Anda di halaman 1dari 11

PEMBINAAN KESEHATAN LANSIA DALAM POLA PEMBINAAN

KESEHATAN DI KELUARGA

NAMA PEMBIMBING
ABD GAFAR,S.Kep,MPH

M. AL AYYUBI SALIM
3A

Prodi D.III Keperawatan Solok


Poltekkes Kemenkes Padang
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena atas berkat dan
karunia darinya kami dapat menyelesaikan makalah antopologi untuk memenuhi tugas
mata kuliah Gerontik.

Selama menyusun makalah ini kami memperoleh banyak sumber dari beberapa
buku reverensi tentang Gerontik . Kami berusaha mengambil pokok pokok penting dari
isi buku tersebut dengan harapan, semoga isi dari makalah kami sesuai dengan
pembahasan dalam konsep materi.

Kami harap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dipelajari dengan baik.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami
mohon kritik dan saran dari para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG..................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
3. TUJUAN PENULISAN................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
1. TUJUAN ......................................................................................................2
2. SASARAN....................................................................................................2
3. PEDOMAN PELAKSANAAN....................................................................2
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN LANSIA............................3
5. PERAN ANGGOTA KELUARGA TERHADAP LANSIA........................5
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN.............................................................................................7
2. SARAN.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

A. Latar Belakang

Usia lanjut adalah suatu proses yang alami yang tidak dapat dihindari oleh
manusia. Lansia ditandai dengan perubahan fisik, emosional, dan kehidupan seksual.
Gelaja-gelaja kemunduran fisik seperti merasa cepat capek, stamina menurun, badan
menjadi membongkok, kulit keriput, rambut memutih, gigi mulai rontok, fungsi
pancaindra menurun, dan pengapuran pada tulang rawan (Maramis, 2016). Sedangkan
menurut Bustan (dalam Maramis, 2016) perubahan mental-emosional yaitu daya ingat
menurun, sering lupa, emosi berubah, sering marah-marah, rasa harga diri tinggi, dan
mudah tersinggung. Selain perubahan – perubahan yang bersifat negatif diatas lansia
juga mengalami perubahan yang bersifat positif seperti menurut Bastaman, (dalam
Septiningsih, 2013) lansia selalu berusaha meningkatkan iman dan takwanya kepada
tuhan, lansia mampu hidup mandiri dan tidak terlalu tergantung pada keluarga. Selain
itu lansia juga dapat menjalin hubungan tetap rukun dengan pasangan, anak-anak,
kerabat dekatnya dan lansia memiliki teman dilingkungan untuk berkomunikasi dan
bergaul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan dari pembinaan kesehatan lansia?

2. Apa sasaran pembinaan kesehatan lansia?

3. Apa pedoman pelaksanaan pembinaan kesehatan lansia ?

4. Apa peran anggota keluarga dalam pembinaan kesehatan lansia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tujuan dari pembinaan kesehatan lansia.

2. Untuk mengetahui sasaran pembinaan kesehatan lansia.

3. Untuk mengetahui pedoman pelaksanaan kesehatan lansia.

4. Untuk mengetahui peran anggota keluarga dalam pembinaan kesehatan lansia.


1

BAB II

Pembinaan Kesehatan Lansia

A. Tujuan

Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam masyarakat (Depkes RI, 2003).

B. Sasaran

1. Sasaran langsung

- Kelompok pralansia (45-59 tahun).

- kelompok lansia (60 tahun ke atas).

- kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).

2. Sasaran tidak langsung

- Keluarga di mana usia lanjut berada.

- Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut.

- Masyarakat.

C. Pedoman Pelaksanaan

1. Bagi petugas kesehatan

- Upaya promotif, yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar
merasa tetap dihargai dan berguna baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
- Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
komplikasi dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan.
- Upaya kuantitatif, yaitu upaya pengobatan yang penanggulangannya perlu
melibatkan multidisiplin ilmu kedokteran.
2
- Upaya rehabilitatif, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi organ tubuh yang telah
menurun.

2. Bagi lansia itu sendiri

Untuk kelompok pralansia, kebutuhan informasi sebagai berikut.

- Pemeriksaan kesehatan secara berkala.


- Kegiatan olahraga.
- Pola makan dengan menu seimbang.
- Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan.
- Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuan.

Untuk kelompok lansia dengan risiko tinggi kebutuhan informasi sebagai berikut :

- Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan melakukan
aktivitas, baik di dalam maupun di luar rumah.
- Pemeriksaan kesehatan berkala.
- Latihan kesegaran jasmani.
- Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan.
- Perawatan fisioterapi.

3. Bagi keluarga dan lingkungannya

- Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan kesejahteraan lansia.


- Usaha pencegahan dimulai dalam rumah tangga.
- Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan Yang maha esa.
- Melatih berkarya dan menyalurkan hobi.
- Menghargai dan kasih sayang terhadap para lansia.

D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Lansia


Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan
perilaku yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladaptif).

3
1. Perilaku yang kurang baik
- Kurang berserah diri.
- Pemarah, merasa tidak puas, murung, dan putus asa.
- Sering menyendiri.
- Kurang melakukan aktivitas fisik/olahraga/kurang gerak.
- Makan tidak teratur dan kurang minum.
- Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras.
- Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan.
- Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan.
- Menganggap kehidupan seks tidak diperlukan lagi.
- Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur.
2. Perilaku yang baik
- Mendekatkan diri pada Tuhan yang maha kuasa.
- Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya
diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan.
- Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat.
- Melakukan olahraga ringan setiap hari.
- Makan dengan porsi sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai serta
banyak minum.
- Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
- Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan.
- Mengembangkan hobi sesuai kemampuan.
- Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks.
- Memeriksa kesehatan secara teratur.
3. Manfaat perilaku yang baik
- Lebih takwa dan tenang.
- Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang.
- Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat.
- Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara.
4
- Terhindar dari kegemukan dan kekerasan serta penyakit berbahaya seperti
jantung paru-paru, diabetes kanker, dan lain-lain.
- Mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya.
- Mengurangi stres dan kecemasan.
- Hubungan harmonis tetap terpelihara.
- Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin.

E. Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki


peranan yang sangat penting. ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota
keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:

- Melakukan pembicaraan terarah


- Mempertahankan kehangatan keluarga
- Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia
- Membantu dalam hal transportasi
- Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
- Memberikan kasih sayang
- Menghormati dan menghargai
- Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
- Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian.
- Jangan menganggapnya sebagai beban
- Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
- Mintalah nasihat nya dalam peristiwa-peristiwa penting
- Mengajaknya dalam acara-acara keluarga
- Membantu mencukupi kebutuhannya
- Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah
termasuk pengembangan hobi
- Membantu mengatur keuangan
- Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk tari kreasi
5
- Memeriksakan kesehatan secara teratur
- Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat
- Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah
6

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pelunya kerjasama dan peran aktif anggota keluarga dalam menjaga kesehatan lansia
dalam keluarga
2. Menjaga kondisi lingkungan agar tetap sehat dan bersih
3. Menjaga asupan makanan yang bagi lansia yang mengalami penyakit tertentu yang
memerlukan perhatian khusus
4. Berlaku baik dan sabar kepada lansia.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
7

DAFTAR PUSTAKA
Maramis, R. l. (2016). Kebermakanaan hidup dan kecemsan dalam mengdahapi
kematian pada lansia di panti wedha samarinda. ejournal Psikologi ,
319332.
Maryam, s. R, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai