Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP


LINGKUNGAN SERTA CARA MENGATASI DAMPAKNYA

DISUSUN OLEH :

NAMA : INTAN ALIFIA HARMI


KELAS : XI IPA 3
SEMESTER : 1 ( SATU )

SMA NEGERI 2 KOTA SOLOK


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP
LINGKUNGAN SERTA CARA MENGATASI DAMPAKNYA”. Saya sangat berharap
makalah ini dapat membantu kita untuk memahami pelajaran kimia. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan kerja keras
saya, sehingga segala kendala dapat teratasi.

Semoga makalah ini bisa menjadi media pembelajaran yang baik dan menjadi sumbangan
pemikiran untuk para pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran saya harapkan demi
kesempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap yang membaca.

Solok, Agustus 2021

Intan Alifia Harmi


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Dampak pembakaran terhadap lingkungan
B. Dampak terhadap udara dan iklim
C. Dampak terhadap perairan
D. Dampak terhadap tanah
E. Dampak terhadap kesehatan
F. Dampak terhadap ekonomi
G. Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar.
H. Cara mengatasi dampak pembakaran terhadap
lingkungan dan kesehatan

BAB 3 PENUTUP
• Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar
sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk
karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon
monoksida dan uap air. Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana: C8H18 (1) +12 % 02 (g) 8 CO2 (g)+9 H2O
(g) AH = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana: C8H18 (1) +8% 02 (g) 8 CO (g) +9 H2O
(g) AH-2924,4 kJ
Sebagaimana terlihat pada contoh di atas pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih
sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi
bahan bakar, kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon
monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan
mencemari udara
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan
kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi
manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat
transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara
langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan
Dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat
Zat pencemar yang berbahaya.
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya
Kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan
oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana
transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, di samping kegiatan
rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian di beberapa kota besar (Jakarta,
Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan
sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa kendaraan
bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73.40% dan
HC sebesar 88,90% (Bappeda, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
(misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif
penggunaan bahan bakar fosil terhadap manusia dan lingkungan:
A) Terjadinya Green House Effect, yaitu peningkatan suhu di permukaan bumi
akibat terlalu banyak CO2 di atmosfer hasil pembakaran minyak bumi.
B) Adanya gas karbon monoksida yang sangat berbahaya bagi manusia, karena
gas ini lebih mudah terikat oleh hemoglobin daripada gas oksigen. Gas karbon monoksida
dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
C) Terjadi hujan asam, akibat hasil pembakaran minyak bumi berupa belerang
menjadi SO2 dan SO3.
D) Timbulnya oksida-oksida nitrogen, akibat suhu tinggi dari proses pembakaran
sehingga gas nitrogen di udar teroksidasi menjadi NO dan NO2 yang merusak klorofil
pada daun.
E) Timbulnya “Kabut Asap ”atau “Smog” yang berwarna coklat.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan akibat pembakaran bahan bakar
yang berasal dari minyak bumi, saat ini sedang dikembangkan solar cell, yaitu bahan bakar
yang menggunakan Energy sinar matahari. Penggunaan solar cell ini masih terbatas pada
kalkulator dan pemanas air (solar wather heater), sedangkan penggunaannya untuk mesin-
mesin mobil dalam taraf percobaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Dampak-dampak pembakaran bahan bakar!
2. Dampak–dampak bahan bakar terhadap lingkungan!
3. Polusi udara akibat pembakaran bahan fosil!
4. Dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan!
5. Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar.

C. TUJUAN
1. Mengetahui dampak-dampak pembakaran bahan bakar
2. Mengetahui dampak-dampak bahan bakar terhadap lingkungan
3. Mengetahui polusi udara akibat pembakaran bahan fosil
4. Mengetahui dampak pembakaran bahan bakar terhadap kesehatan

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Dampak pembakaran terhadap lingkungan


Bahan bakar fosil, seperti bensin dan gas LPG, merupakan senyawa hidrokarbon yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari di kendaraan bermotor, rumah tangga dan industri.
Dampak pembakaran minyak bumi dan gas alam terhadap lingkungan antara lain adalah:

1. Timbulnya kabut asap


Kabut asap atau smog adalah asap dari pembakaran senyawa minyak bumi dan gas alam,
seperti pada pabrik dan kendaraan bermotor, yang menyatu dengan uap air sehingga
menimbulkan kabut yang pekat. Kabut asap berbahaya karena mengganggu pandangan,
menyebabkan pengendara tidak bisa melihat jauh. Kabut asap juga mengakibatkan gangguan
saluran pernafasan, mulai dari radang-radang, asma hingga kanker dan kematian.

