Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Masalah penduduk di Indonesia

Oleh :
Albern Derian
Prakata
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, makalah yang berjudul “Masalah penduduk di
Indonesia” telah selesai Penulis buat. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari
sempurna seperti biasanya. Maka itu, kritik & saran menjadi penting untuk Penulis
dalam penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 19 Oktober 2016

Albern Derian
Bab 1
Pendahuluan

Latar Belakang
Dalam era masa kini, perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang biasa Kita
ketahui atau Kita sebut urbanisasi menjadi permasalahan kota kota besar di Indonesia,
terutamanya di ibukota Jakarta. Karena Jakarta dikenal dengan biaya kehidupan yang
tinggi, Urbanisasi ke Jakarta inilah yang membuat kawasan Jakarta dipenuhi dengan
kawasan kumuh, munculnya banyak sampah di daerah Jakarta, munculnya pengemis,
pengamen, adanya pedagang liar, dan sebagainya.

Lalu di Indonesia sendiri, kemiskinan menjadi permasalahan di beberapa kebanyakan


daerah kecil yang tidak terkontrol dan kurangnya pemerataan pendidikan di seluruh
wilayah Indonesia sehingga menjadi sebuah masalah untuk penduduk Indonesia.

Tujuan
Penulis membuat makalah ini agar Anda tahu betapa bermasalahnya kependudukan di
Indonesia ini akibat urbanisasi yang tidak terkendali / terkontrol. Tetapi Kita tidak hanya
membahas masalah urbanisasi saja tetapi juga yang berkaitan dengan permasalahan
penduduk Indonesia.
Bab 2
Persoalan & Pemecahan masalah

Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya
manusia sepertinya belum muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum
tergali, sehingga Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya.
Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia
belum mampu menyejahterakan semua penduduknya. Berbagai dampak atas
banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan mengakibatkan berbagai persoalan
yang berhubungan dengan kependudukan. Adapun masalah-masalah kependudukan
yang dialami oleh Indonesia antara lain :

1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :

a. Jumlah Penduduk Indonesia


Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang
ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat.

b. Pertumbuhan Penduduk Indonesia


Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan
penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.

c. Kepadatan penduduk Indonesia


Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas
wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap
satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak
permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh
dsb.

d. Susunan penduduk Indonesia


Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas
atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih
banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan
konsekuensi terhadap hal-hal berikut :
- Penyediaan fasilitas kesehatan.
- Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
- Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
- Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk
usia muda.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah
kelahiran,menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2) Pemerataan Persebaran Penduduk,
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang
penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke
pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di
pedesaan.

2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya


terhadap pembangunan adalah sebagai berikut :

a. Masalah Tingkat Pendidikan


Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya
relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga
dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan
penduduk Indonesia disebabkan oleh:
- Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
- Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana
pendidikan.
- Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan


adalah :
- Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah
penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga
ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
- Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima
hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat
hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak
karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan
seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
2) Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas
Terbuka.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
4) Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
5) Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
6) Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
7) Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
b. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang
rendah umumnya disebabkan:
- Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
- Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
- Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
- Gizi yang rendah.
- Penyakit menular.
- Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).

Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah :


Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan
yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia.

Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka
dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak
optimal.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4) Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-
lain.
5) Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

c. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan


Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per
kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-
negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini
disebabkan oleh:
- Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
- Jumlah penduduk banyak.
- Besarnya angka ketergantungan.
-
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
- Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
- Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
- Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
-
Dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang
berkembang baik.
Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya
banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2) Merangsang kemauan berwiraswasta
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4) Memperluas kesempatan kerja.
5) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa

3. Permasalahan Urbanisasi Penduduk di Indonesia


Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi saat ini telah
menjadi masalah yang serius bagi banyak pemerintah kota di Indonesia. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan sosial. Peningkatan penduduk kota yang terus meningkat tanpa
didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat
penegak hukum, perumahan, dan lainnya adalah suatu masalah yang harus segera
dicarikan jalan keluarnya.

Timbulnya niat untuk pindah dari desa ke kota, seseorang biasanya mendapat
pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,
terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Salah satu penarik urbanisasi yang
utama adalah ajakan. Ajakan ini biasanya berasal dari seseorang yang mudik ke
kampung halaman pada hari Lebaran. Para pemudik ini biasanya suka memamerkan
diri dengan uang dan barang. Mereka suka menceritakan tentang kehidupan kota yang
megah, gemerlap dan mudah mendapatkan uang. Kota selalu digambarkan sebagai
tempat yang mengagumkan dan menyenangkan.

Berdasarkan faktor ajakan dari pemudik inilah, ada fenomena yang terjadi setiap kali
pasca-Idul Fitri, yaitu terjadinya urbanisasi besar-besaran. Para pemudik yang kembali
ke kota biasanya akan membawa tetangga, teman atau saudaranya. Fenomena ini
tidak sekadar berpindahnya status kependudukan seseorang dalam suatu wilayah baru.
Namun lebih dari itu, para pendatang berpindah dari desa ke kota untuk mendapatkan
pekerjaan baru, atau juga mendapatkan pekerjaan yang sebelumnya belum pernah
bekerja.

