Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUKUM BISNIS (PENGUSAHA DAN PERUSAHAAN)

DISUSUN OLEH :
CHESI SAILENDRA (19306011012)

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
‘AISYIYAH RIAU
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tugas individu pada Mata Kuliah
“Hukum Bisnis”.
Dalam makalah ini akan disajikan materi yang diharapkan dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun sangat sadar makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh
karena itu penyusun sangat terbuka sekali bagi berbagai kritikan dan saran demi
perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas segala
kekurangannya dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru,6 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................. 2
BAB. 2 ISI
A. PENGUSAHA DAN PERUSAHAAN .......................................... 3
B. SUMBER PENGATURAN DAN BENTUK ORGANISASI
BISNIS ............................................................................................ 7
C. PENDAFTARAN PERUSAHAAN ................................................ 6
D. SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN .................................... 7
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

    Menurut Molengraaff, Pengertian Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan


yang dilakukan secara terus-menerus, untuk memperoleh penghasilan, bertindak
keluar, dengan cara memperdagangkan, menyerahkan atau mengadakan
perjanjian-perjanjian perdagangan.

    Menurut Polak, Pengertian Perusahaan dari sudut komersil artinya baru
dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba rugi yang dapat
diperkirakan dan dicatat dalam pembukuan.

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan


sebagai berikut :

 Pengertian Perusahaan merupakan setiap bentuk usaha yang menjalankan


setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus dan didirikan, bekerja
serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang bertujuan
memperoleh keuntungan (laba)
 Pengertian Usaha adalah setiap tindakan, kegiatan, atau perbuatan apapun
dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk
tujuan memperoleh keuntungan (laba)
 Pengertian Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau badan
hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan.

     Dengan demikian pengertian perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk kegiatan melakukan produksi dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan produksi dan distribusi
umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan atau laba.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari perusahaan?


2. Dimana tempat kedudukan dan letak perusahaan?
3. Apa saja bentuk-bentuk perusahaan?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam lingkungan perusahaan?

2
5. Apa saja pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan?

1.3  Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengertian perusahaan


2. Untuk menjelaskan tempat kedudukan dan letak perusahaan
3. Untuk menjelaskan bentuk-bentuk perusahaan
4. Untuk menjelaskan macam-macam lingkungan perusahaan
5. Untuk menjelaskan pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGUSAHA DAN PERUSAHAAN

Pengusaha adalah orang(pribadi) atau persekutuan (badan hukum) yang


menjalankan sebuah jenisperusahaan.

Dalam melakukan usaha, seorang pengusaha tidak dapat berjalan sendiri. Ia


membutuhkan tenaga kerja yang akan membantunya menjalankan
roda bisnis yang dijalankan. Apalagi perusahaan yang dikelolanya sudah cukup
besar, maka tenaga kerja yang dipakai pun akan lebih banyak. Tapi ada juga
pengusaha yang dapat bekerja sendiri tanpa harus bantuan orang lain, artinya
usahanya masih bisa dikendalikan sendiri.

Pengertian perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan


berkumpulnya semua faktor produksi, kegiatan usaha yang bersifat tetap,
dilakukan secara terus menerus dan dikelola dengan organisasi yang baik, dengan
tujuan menghasilkan barang dan jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat sekaligus mencari keuntungan atau laba

Jenis-jenis perusahaan
Jenis perusahaan berdasarkan lapangan usaha:
 Perusahaan ekstraktif adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengambilan kekayaan alam
 Perusahaan agraris adalah perusahaan yang bekerja dengan cara
mengolah lahan/ladang
 Perusahaan industri adalah perusahaan yang menghasilkan barang
mentah dan setengah jadi menjadi barang jadi atau meningkatkan nilai gunanya
 Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang bergerak dalam hal
perdagangan
 Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
Jenis perusahaan berdasarkan kepemilikan:
 Perusahaan negara adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh
negara
 Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali
oleh anggotanya

4
 Perusahaan swasta adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh
sekelompok orang dari luar perusahaan (Sumber by Wikipedia)
B. SUMBER PENGATURAN DAN BENTUK ORGANISASI BISNIS

1. Sumber Sumber Hukum Bisnis


Sedangkan menurut Munir Fuady, sumber hukum bisnis, meliputi:
Perundang-undangan, perjanjian, traktat, yurisprudensi, kebiasaan dan
doktrin ahli hukum.

