Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUANCEDERA KEPALA SEDANG (CKS)

A.PENGERTIAN

Cedera kepala adalah kerusakan neurologi yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang
terjadi secara langsung maupun efek sekunder daritrauma yang terjadi.Disebut cedera kepala sedang bila
GCS 9-14, kehilangan kesadaran atauterjadi amnesia lebih dari 24 jam bahkan sampai berhari-hari.
Resiko utama pasienyang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau
pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan TIK.

B.KLASIFIKASI

•Mekanisme = berdasarkan adanya penetrasi durameter a.Traum tumpul: Kecepatan tinggi (tabrakan
otomobil),kecepatan rendah (terjatuh, terpukul). b.Trauma tembus: Luka tembus peluru dan luka
tembuslainnya.

•Keparahan cederaa.Ringan: Skala koma Glasgow 15 b.Sedang: GCS 9 – 14c.Berat: GCS 3 – 8

•Morfologia.Faktor tengkorak -Karnium: Linear/ stelatum ; depresi/ non depresi ; terbuka/ tertutup.-Basis:
Dengan/ tanpa kebocoran srebrospinal dengan/ tanpakelumpuhan nervus VII.

b.Lesi intrakarnial-Fokal : Evidu

C.PATOFISIOLOGI

Cedera kulit kepala

Karena bagian ini banyak mengandung pembuluh darah, kulit kepala berdarah bila mengalami cedera
dalam. Kulit kepala juga merupakan tempatmasuknya infeksi intrakranial. Trauma dapat menimbulkan
abrasi, kontusio,laserasi atau avulsi.

Fraktur tengkorak

Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak disebabkanoleh trauma. Ini dapat terjadi
dengan atau tanpa kerusakan otak. Adanya fraktur tengkorak biasanya dapat menimbulkan dampak
tekanan yang kuat. Fraktur tengkorak diklasifikasikan terbuka/tertutup. Bila fraktur terbuka maka dura
rusak dan fraktur tertutup dura tidak rusak. Fraktur kubah kranial menyebabkan bengkak pada sekitar
fraktur dan karena alasan yang kurang akurat tidak dapat ditetapkantanpa pemeriksaan dengan sinar X,
fraktur dasar tengkorak cenderung melintassinus paranasal pada tulang frontal atau lokasi tengah telinga
di tulang temporal, juga sering menimbulkan hemorragi dari hidung, faring atau telinga dan darahterlihat
di bawah konjungtiva. Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika CSS keluar dari telinga dan hidung.

Cedera otak

Kejadian cedera “ Minor “ dapat menyebabkan kerusakan otak bermakna.Otak tidak dapat menyimpan
oksigen dan glukosa sampai derajat tertentu yang bermakna sel-sel cerebral membutuhkan suplai darah
terus menerus untuk memperoleh makanan. Kerusakan otak tidak dapat pulih dan sel-sel mati
dapatdiakibatkan karena darah yang mengalir tanpa henti hanya beberapa menit sajadan kerusakan neuron
tidak dapat mengalami regenerasi.

Komosio

Komosio cerebral setelah cedera kepala adalah kehilangan fase neurologik sementara tanpa kerusakan
struktur. Jika jaringan otak dan lobus frontal terkena, pasien dapat menunjukkan perilaku yang aneh
dimana keterlibatan lobus temporaldapat menimbulkan amnesia disorientasi.

Kontusio

Kontusio cerebral merupakan CKB, dimana otak mengalami memar dankemungkinan adanya daerah
hemoragi. Pasien berada pada periode tidak sadarkandiri. Pasien terbaring kehilangan gerakan, denyut
nadi lemah, pernafasan dangkal,kulit dingin dan pucat.

Hemoragi cranial

Hematoma (pengumpulan darah) yang terjadi dalam tubuh kranial adalahakibat paling serius dari cedera
kepala. Ada 3 macam hematoma:

1.Hematoma Epidural (hematoma Ekstradural)Setelah terjadi cedera kepala, darah berkumpul di dalam
ruang epidural(ekstradural) diantara tengkorak di dura. Keadaan ini sering diakibatkan darifraktur tulang
tengkorak yang menyebabkan arteri meningkat tengah putusatau rusak (laserasi), dimana arteri ini berada
diantara dura dan tengkorak daerah frontal inferior menuju bagian tipis tulang temporal, hemoragi
karenaarteri ini menyebabkan penekanan pada otak

.2.Hematoma subduralHematoma subdural adalah pengumpulan darah diantara dura dandasar otak, yang
pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hemoragi subdurallebih sering terjadi pada vena dan merupakan
akibat putusnya pembuluh darahkecil yang menjembatani ruang subdural. Hematoma subdural dapat
terjadiakut, sub akut atau kronik tergantung pada ukuran pembuluh darah yangterkena dan jumlah
perdarahan yang ada. Hematoma subdural akut:dihubungkan dengan cedera kepala mayor yang meliputi
kontusio ataulaserasi. Hematoma subdural subakut: sekrela kontusio sedikit berat dandicurigai pada
bagian yang gagal untuk menaikkan kesadaran setelah traumakepala. Hematoma subdural kronik: dapat
terjadi karena cedera kepala minor dan terjadi paling sering pada lansia. Lansia cenderung mengalami
cedera tipeini karena atrofi otak, yang diperkirakan akibat proses penuaan.

