BAB I
DEFINISI
1.1. Definisi
Upaya penanggulangan krisis akibat bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak
waktu sebelum terjadinya bencana yang dilakukan melakukan kegiatan pencegaan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan. Kegiatan yang dilakukan pada saaat terjadinya bencana berupa kegiatan tanggap
darurat dan selanjutnya pada saat setelah terjadinya bencana berupa kegiatan
pemulihan/rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk itu penanggulangan krisis akibat bencana harus
mempunyai suatu pemahaman permasalah dan penyelesaian secara komprehensif, serta
terkoordinasi secara lintas program maupun lintas sektor1.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019, pelayanan
kesehatan dalam krisis kesehatan sesuai standar adalah layanan minimal untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan dasar penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/ atau
penduduk yang tinggal di wilayah berpotensi bencana yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan2.Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan faktor yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan kejadian penyakit, karena bencana merupakan
suatau kejadian yang tidak diinginkan dan biasanya terjadi secara mendadak serta disertai jatuhnya
korban. Keadaan ini bila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menghambat, mengganggu,
serta menimbulkan kerugian bagi kehidupan masyarakat1.
Salah satu kendala yang sering dijumpai dalam upaya penanggulangan krisis akibat bencana
adalah kurangnya SDM (sumber daya manusia) kesehatan yang dapat difungsikan dalam
penanggulangan krisis akibat bencana yang terjadi. Kekurangan tenaga tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain keadaan tenaga sebelum bencana yang memang sudah terbatas baik
dari segi jumlah dan jenisnya atau adanya tenaga kesehatan yang menjadi korban pada saat terjadi
bencana1.
Mengingat beberapa kendala diatas, dibutuhkan tim pendukung atau tim asistensi pada saat
respon darurat, masa transisi, rehabilitasi, bahkan rekonstruksi, sesuai dengan dengan kebutuhan
wilayah dan atau daerah terdampak bencana. Selain itu, Muhammadiyah mengembangkan konsep
One Muhammadiyah One Response sebagai gerakan bersama seluruh komponen Muhammadiyah
yang terdiri dari Lembaga, Majelis, Organisasi Otonom (ortom), dan warga Muhammadiyah dalam
penanganan darurat bencana dalam rangka memperkuat respon Muhammdiyah secara
komprehensif, menyeluruh, terkoordinir, serta lintas lembaga/majelis/ortom3. Sebagai salah satu
bentuk perkuatan penanganan darurat yang selaras dengan konsep One Muhammadiyah One
Response ini adalah dibentuknya tim asistensi yang merupakan tim khusus dari MDMC PP
Muhammadiyah untuk mendukung, memfasilitasi, memperkuat manajemen darurat wilayah dan
atau daerah dalam menangani suatu bencana.
1.2. Tujuan
1. Untuk memberikan panduan baku bagi seluruh tim respon darurat dalam melaksanakan
perannya yang mendukung pelaksanaan operasi medis/ kesehatan saat darurat, transisi,
rehabilitasi, hingga rekonstruksi
2. Untuk meningkatkan masa persiapan bagi tim medis/ kesehatan MDMC PP Muhammadiyah
sehingga respon time menjadi lebih cepat
3. Sebagai acuan bagi tim medis/ kesehatan bencana di RSM/A dalam meningkatkan kapasitas di
bidang medis bencana
BAB II
RUANG LINGKUP
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Taun 20192, mekanisme
pelaksanaan pelayanan kesehatan saat tanggap darurat krisis kesehatan ditujukan untuk merespon
seluruh kondisi kedaruratan secara cepat dan tepat, guna menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan
lebih lanjut dan mengurangi angka kesakitan dengan memperhatikan kepentingan kelompok rentan,
yang meliputi:
1. Mendapatkan layanan medis dasar dan layanan rujukan bila diperlukan
2. Mendapatkan layanan pencegahan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
3. Mendapatkan layanan gizi darurat
4. Mendapatkan layanan kesehatan reproduksi darurat
5. Mendapat layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
6. Mendapatkan penyuluhan kesehatan
Dalam setiap bencana, penting untuk mengetahui tingkat gangguan yang terjadi pada layanan
kesehatan serta gap yang terjadi antara kebutuhan dengan sumber daya yang ada. Untuk itu kaji cepat
kesehatan menjadi sangat penting untuk mengetahui 2 hal tersebut sekaligus sebagai dasar menetapkan
rencana operasi medis darurat yang akan dijalankan. Tingkat validitas dan kecepatan responder dalam
mendapat 2 data tersebut juga sangat menentukan kecepatan responder dalam merespon kebutuhan di
lapangan.
Menurut Standar Nasional Indonesia, persyaratan bagi penyedia layanan kesehatan harus4 :
1. Memberi setiap orang akses setara pada layanan kesehatan yang tepat, aman, dan bermutu yang
terstandardisasi dan mengikuti protocol dan panduan yang tersedia
2. Memastikan agar layanan kesehatan diberikan oleh angkatan kerja yang terlatih dan kompeten dan
mempunyai gabungan pengetahuan dan keterampilan yang memenuhi kebutuhan kesehatan
penduduk
3. Memberi orang akses pada pasokan obat utama dan alat kesehatan
4. Memberikan akses layanan kesehatan gratis pada saat bencana bagi penduduk terdampak
5. Merancang dan memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan pengumpulan, analisis, interpretasi,
dan penggunaan data kesehatan masyarakat yang sesuai
6. Memberi orang akses layanan kesehatan yang terkoordinasi antar lembaga dan sector untuk
mencapai dampak tindakan umum
7. Memberi orang akses pada layanan kesehatan yang diprioritaskan untuk menangani penyebab
utama kematian dan kesakitan yang berlebihan
8. Memberi orang akses terhadap informasi dan layanan yang dirancang untuk mencegah penyakit
menular yang berkontribusi terhadap kesakitan dan kematian berlebihan
9. Memberi orang akses diagnosis dan pengobatan yang tepat terhadap penyakit-penyakit infeksi yang
mencegah kesakitan dan kematian yang berlebihan secara bermakna
10. Mendeteksi, menyelidiki, dan mengendalikan kejadian luar biasa yang ada dengan cara dan waktu
yang tepat
11. Memberikan kekebalan terhadap campak dan akses layanan program imunisasi dalam situasi yang
distabilkan pada semua anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun
12. Memberi anak akses pada layanan kesehatan prioritas yang dirancang untuk menangani penyebab
utama kesakitan dan kematian anak baru lahir
13. Member setiap orang akses layanan kesehatan reproduktif prioritas – Paket Layanan Awal Mininum
(Minimum Initial Service Package/MISP) pada saat kejadian kedaruratan dan layanan kesehatan
reproduktif menyeluruh pada saat situasi stabil
14. Memberi setiap orang akses terhadap perangkat minimum pencegahan, pengobatan, perawatan,
dan layanan pendukung HIV selama masa darurat
15. Memberi setiap orang akses perawatan cedera yang tepat selama bencana untuk mencegah
kesakitan, kematian, dan kecacatan
16. Memberi setiap orang akses pada layanan kesehatan yang mencegah dan mengurangi masalah
kesehatan jiwa dan gangguan fungsi terkait
17. Memberi setiap orang akses penanganan dasar untuk mengurangi kesakitan dan kemaian berkaitan
dengan komplikasi akut atau memburuknya kondisi penyakit kronis
Berdasarkan data-data yang ada, dalam 5 tahun terakhir operasi medis dijalankan pada fase respon
darurat, transisi darurat, dan rehabilitasi. Jenis-jenis layanan yang diberikan pun bervariasi mulai dari
layanan kesehatan dasar, layanan kesehatan rujukan, layanan kesehatan lingkungan, serta perkuatan
kepada sector lain berdasarkan data-data medis yang ada di lapangan. Durasi dan jenis layanan
medis/kesehatan ini tentunya bervariasi, tergantung skala bencana, tingkat gangguan layanan kesehatan
di area terdampak, serta kesenjangan antara kebutuhan kesehatan dengan sumber daya lokal yang ada.