2. Terjadinya hujan asam


Hujan asap terjadi ketika nitrogen oksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2) dari asap
pembakaran minyak bumi dan gas alam naik ke permukaan atmosfer dan bereaksi dengan
uap air. Reaksi ini mengakibatkan terbentuknya asam nitrat dan asam sulfida di awan.
Asam ini akan turun ke tanah ketika hujan terjadi, menjadi hujan asam. Hujan asam
berbahaya karena mengakibatkan korosi atau pengaratan pada logam. Hujan asam juga
mengakibatkan kerusakan tanah dan kematian pada tumbuhan.

3. Terjadinya pemanasan global


Gas karbon dioksida yang dikeluarkan pembakaran minyak bumi dan gas alam adalah gas
rumah kaca, artinya gas ini menyerap panas. Meningkatnya gas karbon dioksida di
mengakibatkan meningkatnya suhu atmosfer bumi dan menyebabkan perubahan iklim. Ini
berakibat pada perubahan cuaca yang tidak menentu, kekeringan dan bencana alam lainya.
B. Dampak terhadap udara dan iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu
bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan
asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari
konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil
untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya
kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut
berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan
tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5.6 yang
merupakan pH "hujan normal"), yang dikenal sebagai "hujan asam". Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain
itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan. (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOX, SO2,
03 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri.
Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi
CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas
bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang
sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari
gas bumi hanya 1.5 ton.

C. Dampak terhadap perairan


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi
yang tidak layak, misalnya: bocornya tanker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan
manusia.

D. Dampak terhadap tanah.


Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dan pertambangan batu
bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan
terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu
diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut
digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan
untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

E. Dampak terhadap kesehatan


Banyak negara kini berlomba-lomba untuk menciptakan bahan bakar kendaraan yang ramah
bagi lingkungan. Pasalnya, dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan memang
sangat mengerikan, sehingga sebisa mungkin harus diminimalisir.
Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan kendaraan, baik mobil, motor hingga
kendaraan berat seperti truk, merupakan salah satu faktor utama penyumbang polusi udara.
Gas buang keluar dari knalpot dan mencemari udara antara lain nitrogen oksida, karbon
monoksida, hingga hidrokarbon.
Gas buang kendaraan juga menyumbangkan partikel (particulate matter alias PM)
beracun yang paling memengaruhi kesehatan manusia. PM adalah campuran material padat
dan cair yang tercipta akibat pembakaran bahan bakar, termasuk akibat kemacetan lalu lintas.
Dampak pembakaran bahan bakar bagi kesehatan. Pembakaran bahan bakar bisa sebabkan
penyakit pernapasan.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa gas buang ini menyumbang lebih dari separuh
zat beracun di udara. Gas beracun ini mengakibatkan munculnya asap yang mencemari langit
hingga melubangi ozon, sehingga akhirnya memicu pemanasan global.
Gas buang dari knalpot kendaraan bukan hanya akan mengotori lingkungan, tapi juga
udara yang Anda hirup. Kondisi ini membuat dampak pembakaran bahan bakar yang cukup
mengerikan bagi kesehatan, mulai dari mengakibatkan gangguan pernapasan hingga
kematian.
Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mencatat sedikitnya 7
juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan polusi udara. Selain itu, polusi udara akibat
gas buang kendaraan bermotor juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia,
mulai dari tingkat rendah hingga serius.
Gangguan kesehatan tingkat rendah itu antara lain berupa:
 Iritasi mata, hidung dan mulut
 Penurunan stamina
 Pusing atau sakit kepala
Ketika Anda sering menghirup gas beracun akibat tingginya polusi udara, bukan tidak
mungkin masalah kesehatan yang lebih serius akan terjadi. Dampak pembakaran bahan bakar
tingkat tinggi itu ialah:
 Penyakit pernapasan dan paru-paru, misalnya asma, penyakit paru obstuktif kronis
(PPOK), penurunan fungsi paru-paru, pneumonia, dan kanker paru-paru
 Leukemia, yakni kanker darah yang biasanya muncul karena paparan gas benzena
lewat saluran pernapasan
 Penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke
Cacat bawaan lahir
 Kelainan sistem imun
 Penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan gangguan pada sistem saraf
Kelainan tumbuh kembang, terutama pada anak-anak
 Meninggal dunia