2. Bentuk-bentuk Organisasi Bisnis

Bentuk-bentuk organisasi bisnis bida dibagi ke dalam 7 bagian, yaitu yang dilihat
dari segi hukum:

 Perusahaan Perseorangan

Bentuk perusahaan perseorangan adalah salah satu perusahaan yang dikelola


sekaligus diawasi oleh seseorang. Di satu pihak pengelola lah yang akan
memperoleh semua keuntungan dari perusahaan tersebut, sedangkan dari pihak
lainnya juga ikut bertanggung jawab apabila terjadi risiko yang muncul di dalam
semua kegiatan perusahaan tersebut.

 Perseroan Komanditer (CV)

Perseroan komanditer atau CV merupakan salah satu persekutuan


maupunorganisasi yang di dalamnya  terdiri dari sejumlah orang. Mereka semua
sudah menyerahkan sejumlah dana dengan tidak harus sama jumlahnya dengan
anggota lainnya. Sekutu dalam CV atau perseroan komanditer ini juga dibagi
dalam dua macam, yakni sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu
komplementer merupakan orang-orang yang ada di dalam perusahaan tersebut
yang bersedia untuk mengatur perusahaan. Sedangkan sekutu komanditer, yakni
orang-orang yang ada di dalamnya sudah mempercayakan uangnya beserta
dengan tanggung jawab yang terbatas dari kekayaan yang dilibatkan di dalam CV.

 Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan terbatas atau disingkat dengan PT merupakan salah satu badan usaha
yang telah memiliki hak, kekayaan dan juga kewajiban yang secara terpisah dari
yang sudah mendirikan dan juga yang mempunyai. Tanda dari seseorang ikut
serta di dalam perseroan terbatas yaitu dengan cara dia punya saham perusahaan
yang mana semakin banyak saham yang ia punya maka akan semakin besar
perannya dan juga kedudukannya di dalam perusahaan tersebut. Jika sewaktu-
waktu perusahaan punya utang, maka harta masing-masing anggotanya tidak akan
bisa ikut dipertanggungjawabkan dari utang perusahaan itu. Namun hal tersebut
hanyalah bersifat terbatas pada sahamnya saja.

 Firma

Firma merupakan salah satu dari bentuk perkumpulan usaha yang juga di
dalamnya terdiri dari sejumlah orang dengan menggunakan satu nama bersama.

5
Di dalam firma ini semua anggota punya tanggung jawab sepenuhnya, baik itu
tanggung jawab sendiri-sendiri maupun bersama-sama pada perusahaan pada
pihak yang lainnya. Jika suatu saat terjadi kerugian, harga seluruhnya akan
ditanggung secara bersama-sama, bahkan bila perlu menggunakan seluruh
kekayaan milik pribadi. Sedangkan jika salah satu dari anggota tersebut keluar,
maka akan secara otomatis firma telah bubar.

 Perusahaan Negara (PN)

Perusahaan negara yakni organisasi yang ruang geraknya ada di bidang usaha.
Sedangkan semua modalnya yang menanggung adalah negara. Kecuali jika
sewaktu-waktu ada hal-hal khusus yang berdasarkan undang-undang. perusahaan
negara ini didirikan dengan tujuan untuk membangun perekonomian nasional
sehingga menuju masyarakat yang berkeadilan dan makmur.

 Perusahaan Pemerintah Lainnya

Perusahaan jawatan atau perjan, persero, perusahaan umum atau perum, dan juga
perusahaan daerah atau PD merupakan perusahaan milik pemerintah lainnya.
Untuk perusahaan Persero dan juga perusahaan daerah merupakan perusahaan
pemerintah yang bertujuan mencari keuntungan untuk negara. Sedangkan untuk
perusahaan pemerintah perum dan perjan semata-mata tidak untuk mencari
keuntungan finansial saja.

 Koperasi

Koperasi merupakan salah satu bentuk dari badan usaha yang ruang geraknya di
bidang ekonomi. Koperasi ini dibentuk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dari para anggota di dalamnya. Sifatnya adalah pribadi, murni dan juga tidak
dapat dialihkan.

Demikianlah definisi serta bentuk-bentuk organisasi bisnis yang sudah terangkum


lengkap untuk Anda. Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat.