Di desa mayoritas pekerjaan adalah bertani dan ada pula yang berternak. Tapi
sebenarnya sama-sama tergolong petani. Petani adalah seorang wirausaha. Tenaga
kerja untuk diri sendiri berbeda dengan tenaga kerja untuk memperoleh gaji. Seorang
wirausaha adalah orang yang mempunyai objek usaha, peralatan dan keahlian
sehingga hasilnya juga langsung dinikmati individu yang bersangkutan. Sedangkan
pekerja adalah seseorang yang hanya mengkontribusikan tenaga dan keahlian kepada
yang memberi pekerjaan dengan mengharapkan imbalan.
Dalam pengertian pemekerjaan penuh adalah ketika semua orang telah bekerja, baik
untuk diri sendiri maupun untuk mendapatkan upah. Dengan demikian apapun jenis
pekerjaannya, maka hal tersebut diakui sebagai pekerjaan. Fenomena yang terjadi
dalam pasar tenaga kerja di Indonesia menunjukkan fakta bahwa tenaga kerja untuk
mengharapkan upah justru yang diminati. Masyarakat kita tampaknya lebih senang
menjadi pekerja ketimbang menjadi wirausaha.

Fenomena peralihan dari wirausaha menjadi pekerja semakin meningkat, yaitu dari
bekerja untuk diri sendiri menjadi bekerja untuk orang lain dengan menerima upah atau
gaji. Hipotesis yang diyakini adalah karena tingkat upah yang tinggi dibandingkan
pendapatan yang diperoleh ketika bekerja untuk diri sendiri. Hipotesis lain adalah
karena tidak ada atau minimnya lapangan pekerjaan di pedesaan. Sehingga pasar
tenaga kerja terkonsentrasi di wilayah perkotaan di mana pusat-pusat industri ada di
sana.

Berdasarkan asumsi di atas maka bertani lalu dianggap bukan sebagai lapangan
pekerjaan yang menjanjikan hasil yang pasti, tetap dan memuaskan bagi masyarakat
desa. Bertani mempunyai risiko gagal panen atau harga hasil panen anjlok. Apalagi
petani di Indonesia tampaknya selalu dirundung malang. Kelangkaan bibit, pupuk dan
pestisida, serangan beras impor, musibah kekeringan, kebanjiran atau serangan hama
wereng datang silih berganti.

Tenaga, modal dan waktu yang telah dikorbankan dalam bertani dianggap tidak
sepadan dengan hasilnya. Sehingga jika kita mendengar kata "petani" maka yang
terbayang di benak kita adalah sosok yang kumuh dan miskin. Petani dianggap menjadi
profesi dalam kategori bawah. Dengan kondisi inilah para pemuda desa menganggap
bertani bukanlah sebuah pekerjaan yang menjanjikan. Apalagi jika mereka mendengar
tentang keberhasilan para pemudik dari kota, maka dorongan urbanisasi itu kian
memuncak.

Kehidupan kota yang modern merupakan salah satu daya tarik seseorang melakukan
urbanisasi. Kehidupan perkotaan sangat bertolak belakang dengan kehidupan
pedesaan. Apapun mudah didapatkan di perkotaan mulai kebutuhan primer, sekunder
dan tersier. Perkotaan juga mempunyai sarana dan prasarana lebih lengkap seperti
sarana pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi, hiburan dan sebagainya.

Tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih luas dan beragam juga menjadi daya tarik
seseorang melakukan urbanisasi dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang
layak sehingga dapat meningkatkan tingkat perekonomian keluarganya. Sedangkan di
pedesaan lapangan pekerjaannya sangat terbatas dan kalaupun ada penghasilan yang
diperoleh bekerja di desa tidak sebesar dengan penghasilan kalau bekerja di kota. Hal
ini bisa kita lihat lewat kehidupan pedesaan yang rata-rata bergerak di sektor agraris
yang tidak banyak membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan proses produksinya.

Impian untuk menjadi orang sukses juga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan seseorang melakukan urbanisasi, karena perkotaanlah yang
memberikan peluang cukup besar untuk mewujudkan impiannya itu. Biasanya
seseorang yang telah menyelesaikan sekolah atau kuliahnya yang mereka pikirkan
adalah mencari pekerjaan yang layak di kota untuk mendapatkan materi juga sebagai
sarana menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku sekolah maupun kuliah.

Pemecahan masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju


pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun
program-program yang dikembangkan diantaranya:
1) Intensifikasi pertanian
2) Mengurangi/ membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan
kelahiran, yaitu program keluarga berencana
3) Memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di
pedesaan
4) Program pelaksanaan transmigrasi
5) Memperluas dan mengembangkan lapangan pekerjaan di kota
6) Penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah
7) Pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa
8) Perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti
reformasi tanah. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka yang yang berperan
adalah pemerintah setempat dalam penerapannya. Pemerintah daerah perlu
berbenah diri dan perlu mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi yang ada di
daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi dan bisnis yang benarbenar
berorientasi pada kepentingan warganya. Tapi bukan berarti pemerintah daerah
saja yang berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga perlu membuat kebijakan
lebih adil dan tegas terkait pemerataan distribusi sumber daya ekonomi. Arus
balik ialah fenomena tahunan.

Bab 3
Penutup

Permasalahan penduduk Indonesia yang terlalu banyak & pembangunan yang tidak
merata serta pendidikan yang tidak merata pula di seluruh Indonesia menyebabkan
masalah kependudukan di Indonesia ini menjadi persoalan yang serius dari masalah
kemiskinan, kurangnya layanan kesehatan, kurangnya pemerataan pendidikan, & lain
sebagainya.

Demikianlah kesimpulan dari makalah ini tentang permasalah penduduk Indonesia.


Semoga masalah kependudukan Indonesia bisa diatasi dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai