Anda di halaman 1dari 3

Laporan : Membaca Artikel Lingkungan dan Kesehatan COVID 19

Nama : Davia Kayla Sahrani

Kelas : X MIPA 2

Judul Artikel : Berjuang untuk Kesehatan Lingkungan di Jayapura selama


Pandemi COVID 19

Isi artikel :

Tentang Indri, seorang Tenaga Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Yapsi, yaitu


salah satu distrik di Papua yang terletak 100 kilometer jauhnya dari pusat Jayapura,
ibu kota provinsi. Di sana, Indri yang bertanggung jawab mengedukasi masyarakat
tentang pengaruh lingkungan terhadap kondisi kesehatan mereka.

Pada pertengahan bulan April, isu bahwa virus COVID-19 telah menjangkiti
masyarakat mulai beredar setelah beberapa warga diberikan status “pasien dalam
pengawasan” (PDP). Tes cepat pun segera dilaksanakan dan, meskipun hasilnya
negatif, puskesmas mulai menyiapkan warga agar dapat melindungi diri dengan
lebih baik dari penyakit. Indri meyakinkan warga agar mau menjaga diri dengan
mengikuti langkah-langkah pencegahan, termasuk mencuci tangan dengan sabun,
mengenakan masker, dan menjaga jarak aman dengan orang lain.

Bersama rekan-rekannya di puskesmas, Indri kerap mendatangi masyarakat di


Yapsi untuk menyosialisasikan upaya pencegahan ini. Puskesmas pun bekerja
sama dengan beberapa kepala desa untuk membuat sarana cuci tangan umum dan
menyusun jadwal disinfeksi agar penularan COVID-19 dapat dicegah. Upaya Indri
tak luput dari perhatian warga.

Bestiana, warga asal Desa Ongan Jaya, mengungkapkan rasa terima kasihnya.
“Kami berterima kasih. Puskesmas mengajarkan kami bahwa mencuci tangan
dengan sabun dapat membunuh COVID.”

Namun, mengajak warga desa mengubah perilaku mereka bukanlah hal yang
mudah. Selama bertahun-tahun, Indri mengampanyekan stop buang air besar
sembarangan (BABS)—praktik yang lazim bagi masyarakat, tetapi dengan
konsekuensi kesehatan yang serius. Awalnya, tidak sedikit warga yang menolak;
sebagian kepala desa bahkan enggan mengubah kebiasaan yang telah begitu
mengakar bagi mereka.

Akan tetapi, Indri tidak menyerah. Akhirnya, ia mengerahkan warga desa untuk
bekerja sama dan membangun sarana toilet umum. Hasilnya, pada tahun 2016,
Desa Purnawajati berhasil menjadi desa pertama di Yapsi yang berstatus bebas
BABS.

“Kesadaran masyarakat sudah menjadi tanggung jawab saya,” kata Indri. “Saya
ingin mereka bisa bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan.”

Saat ini, semua pemangku kepentingan di Yapsi—termasuk kepala desa, organisasi


pemuda, dan sektor swasta—turut mendukung inisiatif kesehatan masyarakat.
Sekarang, semua area publik menyediakan sarana mencuci tangan lengkap dengan
sabun. Tempat-tempat ibadah pun setuju menghentikan kegiatan yang bersifat
mengumpulkan massa.

Puskesmas juga membersihkan bangunannya dan area publik lain dengan cairan
disinfektan. Kegiatan ini didukung oleh UNICEF dengan pendanaan dari USAID
dan dilaksanakan melalui kemitraan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.
Selain itu, telah direncanakan pula kegiatan kampanye kebersihan di beberapa desa
dan pengembangan kapasitas untuk tenaga kesehatan lingkungan di Jayapura.

“Dengan penyemprotan [disinfektan] yang dilakukan di Puskesmas, kami sekarang


merasa terlindung,” kata Kornelis dari Desa Taja.

Hingga saat ini, belum ada kasus positif COVID-19 yang dilaporkan di Yapsi, dan
hal ini tak lepas dari upaya Indri dan timnya untuk mempromosikan kebersihan
lingkungan.

“Krisis COVID menunjukkan pentingnya kebersihan tangan yang mendasar


sebagai cara yang amat efektif dan berbiaya rendah untuk mencegah penularan
penyakit,” kata Ann Thomas, UNICEF Indonesia Chief of WASH.

“Strategi respons kami bertujuan agar praktik kebersihan dapat bertahan meskipun
kelak pandemi berakhir. Praktik ini dapat membantu mencegah penyakit
pernapasan dan diare yang pada situasi normal merupakan penyebab utama
kematian anak di Indonesia.”

Indri tahu, selayaknya jarak yang ia tempuh setiap hari ke puskesmas, proses yang
menantinya di depan masih panjang. Hanya saja, kali ini, ia tidak sendiri.

Sumber : https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/cerita/berjuang-untuk-
kesehatan-lingkungan-di-jayapura-selama-pandemi-covid-19

Catatan :

“Lingkungan yang tidak sehat melahirkan keluarga yang tidak sehat” - Indri

Anda mungkin juga menyukai