3.Hemoragi Intra cerebral dan hematomaHematoma intracerebral adalah perdarahan ke dalam substansi
otak.Hemoragi ini biasanya terjadi pada cedera kepala dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah
kecil. Hemoragi in didalam menyebabkan degenerasidan ruptur pembuluh darah, ruptur kantong aneorima
vasculer, tumor infracamal, penyebab sistemik gangguan perdarahan.Trauma otak mempengaruhi setiap
sistem tubuh. Manifestasi klinis cederaotak meliputi:-Gangguan kesadaran-Konfusi-Sakit kepala, vertigo,
gangguan pergerakan-Tiba-tiba defisit neurologik -Perubahan TTV-Gangguan penglihatan-Disfungsi
sensorik -lemah otak
D.PATHWAYS

Trauma kepala Ekstra kranialTulang kranialIntra kranialTerputusnya kontinuitas jaringan kulit, otot
danvaskuler Terputusnya kontinuitas jaringan tulangJaringan otak rusak (kontusio, laserasi)Gangguan
suplai darah-Perubahan autoregulasi-Oedema serebralResikoinfeksi NyeriIskemia-Perdarahan-
hematomaHipoksiaPerubahan perfusi jaringankejangPerubahan sirkulasiCSSGangg. Fungsi otak Gangg.
Neurologisfokal-Bersihan jln nafas-Obstruksi jln. Nafas-Dispnea-Hentinafas-Perubaha Peningkatan TIK
-Mual-muntahPapilodemaPandangan kabur Penurunan fungsi pendengaran Nyeri kepalaDefisit
neurologisGirus medialis lobustemporalis tergeser Resiko kurangnyavolume cairanGangg.
PersepsisensoriResiko tidak efektif jln nafasHerniasi unkusTonsil cerebrum tergeserKompresi medula
oblongataMessenfalon tertekanResiko injuriimmobilitasicemasResiko gangg.Integritas kulitKurangnya
perawatan diriGangg.kesadaran

E.TANDA DAN GEJALA

•Pola pernafasanPusat pernafasan diciderai oleh peningkatan TIK dan hipoksia, traumalangsung atau
interupsi aliran darah. Pola pernafasan dapat berupahipoventilasi alveolar, dangkal.

•Kerusakan mobilitas fisik Hemisfer atau hemiplegi akibat kerusakan pada area motorik otak.

•Ketidakseimbangan hidrasiTerjadi karena adanya kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus dan
peningkatan TIK

•Aktifitas menelanReflek melan dari batang otak mungkin hiperaktif atau menurun sampai hilangsama
sekali

•Kerusakan komunikasiPasien mengalami trauma yang mengenai hemisfer serebral menunjukkandisfasia,


kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa.

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.Pemeriksaan labolatoriumPemeriksaan hematologi yaitu antara lain: Hb, leukosit, waktu


perdarahan,waktu pembekuan.
b.Pemerikasaan radiologi

1.Pemeriksaan rontgen = bagian kepala

2.Pemeriksaan CT atau MRI scan (skan Tomografi cumputer) untuk mengetahui daerah perdarahan dan
pembekuan pada daerah otak.

c.Pemeriksaan angiografi

d.Ventrikulografi udarae.Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)f.Ultrasonografi

G.PENATALAKSANAAN

1.Air dan Breathing-Perhatian adanya apnoe-Untuk cedera kepala berat lakukan intubasiendotracheal.
Penderita mendapat ventilasi dengan oksigen 100% sampaidiperoleh AGD dan dapat dilakukan
penyesuaian yang tepat terhadapFiO2.-Tindakan hiperventilasi dilakukan hati-hatiuntuk mengoreksi
asidosis dan menurunkan secara cepat TIK pada penderita dengan pupil yang telah berdilatasi. PCO2
harus dipertahankanantara 25-35 mmHg.2.CirculationHipotensi dan hipoksia adalah merupakan penyebab
utama terjadinya perburukan pada CKS. Hipotensi merupakan petunjuk adanya kehilangandarah yang
cukup berat, walaupun tidak tampak. Jika terjadi hipotensi makatindakan yang dilakukan adalah
menormalkan tekanan darah. Lakukan pemberian cairan untuk mengganti volume yang hilang sementara
penyebabhipotensi dicari.3.Disability (pemeriksaan neurologis)-Pada penderita hipotensi pemeriksaan
neurologistidak dapat dipercaya kebenarannya. Karena penderita hipotensi yang tidak menunjukkan
respon terhadap stimulus apapun, ternyata menjadi normalkembali segera tekanan darahnya normal.-
Pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaanGCS dan reflek cahaya pupil.-Menilai tingkat keparahan:

1.Cedera kepala ringan (kelompok risiko rendah)

•Skor skala koma Glasgow 15 (sadar penuh, atentif danorientatif).

•Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya onkusi).

•Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang.

•Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan

Pasien dapat menderita abrasi, laserasi atau hematoma kulitkepala.

•Tidak adanya kriteria cedera sedang – berat.


2.Cedera kepala sedang (kelompok risiko sedang)

•Skor skala koma Glasgow 9 – 14 (konfusi, letargi ataustupor).

•Konkusi.

•Anemia pasca tauma.

•Muntah.

•Tanda kemungkinan fraktur karnium (tanda Battle, matarabun, hemotimpanum, otorea atau renorea
cairan serebrospinal).

•Kejang

3.Cedera kepala berat (kelompk risiko berat)

•Skor skala coma Glasgow 3 – 8 (koma).

•Penurunan derajad kesadaran secara progresif.

•Tanda neurologis fokal.

•Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi

Anda mungkin juga menyukai