Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Photon Vol. 9. No.

1, Oktober 2018

PERANCANGAN ALAT DIGITAL PENGUKUR INTENSITAS RADIASI


MATAHARI DAN LAMA PENYINARAN MATAHARI
(Prototype of Digital Radiation Intensity and the duration of visible sunshine
measurement)

Yulia Fitri1*, Bibin Sulianto1, Neneng Fitrya1, Sri Fitria Retnowati1


1
Program Studi Fisika, Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah,
Pekanbaru (28124), Riau, Indonesia
*Yulia Fitri, 081373664405, yuliafitri@umri.ac.id

Abstrak
Intensitas radiasi matahari dan lama penyinaran matahari mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perubahan cuaca. Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi
matahari yaitu Phyrometer sedangkan lama penyinaran matahari diukur dengan alat Campbell
Stokes dengan mengukur panjang jejak bakar di pias matahari. Prototype yang dirancang
bertujuan sebagai alat alternatif untuk mengukur intensitas radiasi matahari dan lama
penyinaran matahari. Prototype mengukur intensitas radiasi matahari dan lama penyinaran
matahari menggunakan sensor LDR. Data intensitas radiasi matahari yang diperoleh dari
prototype diolah menjadi data penyinaran matahari dengan metode regresi linear. Hasil data
intensitas radiasi matahari yang diperoleh dari prototype dengan Phyrometer sebagai alat
pembanding menggambarkan trend grafik yang sama. Hasil data lama penyinaran matahari
dari prototype juga menggambarkan trend yang sama dengan alat pembanding Phyrometer dan
pias matahari.

Kata kunci : intensitas radiasi matahari, lama penyinaran matahari, LDR, Phyrometer.

Abstract
The intensity of solar radiation and the duration of solar irradiance have a great
influence on weather changes. The tool used to measure the intensity of solar radiation is
Phyranometer while the duration of solar irradiance is measured by means of Campbel Stokes
by measuring the length of the burn in the sun. The designed prototype aims as an alternative
tool for measuring the intensity of solar radiation and the duration of solar irradiance. The
prototype measures the intensity of solar radiation and the duration of solar irradiance using
LDR sensors. The solar radiation intensity data obtained from the prototype is processed into
solar radiation data by the method Linear Regression. The results of the solar radiation
intensity data from the prototype with pyranometer as a comparison tool illustrate the same
graph trend. The results of the old solar exposure data from the prototype also illustrate the
same trend with the pyranometer and the sun pias.

Keywords: The Intensity Of Solar Radiation, The Duration Of Solar Irradiance, LDR,
Pyranometer.

MIPA-UMRI 143
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

PENDAHULUAN Jakarta pada jam 07.00 wib pada hari


Matahari merupakan sumber energi berikutnya [2].
utama dalam menyusun unsur-unsur cuaca, Lama penyinaran matahari diukur
temperatur suatu daerah dipengaruhi oleh dengan menghitung panjang noda bakar
intensitas radiasi matahari. Intensitas dipias matahari dengan satuan jam.
radiasi matahari suatu daerah dipengaruhi Terbakarnya pias matahari ini disebabkan
topografi, posisi lintang dan gerak semu oleh intensitas radiasi matahari yang
matahari. Perbedaan topografi dan posisi difokuskan oleh bola kaca di campbell
lintang suatu daerah akan mempengaruhui stokes. Pias matahari terbuat dari kertas
Intensitas radiasi matahari yang diterima dengan bahan khusus mempunyai
tiap daerah. Lama penyinaran matahari ketebalan 0.4 mm dan hanya akan terbakar
(sunshine duration) ialah lamanya matahari pada intensitas radiasi matahari ≥ 0.3
bersinar cerah sampai permukaan bumi cal/cm/menit atau 120 W/m2 [3].
dalam periode satu hari, diukur dalam jam. Pembacaan pias matahari secara visual
Periode satu hari lebih tepat disebut mempunyai tingkat akurasiyang rendah,
panjang hari yakni jangka waktu matahari dikarenakan setiap pengamat akan
berada diatas horizon. Lama penyinaran mempunyai representasi terhadap
ditulis dalam satuan jam sampai nilai pembacaan pias matahari berbeda dari
persepuluhan, atau sering juga ditulis dalam pengamat satu dengan pengamat lainnya.
persen terhadap panjang hari [1]. Kesalahan pembacaan lama penyinaran
BMKG Pekanbaru khususnya yang matahari dapat dihindari apabila data lama
berada di Bandara Sultan Syarif Kasim II, penyinaran matahari didapatkan secara
mempunyai tugas pokok yaitu melakukan digital [1].
pengamatan dan analisis cuaca. Lama Penyinaran Matahari secara
Pengamatan unsur cuaca meliputi digital dapat diperoleh dengan
pengamatan arah dan kecepatan angin, menggunakan data intensitas radiasi
jarak pandang (visibility), tekanan udara, matahari dan alat pencacah waktu digital
suhu udara, perawanan dan kondisi cuaca yang biasa disebut dengan RTC (Real Time
dilakukan setiap jam dan melaporkan Clock). Pencacahan data intensitas radiasi
kondisi cuaca ke BMKG Pusat Jakarta matahari setiap menit menggunakan RTC,
setiap 3 jam. Pengamatan yang dilakukan 1 dimana tingkat akurasi dan ketelitian RTC
kali dalam sehari meliputi pengamatan lebih baik dibanding dengan pencacahan
penguapan air, curah hujan dan lama waktu yang dimiliki oleh mikrokontroler.
penyinaran matahari. BMKG mempunyai Fungsi dari RTC dalam rancangan ini
program mendigitalisasi peralatan sebagai pencacah waktu data intensitas
operasional, maka diharapkan semua alat radiasi matahari yang diperoleh dari sensor
operasional yang digunakan sudah bersifat [4]
digital. BMKG Pekanbaru melakukan Data intensitas radiasi matahari
pengamatan intensitas radiasi matahari dengan satuan w/m2 diperoleh secara
dengan mengukur kekuatan intensitas digital menggunakan pyranometer.
radiasi matahari dan lama penyinaran Pyranometer yang saat ini digunakan
matahari 12 jam dalam sehari. Pengukuran BMKG Pekanbaru, harganya relatif mahal.
tersebut dilakukan saat setelah matahari Alternatif alat yang lebih murah dari
terbenam dan dilaporkan ke BMKG Pusat pyranometer dan menghindari kesalahan

144 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

pembacaan data lama penyinaran matahari, pembacaan sensor Photovoltaic dalam


maka dalam penelitian ini akan dibuat rancang bangun sistem akuisisi data
sebuah prototype alat pengukur intensitas Wireless Photovoltaic Pyranometer
radiasi matahari dan lama penyinaran memiliki kinerja yang cukup baik [5].
matahari secara digital dengan Penggunaakan sensor Photovoltaic dalam
menggunakan sensor Photovoltaic dan bidang lain yang ditulis dalam jurnal Studi
pencacah waktu RTC (Real Time Clock) Fotobioreaktor untuk produksi Mikroalga
dengan mikrokontroler ATMega 328. [6] berdasarkan data yang diperoleh
Dari penelitian sebelumnya, sensor performa Photovoltaic cukup baik.
Photovoltaic mempunyai kekunggulan
cukup sensitif dalam menerima radiasi METODOLOGI PENELITIAN
matahari, cukup tahan terhadap beberapa Penelitian ini dilakukan dengan tahapan
kondisi cuaca dan ketersedian sensor seperti yang terlihat pada Gambar 1.
Photovoltaic yang cukup banyak [1]. Hasil

Persiapan

Merancang Merancang
Hardware Alat Software Alat

No Sensor
Mikrokontroler
RTC Arduino IDE
Modul SD Card Labview
LCD
PC

Pengujian Alat

Yes

Data Intensitas
Radiasi Matahari

Data Lama
Penyinaran
Matahari

Analisis Penelitian

Kesimpulan

Gambar 1. Diagram Penelitian

MIPA-UMRI 145
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

Flowchart akuisisi data pada Data yang terbaca terbaca oleh sensor akan
Gambar 3, pada saat proses mulai program, ditampilkan pada dua media, media
jika power supply bersumber dari DC Volt pertama apakah akan ditampilkan di LCD
maka proses akan dilanjutkan. Jika “no”, atau tidak. Jika “no” maka data akan
maka akan menggunakan baterai lalu tersimpan di SD Card. Jika “yes” maka data
menuju proses perikutnya melakukan akan ditampilkan di LCD. Selanjutnya
inisialisasi. Kemudian data akan diambil menuju decision pengukuran. Media kedua
oleh sensor atau proses pengambilan data, apakah akan dikoneksikan di PC atau tidak.
jika data atau perubahan yang ditangkap Jika “no”, maka akan menuju decission
sensor telah diperoleh maka proses akan di pengukuran. Jika “yes” maka ada
lanjutkan. Jika “no”, akan kembali pada dilanjutkan proses menampilkan di PC dan
proses pengambilan data atau pengukuran disimpan. Pada decission pengukuran, jika
perubahan yang dilakukan sensor karena “no” maka proses akan selesai. Jika “yes”
terdapat kemungkinan terjadi kesalahan. maka akan kembali dilakukan input data.