Hal-hal yang harus dipahami dalam melakukan respon medis/kesehatan yang optimal adalah :
1. Kaji cepat kesehatan
2. Analisa data kaji cepat kesehatan
3. Penetapan rencana operasi medis/kesehatan
4. Penetapan kebutuhan sumber daya medis/kesehatan
5. Koordinasi dan komunikasi dalam struktur tanggap darurat
6. Koordinasi dan komunikasi lintas sector/ majelis/ lembaga baik di internal Muhammadiyah,
pemerintah, maupun stakeholder yang lain
7. Mobilisasi sumber daya
8. Penempaatan sumber daya
9. Pengaturan jadwal sumber daya
10. Analisa data respon medis/kesehatan dan rekomendasi yang menyangkut sektor lain
Adapun tim medis/ kesehatan yang dapat diturunkan ke lokasi bencana terbagi dalam :
1. Tim medis advance
a. Pre hospital
i. Jumlah tim yang dibutuhkan : 2 tim
ii. Komposisi per tim yang direkomendasikan
- 1 dokter umum
- 3 perawat
- 1 tenaga umum (sebagai admin tim dan logistik medis)
iii. Tugas
- Membantu tim asisensi (jika ada) dan atau koordinator sector medis di lapangan
(jika sudah ada) dan atau ketua pos koordinasi di lapangan dalam melakukan kaji
cepat kesehatan
- Melakukan layanan kesehatan mobile sesuai titik yang ditetapkan oleh koordinator
sekotr medis di lapangan
- Melakukan layanan kesehatan menetap (jika sudah ada)
- Melakukan layanan kesehatan jika ada permintaan dari Klaster Kesehatan dengan
persetujuan dari koordinator sector medis dan ketua pos koordinasi di lapangan
iv. Masa tugas : 14 hari (12 hari efektif, 2 hari di perjalanan)
b. Tim Bidang Khusus
i. Jumlah tim yang dibutuhkan : 1 tim
ii. Komposisi tim yang direkomendasikan
- 2 Dokter Spesialis Orthopedi, atau
- 1 Dokter Spesialis Orthopedi dan 1 Dokter Spesialis Bedah
- 1 Dokter Spesialis Anestesi
- 1 Dokter Umum
- 2 perawat bedah
- 1 tenaga umum (sebagai admin tim dan logistik medis)
iii. Tim ini sifatnya pilihan, tidak harus ada, menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan
iv. Tugas
- Melakukan kajian gangguan fungsi di rumah sakit
- Melakukan kajian kebutuhan medis di rumah sakit tersebut, baik secara tenaga,
alat, obat, maupun sarana prasarana pendukung yang lain
- Melakukan layanan medis di rumah sakit sebagai upaya live saving dan limb saving
v. Masa tugas : 7 hari (7 hari efektif di lapangan, tidak termasuk waktu
perjalanan)
2. Tim medis kedaruratan dan bencana tipe 1 mobile
3. Tim medis kedaruratan dan bencana tipe 1 tetap
3.2.3 Rehabilitasi
Pada fase transisi darurat, hal-hal yang dilakukan oleh tim asistensi medis yaitu:
- Membantu penguatan sistem layanan kesehatan
- Membantu penguatan puskesmas tangguh bencana
- Melakukan dukungan terhadap klaster kesehatan
- Melakukan kerjasama lintas sektor, misalnya WASH, huntara, nutrisi
- Mengikuti koordinasi harian dengan klaster kesehatan, jika masih ada (materi koordinasi
harian terlampir di lampiran 16)
Administrator Umum
Administrator Umum
Logistik Medis
Pos Layanan
3.4.2. Internal Muhammadiyah (terkait mobilisasi sumber daya dan diseminasi informasi)
MPKU PP
RSM/A
DMC/Tim medis
Keterangan
Jika skala bencana yang terjadi adalah nasional, maka mekanisme koordinasi yang berlaku adalah
sebagai berikut:
1. Koordinator sektor medis nasional mengajukan daftar kebutuhan sumber daya kesehatan kepada
MDMC PP melalui komandan tanggap darurat nasional
2. MDMC PP mengirimkan surat permohonan penugasan (jika yang dibutuhkan adalah tenaga
medis/kesehatan) dan atau surat permohonan bantuan (jika yang dibutuhkan adalah alat) kepada
MPKU PP
3. MPKU PP mengirimkan surat permohonan penugasan dan atau surat permohonan bantuan
kepada MPKU Wilayah (disesuaikan dengan surat dari MDMC PP) dengan melampirkan daftar
kebutuhan sesuai yang diajukan oleh MDMC PP
4. MPKU Wilayah mengirimkan surat kepada RSM/A di wilayahnya masing-masing dengan
melampirkan surat dari MPKU PP dan daftar kebutuhan sesuai yang diajukan oleh MDMC PP
5. Tim DMC yang dikirim dari masing-masing RSM/A diserahkan kepada struktur tanggap darurat
nasional untuk ditugaskan sesuai dengan kebutuhan
