Anda di halaman 1dari 12

Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja

Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

HUBUNGAN UNSAFE ACTION DENGAN KECELAKAAN


KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA
MALANG

Silvia Maria Purnama Istih1), Joko Wiyono2), Erlisa Candrawati3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email : jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Perilaku manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam


mengakibatkan kecelakaan, sehingga cara yang efektif untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya perilaku tidak aman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan Unsafe Action dengan kecelakaan kerja pada
perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.Penelitian ini menggunakan
desain observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah perawat
di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Besar sampel sebanyak 99 perawat dengan teknik pengambilan sampel simple
random sampling. Analisa data yang digunakan adalah Chi Square dengan taraf
signifikansi α = 0,05. Pengambilan dan penggalian informasi diperoleh melalui kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar (54,5%) atau sebanyak 54
responden melakukan tindakan tidak aman dan sebagian besar (54,5%) atau sebanyak 54
responden tidak pernah mengalami kecelakaan kerja. Jenis tindakan tidak aman yang
sering dilakukan adalah mengoperasikan peralatan kerja tidak sesuai standar (23,2%) dan
jenis kecelakaan kerja terbanyak (30,3%) adalah gangguan musculoskeletal karena posisi
yang salah saat bekerja. Hal ini disebabkan karena sikap perawat yang tidak disiplin dan
belum bekerja sesuai SOP yang berlaku di RSPW. Hasil uji Chi Square data Unsafe
Action kecelakaan kerja dengan p-value 0,231 > 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara
Unsafe Action dengan kecelakaan kerja pada perawat di RSPW Malang. RSPW Malang
diharapkan dapat menerapkan K3RS sesuai dengan KEPMENKES RI, membuat SOP
tentang perilaku aman bekerja dan mengadakan pelatihan K3.

Kata kunci : Kecelakaan kerja, perawat, unsafe action.

337
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

RELATIONSHIP BETWEEN UNSAFE ACTION WITH WORK ACCIDENT ON


NURSE IN PANTI WALUYA SAWAHAN HOSPITAL

ABSTRACT

Human behavior is an element that holds an important role in the result of an accident.
Therefore, an effective way to prevent the work place accidents is by avoids the occurance
of unsafe behavior. This study aims to determine the relatioship of the Unsafe Action by
accident on nurses in Panti Waluya hospital. This research design using analytic
observational with cross sectional approach. Its population is RSPW nurses in accordance
with the inclusion and exclusion criteria. A sample size of 99 nurses with simple random
sampling technique. Analysis of the data used is the Chi Square with a significance level of
α 0,05. Retrieval and extracting information obtained through questionnaires. Based on
the results of research found that most (54,5%) of the respondents did unsafe acts and most
(54,5%) of the respondents never experienced work place accidents. Most types (23,2%) of
Unsafe Action that often do is operate the equipment does not meet standards. And most
types (30,3%) of workplace accidents are MDS due to wrong position while working. This
is due to the attitude of nurses who are not disciplined and has not worked according SOP
prevailing in the RSPW. Chi Square test result data is unsafe act with workplace accidents
with p value 0,231>0,05. It can be concluded that there is no relationship between the
Unsafe Action by work accident on nurse in RSPW. RSPW expected to apply K3RS in
accordance with KEPMENKES RI, create SOP on safe work behavior and conduct the K3
training

Keywords: Workplace accident, nurse, unsafe action.

PENDAHULUAN Tindakan tidak aman (unsafe


action) adalah tindakan yang dapat
Kecelakaan adalah kejadian tidak membahayakan pekerja itu sendiri
terduga yang disebabkan oleh tindakan maupun orang lain yang dapat
tidak aman dan kondisi tidak aman menyebabkan terjadinya kecelakaan yang
(Heinrich, 1930). Sebagian besar (85%) dapat disebabkan oleh berbagai hal
kecelakaan disebabkan oleh faktor seperti tidak memakai APD, tidak
manusia dengan tindakan yang tidak mengikuti prosedur kerja, tidak
aman. mengikuti peraturan keselamatan kerja
dan bekerja tidak hati-hati, dimana dari

338
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

setiap 300 tindakan tidak aman, akan 800.000 cedera tersebut terjadi setiap
terjadi 1 (satu) kali kecelakaan yang tahun. Satu studi Central for Disease
mengakibatkan kehilangan hari kerja. Control (CDC) memperkirakan bahwa
Hasil laporan National Safety sekitar 385.000 luka jarum suntik terjadi
Council tahun 1988 menunjukkan bahwa setiap tahun yang melibatkan perawat.
terjadinya kecelakaan kerja di rumah Menurut CDC, kebanyakan luka jarum
sakit 41% lebih besar dari pekerja suntik terjadi setelah peralatan tersebut
industri lainnya. Kasus yang sering digunakan.
terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, Berdasarkan data dari tim K3 RS
sakit pinggang, tergores, luka bakar dan Panti Waluya pada tahun 2011 tercatat
penyakit infeksi lainnya. Laporan lainnya satu kejadian kecelakaan kerja pada
di Israel angka prevalensi cedera perawat. Kejadian tersebut terjadi karena
punggung tertinggi pada perawat (16,8%) perawat yang sedang memperbaiki
dibandingkan pekerja industri lainnya. peralatan yang sedang beroperasi tidak
Perawat merupakan kelompok beresiko memiliki keahlian di bidangnya, tidak
dalam mealukan pekerjaan sehari-hari. melakukan teknik LOTTO (lockout-
Perawat berisiko terpapar darah dan tagout) penguncian-pemasangan label
cairan tubuh yang terinfeksi (bloodborne bahaya pada saat memperbaiki peralatan
pathogen) yang dapat menimbulkan sehingga menyebabkan kecelakaan kerja
infeksi HBV (Hepatitis B Virus), HCV pada perawat lainnya berupa luka robek
(Hepatitis C Virus) dan HIV (Human di pipi akibat terpapar gas CO2 yang tiba-
Immunodeficiency Virus) melalui tiba mendadak mengalami tekanan yang
berbagai cara, salah satunya melalui luka tinggi. Sedangkan laporan dari tim PPIRS
tusuk jarum atau yang dikenal dengan (Panitia Pengendalian Infeksi Rumah
istilah Needle Stick Injury atau NSI. Sakit) Panti Waluya Sawahan Malang
Menurut Assosiasi Perawat terjadi 2 kasus needle stick injury selama
Amerika, 64% perawat mengatakan tahun 2014. Berdasarkan laporan hasil
bahwa mereka mengalami injury akibat investigasi perawat pertama mengalami
jarum suntik. Sementara sebagian luka luka tusuk jarum ketika sedang
jarum suntik menyebabkan sedikit melakukan injeksi pada pasien yang
perdarahan dan trauma, tetapi tetap menderita Hepatitis C dengan kondisi
menjadi salahsatu bahaya yang paling gaduh gelisa dan tanpa sengaja jarum
lazim di seluruh kesehatan. Meskipun menusuk tangan kiri perawat yang sedang
tidak jelas persisnya berapa banyak memegang pasien. Hasil observasi
needle stick injury yang berhubungan selama studi pendahuluan yang dilakukan
dengan pekerjaan terjadi setiap tahun di pada 10 perawat di 5 ruang perawatan
Amerika Serikat, diperkirakan yang berbeda pada saat menyiapkan
menunjukkan bahwa 600.000 sampai suntikan dan pada saat melakukan

339
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

tindakan injeksi pada pasien ditemukan (behavior based safety) dalam upaya
bahwa 7 orang tidak menggunakan APD meningkatkan keselamatan kerja baik
dan 3 orang tidak menggunakan APD yang bersifat reaktif maupun proaktif.
dengan benar sesuai standar. Sedangkan Perspektif reaktif adalah upaya
berdasarkan hasil wawancara pada 10 keselamatan yang ditelusuri dari perilaku
perawat yang sama di dapatkan data beresiko atau tidak aman (at risk
bahwa 7 diantaranya pernah mengalami behavior) yang berakibat pada kerugian.
needle stick injury dan terluka kena Berdasarkan latarbelakang yang
ampul obat, tetapi, 2 diantaranya telah diuraikan diatas, maka peneliti
mengatakan pernah mengalami sakit bahu tertarik ingin melakukan penelitian
dan pinggang saat mengangkat pasien dengan judul ''Hubungan Unsafe Action
yang gemuk dan 1 diantaranya dengan Kecelakaan Kerja PadaPerawat
mengatakan pernah terpeleset karena Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
terlalu buru-buru dalam berjalan. Malang''.
Perilaku tidak aman perawat saat
bekerja tanpa menggunakan alat
pelindung diri sesuai standar dapat METODE PENELITIAN
mengakibatkan kecelakaan kerja dan
menimbulkan penyakit akibat kerja. Desain penelitian yang digunakan
Cedera akibat tusukan jarum pada dalam penelitian ini adalah observasional
perawat merupakan masalah yang analitik dengan pendekatan cross
signifikan dalam institusi pelayanan sectional. Pada penelitian ini peneliti
kesehatan dewasa ini. ingin meneliti hubungan Unsafe Action
Mengingat besarnya kerugian yang dengan kecelakaan kerja pada perawat.
diakibatkan oleh kecelakaan kerja, maka Populasi dalam penelitian ini adalah
banyak usaha yang dilakukan untuk semua perawat di Rumah Sakit Panti
mengurangi dan meminimasi kecelakaan Waluya Malang yang berjumlah 198
tersebut. Salah satu upaya rumah sakit orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
dalam mencegah terjadinya penyakit perawat di Rumah Sakit Panti Waluya
akibat kerja maupun kecelakaan kerja Sawahan Malang yang berjumlah 99
adalah dengan menyediakan alat orang. Tehnik pengambilan sampel
pelindung diri (APD) sesuai dengan menggunakan tehnik Simple Random
standardisasi pemerintah, selain itu Sampling.
diharapkan juga adanya pengenalan Pada penelitian ini yang menjadi
resiko kecelakaan kerja oleh manajemen variabel independen adalah Unsafe
rumah sakit dan perawat. Geller (2001) Action dan variabel dependen dalam
menggambarkan pentingnya pendekatan penelitian ini adalah kecelakaan kerja
perilaku yang didasari keselamatan pada perawat. Metode pengumpulan data

340
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

yang digunakan adalah kuesioner. Tabel 3. Distribusi Kecelakaan kerja pada


Sedangkan uji statistik yang digunakan Perawat di Rumah Sakit Panti
adalah uji Statistik Chi Square. Waluya Malang tahun 2014-
2015
Kecelakaan f (%)
HASIL PENELITIAN Tidak pernah 54 54,5
Pernah 45 45,5
Total 99 100
Tabel 1. Distribusi unsafe action perawat
di RS Panti Waluya Malang Tabel 3 menunjukan bahwa
tahun 2014-2015 mayoritas responden tidak pernah
Unsafe Action f (%)
mengalami kecelakaan kerja yaitu
Safe Action 45 45,5
Unsafe Action 54 54,5 sebanyak 54,5%.
Total 99 100
Tabel 4. Distribusi jenis kecelakaan kerja
Tabel 1 menunjukan bahwa pada Perawat di RS Panti
mayoritas responden melakukan Unsafe Waluya tahun 2014-2015
Action yaitu sebanyak 54,5% Jenis kecelakaan kerja f (%)
Tertusuk benda tajam 6 6,1
Tabel 2. Distribusi jenis unsafe action di Tergores ampul/flakon 14 14,1
obat
Rumah Sakit Panti Waluya Jatuh/terpeleset/tersandu 14 14,1
Malang tahun 2014-2015 ng
Jenis Unsafe Action f (%) Gangguan 30 30,3
Mengoperasikn alat tidak 23 23,2 Muskuloskeletal
sesuai standar Kontak dengan arus 10 10,1
Penggunaan APD tidak 21 21,2 listrik
benar Kontak dengan cairan 25 25,3
Penempatan barang yang 16 16,2 tubuh berbahaya
salah Total 99 100
Tidak disiplin dalam 17 17,2
bekerja Tabel 4 menunjukan mayoritas
Posisi yang salah dalam 22 22,2 jenis kecelakaan kerja pada Perawat di
bekerja
Total 99 100 RS Panti Waluya adalah gangguan
Muskuloskeletal yaitu sebanyak 30,3%.
Tabel 2 menunjukan bahwa Tabel 5 menunjukan bahwa dari 45
mayoritas jenis Unsafe Action di RS Perawat di RS Panti Waluya yang
Panti Waluya adalah mengoperasikan alat melakukan Safe Action, 28 orang Perawat
tidak sesuai standar yaitu sebanyak tidak pernah mengalamai kecelakaan
23,2%. kerja dan 17 orang Perawat pernah
mengalami kecelakaan kerja. Dari 54