Semakin padat penduduk yang mendiami sebuah wilayah, semakin tinggi


kemungkinan Anda merasakan dampak pembakaran bahan bakar di atas.
Dalam penelitian yang dilakukan di kota terpadat di dunia, Mexico City, polusi udara ini
bahkan bisa memengaruhi memori serta tingkat intelegensi (IQ) jangka pendek, hingga
mengubah metabolisme pada otak seperti halnya mengidap penyakit Alzheimer.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dipublikasikan pada situs Kementerian
Kesehatan RI. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa anak yang belajar dengan situasi
udara bersih bebas polusi cenderung memiliki prestasi yang lebih baik ketimbang anak yang
terpapar pencemaran udara ketika belajar.
Selain itu, ternyata angka tindak kejahatan di suatu wilayah, dipengaruhi oleh polusi
udara. Namun, klaim ini masih perlu dibuktikan lewat penelitian yang lebih mendalam.

F. Dampak terhadap ekonomi


Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari adanya
dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah dengan
terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari.
Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja
semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.

G. Bahan pencemar yang timbul akibat pembakaran bahan bakar

A. Pembakaran Tidak Sempurna

Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon
(jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).

B. Pengotor dalam Bahan Bakar


Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida
belerang (SO2 atau S03).

C. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar

Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4
akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.

• Asap Buang Kendaraan Bermotor

A. Gas Karbon Dioksida (CO2)

Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida
tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.

B. Gas Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,
saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin
(COHb). CO+HbCOHb

Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (02Hb)


dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan. 02+Hb 02Hb

Namun, afinitas gas karbon monoksida Terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas
karbon monoksida. CO+02HbCOHb+02
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa
oksigen bagi tubuh. Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah
dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalistik
pada knalpot.

C. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Belerang dioksida yang terisap pemapasan bereaksi dengan air di dalam saluran
pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa
sakit. Bila S03 terisap. Yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang
dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.

D. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambung
NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara
langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.

E. Partikel Timah Hitam

Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,
seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.

 Pengubah Katalitik

Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik,
berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalistik
karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida katalis
nitrogen dan 2CO(g) + 2NO(g)-2C02(g) + N2(g) gas-gas racun gas tak beracun

Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalistik hanya dapat
berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.

 Efek Rumah Kaca

Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa
keluarga CFC. berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi
menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat
mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas
rumah kaca.

Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-
rata 15 C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi
diperkirakan sekitar 25 C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam
menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca
dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian.

 Hujan Asam

Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air
hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam
karbonat. CO2(g) + H2O(1)→ H2CO3(aq) asam karbonat. Air hujan dengan pH kurang dari
5,7 disebut hujan asam.

A. Penyebab Hujan Asam


SO2(g) + H2O(1)→ H2SO3(aq) asam sulfit
SO3(g) + H2O(1)→ H2SO4(aq) asam sulfat
2NO2(g) + H2O(1) HNO2(aq) + HNO3(aq) asam nitrat

B. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam


- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsium karbonat, Kalsium karbonat larut
dalam asam, maka dapat bereaksi CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) +
H2O(1)+CO2(g)

C. Cara Menangani Hujan Asam


- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen

H. Cara mengatasi dampak pembakaran terhadap lingkungan dan kesehatan


Saat ini, kualitas udara perkotaan masih menjadi fokus utama pemberitaan di berbagai media.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki polusi udara, salah satunya dengan
menggerakkan masyarakat menaiki transportasi umum.

Tidak sedikit fakta menyebutkan bahwa udara yang tercemar dapat membunuh lebih banyak
orang daripada penyakit berbahaya seperti malaria atau tuberkulosis (TBC). Atau, setidak-
tidaknya dapat merusak kesehatan kulit wajah.

Walaupun pemerintah sudah bergerak untuk mengurangi polusi udara, masih banyak yang
bisa kita lakukan selain rutin menggunakan produk masker wajah untuk melindungi kulit dari
bahaya polusi. Setiap individu harus berkontribusi demi menciptakan lingkungan yang lebih
sehat.

Langkah kecil jika dilakukan secara serentak, akan sangat berarti untuk mengurangi polusi.
Berikut cara mengatasi dampaknya :
1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor

Sumber Gambar: The New Humanitarian

Transportasi di jalanan merupakan penghasil oksida nitrogen terbesar. Nitrogen oksida


merupakan polutan udara yang memiliki efek buruk terhadap paru-paru. Masalah polutan
yang berbahaya dari kendaraan bermotor dapat dirasakan di kota-kota besar dengan lalu lintas
yang padat.

Untuk membantu mengurangi polusi dari kendaraan bermotor kamu dapat melakukannya
dengan cara seperti tidak berkendara di saat jam macet, membawa bekal agar tidak perlu
keluar berkendara saat jam makan siang, menumpang kendaraan teman kamu.

Hindari juga untuk menggunakan mobil dengan bahan bakar diesel, karena mobil ini
mengeluarkan lebih banyak nitrogen oksida.

2. Hemat Energi
Sumber Gambar: Viewsonic
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa banyak masalah kesehatan yang
timbul akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pembakaran fosil untuk produksi energi
menimbulkan polutan.

Seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, karbon dioksida dan beberapa polutan lainnya yang
berbahaya. Zat ini bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan manusia, namun juga pada
lingkungan.

Untuk itu, langkah mudah yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi pemakaian
listrik di rumah dan tempat kerja.

Seperti menggunakan air conditioner (AC) seperlunya, mencabut colokan yang tidak
digunakan, dan mematikan lampu saat pagi siang hari.

3. Membeli Produk Daur Ulang

Sumber Gambar: Money Crashers

Terdapat banyak proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Mulai dari
bahan baku yang perlu ditambang, di angkut, diolah hingga akhirnya diubah menjadi
produk siap pakai.

Setiap tahap pembuatan suatu barang, disertai dengan emisi, bahan kimia gas
rumah kaca, dan polutan lainnya.
Dengan menggunakan produk daur ulang, penggunaan energi dan polusi bisa
berkurang. Jadi, kamu harus mengusahakan untuk mencari produk daur ulang ya
sebelum membeli sesuatu.

4. Menggunakan Produk yang Sustainable

Sumber Gambar: Gear Patrol

Sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam International Journal of


Science menyatakan bahwa 22 persen kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara
terjadi di negara-negara yang memproduksi barang ‘murah.’

Negara yang memproduksi barang murah tidak memiliki batasan emisi lalu udara kotor
yang berasal dari negara mereka juga menjadi udara yang kita gunakan untuk bernapas.

Sehingga, pola konsumsi kita terhadap sesuatu, mempengaruhi tingkat polusi udara
secara global. Jadi, pikir dua kali sebelum membeli barang baru demi kualitas udara yang
lebih baik.

Jika kamu benar-benar membutuhkan produk baru, kamu bisa mencari perusahaan yang
berkomitmen dalam mengurangi polusi udara.

5. Menanam Pohon
Sumber Gambar: YouTube/HowToBasic

Menanam pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang dapat mengurangi
polusi udara secara signifikan. Berdasarkan penemuan para peneliti dari University of
Southampton, pohon menyerap 850-2.000 ton partikel berbahaya dari udara perkotaan
setiap tahunnya.

Selain menghilangkan partikel, pohon juga menurunkan kadar nitrogen dioksida, sulfur
dioksida, karbon dioksida dan monoksida, ozon, benzena, dan dioksin.

Pohon yang ditanam di rumah kamu juga mampu memperlambat udara yang tercemar
agar tidak dibawa jauh oleh angin.

6. Berjalan, Bersepeda atau Memanfaatkan Transportasi Umum


Sumber Gambar: New York Post

Saat ini di Indonesia, terutama kota besar, pemerintah telah banyak memberikan fasilitas
serta kemudahan untuk menggunakan berbagai transportasi umum. Jika kamu
menggunakan transportasi umum saat bekerja, ini merupakan langkah yang baik untuk
mengurangi polusi. 

Bahkan, hanya satu kali atau dua kali seminggu menggunakan transportasi umum, kamu
sudah berkontribusi untuk mengurangi polusi dan kemacetan.

Berjalan atau naik sepeda tidak susah malah memberi banyak manfaat untukmu. Kamu
bisa mencari jalan pintas yang sempit dan hidup lebih sehat.

