DISUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP
LINGKUNGAN SERTA CARA MENGATASI DAMPAKNYA”. Saya sangat berharap
makalah ini dapat membantu kita untuk memahami pelajaran kimia. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan kerja keras
saya, sehingga segala kendala dapat teratasi.
Semoga makalah ini bisa menjadi media pembelajaran yang baik dan menjadi sumbangan
pemikiran untuk para pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran saya harapkan demi
kesempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap yang membaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Dampak pembakaran terhadap lingkungan
B. Dampak terhadap udara dan iklim
C. Dampak terhadap perairan
D. Dampak terhadap tanah
E. Dampak terhadap kesehatan
F. Dampak terhadap ekonomi
G. Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar.
H. Cara mengatasi dampak pembakaran terhadap
lingkungan dan kesehatan
BAB 3 PENUTUP
• Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon
monoksida dan uap air. Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana: C8H18 (1) +12 % 02 (g) 8 CO2 (g)+9 H2O
(g) AH = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana: C8H18 (1) +8% 02 (g) 8 CO (g) +9 H2O
(g) AH-2924,4 kJ
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi
bahan bakar, kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon
monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan
mencemari udara
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan
kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi
manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat
transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara
langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan
Dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat
Zat pencemar yang berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya
Kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan
oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana
transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, di samping kegiatan
rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian di beberapa kota besar (Jakarta,
Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan
sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa kendaraan
bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73.40% dan
HC sebesar 88,90% (Bappeda, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
(misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif
penggunaan bahan bakar fosil terhadap manusia dan lingkungan:
A) Terjadinya Green House Effect, yaitu peningkatan suhu di permukaan bumi
akibat terlalu banyak CO2 di atmosfer hasil pembakaran minyak bumi.
B) Adanya gas karbon monoksida yang sangat berbahaya bagi manusia, karena
gas ini lebih mudah terikat oleh hemoglobin daripada gas oksigen. Gas karbon monoksida
dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
C) Terjadi hujan asam, akibat hasil pembakaran minyak bumi berupa belerang
menjadi SO2 dan SO3.
D) Timbulnya oksida-oksida nitrogen, akibat suhu tinggi dari proses pembakaran
sehingga gas nitrogen di udar teroksidasi menjadi NO dan NO2 yang merusak klorofil
pada daun.
E) Timbulnya “Kabut Asap ”atau “Smog” yang berwarna coklat.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan akibat pembakaran bahan bakar
yang berasal dari minyak bumi, saat ini sedang dikembangkan solar cell, yaitu bahan bakar
yang menggunakan Energy sinar matahari. Penggunaan solar cell ini masih terbatas pada
kalkulator dan pemanas air (solar wather heater), sedangkan penggunaannya untuk mesin-
mesin mobil dalam taraf percobaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Dampak-dampak pembakaran bahan bakar!
2. Dampak–dampak bahan bakar terhadap lingkungan!
3. Polusi udara akibat pembakaran bahan fosil!
4. Dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan!
5. Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar.
C. TUJUAN
1. Mengetahui dampak-dampak pembakaran bahan bakar
2. Mengetahui dampak-dampak bahan bakar terhadap lingkungan
3. Mengetahui polusi udara akibat pembakaran bahan fosil
4. Mengetahui dampak pembakaran bahan bakar terhadap kesehatan
BAB 2
PEMBAHASAN
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan
tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5.6 yang
merupakan pH "hujan normal"), yang dikenal sebagai "hujan asam". Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain
itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan. (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOX, SO2,
03 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri.
Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi
CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas
bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang
sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari
gas bumi hanya 1.5 ton.
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon
(jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4
akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida
tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,
saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin
(COHb). CO+HbCOHb
Namun, afinitas gas karbon monoksida Terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas
karbon monoksida. CO+02HbCOHb+02
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa
oksigen bagi tubuh. Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah
dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalistik
pada knalpot.