6. Dalam situasi khusus, untuk kebutuhan waktu respon, MDMC PP dapat meminta lgs ke RSM/A utk
mengirimkan DMCnya dan menginfokan kepada MPKU PP/Wilayah
Jika skala bencana yang terjadi adalah wilayah, maka mekanisme koordinasi yang berlaku adalah
1. Koordinator sektor medis wilayah mengajukan daftar kebutuhan sumber daya kesehatan kepada
MDMC Wilayah melalui komandan tanggap darurat wilayah
2. MDMC Wilayah mengirimkan surat permohonan penugasan (jika yang dibutuhkan adalah tenaga
medis/kesehatan) dan atau surat permohonan bantuan (jika yang dibutuhkan adalah alat) kepada
MPKU PP
3. MPKU Wilayah mengirimkan surat kepada RSM/A di wilayahnya masing-masing dengan
melampirkan surat dari MDMC Wilayah dan daftar kebutuhan sesuai yang diajukan oleh MDMC
PP
4. Tim DMC yang dikirim dari masing-masing RSM/A diserahkan kepada sruktur tanggap darurat
wilayah untuk ditugaskan sesuai dengan kebutuhan
3.4.3. Eksternal
Klaster Kesehatan
Keterangan:
1. Koordinator sektor medis (lapangan) melakukan koordinasi dan komunikasi dengan klaster kesehatan
2. Koordinator sektor medis (lapangan) melaporkan hasil koordinasi dan komunikasi kepada ketua pos
koordinasi lapangan
3. Ketua pos koordinasi lapangan melanjutkan laporan kepada struktur tanggap darurat nasional/wilayah
BAB V
PELAPORAN
Laporan disusun secara berkala dan periodik baik kepada pimpinan dalam struktur tanggap darurat
MDMC maupun kepada klaster kesehatan (format laporan sebagaimana lampiran 17). Laporan ini akan
digunakan sebagai dasar bagi pimpinan struktur tanggap darurat memberikan rekomendasi kepada
sektor lain selain medis/kesehatan dan pimpinan MDMC terkait operasi medis/kesehatan darurat yang
dilakukan.
BAB VI
PENUTUP
Demikian panduan ini disusun agar dapat menjadi acuan dalam menjalankan operasi medis/kesehatan
darurat bagi tim medis MDMC dalam melakukan respon bencana.
Referensi
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 066/MENKES/SK/II/2006 tentang
Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
3. Draft Pedoman Sistem Penanganan Darurat Bencana Kemanusiaan Lembaga Penanggulangan
Bencana Muhammadiyah, TDRR LPB PP Muhammadiyah, tahun 2017, LPB PP Muhammadiyah
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan
5. Badan Standardisasi Nasional, Layanan Kemanusiaan dalam Bencana, Standar Nasional Indonesia,
halaman 7-8. Jakarta. 2013
6. Draf Panduan EMT nasional, Kemkes, 2019
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Kaji Cepat Kesehatan Dasar
Lampiran 2 Format Kaji Cepat Kesehatan Lingkungan
Lampiran 3 Format Rekam Medis Darurat
Lampiran 4 Format Rekap Pasien Harian
Lampiran 5 Format Laporan Harian Pasien
Lampiran 6 Format Laporan KepulanganTim Medis
Lampiran 7 Daftar peralatan dan perlengkapan
Lampiran 8 Format Logistik Medis
Lampiran 9 Format Serah Terima Logistik Medis
Lampiran 10 Format Detail Implementasi Program
Lampiran 11 Format Data Tim Medis
Lampiran 12 Format Masa Tugas Tim Medis
Lampiran 13 Briefing Awal Tim Medis
Lampiran 14 Briefing Harian Tim Medis
Lampiran 15 Debriefing Tim Medis
Lampiran 16 Materi Koordinasi dengan Klaster Kesehatan
Lampiran 17 Format laporan harian
Lampiran 18 Materi Serah Terima Koordinator Sektor Medis Nasional/Wilayah
Lampiran 19 Materi Serah Terima Admin Medis Nasional
Lembaga yang sudah memberikan layanan kesehatan di lokasi terdampak (sebutkan nama, jenis layanan, jenis tenaga medis, lokasi layanan)
Lampiran 2
Form kaji cepat kesehatan lingkungan (format ini diisi oleh tim asistensi dan atau coordinator sektor medis poskor)
Nama : ___________________________________________________________________
Usia : ___________________________________________________________________
Alamat : ___________________________________________________________________
Keluhan : ___________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Pemeriksaan Fisik
K/L ____________________________________________________________________
