Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA RELIGI DENGAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL

A. PENGERTIAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Religi artinya kepercayaan kepada
Tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia; kepercayaan
(animisme, dinamisme); agama: kesalehan dapat diperoleh melalui pendidikan --;
masyarakat terasing itu juga mengenal -- tertentu, misalnya dengan menyembah petir.
Sedangkan masyarakat multikultural artinya sebagai masyarakat yang terdiri atas
beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.

B. HUBUNGANNYA ANTARA RELIGI DENGAN MULTIKULTURAL


Hubungan yang sebenarnya antara kedua ini adalah karena pada dunia dewasa sekarang
ini, masyarakat kebudayaannya bermacam-macam, termasuk pula kepercayaan yang
berbeda-beda ajarannya dan ritualnya. Di Indonesia ada 6 kepercayaan yang diakui
secara istimewa yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Belum lagi
adanya kepercayaan secara kesukuan (contoh : kejawen) di Indonesia.
Apalagi sekarang ada ideologi Pancasila yang merupakan sila ke 1, artinya bahwa setiap
kepercayaan berhak ada dalam masyarakat multikultural. Begitu pula dengan Bhinneka
Tunggal Ika artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Berarti masyarakat berhak menjalankan kebebasan beragama di Indonesia dan juga untuk
memelihara sebuah toleransi untuk bangsa.

C. AKULTURASI ANTARA RELIGI DENGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT


MULTIKULTURAL
Apa saja akulturasi antara religi dengan masyarakat multikultural di Indonesia :
1. Hindu dan Budha
Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan
dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami
Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan
dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang
berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu – Budha yang dianut oleh
masyarakat India.
Perbedaaan-perbedaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam upacara ritual yang
diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara
Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan
oleh umat Hindu di India.
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni
pertunjukan . Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief
dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak
menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu
ataupun Budha. Relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang
digoda oleh Mara yang menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa
relief tersebut mengambil kisah dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang
terdapat dalam kitab Lalitawistara. Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang
juga mengambil kisah yang terdapat dalam kepercayaan Hindu seperti kisah
Ramayana. Yang digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi
Panataran. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia
juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang
digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun
masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima
begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan
suasana di Indonesia.

2. Islam
 SENI BANGUNAN (MASJID)
Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan
gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka)
2. Pondasinya kuat dan agak tinggi
3. Ada serambi di depan atau di samping
4. Ada kolam/parit di bagian depan atau samping

Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai


berikut:
1. Hiasan kaligrafi;
2. Kubah;
3. Bentuk masjid.

 MAKAM
Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan
orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat.
Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan
menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan
bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam
Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).

 SENI RUPA DAN AKSARA


Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu
seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan
huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif
batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar
dan sebagainya.
 SENI SASTRA
Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di
Sumatra, misalnya menghasilkan karya sastrayang berisi pedoman-pedoman
hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman dan 1001 Malam. Di
samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa Lima,
Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam
bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni sastra, antara lain
sebagai berikut.
1. Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah
Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra
yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan
ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu
kejadian dan sebagainya.
2. Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
3. Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi
isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram
menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
4. Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Tajus
Salatin dan Bustan us Salatin.

 SISTEM KALENDER
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam dengan
perhitungan atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun Hijriah. Tahun 1
Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M. Sementara itu, di Indonesiapada
saat yang sama telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang
didasarkan atas peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78
M. Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan
berlakuknya tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan ( 1
tahun =354 hari). Dengan masuknya Islam maka muncul sistem kalender
Islam dengan menggunakan nama-nama bulan, seperti Muharram (bulan
Jawa; Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar), dan sebagainya sampai dengan
Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).