Belerang dioksida yang terisap pemapasan bereaksi dengan air di dalam saluran
pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa
sakit. Bila S03 terisap. Yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang
dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambung
NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara
langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,
seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik,
berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalistik
karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida katalis
nitrogen dan 2CO(g) + 2NO(g)-2C02(g) + N2(g) gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalistik hanya dapat
berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa
keluarga CFC. berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi
menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat
mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas
rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-
rata 15 C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi
diperkirakan sekitar 25 C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam
menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca
dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian.
Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air
hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam
karbonat. CO2(g) + H2O(1)→ H2CO3(aq) asam karbonat. Air hujan dengan pH kurang dari
5,7 disebut hujan asam.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki polusi udara, salah satunya dengan
menggerakkan masyarakat menaiki transportasi umum.
Tidak sedikit fakta menyebutkan bahwa udara yang tercemar dapat membunuh lebih banyak
orang daripada penyakit berbahaya seperti malaria atau tuberkulosis (TBC). Atau, setidak-
tidaknya dapat merusak kesehatan kulit wajah.
Walaupun pemerintah sudah bergerak untuk mengurangi polusi udara, masih banyak yang
bisa kita lakukan selain rutin menggunakan produk masker wajah untuk melindungi kulit dari
bahaya polusi. Setiap individu harus berkontribusi demi menciptakan lingkungan yang lebih
sehat.
Langkah kecil jika dilakukan secara serentak, akan sangat berarti untuk mengurangi polusi.
Berikut cara mengatasi dampaknya :
1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Untuk membantu mengurangi polusi dari kendaraan bermotor kamu dapat melakukannya
dengan cara seperti tidak berkendara di saat jam macet, membawa bekal agar tidak perlu
keluar berkendara saat jam makan siang, menumpang kendaraan teman kamu.
Hindari juga untuk menggunakan mobil dengan bahan bakar diesel, karena mobil ini
mengeluarkan lebih banyak nitrogen oksida.
2. Hemat Energi
Sumber Gambar: Viewsonic
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak masalah kesehatan yang
timbul akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran fosil untuk produksi energi
menimbulkan polutan.
Seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, karbon dioksida dan beberapa polutan lainnya yang
berbahaya. Zat ini bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia, namun juga pada
lingkungan.
Untuk itu, langkah mudah yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi pemakaian
listrik di rumah dan tempat kerja.
Seperti menggunakan air conditioner (AC) seperlunya, mencabut colokan yang tidak
digunakan, dan mematikan lampu saat pagi siang hari.
Terdapat banyak proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Mulai dari
bahan baku yang perlu ditambang, di angkut, diolah hingga akhirnya diubah menjadi
produk siap pakai.
Setiap tahap pembuatan suatu barang, disertai dengan emisi, bahan kimia gas
rumah kaca, dan polutan lainnya.
Dengan menggunakan produk daur ulang, penggunaan energi dan polusi bisa
berkurang. Jadi, kamu harus mengusahakan untuk mencari produk daur ulang ya
sebelum membeli sesuatu.
Negara yang memproduksi barang murah tidak memiliki batasan emisi lalu udara kotor
yang berasal dari negara mereka juga menjadi udara yang kita gunakan untuk bernapas.
Sehingga, pola konsumsi kita terhadap sesuatu, mempengaruhi tingkat polusi udara
secara global. Jadi, pikir dua kali sebelum membeli barang baru demi kualitas udara yang
lebih baik.
Jika kamu benar-benar membutuhkan produk baru, kamu bisa mencari perusahaan yang
berkomitmen dalam mengurangi polusi udara.
5. Menanam Pohon
Sumber Gambar: YouTube/HowToBasic
Menanam pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang dapat mengurangi
polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan para peneliti dari University of
Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan
setiap tahunnya.
Selain menghilangkan partikel, pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur
dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin.
Pohon yang ditanam di rumah kamu juga mampu memperlambat udara yang tercemar
agar tidak dibawa jauh oleh angin.