Gambar 2 Diagram Alat

Flowachart alur program Interface terdeteksi pada PC. Setelah itu proses
sehingga dapat menampilkan data menekan tombol connect/start untuk
intensitas radiasi matahari dan lama memulai program. Jika belum terkoneksi
penyinaran matahari menggunakan maka periksa device manager untuk
software LabView di PC. Program dimulai melihat PORT yang telah terhubung.
pada saat PC dalam keadaan “On”. Jika Selanjutnya lakukan Proses koneksi. Jika
“no”, maka proses akan langsung berakhir. “no” maka proses akan berakhir dan jika
Melakukan inisialisasi komunikasi serial “yes” maka kembali akan melakukan
UART yaitu pada baudrate 9600 bps. Dan inisialiasi. Jika sudah terkoneksi maka akan
inisialisasi PORT sesuai nomor PORT yang dilakukan proses mengambil data intensitas

146 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

radiasi oleh sensor setiap 1 menit. Data satuan jam, yang selanjutnya disebut data
intensitas radiasi matahari ≥120 W/m2 akan lama penyinaran matahari dan akan
dipisahkan dan dihitung berapa banyak ditampilkan di layar PC menggunakan
jumlah data intensitas radiasi matahari software LabView 2011. Selanjutnya akan
≥120 W/m2. Banyaknya Jumlah data dilakukan pembacaan. Jika “no” maka
intensitas radiasi matahari ≥120 W/m2 yang proses akan berakhir.
terekan setiap 1 menit, dikonversi menjadi

START

Ada sumber
No baterai
DC?

Yes

Inisialisasi

No
Input Data

Proses Data?

Yes

Konversi

Data
Radiasi

Yes

Koneksi ke
Tampil LCD?
PC?

Yes Yes

No Tampil Data Tampil Data


Radiasi LCD Radiasi di PC

Simpan Data di Simpan Data di


SD Card PC

No

Pengukuran

No

FINISH

Gambar 3 Flowchart Akuisisi Data

MIPA-UMRI 147
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN radiasi matahari yang diperoleh Prototype


Pada Gambar 4 meperlihatkan dengan sensor Photovoltaic (Solar Cell)
grafik data intensitas radiasi matahari dari tidak menggambarkan trend data yang
Prototype dengan sensor Solar Cell dan dinamis seperti data intensitas radiasi
Pyranometer. Pada gambar 4 data intensitas matahari yang diperoleh dari Pyranometer.

Grafik Data Prototype Sensor Photovoltaic dengan


Pyranometer
1400
1200 950

1000 850
800
750
600
650
400
200 550

0 450
10:26:12
11:07:18
11:48:24
12:29:30
13:10:36
13:51:42
14:32:47
15:13:53
15:54:59
16:35:05
17:16:10
17:57:16
18:38:22
19:19:27
7:42:48
8:23:54
9:04:00
9:45:06

pyranometer ldr
Gambar 4 Grafik Data Prototype sensor Photovoltaic dengan Pyranometer

Prototype alat ukur intensitas karenanya dilakukan perubahan


radiasi matahari dengan sensor penggunaan Sensor Photovoltaic (Solar
Photovoltaic (Solar Cell) tidak dapat Cell) menjadi sensor LDR (Light
memberikan gambaran data intensitas Dependent Resistor) sebagai penerima
radiasi matahari yang dinamis, oleh intensitas cahaya matahari.

Grafik perbandingan data Prototype sensor LDR


dengan Pyranometer
1500
1020
1000 1010
500 1000

0 990
7:18:21
7:48:25
8:18:30
8:48:35
9:18:40
9:48:44
10:18:49
10:48:54
11:18:58
11:48:03
12:18:08
12:48:13
13:18:17
13:48:22
14:18:27
14:48:32
15:18:34
15:48:34
16:18:45
16:48:50
17:18:54

Pyranometer
Gambar 5 Grafik data Prototype dengan pyranometer

Data yang diperoleh dari Prototype data dari Prototype dapat diketahui dengan
dengan menggunakan sensor LDR membandingkan data Prototype dengan
merupakan data intensitas radiasi matahari data dari alat standar pengukur intensitas
(Lampiran III). Perubahan intensitas radiasi radiasi matahari secara digital.
matahari dipengaruhi oleh besar kecilnya Pyranometer merupakan alat standar untuk
cahaya yang diterima sensor. Keakuratan mengukur intensitas radiasi matahari secara

148 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

digital. Keakuratan data Prototype diukur data Prototype dengan Pyranometer


dengan perbandingan gambar grafik antara (Gambar 5).