6
C. PENDAFTARAN PERUSAHAAN
“Pendaftaran Perusahaan adalah suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap
perusahaan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.”
Maraknya bisnis baru yang bermunculan turut meramaikan dunia perekonomian
Indonesia. Berbagai kegiatan usaha mulai dari trading, usaha jasa, pariwisata,
kontraktor, pelatihan, industri, restoran dan usaha menarik lainnya seakan-akan
menjadi hobi yang direalisasikan agar menghasilkan profit.
Ketatnya tingkat persaingan usaha sudah seharusnya membuat kesadaran hukum
dalam berbisnis makin bertambah. Tidak hanya dengan memikirkan bagaimana
cara mendapatkan omset yang tinggi, tapi harus pula melihat apakah usaha yang
dijalani itu legal atau tidak. Salah satu bukti legalnya usaha kita adalah dengan
memiliki Tanda Daftar Perusahaan atau yang kita kenal dengan TDP.
TDP adalah surat tanda pengesahan yang diberikan oleh Kantor Pendaftaran
Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran perusahaan.
Demikian tercantum pada Pasal 1 ayat 2 Permendag Nomor 37/M-
DAG/PER/9/2007.
Yang dimaksud dengan perusahaan dalam hal ini adalah setiap perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV),
Firma (Fa), Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL). Termasuk juga
Perusahaan Asing dengan status Kantor Pusat, Kantor Tunggal, Kantor Cabang,
Kantor Pembantu, Anak Perusahaan, Agen Perusahaan, dan Perwakilan
Perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Nah, selain bentuk perusahaan diatas, ada juga yang tak wajib memiliki TDP
diantaranya adalah :

1. Perusahaan negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN);


2. Perusahaan kecil perorangan; atau
3. Usaha atau kegiatan yang bergerak di luar bidang perekonomian yang sifat
dan tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan dan/atau laba.

Kriteria perusahaan kecil perorangan pada point 2 diatas adalah sebagai berikut :

1. perusahaan yang diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pribadi pemiliknya


sendiri, atau yang mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri;
2. perusahaan yang tidak diwajibkan memiliki izin usaha atau surat
keterangan yang dipersamakan dengan itu yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang; atau
3. perusahaan yang benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi keperluan
nafkah sehari-hari pemiliknya.

Pendaftaran Perusahaan sebagaimana dimaksud diajukan oleh pemilik, pengurus,


penanggungjawab, atau kuasa dari perusahaan yang sah di Dinas Penanaman

7
Modal Terpadu Satu Pintu Kabupaten/Kota/Kotamadya di tempat kedudukan
perusahaan.

D. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Deskripsi

o SIUP adalah izin operasional bagi perusahaan atau badan yang


melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan, yaitu berupa
kegiatan jual beli barang/jasa.
o SIUP untuk perdagangan jasa mencakup penyediaan jasa dan
sewa-menyewa. Sedangkan SIUP untuk perdagangan barang hanya
mencakup kegiatan jual beli barang yang tidak memerlukan proses
pengolahan atau produksi.
o Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No.46/2009, SIUP
diwajibkan bagi setiap usaha dengan kekayaan bersih di atas Rp 50
juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Namun
usaha dengan kekayaan bersih di bawah Rp 50 juta dapat mengajukan
SIUP jika pelaku usaha menghendaki, misalnya dalam rangka
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pinjaman perbankan atau
ingin mengikuti lelang/tender pengadaan barang/jasa tertentu.
o Contoh usaha yang membutuhkan SIUP sebagai izin operasional
antara lain:
 Terkait jual beli barang: usaha toko seperti toserba, toko
oleh-oleh, toko sembako, toko pakaian, elektronik, alat
telekomunikasi, dll;
 Terkait usaha sewa menyewa: usaha rental
komputer/warung internet, co-working space yang
menyewakan ruang bekerja atau rapat, rental mobil, dll;
 Terkait usaha jasa: jasa konsultan, jasa penempatan tenaga
kerja, jasa fotokopi atau percetakan, jasa pengepakan,
fotografi, pengelolaan gedung, call center, kebersihan umum,
administrasi kantor, periklanan, dan usaha jasa lainnya.
o Sesuai dengan Permendag RI No.46/2009, pelaku UKM bisa
mengajukan SIUP dengan kategori sebagai berikut:
 SIUP Mikro jika kekayaan bersih kurang dari Rp 50juta;
 SIUP Kecil jika kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta s.d
Rp 500 juta;
 SIUP Menengah jika kekayaan bersih di atas Rp 500 juta
s.d Rp 10 milyar;
 SIUP Besar jika kekayaan bersih di atas Rp 10 milyar.