Saat ini di Indonesia, terutama kota besar, pemerintah telah banyak memberikan fasilitas
serta kemudahan untuk menggunakan berbagai transportasi umum. Jika kamu
menggunakan transportasi umum saat bekerja, ini merupakan langkah yang baik untuk
mengurangi polusi.
Bahkan, hanya satu kali atau dua kali seminggu menggunakan transportasi umum, kamu
sudah berkontribusi untuk mengurangi polusi dan kemacetan.
Berjalan atau naik sepeda tidak susah malah memberi banyak manfaat untukmu. Kamu
bisa mencari jalan pintas yang sempit dan hidup lebih sehat.
Untuk itu, kamu harus mempertimbangkan lagi untuk membeli produk organik daripada
yang konvensional.
Selain itu, carilah produk lokal karena dengan cara ini kamu membantu berkontribusi
untuk mengurangi emisi dari transportasi dan energi yang diperlukan untuk
memperoleh makanan kamu.
Langkah lainnya yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi daging.
Ilmuwan mengungkapkan bahwa daging sapi menghasilkan lima kali lebih banyak emisi
gas rumah kaca.
Dengan mengurangi makan daging beberapa hari dalam seminggu atau makan
maksimum 90 gram daging sehari, kamu dapat membantu menurunkan polusi udara,
dan bahkan membuat pengeluaran makanmu berkurang.
9. Berkebun
Saat ini, semua bahan makanan dapat dibeli di supermarket. Mulai dari buah, sayur dan
rempah-rempah tersedia. Namun, apa kamu pernah berpikir bahwa bahan makanan ini
harus menempuh jarak yang jauh?
Cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi polusi adalah dengan
menanam bahan makanan sendiri. Kamu bisa dengan mudah menanam di kebun
belakang rumah, selain lebih hemat, pasti bebas dari bahan kimia.
Kesadaran yang meningkat terkait masalah polusi dapat menjadi langkah awal untuk
mempengaruhi orang-orang di sekitar kamu agar mereka ikut berkontribusi.
Seperti yang sudah dibahas di atas, sebagian besar cara menangani polusi udara ini
berakar dari perilakumu sehari-hari. Kamu bisa menjadi contoh yang baik bagi teman,
keluarga, dan lingkungan sekitar untuk melakukan perubahan.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
memiliki banyak sekali sisi negatif. Mulai dari pengaruhnya terhadap lingkungan, udara,
kesehatan manusia dan lain sebagainya. Bisa dipastikan, pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan hanya akan merugikan manusia dan sangat menggangu kelangsungan hidup. Ada
baiknya pembakaran bahan bakar tidak lagi dilakukan. Jika, tetap masih dilakukan karena
satu dan dua hal. Ada baiknya mencari cara yang lebih efektif dan tidak merugikan sekitar.
Seperti ; menghemat energi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menggunakan
produk daur ulang, menggunakan Produk yang Sustainable, menanam pohon, berjalan,
bersepeda atau memanfaatkan transportasi umum, makan produk lokal dan organik, serta
pentingnya meningkatkan kesadaran bahayanya dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul. 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Surakarta, Erlangga
Setiyana, S.Pd, M.Eng. 2020, Modul Pembelajaran SMA Kimia Kelas XI,
Kemendikbud
Utami Budi, Nugroho Agung, dkk.2009, Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
https://www.ruangguru.com/blog/dampak-pembakaran-bahan-bakar-terhadap-
lingkungan ( Diakses 7 Agustus 2021 )
https://id.scribd.com/doc/297869058/Makalah-Kimia-Dampak-Pembakaran-Bahan-
Bakar ( Diakses 7 Agustus 2021 )
https://www.tokopedia.com/blog/cara-mengatasi-polusi-udara-hlv/ ( Diakses 7
Agustus 2021 )
https://theconversation.com/ada-cara-baru-menghilangkan-polutan-berbahaya-dari-
bensin-dan-batu-bara-dengan-murah-ini-temuan-ahli-126738 ( Diakses 7 Agustus 2021 )