341
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

orang Perawat di RS Panti Waluya yang Action dan sebagian kecil (45,5%) atau
melakukan Unsafe Action ada sebanyak 45 orang responden melakukan safe
26 orang tidak pernah mengalami action. Jenis Unsafe Action yang
kecelakaan kerja dan 28 orang pernah dilakukan oleh perawat RSPW sebagian
mengalami kecelakaan kerja besar (23,2%) adalah mengoperasikan
peralatan kerja tidak sesuai standar.
Tabel 5. Distribusi silang hubungan Berdasarkan lama masa kerja diketahui
Unsafe Action dengan bahwa sebagian besar (25,3%) atau
kecelakaan kerja pada Perawat sebanyak 25 orang perawat yang
di RS Panti Waluya Malang melakukan Unsafe Action adalah perawat
tahun 2014-2015 dengan lama masa kerja > 10 tahun atau
Kecelakaan Kerja Total disebut juga perawat senior, selanjutnya
Unsafe Tidak Pernah (17,1%) atau sebanyak 17 orang perawat
Action Pernah
yang melakukan Unsafe Action adalah
Safe 28 17 45
28,3% 17,2% 45,5% perawat dengan lama masa kerja sebentar
Unsafe 26 28 54 (<6 tahun) atau yang disebut dengan
26,3% 28,3% 54,5% perawat junior/perawat baru dan sebagian
Total 54 45 99
kecil (12,1%) atau sebanyak 12 orang
54,5% 45,5% 100%
perawat yang melakukan Unsafe Action
Hasil uji Chi-Square menunjukan adalah perawat dengan lama masa kerja
nilai P (α) sebesar 0,231 >0,05, maka HO antara 6-10 tahun atau yang disebut
dotolak sehingga dapat disimpulkan dengan perawat medior.
bahwa tidak ada hubungan yang Hasil penelitian Imania (2012)
signifikan (bermakna) atara Unsafe menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
Action dengan kecelakaan kerja pada antara jenis kelamin, umur dan tingkat
Perawat di RS Panti Waluya Malang. pendidikkan dengan perilaku K3 namun
Nilai OR=1,774 menunjukan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan
Perawat di RS Panti Waluya yang perilaku K3. Hal ini diperkuat oleh
melakukan Unsafe Action mempunyai penelitian Heliyanti (2009) yang
risiko 1,774 kali lebih besar untuk menyatakan bahwa tidak ditemukannya
terjadinya kecelakaan kerja dibandingkan hubungan antara umur dengan perilaku
dengan Perawat yang tidak melakukan tidak aman. Hal ini sesuai dengan hasil
Unsafe Action. penelitian bahwa jenis Unsafe Action
Hasil penelitian tentang Unsafe yang dilakukan oleh perawat RSPW
Action pada perawat di Rumah Sakit sebagian besar (23,2%) adalah
Panti Waluya Sawahan Malang mengoperasikan peralatan kerja tidak
menunjukkan sebagian besar (54,5%) sesuai standar. Jenis Unsafe Action ini
atau 54 orang perawat melakukan Unsafe berbeda dengan hasil penelitian Pratiwi