Normalisasi data Prototype terhadap waktu


600 1015
1010
400
1005
200
1000
0 7:18:21 995
7:22:21
7:26:22
7:30:23
7:34:23
7:38:24
7:42:24
7:46:25
7:50:26
7:54:26
7:58:27
8:02:28
8:06:28
8:10:29
8:14:30
8:18:30
Pyranometer
Gambar 6 Normalisasi data Prototype terhadap waktu

Pergeseran waktu antara data maka grafik data Prototype dan


Prototype dengan data Pyranometer pada Pyranometer yang diperoleh mempunyai
kisaraan 2 menit (Gambar 4.4), setelah skema pergerakan/trend data yang seragam
dilakukan normalisasi waktu yaitu dengan (Gambar 6).
menggeser data Prototype selama 2 menit

Grafik Lama Penyinaran Matahari


10

0
Day 1 Day 2
LDR Pyranometer

Gambar 7 Grafik lama penyinaran matahari dari masing-masing alat ukur

Gambar 7 merupakan grafik sebesar 40.3%. perbandingan data lama


perbandiangan pembacaan data lama penyinaran matahari antara Pyranometer
penyinaran matahari dari Prototype, dengan Pias matahari mempunyai tingakt
Pyranometer dan Pias matahari. Data lama kesalahan sebesar 42% (Lampiran IX).
penyinaran matahari Prototype Data lama penyianaran matahari yang
dibandingkan dengan Pyranometer diperoleh dari prototype mempunyai
mempunyai tingkat kesalahan sebesar 3%. tingkat kesaragaman sebesar 97% dengan
Perbandingan data lama penyinaran data lama penyinaran matahari dari
matahari Hasil dari Prototype dengan Pias Pyranometer.
matahari mempunyai tingkat kesalahan
dan lama penyinaran matahari
KESIMPULAN menghasilkan kesimpulan, diantaranya
Data yang didapat dari Prototype yaitu grafik intensitas radiasi matahari
alat pengukur intensitas radiasi matahari antara Prototype menggunakan sensor LDR

MIPA-UMRI 149
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

dengan Pyranometer memperlihatkan trend lama penyinaran antara Prototype dan


yang sama, Perbandingan data lama Pyranometer terhadap Pias Matahari, data
penyinaran matahari antara Prototype Prototype menunjuk tingkat kesalahan
menggunakan sensor LDR dengan data lebih kecil dibanding dengan data
Pyranometer mempunyai tingkat kesalahan Pyranometer.
rata-rata sebesar 3%. Perbandingan data
Produksi Mikroalga
DAFTAR PUSTAKA (Nannochloropsis oculata). Laporan
Dyah,Prihartini Djenal. 2016, Skripsi Penelitian.
Sistem Monitoring Intensitas Radiasi Prawirowardoyo Susilo. 1996,
Matahari, Sekolah Tinggi Meteorologi, Bandung: Penerbit ITB.
Meteorologi Klimatologi dan Sutiknjo, Tutut D. 2005, Petunjuk
Geofisika,Jakarta. Praktikum Klimatologi, Fak.
Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Pertanian, Universitas Kediri: Kediri
Klimatologi dan Geofisika Nomor 4 Sahala, Hutabarat 1999, Penyinaran
Tahun 2016, Tentang Pengamatan Matahari, Bandung : Pakar raya
Dan Pengolahan Data Iklim Di Peraturan Kepala Badan Meteorologi,
Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nomor
Klimatologi Dan Geofisika. 4Tahun 2016, Tentang Pengamatan
Cimo-x Through Recommendation Dan Pengolahan Data Iklim Di
16.1989, Commision for Instruments Lingkungan Badan Meteorologi,
and Methods of Observation at its Klimatologi Dan Geofisika.
tenth session Suryatna. 1995, Matahari dan Bumi,
Hendi Handian Rachmat, Adhe Ninu Jakarta: Gramedia
Indrawan & Niken Syafitri 2011, -- World Meteorological Organization.
Pengembangan Sistem Remote (2008). Guide to Meteorological
Control untuk Setting Waktu pada Instruments and Methods of
Sistem Automatic Time Switch (ATS) Observation. WMO-No. 8. Seventh
Berbasis Real Time Clock (RTC) Edition, Secretary WMO, Geneva,
DS1307 untuk Saklar Lampu. Switzerland.
Laporan Penelitian. http://repository.usu.ac.id/, Landasan Teori
Aulia Ullah dan Edy Syahputra. 2017, -- Mikrokontroler. Dikunjungi 1
Pengembangan Sistem Akuisisi Data Agustus 2017.
Radiasi Matahari menggunakan Yoni Mochtiarsa & Bahtiar Supriadi 2016,
Phyranometer Memfaatkan Sensor --Rancangan Kendali Lampu
Photovoltaic, Laporan Penelitian. Menggunakan Mikrokontroller
Nilam Fitri Widyaningrum., Bambang ATMega328 Berbasis Sensor Getar.
Susilo, & M. Bagus Hermanto. 2013, Laporan Penelitian.
--Studi Eksperimental http://datasheets.maxim-
Fotobioreaktor Photovoltaic untuk ic.com/en/ds/DS1307 .pdf. 


150 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai