliau Format Islam Indonesia yang ramah
dapat diterima oleh khalayak umat Islam terhadap kemajemukan budaya sekaligus
maupun kalangan nasionalis. juga kemajemukan agama menjadi faktor

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2


20 M Ridwan Lubis

yang amat penting dalam menumbuhkan dahulu melalui tradisi Hinduisme dan
peradaban Islam Nusantara. Keberadaan Buddhisme. Di balik itu, sekaligus juga
Indonesia sebagai poros peradaban Islam dapat bersikap akomodatif terhadap
Islam ditentukan oleh jumlah populasi proses transformasi perkembangan
terbesar umat Islam di dunia, karakter masyarakat yang telah melewati fase
keislaman yang toleran, khazanah agraris menuju kepada fase industri.
lembaga pendidikan keislaman, integrasi
Islam ke dalam pernik-pernik budaya. Kedua, dengan sikap teologi
Hal itu menjadi modal sosial (social Ahlussunnah wal Jamaah yang fleksibel
capital) tampilnya Indonesia yang akan diharapkan dapat menetralisir aliran
menjadi pusat peradaban Islam di masa teologi yang dikembangkan oleh
depan. Namun demikian, tentu saja hal kelompok pemikiran radikalisme Islam
itu tidaklah berlangsung mulus manakala di Indonesia yang menjadi trend pada
tidak diimbangi oleh adanya rekayasa paruh terakhir abad 20. Karena teologi
intervensi baik oleh kalangan intelektual Ahlussunnah wal Jamaah membangun
terlebih lagi oleh kebijakan birokrasi kekuatan teologi yang menjadi pijakan
pemerintahan. Tampilnya Indonesia lahirnya ekilibrium dalam memandang
menjadi pusat peradaban Islam pada dinamika sosial, politik dan budaya
dasarnya akan menolong pemerintah di tengah dinamika peralihan menuju
dalam memajukan pembangunan di perkembangan modern. Keseimbangan
Indonesia karena akan lahir generasi yang
pendulum dinamika sosial itu hanya
memiliki pola pemikiran yang terbiasa
akan bisa bertahan manakala pemikiran
untuk mencari esensi dibanding simbol.
teologi Islam memiliki pijakan dari
sumber utama ajaran Islam dan sekaligus
responsif terhadap perubahan zaman.
Penutup Dengan demikian diharapkan akan
Pemikiran dalam bidang terjadi kesinambungan (continuity) dan
teologi beraliran Ahlussunnah wal perubahan (change) dalam kerangka
Jamaah menurut pandangan sebagian pemeliharaan tradisi lama yang masih
merupakan faktor kelemahan Islam dipandang baik dan menggali berbagai
Nusantara ketika melakukan rekayasa gagasan baru guna menghasilkan yang
terhadap gagasan pembentukan lebih baik (al muhafazat ‘ala al qadim al
peradaban Islam. Akibatnya, orientasi shalih wa al akhdz bi al jaded al ashlah).
pandangan teologi menjadi lemah yang Ketiga, teologi Ahlussunnah wal
semestinya diharapkan bersifat dinamis, Jamaah menjadi landasan melanjutkan
kreatif dan inovatif menuju terbentuknya tradisi kerukunan yang dapat
sebuah peradaban Islam khas Indonesia.
memperkuat kehidupan berbangsa
Akan tetapi pada sisi lain patut juga
dengan meramu pluralitas sosial menjadi
dipertimbangkan pandangan lain yang
sebuah kekuatan yang terjalin khususnya
melihat bahwa aliran teologi Ahlussunnah
antara paham keberagamaan dengan
wal Jamaah yang berkembang di Indonesia
kebangsaan di dalam wadah Negara
sebagai sebuah sikap kesyukuran karena
Kesatuan Republik Indonesia. Akan
dengan teologi Ahlussunnah wal Jamaah
tetapi, sebagai sebuah aliran pemikiran
sekaligus terjawab dua dinamika sosial.
harus disadari kebenarannya selalu
Pertama, dengan teologi Ahlussunnah
bersifat relatif karena akan tergantung
wal Jamaah maka Islam dengan mudah
dengan bentuk perubahan social. Oleh
melakukan adaptasi terhadap budaya
karena itu rekonstruksi teologi di masa
lokal yang telah dibentuk lebih
HARMONI Mei - Agustus 2015
Melacak Akar Paham Teologi Islam di Indonesia 21

depan hendaknya terus dirancang dapat mendukung terwujudnya relevansi


dalam berbagai studi eksplorasi guna Islam dengan perubahan masa dan
merumuskan bentuk kompromi yang tempat (al islam shalihun li kulli zaman wa
baru sehingga pemikiran teologi Islam makan).

Daftar Pustaka

Ahmad, Abd Kadir. Ulama Bugis. Makassar: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama,
2008.
Budairy Said dan Ali Zawawi. Dari Pesantren Untuk Bangsa: Biografi KH. Muhammad
Ilyas. Jakarta: Yayasan Saifudin Zuhri, 2009.Deliar Noer. The Modernist Muslim
Movement in Indonesia, 1900-1942. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1978.
Kartanegara, Mulyadhi. Integrasi Ilmu. Jakarta: UIN Jakarta Pres, 2005
Kuntowijoyo. Paradigma Islam, Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan, 1991
Prijosaksono, Aribowo dan Marlan Mardianto. The Power of Transformation. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2005,
Soetomo. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Sztompka, Piôtr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group, 2008
Zuhri, Saifuddin KH. Berangkat Dari Pesantren. Yogyakarta: LkiS, 2013

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 14 No. 2

Anda mungkin juga menyukai