Thorax Jejas (+/-) Simetris/Asimetris Retraksi
Cor S1S2 murmur (+/-) gallop (+/-)
Pulmo ________________________________________________________
Abdomen ____________________________________________________________________
Extremitas ____________________________________________________________________
Diagnosis ____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Terapi ____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Dirujuk (bila dilakukan) ke _______________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Lampiran 4
Form rekap harian pasien
Usia (thn)
No. Nama Alamat Diagnosa Terapi
L P
Catatan : format ini diisi oleh tim medis di posyan untuk dilaporkan kepada admin posyan dan ketua posyan
Lampiran 5
Format laporan harian pasien*
nama posko :
hari tanggal :
Jam :
DATA DASAR
PENGUNGSI :
JUMLAH :
PENGUNGSI KK
JUMLAH KEPALA
KELUARGA :
JUMLAH IBU
MENYUSUI :
jenis kelamin
kelompok umur jumlah
laki laki perempuan
0 - 1 tahun
1 - 5 tahun
6 - 12 tahun
13 - 17 tahun
18 - 59 tahun
> 60 tahun
Jumlah
DATA PENYAKIT
jumlah kunjungan :
6 - 12 13 - 17 18 - 59
nama penyakit 0 - 1 tahun 1 - 5 tahun tahun tahun tahun > 60 tahun
L P L P L P L P L P L P
PASIEN YANG DIRUJUK
KERUMAH SAKIT
tanggal
nama pasien umur alamat diagnosa rujuk nama RS
tanggal tempat
nama pasien Umur alamat diagnosa rujuk rujukan
nama petugas
kesehatan
*catatan : format ini diisi oleh admin posyan, dilaporkan kepada ketua posyan, dilanjutkan ke poskor
Lampiran 6
Format laporan kepulangan tim medis
Nama Tim
Contact Nama :
Person/Details No. HP :
e-mail :
Solusi untuk
menyelesaikan
masalah yang
muncul
Rekomendasi
No. Nama Sediaan Jumlah Expired Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V Hari VI Stok Akhir
OBAT
Catatan : format ini diisi oleh logistic medis, apabila ada stok obat di poskor atau posyan
Lampiran 9
Format serah terima barang logistik medis
Nama Poskor :
Alamat Poskor :
Pihak I
Nama :
Jabatan :
Asal Instansi :
Pihak II
Nama :
Jabatan :
Asal Instansi :
Dengan ini pihak I menyatakan menyerahkan barang logsitik medis kepada pihak II untuk digunakan
untuk pelayanan medis/ kesehatan di pos layanan medis yang dijalankan oleh pihak II. Adapun detail
barang yang diserahkan adalah sebagai berikut
No Nama Jumlah
Tertanda
Pihak I Pihak II
Ttd ttd
Anggaran
No Program Outcome Output Aktifitas
jumlah biaya frekuensi total
*catatan : format ini diisi oleh coordinator sector medis di tingkat tertinggi sesuai dengan tingkatan respon yang dijalankan
Lampiran 11
Format Data Tim Medis
Data Tim Medis MDMC
Update Per Tanggal _______________________________
No Asal Tim Nama Anggota Kompetensi
Yang tidak/kurang
berjalan baik
Komentar tambahan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 16
Materi Koordinasi dengan Klaster Kesehatan
Waktu
Hari/tanggal : ………………………………
Jam : ………………………………
Lokasi Layanan
Nama Pos Layanan : ………………………………
Dusun : ………………………………
Desa : ………………………………
Kecamatan : ………………………………
Kabupaten : ………………………………
Provinsi : ………………………………
Hasil Kajian
Tim kesehatan Muhammadiyah melaksanakan upaya layanan kesehatan di lokasi tersebut berdasarkan
hasil kajian bahwa ………………………………
Tren Penyakit
Tren penyakit yang paling sering didapatkan oleh Tim Kesehatan Muhammadiyah hari ini yaitu:
1. ……………………………… : … kunjungan (sebutkan diagnosis dan jumlah kunjungannya)
2. ……………………………… : … kunjungan (sebutkan diagnosis dan jumlah kunjungannya)
3. ……………………………… : … kunjungan (sebutkan diagnosis dan jumlah kunjungannya)
4. ……………………………… : … kunjungan (sebutkan diagnosis dan jumlah kunjungannya)
5. ……………………………… : … kunjungan (sebutkan diagnosis dan jumlah kunjungannya)
Kendala
Kendala yang dialami tim kesehatan Muhammadiyah :
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
Kebutuhan
1. ………………………………
2. ………………………………
3. ………………………………
Kesehatan jiwa :
………………………………
Kesehatan reproduksi
Pelayanan KIA : ………………………………
ANC : ………………………………
Persalinan : ………………………………
KB : ………………………………
Kasus Rujukan : ………………………………