342
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

(2011) yang mengatakan bahwa jenis berulang. hal ini membuktikan bahwa
tindakan tidak aman paling banyak perawat yang mempunyai pengalaman
adalah tidak menggunakan APD kerja lebih lama cenderung kurang
(25,53%), mengangkat beban dengan berhati-hati karena merasa bisa
posisi janggal (12,77%) dan menguasai semua jenis pekerjaannya
bersendaguarau berlebihan saat bekerja sehingga sering bertindak sembrono dan
(12,77%). tidak memperhatikan prinsip dasar
Menurut pendapat peneliti masih keselamatan dalam bekerja.
terdapatnya tindakan tidak aman (unsafe Hasil penelitian tentang
action) dalam bekerja pada perawat di kecelakaan kerja pada perawat di Rumah
rumah sakit Panti Waluya Sawahan Sakit Panti Waluya Sawahan Malang
Malang dimungkinkan karena sikap menunjukkan sebagian besar (54,5%)
perawat tentang K3. Hal ini sesuai atau 54 orang responden tidak pernah
dengan teori Green (1980) yang mengalami kecelakaan kerja dan sebagian
mengatakan bahwa perilaku seseorang kecil (45,5%) atau 45 orang responden
dipengaruhi oleh sikap seseorang pernah mengalami kecelakaan kerja.
terhadap apa yang dilakukan. Tradisi dan Dengan jenis kecelakaan kerja paling
nilai ditempat kerja juga bisa menjadi banyak (30,3%) yang terjadi pada
mempermudah (positif) atau mempersulit perawat di RSPW adalah gangguan
(negatif) terjadinya perubahan perilaku muskuloskeletal yang disebabkan oleh
aman atau tidak aman seseorang dalam posisi yang salah saat bekerja.
bekerja. Hal ini disebabkan oleh beberapa Berdasarkan lama masa kerja secara
alasan antara lain sikap terwujud dalam umum diketahui bahwa tidak ada
suatu tindakan tergantung pada situasi perbedaan antara masa kerja
saat itu, sikap akan diikuti atau tidak akan baru/sebentar dengan masa kerja lama
diikuti oleh tindakan yang mengacu yang melakukan safe action dan Unsafe
kepada pengalaman seseorang. Action dengan kejadian kecelakaan kerja
Berdasarkan penelitian ini pada perawat di RS. Panti Waluya. Hal
diketahui bahwa meskipun memiliki ini ditunjang dengan hasil penelitian yang
pengalaman kerja yang sudah banyak, menunjukan bahwa perawat yang
perawat di RS. Panti Waluya justru lebih mengalami kecelakaan kerja pada masa
banyak melakukan unsafe action, kerja sebentar (<6 tahun) dan masa kerja
sedangkan faktor pengalaman pada tugas lama (>10 tahun) adalah sama yaitu
yang sama dan lingkungan yang sudah sebesar (17,1%) atau sebanyak 17 orang
dikenal dapat mempengaruhi perawat dan sebagian kecil (11,1%) atau sebanyak
tersebut berperilaku tidak aman karena 11 orang perawat adalah dengan masa
menyenangkan, nyaman dan menghemat kerja menengah (6-10 tahun). Sedangkan
waktu dan perilaku ini cenderung bila dilihat dari Unsafe Action dengan