7. Makan Produk Lokal dan Organik

Sumber Gambar: The Jakarta Post

Industri Konvensional merupakan penghasil amonia, nitro oksida serta dapat


memancarkan metana konsentrasi tinggi dan gas rumah kaca yang kuat. Sebuah fakta
dari penelitian, menyatakan bahwa jika polutan ini menyatu, maka akan membentuk 
partikel halus yang mudah merusak sistem pernapasan kita.

Untuk itu, kamu harus mempertimbangkan lagi untuk membeli produk organik daripada
yang konvensional.
Selain itu, carilah produk lokal karena dengan cara ini kamu membantu berkontribusi
untuk mengurangi emisi dari transportasi dan energi yang diperlukan untuk
memperoleh makanan kamu.

8. Mengurangi Makan Daging

Sumber Gambar: Live Science

Langkah lainnya yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi daging.
Ilmuwan mengungkapkan bahwa daging sapi menghasilkan lima kali lebih banyak emisi
gas rumah kaca.

Dengan mengurangi makan daging beberapa hari dalam seminggu atau makan
maksimum 90 gram daging sehari, kamu dapat membantu menurunkan polusi udara,
dan bahkan membuat pengeluaran makanmu berkurang.

9. Berkebun

Sumber Gambar: Big Blog of Gardening

Saat ini, semua bahan makanan dapat dibeli di supermarket. Mulai dari buah, sayur dan
rempah-rempah tersedia. Namun, apa kamu pernah berpikir bahwa  bahan makanan ini
harus menempuh jarak yang jauh?
Cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi polusi adalah dengan
menanam bahan makanan sendiri. Kamu bisa dengan mudah menanam di kebun
belakang rumah, selain lebih hemat, pasti bebas dari bahan kimia.

10. Meningkatkan Kesadaran

Sumber Gambar: Ikon Clean

Kesadaran yang meningkat terkait masalah polusi dapat menjadi langkah awal untuk
mempengaruhi orang-orang di sekitar kamu agar mereka ikut berkontribusi.

Seperti yang sudah dibahas di atas, sebagian besar cara menangani polusi udara ini
berakar dari perilakumu sehari-hari. Kamu bisa menjadi contoh yang baik bagi teman,
keluarga, dan lingkungan sekitar untuk melakukan perubahan.

BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan
memiliki banyak sekali sisi negatif. Mulai dari pengaruhnya terhadap lingkungan, udara,
kesehatan manusia dan lain sebagainya. Bisa dipastikan, pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan hanya akan merugikan manusia dan sangat menggangu kelangsungan hidup. Ada
baiknya pembakaran bahan bakar tidak lagi dilakukan. Jika, tetap masih dilakukan karena
satu dan dua hal. Ada baiknya mencari cara yang lebih efektif dan tidak merugikan sekitar.
Seperti ; menghemat energi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menggunakan
produk daur ulang, menggunakan Produk yang Sustainable, menanam pohon, berjalan,
bersepeda atau memanfaatkan transportasi umum, makan produk lokal dan organik, serta
pentingnya meningkatkan kesadaran bahayanya dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarmo, Unggul. 2014, Kimia untuk SMA /MA kelas XI, Surakarta, Erlangga
Setiyana, S.Pd, M.Eng. 2020, Modul Pembelajaran SMA Kimia Kelas XI,
Kemendikbud

Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M, 2010. Chemistry 2A For Senior Highschool


Grade XI Semester 1 , Esis, Jakarta

Utami Budi, Nugroho Agung, dkk.2009, Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

https://www.ruangguru.com/blog/dampak-pembakaran-bahan-bakar-terhadap-
lingkungan ( Diakses 7 Agustus 2021 )

https://brainly.co.id/tugas/6536774 ( Diakses 7 Agustus 2021 )

https://id.scribd.com/doc/297869058/Makalah-Kimia-Dampak-Pembakaran-Bahan-
Bakar ( Diakses 7 Agustus 2021 )

https://www.tokopedia.com/blog/cara-mengatasi-polusi-udara-hlv/ ( Diakses 7
Agustus 2021 )

https://theconversation.com/ada-cara-baru-menghilangkan-polutan-berbahaya-dari-
bensin-dan-batu-bara-dengan-murah-ini-temuan-ahli-126738 ( Diakses 7 Agustus 2021 )

Anda mungkin juga menyukai