Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP MOTIVASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Semester Pendek Psikologi

Dosen Pembimbing :

Ns. Rita Rahayu. M.Kep Sp.Kep. J

Disusun Oleh :

Suci Indah Pratiwi

32722001D18110

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta,
tidak lupa selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Karena atas rahmat dan karunia-Nya tugas makalah ini dapat kami
selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ns.
Rita Rahayu. M.Kep Sp.Kep. J.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akademik psikologi program studi
Diploma III Keperawatan, dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
materi ini. Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih
baik.

Sukabumi, 7 april 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ...............................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................1
1.3. Tujuan ............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian motivasi ........................................................3
2.2 Teori yang mendasari motivasi .......................................4
2.3 Motivasi dan stress dalam keperawatan ..........................7
2.4 Cara cara motivasi ..........................................................8
2.5 Faktor yang mempengaruhi motivasi .............................9
2.6PerbedaanKonflik,Need,GoaldanMotivasi ……….…...11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...................................................................12
3.2. Saran .............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah motivasi merujuk pada sebuah keadaan internal yang mengaktifkan dan
memberikan petunjuk kepada pikiran kita. Seseorang mulai lapar apabila melihat
iklan makanan di televisi mengingatkannya bahwa dia memiliki makanan di kulkas
dan menuju ke dapur. Jika motiv rasa lapar tidak diaktifkan,mungkin motifnya
untuk berhasil di sekolah dapat memberikan arahan yang berbeda kepadanya-
mungkin membaca buku psikologi. Jika semua motifnya tidak diaktifkan,dia tidak
akan melakukan apa apa. Motif adalah pusat kehidupan kita yang membangkitkan
dan mengarahkan apa yang kita pikirkan,rasakan,dan kita lakukan.
Beberapa motif seperti rasa lapar berasal dari keadaan psikologis
internal.karena kita akan melihat,beberapa factor internal,seperti tingkat gula dalam
darah,penting dalam meregulasi rasa lapar. Tetapi motif lain,seperti motif motif
untuk sukses,tidak berdasarkan pada eadaan psikologis internal yang
sederhana.untuk semua motif,isyarat eksternal berperan penting.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian motivasi?
2. Teori apa yang mendasari motivasi?
3. Bagaimana motivasi dan stress dalam keperawatan?
4. Bagaimana cara-cara memotivasi?
5. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
6. Apa perbedaan  konflik, need, goal, dan motivasi?

1
1.3 TUJUAN
1. untuk mengetahui pengertian motivasi.
2. untuk mengetahui teori apa yang mendasari motivasi.
3. untuk mengetahui bagaimana motivasi dan stress dalam keperawatan.
4. untuk mengetahui bagaimana cara-cara memotivasi.
5. untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
6. untuk mengetahui apa perbedaan  konflik, need, goal, dan motivasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A . Konsep Motivasi

2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi  adalah  karakteristik  psikologis  manusia  yang  member


kontribusi  pada  tingkat  komitmen  seseorang.  Hal  ini  termasuk  faktor-
faktor  yang  menyebabkan,  menyalurkan,  dan  mempertahankan  tingkah
laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2008). Motivasi  adalah 
proses  kesediaan  melakukan  usaha  tingkat  tinggi untuk  mencapai  sasaran 
organisasi  yang  dikondisikan  oleh  kemampuan usaha tersebut untuk
memuaskan kebutuhan sejumlah individu. Meskipun secara umum motivasi
merujuk ke upaya yang dilakukan guna mencapai setiap sasaran, disini kita
merujuk ke sasaran organisasi karena fokus kita adalah perilaku yang
berkaitan dengan kerja (Robbins & Coulter, 2007). Oleh sebagian besar ahli,
proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan.   Tujuan   atau   hasil   yang 
dicari  karyawan   dipandang  sebagai kekuatan  yang  bisa  menarik  orang. 
Memotivasi  orang  adalah  proses manajemen   untuk   mempengaruhi  
tingkah   laku   manusia   berdasarkan pengetahuan  mengenai  apa  yang 
membuat  orang  tergerak  (Suarli  dan Bahtiar, 2010).

Menurut  Suarli  dan  Bahtiar  (2010),  menurut  bentuknya  motivasi terdiri atas:

a. Motivasi intrinsic yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar diri individu.
c. Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali.

3
2.2 Teori Motivasi

A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya


semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan
terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki
Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi.
Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian
sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan
yang penting.

• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)


• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang
lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi;

kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan . kebutuhan


aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut
akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi
akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan
energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan
dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah
tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus
bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

4
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik)
dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang
untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah
achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor
intrinsik).

C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR


Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan
teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
1. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
2. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam
dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
4. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang
dikaitkan dengan kerja.

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada


empat teori Y :
1. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti
istirahat dan bermain.
2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika
mereka komit pada sasaran.
3. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.

5
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu
sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

1. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas


2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika
berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk
mendapatkan outcome tertentu).
3. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,
netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang
melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang
dari yang diharapkan

E. Achievement TheoryTeori achievement Mc Clelland (1961),


 yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga
hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
• Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
• Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan soscialneed-nya Maslow)
• Need for Power (dorongan untuk mengatur)

F. Clayton Alderfer ERG


 Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang
didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan (exsistence),
hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth). Teori ini sedikit
berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mngemukakan bahwa jika
kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia
akan kembali pada gerakk yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari
waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi. 

6
2.3 Motivasi dan Stres dalam Keperawatan

 Motivasi dalam Keperawatan

Menurut Abraham C. dan Shanley F (1997) menyebutkan bahwa McDowell


dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap
bekerja di keperawatan yaitu:
- Kepuasan kerja
- Pengembangan Profesional
- Kondisi kerja yang baik
- Tingkat penggajian
Namun Hinshaw, dkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat
menemukan factor-faktor pendukung motivasi perawat, yaitu:
- Pengurangan staf
- Status profesional
- Kesenangan pada posisi yang dimiliki
- Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas
- Kekohesifitasan kelompok
- Pengenalan terhadap keunikan perawat
- Kesempatan pertumbuhan professional
- Pengendalian praktik keperawatan.

 Sumber Stress dalam Keperawatan

Menurut Abraham dan Shanley (1997) berdasarkan hasil survei yang


dilakukan Dewe (1989) di Amerika Serikat menemukan lima sumber stress
dalam keperwatan, yaitu:
- Beban kerja berlebihan
- Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain
- Kesulitan dalam merawat pasien kritis
- Berurusan dengan pengobatan/perawatan pasien
- Merawat pasien yang gagal untuk membaik

7
2.4 Cara-cara motivasi orang lain

1. ketahuilah darimana datangnya motivasi (motivasi berasal dari dalam diri


sendiri)
2. mencari tahu apa yang menjadi masalah seseorang yang kita beri motivasi
3. mendengarkan setiap kelu kesah seseorang, karena tanpa mendengarkan
kita tidak akan tahu apa masalahnya.
4. carilah penyebabnya bukan akibatnya.
5. tidak mengkritik
6. dapat menerima hal-hal baru( perubahan baru) yg dapat dijadikan motivasi
7. memberikan inspirasi bukan koreksi
8. dalam memotivasi jangan membuat stress orang yang kita beri motivasi
(contohnya: merendahkan, atau membuatnya merasa bersalah)
9. manfaatkan waktu sebaik-baiknya
10. jangan lupa buat orang yang kita beri motivasi merasa nyaman dengan
kita.
11. Berhentilah berfikir bahwa kita sebagai motivator selalu benar, karena apa
yang menurut kita benar belum tentu banar menurut dia.
12. positive thinking

Tahap-tahap memotivasi menurut Rahmat Mr. Power dalam artikelnya


yang berjudul Cara Memotivasi Orang Lain.