343
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

kejadian kecelakaan kerja maka dapat Dalam hal ini kecenderungan kecelakaan
diketahui bahwa dari 28 orang perawat di kerja pada usia tua disebabkan karena
RS. Panti Waluya yang pernah semakin tua seseorang maka reaksi
mengalami kecelakaan kerja sebagian terhadap sesuatu semakin menurun.
besar (13,0%) atau sebanyak 13 orang Menurut Pendapat peneliti
perawat yang melakukan Unsafe Action terjadinya kecelakaan kerja pada perawat
mengalami kecelakaan kerja terjadi pada di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
masa kerja lama (> 10 tahun), selanjutnya Malang secara umum dimungkinkan
masa kerja sebentar/baru (< 6 tahun) karena kesalahan-kesalahan yang
sebanyak (9,0%) atau sebanyak 9 orang disebabkan oleh perawat itu sendiri dan
perawat dan sebagian kecil (6,0%) atau sikap tidak wajar seperti terlalu berani,
sebanyak 6 orang terjadi pada perawat sembrono, tidak mengindahkan instruksi,
dengan masa kerja menengah (6-10 kelalaian , melamun, kurang sabar, tidak
tahun). Pada penelitian ini diketahui memakai alat pelindung diri dan kurang
bahwa mayoritas responden berusia pengetahuan. Hal ini sesuai dengan teori
muda. Usia muda memiliki kesehatan dan yang dikemukakan oleh Suma’mur
kepekaan yang lebih tinggi sehingga (2009) bahwa faktor –faktor yang
tingkat kecelakaan kerja semakin mempengaruhi terjadinya kecelakaan
berkurang karena usia muda menjadi kerja diantaranya adalah faktor manusia
lebih teliti dalam bersikap dan yang meliputi aturan kerja, kemampuan
berperilaku. Sebaliknya faktor usia lanjut pekerja, disiplin kerja, perbuatan-
lebih mudah mengalami kecelakaan perbuatan yang mendatangkan kecelakan
karena biasanya memiliki kesehatan dan seperti: lengah, ceroboh, mengantuk,
kepekaan yang telah menurun, selain itu lelahan, dsb serta ketidakcocokan fisik
sikap para pekerja sudah berubah, dan mental.
misalnya menjadi kurang teliti (Sholihah, Tidak ada hubungan yang
2013). signifikan (bermakna) antara Unsafe
Adapun faktor yang mempengaruhi Action dengan kecelakaan kerja pada
tingginya jumlah kecelakaan kerja pada perawat di RSPW Malang. Sedangkan
kelompok umur muda karena golongan perbandingan kejadian kecelakaan kerja
usia muda cenderung ceroboh dan pada perawat di RSPW Malang
bersikap suka tergesa-gesa dengan lama ditemukan bahwa dari 54 perawat yang
masa kerja <1 tahun sedangkan di RSUD melakukan unsafe action, sebagian besar
Makale kelompok umur yang cenderung (28,3%) atau sebanyak 28 responden
mengalami kecelakaan kerja adalah pernah mengalami kecelakaan kerja dan
kelompok umur tua (≥30tahun) sebanyak sebagian kecil (26,3%) atau sebanyak 26
38 orang atau 68,1% dengan masa kerja 6 responden tidak mengalami kecelakaan
tahun (Jurnal MKMI vol 5 no 4, 2009). kerjadandari 45 perawat yang melakukan

