Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
32722001D18110
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta,
tidak lupa selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Karena atas rahmat dan karunia-Nya tugas makalah ini dapat kami
selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ns.
Rita Rahayu. M.Kep Sp.Kep. J.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akademik psikologi program studi
Diploma III Keperawatan, dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
materi ini. Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih
baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...............................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................1
1.3. Tujuan ............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian motivasi ........................................................3
2.2 Teori yang mendasari motivasi .......................................4
2.3 Motivasi dan stress dalam keperawatan ..........................7
2.4 Cara cara motivasi ..........................................................8
2.5 Faktor yang mempengaruhi motivasi .............................9
2.6PerbedaanKonflik,Need,GoaldanMotivasi ……….…...11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...................................................................12
3.2. Saran .............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN
1. untuk mengetahui pengertian motivasi.
2. untuk mengetahui teori apa yang mendasari motivasi.
3. untuk mengetahui bagaimana motivasi dan stress dalam keperawatan.
4. untuk mengetahui bagaimana cara-cara memotivasi.
5. untuk mengetahui apa saja factor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
6. untuk mengetahui apa perbedaan konflik, need, goal, dan motivasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A . Konsep Motivasi
Menurut Suarli dan Bahtiar (2010), menurut bentuknya motivasi terdiri atas:
a. Motivasi intrinsic yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu.
b. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari luar diri individu.
c. Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali.
3
2.2 Teori Motivasi
4
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong
seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari
ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik)
dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang
untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan
antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah
achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor
intrinsik).
5
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu
sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
6
2.3 Motivasi dan Stres dalam Keperawatan
7
2.4 Cara-cara motivasi orang lain
1. Langkah pertama sebelum kita memotivasi orang lain, kita harus menjadi
orang yang termotivasi atau menjadi orang yang semangat terlebih
dahulu. Bagaimana kita bisa memberikan semangat kepada orang lain jika
kita tidak memiliki semangat? Tingkatkan motivasi diri kita terlebih dahulu,
baru kemudian berikan motivasi kepada orang lain. Jika kita semangat, bisa
jadi tanpa berkata-kata pun kita akan dikuti oleh orang-orang di sekitar kita.
Ada yang mengatakan kalau antusias itu menular. Maka bertindaklah dengan
antusias.
2. Pahami teknik motivasi terlebih dahulu. Karena sering kali kita
menemukan banyak orang yang mencoba memotivasi orang lain, anak, atau
bawahan dengan cara yang salah. Bukan semangat yang kita berikan, malah
yang banyak terjadi justru kontradiktif. Sebagai contoh, banyak yang
8
mencoba memotivasi dengan cara menekan dan mengancam. Jika dilakukan
pada orang yang salah, maka orang-orang tersebut bisa jadi malah kabur,
balik mengancam, dan saling menyalahkan. Menekan dan mengancam
memang cara memotivasi, tetapi kita harus tahu cara menggunakannya dan
kepada siapa. Sementara masih banyak teknik memotivasi yang tidak
menggunakan tekanan dan ancaman justru jauh lebih berhasil.
3. Pahami orang yang akan kita semangati. Lihat apa yang akan memotivasi
dia. Mana yang lebih dominan, apakah motivasi mengejar atau menghindar.
Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan dia. Setelah paham, kita
akan lebih mudah memotivasinya. Seringkali kita minta dipahami, tetapi lupa
memahami.
2. Faktor Intern
- Pembawaan individu
- Tingkat pendidikan
- Pengalaman masa lampau
9
- Keinginan atau harapan masa depan
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat
suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang
dimaksud meliputi :
a. Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan
ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,
pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya,
tingkat kedewasaan.
b. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai
rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita
dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap
kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia
yang disebabkan oleh pekerjaan.
c. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing
individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
d. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama
rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan
kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan
e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu
f. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan
tujuan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,
10
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu
motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya
setelah tujuan ( goal ) tercapai motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke
keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Pada tahap pertama
timbulnya keadaan pemicu ( driving state ). Istilah drive dorongan atau picu
biasanya digunakan bila motiv yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis
atau fisiologis. Drive timbul dapat karena organism itu merasa ada kekurangan
dalam kebutuhan (needs). Untuk memahami motif pada manusia dengan lebih
tuntas, ada faktor lain yang berperan dalam siklus motif tersebut, yaitu faktor
kognitif. Seperti diketahui bahwa kognitif merupakan proses mental seperti
berpikir, ingatan, persepsi. Dengan berperannya fakor kognitif dalam siklus
motif, maka driving state dapat dipicu oleh pikiran ataupun ingatan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move
(Branca, 1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving
force.
12
3.2 SARAN
Adapun saran dari saya untuk pembaca, yaitu kita sebagai pendidik
generasi bangsa harus menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara
menggali dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari
mempelajari makalah ini, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita kedepannya. Amin
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36122878/PERILAKU_ORGANISASI_KELOMPOK
http://journal.umpo.ac.id/index.php/al-asasiyya/article/download/2333/1421
14