8
Syarat

1. Mengisi formulir/blanko permohonan. Unduh disini.


2. Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
3. Fotokopi Izin Gangguan (HO)
4. Data tentang peralatan, kapasitas produksi, modal dan tenaga
kerja/blanko Isian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
5. Materai Rp 6.000,00 sebanyak 2 buah
6. Untuk penambahan Sub Bidang Usaha, dengan mengisi formulir
isian penambahan sub bidang Untuk subjek bisnis Persekutuan
Komanditer (CV), terdapat 3 persyaratan tambahan:
7. Fotokopi Akta Pendirian
8. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
9. Neraca AwaL Untuk subjek bisnis Perseroan Terbatas
(PT)/Koperasi, terdapat 4 persyaratan tambahan:
10. Surat Keputusan Menteri Hukum (khusus untuk PT)
11. Surat Keputusan Menteri Koperasi (khusus untuk koperasi)
12. Data akta
13. Fotokopi KTP Komisaris dan Direktur

9
Tahapan

Biaya

Gratis

Catatan Penting

Masa Berlaku

Selama usaha berjalan; diperbaharui setiap 5 tahun

Subjek Perizinan

SIUP dapat diajukan oleh semua jenis pelaku usaha - baik berupa perseorangan
maupun badan yang tidak berbadan hukum (seperti CV/Firma), maupun yang
berbadan hukum (seperti PT atau Koperasi) – selama melakukan usaha
perdagangan.

10
Catatan Penting

 Untuk mengetahui skala SIUP yang sesuai untuk diajukan, pelaku UKM
dapat menghitung kekayaan bersih usahanya (tidak termasuk tanah dan bangunan
usaha) dengan formula berikut:

Total Nilai Aset Usaha – Total Utang Usaha – Nilai aset usaha berupa tanah dan
bangunan.

 Jika pelaku usaha tidak memiliki aset tanah dan bangunan karena
menyewa ruang kantor, maka formula kekayaan bersih usahanya:

Total Nilai Aset Usaha – Total Utang Usaha.

 Di dalam dokumen SIUP, pelaku usaha wajib memasukkan bidang usaha


berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia atau KBLI (4 atau 5
digit). KBLI ini harus sesuai dengan bidang usaha yang tercantum pada Akta
Pendirian Perusahaan dan Tanda Daftar Perusahaan. Sebagai contoh, jika di Akta
Pendirian tertulis Bidang Usaha Jasa Konsultan Sistem Informasi, bidang usaha
yang tercantum di SIUP harus merupakan rincian dari Bidang Usaha tersebut -
misalnya Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi (KBLI nomor 62021). Buku
KBLI (BPS, 2015) dapat diunduh disini.

 Ada baiknya KBLI ditentukan bukan hanya berdasarkan kompetensi inti


(core competence) dan keunikan layanan yang ingin dibangun oleh pelaku UKM
namun juga memperhatikan potensi peluang dalam rangka mengisi kebutuhan
pelanggan/calon pelanggan.

 Jika pelaku UKM menjual barang hasil produksi sendiri, maka Izin Usaha
Industri (IUI) akan diperlukan sebagai izin operasional dari kegiatan usaha
pengolahan/produksi. Jika produk yang diolah adalah produk pangan, pelaku
UKM juga akan perlu mengurus Izin Edar sebelum memasarkan produknya secara
legal. Izin Edar yang diurus dapat berupa SPP-IRT atau Sertifikasi dari BPOM RI.

 Jika pelaku UKM menggunakan merek dagang sendiri, maka pendaftaran


merek untuk perlindungan hukum atas kepemilikan merek dagang juga baiknya
dilakukan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (HKI), Kementerian
Hukum dan HAM RI.

11
 Jika pelaku usaha melakukan usaha perdagangan dengan bentuk
pengelolaan toko modern, maka akan diperlukan Izin Usaha Toko Modern
(IUTM).

 Apabila diminta oleh pejabat penerbit SIUP, pemilik SIUP wajib


menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan kegiatan usahanya berdasarkan
formulir yang dapat

12
13

Anda mungkin juga menyukai