344
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

safe action, sebagian besar (28,3%) atau di Amerika menunjukkan bahwa


sebanyak 28 orang responden tidak kecelakaan kerja yang terjadi selain
mengalami kecelakaan kerja dan sebagian karena faktor manusia disebabkan juga
kecil (17,1%) atau sebanyak 17 karena masih baru dan kurang
responden pernah mengalami kecelakan pengalaman. Hal ini juga ditemui pada
kerja Dengan nilai Odd Ratio penelitian ini dimana sebagian besar
(OR)=1,774 menunjukkan bahwa responden adalah usia muda yang
perawat di RSPW yang melakukan tergolong dalam masa kerja
Unsafe Action mempunyai risiko 1,774 sebentar/junior namun tidak ditemukan
kali lebih besar untuk terjadinya adanya perbedaan antara perawat dengan
kecelakaan kerja dibandingkan dengan masa kerja sebentar (< 6 tahun) dan masa
perawat yang tidak melakukan unsafe kerja lama (< 10 tahun) yang pernah
action. Hal ini diperkuat dengan mengalami kecelakaan kerja tetapi
penelitian Hermana (2006) yang terdapat perbedaan antara perawat yang
menyimpulkan bahwa tindakan tidak melakukan Unsafe Action dengan
aman (unsafe action) berhubungan secara kecelakan kerja dimana didapatkan
bermakna dengan terjadinya luka tusuk bahwa sebagian besar (13,0%) atau
karena jarum atau benda tajam lainnya. sebanyak 13 orang perawat yang
Menurut pendapat peneliti tidak mengalami kecelakaan kerja adalah
adanya hubungan yang bermakna antara perawat dengan masa kerja > 10 tahun
Unsafe Action dengan kecelakaan kerja dan melakukan Unsafe Action meskipun
pada perawat di rumah sakit Panti tidak diketahui kapan pertama kali
Waluya sawahan malang dimungkinkan perawat tersebut mengalami kecelakaan.
karena tidak ditentukannya periode waktu Semakin lama masa kerja seorang
penelitian yang spesifik sehingga perawat maka diharapkan pengalaman
menyulitkan peneliti dalam mendapatkan yang diperoleh akan lebih banyak dan
gambaran yang jelas apakah lamanya memungkinkan perawat dapat bekerja
seorang perawat bekerja mempengaruhi lebih aman. Sedangkan faktor
terbentuknya perilaku aman bekerja atau pengalaman pada tugas yang sama dan
singkatnya waktu bekerja menyebabkan lingkungan sudah dikenal dapat
terbentuknya Unsafe Actiondimana mempengaruhi perawat tersebut
lamanya perawat bekerja dan melakukan berperilaku tidak aman dan terus berlaku
tindakan tidak aman/terpapar dengan karena menyenangkan, nyaman dan
kondisi yang tidak aman merupakan menghemat waktu dan perilaku ini
proses yang menentukan kapan cenderung berulang. Hal ini sesuai
munculnya kejadian kecelakaan kerja dengan hasil penelitian yang menunjukan
pada perawat. Hasil studi ILO (1989) bahwa berdasarkan lama masa kerja
yang dikutip dalam Dirgagunarsa (1992) diketahui bahwa sebagian besar (25,3%)

345
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

atau sebanyak 25 orang perawat di RS. (25,3%) atau 25 perawat yang melakukan
Panti Waluya yang melakukan Unsafe Unsafe Action dengan masa kerja > 10
Action adalah perawat dengan lama masa tahun maka akan berbanding lurus
kerja > 10 tahun. Hal ini membuktikan mengalami kecelakaan kerja yang lebih
bahwa perawat yang mempunyai banyak (13,0%) atau 13 orang. Hasil uji
pengalaman kerja lebih lama cenderung Chi Square menunjukkan p-value p (α)
kurang berhati-hati karena merasa bisa sebesar 0,231 > 0,05 maka H0 ditolak.
menguasai semua jenis pekerjaannya Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
sehingga sering bertindak sembrono dan ada hubungan yang signifikan
tidak memperhatikan prinsip dasar (bermakna) antara Unsafe Action dengan
keselamatan dalam bekerja dan hal ini kecelakaan kerja pada perawat di RSPW
berbanding lurus dengan kejadian Malang. Nilai Odd Ratio (OR) = 1,774
kecelakan kerja dimana sebagian besar menunjukkan bahwa perawat di RSPW
perawat yang melakukan Unsafe Action yang melakukan Unsafe Action
adalah dengan masa kerja > 10 tahun atau mempunyai resiko 1,774 kali lebih besar
disebut juga perawat senior dan untuk terjadinya kecelakaan kerja
merupakan kelompok terbesar (13,0%) dibandingkan dengan perawat yang tidak
atau sebanyak 13 orang perawat melakukan unsafe action. Tidak adanya
mengalami kecelakan kerja. Dimana hubungan yang bermakna antara Unsafe
diketahui bahwa faktor usia lanjut lebih Action dengan kecelakaan kerja pada
muda mengalami kecelakaan karena perawat di rumah sakit Panti Waluya
biasanya memiliki kesehatan dan sawahan Malang.
kepekaan yang telah menurun dan sikap
perawat yang menjadi kurang teliti. SARAN
Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan menentukan kurun waktu
KESIMPULAN penelitian yang jelas antara lama masa
kerja dengan terjadinya perilaku
Analisis Univariat terhadap aman/tidak aman.
Unsafe Action perawat menunjukkan
hasil bahwa tidak ada perbedaan antara
perawat yang bekerja sebentar/baru (< 6 DAFTAR PUSTAKA
tahun) dan perawat yang sudah bekerja
lama (>10 tahun) dengan kejadian Aldino. 2012. Hubungan karakteristik
kecelakaan kerja tetapi terdapat individu dengan kecelakaan kerja
perbedaan antara lama masa kerja dengan pada pekerja bagian fabrikasi
Unsafe Action dan kejadian kecelakaan di PT. Baja X. skripsi. FKM
kerja dimana ditemukan sebagian besar UNAIR. Surabaya.