 SENI MUSIK DAN TARI


Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat
upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yang
diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan membaca Al
Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau

 SISTEM PEMERINTAHAN
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap
sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa yang
dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam, pola tersebut
masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa tunggal
karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus dituruti.
D. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEPERCAYAAN DALAM SUATU
MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Dampak positifnya :
- Sebagai keragaman budaya di tengah kehidupan sosial masyarakat Indonesia
- Melatih kita agar bisa saling menghormati
- Kita bisa mengambil hikmah atau mencontoh kebiasaan baik yang sering dilakukan
oleh suatu suku, agama atau ras
- Melatih untuk menghargai perbedaan dan rasa toleransi
- Memotivasi anak bangsa untuk tetap bersatu walau berada di tengah perbedaan
- kita bisa memperoleh ilmu pegetahuan lebih banyak karena pergaulan kita yang
beragam
- Keragaman suku, ras dan agama membuka mata kita sebagai makhluk sosial bahwa
kita tidak hidup sendiri, melainkan membutuhkan bantuan orang lain
- Setiap kelebihan dan kemampuan yang di miliki oleh masing-masing suku, agama
maupun ras secara tidak langsung membantu pembangunan negeri
- Membuktikan kepada dunia bahwa indonesia merupakan negara yang kaya dan
beragam

Dampak negatifnya :
- Bagi beberapa kalangan, perbedaan menimbulkan perpecahan
- Adanya isu SARA
- Timbulnya kekerasan akibat kurangnya rasa tolernsi dan kurangnya menghargai
perbedaan.
- Timbul persaingan, saling berlomba lomba untuk membuktikan agama, suku atau ras
mana yang paling baik.
- Munculnya rasisme, atau membeda-bedakan antar golongan
- Timbulnya permusuhan antar suku karena perbedaan atau pertentangan budaya
- Adanya tindak anarkis dari oknum fanatik yang mengatasnamakan suku, ras maupun
agama
- Munculnya egoisme, karena setiap suku, agama, maupun ras memiliki kepentingan
yang berbeda
- Munculnya perpecahan antar suku, ras atau agama karena perbedaan budaya atau
ajaran masing-masing
- Timbulnya individualisme karena suatu suku, agama atau ras yang tidak mau
membaur dengan suku, agama atau ras lainnya.

Inilah dampak-dampak positif dan negatif suatu kepercayaan dalam masyarakat


multikultural.

Sangat berasa di Indonesia ketika dewasa ini ada saja selalu yang namanya SARA. Atas
nama agama, dijadikannya agama sebagai alat politik untuk menghalalkan segala cara.

Padahal perbedaan tersebut diciptakan agar masyarakat dapat memahami perbedaan suatu
bangsa atau individu dari mereka sendiri.
E. PERKEMBANGAN AKULTURASI DALAM MASYARAKAT INDONESIA
Kepercayaan di Indonesia saat dahulu adalah animisme, dinamisme. Mereka percaya
pada tumbuhan-tumbuhan yang mempunyai kekuatan gaib ataupun setiap benda di dunia
ini yang mereka percayai mempunyai roh-roh yang hal ini membuat mereka percaya
kepada suatu bangunan dari batu untuk dijadikan tempat menyembah.

Kepercayaan dan tradisi lokal dalam msyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi
meghalithikum (adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu
besar, seperti menhir adalah tugu yang melambangkan arwah nenek moyang sehingga
menjadi benda pujaan. Dolmen adalah bentuknya seperti meja batu berkakikan tiang satu
yang merupakan tempat saji). Pada dasarnya tertumpu pada keyakinan tentang adanya
aturan yang mengatasi segala yang terjadi dalam alam dunia. Tradisi kepercayaan dan
sistem sosial budaya adalah produk masyarakat lokal dalam menciptakan keteraturan
seperti tradisi lokal itu adalah melakukan upacara adat menghadirkan tata cara menanam
dan memanen, melakukan selamatan serta melakukan upacara peralihan hidup.

Masuknya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan akulturasi. Kebudayaan Hindu-


Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses
pengolahan dan penyesuain dengan kondisi masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan
unsur-unsur asli. Unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih menonjol sedangkan unsur
atau ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak ditemukannya
patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Syiwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti
Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno. Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya
agama Islam berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudyaan Islam
itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan
kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi
kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga
mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha.

F. SUMBER
1. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI) tentang arti kata “Religi”
2. http://sejarah-smu.blogspot.co.id/2013/11/akulturasi-kebudayaan-indonesia-dan.html
3. http://nunutresnawardah01.blogspot.co.id/2016/06/akulturasi-animisme-dinamisme-
hindu.html
4. https://brainly.co.id/tugas/1395590

Anda mungkin juga menyukai