1. Langkah pertama sebelum kita memotivasi orang lain, kita harus menjadi
orang yang termotivasi atau menjadi orang yang semangat terlebih
dahulu. Bagaimana kita bisa memberikan semangat kepada orang lain jika
kita tidak memiliki semangat? Tingkatkan motivasi diri kita terlebih dahulu,
baru kemudian berikan motivasi kepada orang lain. Jika kita semangat, bisa
jadi tanpa berkata-kata pun kita akan dikuti oleh orang-orang di sekitar kita.
Ada yang mengatakan kalau antusias itu menular. Maka bertindaklah dengan
antusias.
2. Pahami teknik motivasi terlebih dahulu. Karena sering kali kita
menemukan banyak orang yang mencoba memotivasi orang lain, anak, atau
bawahan dengan cara yang salah. Bukan semangat yang kita berikan, malah
yang banyak terjadi justru kontradiktif. Sebagai contoh, banyak yang
8
mencoba memotivasi dengan cara menekan dan mengancam. Jika dilakukan
pada orang yang salah, maka orang-orang tersebut bisa jadi malah kabur,
balik mengancam, dan saling menyalahkan. Menekan dan mengancam
memang cara memotivasi, tetapi kita harus tahu cara menggunakannya dan
kepada siapa. Sementara masih banyak teknik memotivasi yang tidak
menggunakan tekanan dan ancaman justru jauh lebih berhasil.
3. Pahami orang yang akan kita semangati. Lihat apa yang akan memotivasi
dia. Mana yang lebih dominan, apakah motivasi mengejar atau menghindar.
Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan dia. Setelah paham, kita
akan lebih mudah memotivasinya. Seringkali kita minta dipahami, tetapi lupa
memahami.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri


seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
antara lain :
1.    Faktor Ekstern
- Lingkungan (baik di lingkungan sekolah, kerja,keluarga, teman
spermainan dan lainnya)
- Pemimpin dan kepemimpinannya (kegiatan kepemimpinan dalam
mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
tercapai, Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan
termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya termasuk di dalam fungsi
ini)
- Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
- Dorongan atau bimbingan atasan

2.  Faktor Intern
- Pembawaan individu
- Tingkat pendidikan
- Pengalaman masa lampau

9
- Keinginan atau harapan masa depan
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat
suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang
dimaksud meliputi :
a. Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan
ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,
pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya,
tingkat kedewasaan.
b. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai
rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita
dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap
kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia
yang disebabkan oleh pekerjaan.
c. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing
individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
d. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama
rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan
kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan
e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
f. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan
tujuan

2.6 Perbedaan Konflik , need , goal dan motivasi

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,
10
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
        Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu
motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya
setelah tujuan ( goal ) tercapai motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke
keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Pada tahap pertama
timbulnya keadaan pemicu ( driving state ). Istilah drive dorongan atau picu
biasanya digunakan bila motiv yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis
atau fisiologis. Drive timbul dapat karena organism itu merasa ada kekurangan
dalam kebutuhan (needs). Untuk memahami motif pada manusia dengan lebih
tuntas, ada faktor lain yang berperan dalam siklus motif tersebut, yaitu faktor
kognitif. Seperti diketahui bahwa kognitif merupakan proses mental seperti
berpikir, ingatan, persepsi. Dengan berperannya fakor kognitif dalam siklus
motif, maka driving state dapat dipicu oleh pikiran ataupun ingatan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move
(Branca, 1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving
force.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang


mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena
kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau
karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam


suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

12
3.2 SARAN

Adapun saran dari saya untuk pembaca, yaitu kita sebagai pendidik
generasi bangsa harus menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara
menggali dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari
mempelajari makalah ini, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita kedepannya. Amin

13
DAFTAR PUSTAKA

           https://www.academia.edu/36122878/PERILAKU_ORGANISASI_KELOMPOK
http://journal.umpo.ac.id/index.php/al-asasiyya/article/download/2333/1421

14

Anda mungkin juga menyukai