346
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

Bird, E. Frank, Germain, L. George. RSUD Kabupaten Cianjur. Tesis


1990. Practical Loss control FKM UI. Jakarta.
leadership. Georgia: Institute
publishing OHSA. 2013.Caring for our caregivers-
facts about hospital worker safety.
Depkes RI. 2013. Pedoman pelaksanaan U.S : Departement of Labour.
kewaspadaan universal di Amerika.
pelayanan kesehatan. Jakarta:
Depkes RI. Phesant, S. 1991. Ergonomic, work and
health. Macmillan academic
Geller, E S. 2001. The pshycology of London: Profesional Ltd.
safety handbook. USA: Lewis
Publisher. PPNI. 2011. Standar kompetensi perawat
Indonesia. Jakarta.
Green, L. 1980. Health education:
adiagnosis approach. the John Pratiwi A D. 2012. Analisis faktor-faktor
Hopkins University: Mayfield yang mempengaruhi tindakan
publishing co. tidak aman (unsafe act) pada
pekerja di PT X. skripsi.
Forever, E H. 2010. Modul kuliah:
Accident model. Jakarta: FKM Rosenstock, Linda. 2000. Statement for
UI. the record on needle stick
injuries.Departement of health
Heinrich, H.W. 1980. Industrial accident and human services.
prevention approach. New York:
McGraw-Hill Inc. Sholihah, Q, Djohan AJ. 2013. K3 RS-
Meminimalisasi kecelakaan dan
Helliyanti, P. 2009. Faktor-faktor yang penyakit akibat kerja di rumah
berhubungan dengan perilaku sakit. Malang: Universitas
tidak aman di Dept. utility and Brawijaya Press
operation PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk divisi bogasari flour Ramli S. 2010. Sistem manajemen
mills. Skripsi. Depok. FKM UI. keselamatan dan kesehatan kerja
OHSAS 18001. Jakarta: Dian
Hermana. 2006. Faktor-faktor yang Rakyat.
berhubungan dengan terjadinya
luka tusuk jarum atau benda Rostikaika. 2011. Hubungan keselamatan
tajam lainnya pada perawat di dan kesehatan kerja dengan

347
Nursing News Hubungan Unsafe Action dengan Kecelakaan Kerja
Volume 2, Nomor 2, 2017 Pada Perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Malang

kinerja perawat di ruang


radiologi di rumah sakit X kota Y.

Suma'mur. 1989. Keselamatan Kerja &


Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
PT Pertja.

Wawan, dkk. 2010. Teori dan


Pengukuran Pengetahuan Sikap
dan Prilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Madika
Widianty, dkk. 2009. Hubungan sikap
tubuh saat mengangkat dan
memindahkan pasien pada
perawat perempuan dengan nyeri
punggung bawah. Majalah
Kedokteran Indonesia. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Indonesia.
Vol.59. No.3.

348

Anda mungkin juga menyukai