Anda di halaman 1dari 14

SEL

ELEKTROLISIS
Pada topik sebelumnya telah dibahas mengenai salah satu sel elektrokimia
yaitu sel Volta. Pada topik kali ini, akan dibahas mengenai sel elektrokimia yang lain
dan tidak kalah penting dengan sel volta yaitu sel elektrolisis. Tidak seperti sel volta,
sel elektrolisis memerlukan energi listrik untuk melangsungkan reaksi kimia di dalam
sel.

Pada materi sel volta, reaksi redoks spontan menimbulkan arus listrik.
Terjadinya arus listrik ini dapat diamati dari voltmeter. Tidak demikian halnya dengan
sel elektrolisis, reaksi redoks yang tidak spontan dapat berlangsung bila kedalamnya
dialiri listrik. Perhatikan gambar susunan sel elektrolisis pada Gambar 1. Arus listrik
dari sumber arus searah mengalir ke dalam larutan melalui katoda atau elektroda
negatif.Pada katoda ini terjadi reaksi reduksi dari spesi tertentu yang ada dalam
larutan. Spesi tertentu yang lain mengalami oksidasi di anoda/elektroda positif. Dalam
hal tempat reaksi berlangsung sama seperti sel volta yaitu katoda tempat terjadi reaksi
reduksi sedangkan anoda tempat terjadi oksidasi, tetapi muatan elektroda dalam sel
elektrolisis berlawanan dengan muatan elektroda dalam sel volta.

Pada sel elektrolisis katoda merupakan elektroda negatif, sedangkan anoda


merupakan elektroda positif. Spesi yang mengalami reduksi di katoda dan spesi yang
mengalami oksidasi di anoda, tergantung pada potensialnya masing-masing. Spesi
yang mengalami reduksi adalah yang mempunyai potensial elektroda lebih positif.
Sedangkan spesi yang mengalami oksidasi adalah yang mempunyai potensial
elektroda lebih negatif. Dengan demikian, tidak selalu kation yang mengalami reduksi
dan tidak selalu anion yang mengalami oksidasi, mungkin saja pelarutnya (air) yang
mengalami reduksi dan atau oksidasi. Bila elektroda bukan elektroda inert (sukar
bereaksi) maka elektroda akan mengalami oksidasi
1 Susunan sel elektrolisis
Sel elektrolisis tersusun atas sebuah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber
arus searah. Pada sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Muatan
elektrode berbeda dengan sel Volta. Coba kalian ingat kembali katode dan anode
dalam sel Volta. Pada sel elektrolisis katode bermuatan negatif dan anode bermuatan
positif. Reaksi yang terjadi sama seperti pada sel Volta, yaitu reaksi reduksi pada
katode dan reaksi oksidasi pada anode. Elektron mengalir memasuki larutan melalui
kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katode
dan mengalami reduksi. Spesi yang lain melepaskan elektron di anode dan mengalami
oksidasi.

◄Gambar 1. Susunan sel elektrolisis


Sumber: http :// susunan-sel-elektrolisis/

2 Reaksi pada sel elektrolisis


Kita telah mengetahui bahwa elektrolit merupakan senyawa yang
menghantarkan listrik.Elektrolit dapat berada sebagai larutan elektrolit atau lelehan
senyawa ion. Apabila arus listrik dilewatkan melalui larutan elektrolit maka akan
timbul reaksi redoks tidak spontan.
Reaksi redoks yang terjadi pada larutan elektrolit bersifat kompleks karena
adanya persaingan antara reaksi redoks elektrolit dengan reaksi redoks pelarut air.
Sedangkan untuk lelehan senyawa ion, reaksi redoks yang terjadi bersifat sederhana
karena tidak melibatkan air
Jenis elektrode yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh
pada hasil elektrolisis. Elektrode dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
keaktifannya, yaitu elektrode tidak aktif (sukar bereaksi atau inert), seperti C, Pt, dan
Au sedangkan elektrode aktif (elektrode yang potensial reduksinya lebih negatif dari
air seperti logam dari gol IA,IIA, Al dan Mn ) pada proses elektrolisis. Pada proses
elektrolisis dengan elektrode aktif berlangsung reaksi elektrode dan reaksi elektrolit,
sedangkan proses elektrolisis dengan elektrode inert hanya berlangsung reaksi
elektrolitnya saja.

Sel elektrolisis menggunakan elektrolit berupa lelehan dan larutan.

 Sel elektrolisis dengan elektrolit lelehan

Jenis elektrolisis ini melibatkan reaksi redoks sederhana karena berlangsung tanpa
air .beberapa jenis logam diperoleh dari elektrolisis eletrolit lelehan senyawa
logamnya. Perhatikan contoh berikut!

Elektolisis lelehan NaCl dengan elektrode Pt

Katode : [Na+(l) + e →Na(s)]x2

Anode : 2Cl- (l) → Cl2 (g) + 2e +

Sel : 2Na+(l) + 2Cl-(l) → 2Na (s) + Cl2(g)

Didalam sel elektrolisis, ion Na+akan tereduksi di katoda membentuk logam Na.
Sementara ion Cl- akan teroksidasi menjadi Cl2.

 Sel elektrolisis dengan elektrolit larutan

Jika dalam elektrolisis digunakan elektrolit berupa larutan maka reaksi yang
terjadi tidak hanya melibatkan ion-ion dalam larutan, tetapi juga air.Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kompetesi antara ion dengan molekul pelarutnya atau ion-ion
lain dalam larutan pada saat mengalami reaksi di anode dan katode.Spesi yang
memiliki harga E0 lebih besar akan menang dalam kompetisi tersebut. Kompetisi
yang terjadi pada katode adalah Reaksi reduksi kation, reaksi reduksi air :

2H2O(l) + 2e →H2(g) + 2OH- (aq) , reaksi reduksi H+ (elektrolit asam) :


2H+ (aq)+ 2e→ H2(g). Kompetisi yang terjadi pada anode adalah reaksi oksidasi
anion dan reaksi oksidasi air : 2H2O (l) → O2 (g) + 4H+(aq) + 4e

Perhatikan contoh berikut ini!

1. Reaksi elektrolisis larutan Na2SO4 dengan elektrode Pt


Pada anode terjadi kompetisi antara ion sulfat dengan molekul air

2SO42-(aq) → S2O82-(aq) + 2e E0 = -2,01 volt


2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e E0 = -1,23 volt

Oksidasi air lebih mudah berlangsung karena potensial oksidasi air lebih besar
daripada SO42-.Pada katode terjadi kompetisi antara ion Na+ dengan molekul air sesuai
reaksi berikut.

Na+(aq) + e → Na(s) E0 = -2,71 volt

2H2O + 2e → 2OH-(aq) + H2(g) E0 = -0,83 volt

Potensial reduksi air lebih besar daripada Na+ sehingga reduksi akan lebih mudah
terjadi. Reaksi elektrolisis larutan Na2SO4 secara lengkap dapat ditulis seperti di bawah
ini.

Na2SO4(aq)→ 2Na+(aq) + SO42-(aq)

Katode : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g) (x 2)

Anode : 2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e (x 1)

6H2O(l) → 4OH-(aq) + 2H2(g) + 4H+(aq) + O2(g)

Reaksi total: 2H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)

2. Elektrolisis larutan KI dengan elektrode grafit (C)


Larutan KI pada proses elektrolisis akan menghasilkan gas hydrogen di katode
dan iodine di anode. Larutan sekitar katode akan bersifat basa. Pada katode akan terjadi
kompetesi antara ion K+ dengan molekul air, sesuai persamaan berikut ini:

K+(aq) + e → K(s) E0 = -2,92 volt


2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g) E0 = -0,83 volt
Potensial reduksi air lebih besar daripada K+ sehingga reduksi air lebih mudah
berlangsung.Pada anode terjadi kompetesi antara ion I- dan molekul air. Reaksi oksidasi
di anode sebagai berikut:
2I-(aq) → I2(s) + 2e E0 = -0,54 volt
2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e E0 = -1,23 volt
Reaksi oksidasi ion I- lebih mudah berlangsung karena potensial oksidasi ion I-
lebih besar dari H2O. Elektrolisis larutan KI akan menghasilkan H2, OH-, dan I2 sebagai
berikut.
KI(aq) → K+(aq) + I-(aq)
Katode : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g)
Anode : 2I-(aq) → I2(s) + 2e
Reaksi : 2H2O(l) + 2KI(aq) → 2KOH(aq) + H2(g) + I2(s)

3. Elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Cu


Pada larutan CuSO4 terdapat ion Cu2+, ion SO42-, molekul air, dan logam Cu
(anode). Pada katode akan terjadi kompetesi antara ion Cu dan moleku air.
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s) E0 = -0,54 volt
2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g) E0 = -0,83 volt
Potensial reduksi Cu lebih besar daripada H2O berdasarkan reaksi tersebut
sehingga ion Cu2+ lebih mudah mengalami reduksi. Pada anode akan terjadi kompetisi
antara ion SO42-, molekul air, dan anode (Cu).
2SO42-(aq) → S2O82-(aq) + 2e E0 = -2,01 volt
2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e E0 = -1,23 volt
Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e E0 = -0,34 volt
Potensial oksidasi Cu paling besar sehingga oksidasi logam tembaga lebih mudah
terjadi.Reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Cu secara keseluruhan dapat
ditulis sebagai berikut.
CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42-(aq)
Katode : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anode : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Reaksi total :Cu(s) → Cu(s)
(anode) (katode)

4. Elektrolisis lelehan garam dapur

Elektrolisis bentuk ini hanya berlaku pada senyawa ionic.dengan tidak ada zat
pelarut (seperti H2O). Jika lelehan garam ini dielektrolisis dengan elektroda inert
dalam suatu wadah, maka dalam wadah tersebut hanya ada kation dan anion, tidak
ada spesi lain yang terkadung didalamnya. Kation dari lelehan itu akan mengalami
reduksi, sedangkan anion akan mengalami oksidasi.

Perhatikan contoh elektrolisis lelehan NaCl berikut!

Gambar 2 . Elektrolisis lelehan NaCl


Sumber: http :// elektrolisis-lelehan-garam-dapur/

Dari gambar 10, elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif Power
Supply – DC akan menjadi kutub negatif sel dan elektroda yang dihubungkan dengan
kutub positif power supply akan menjadi kutub positif dari sel. Pada elektrolisis
lelehan NaCl akan dihasilkan ion-ion Na+ dan Cl-. Ion-ion Na+ akan bergerak menuju
kutub negatif dan pada elektroda tersebut terjadi reaksi :

Na+(l) + e-Na(l) (reduksi)

Sedangkan, ion-ion Cl-bergerak menuju elektroda positif dan pada elektroda tersebut
terjadi reaksi:

2Cl-(l)Cl2(g) + 2e- (oksidasi)

Karena pada elektroda negatif terjadi reaksi reduksi maka elektroda tersebut
merupakan katoda. Pada elektroda positif terjadi reaksi oksidasi.Oleh karena itu
elektroda tersebut merupakan anoda.

5. Elektrolisis Larutan Elektrolit.

Jika suatu senyawa dalam bentuk larutan dilektrolisis dengan menggunakan


elektrode inert, maka akan ada beberapa spesi yang terdapat dalam larutan tersebut
seperti kation, anion atau H2O (jika pelarutnya H2O). Hal ini akan menyebabkan
kompetisi antara ion-ion dan molekul H2O. pemenang kompetisi ini bergantung pada
harga potensial standar sel (Eo), jenis elektrode dan jenis anion.

Misalnya elektrolisis larutan NaCl seperti pada gambar 16 berikut:

Selama proses elektrolisis berlangsung,


pada katoda terjadi persaingan antara air
dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel
Potensial Standar Reduksi, air
memiliki E°red yang lebih besar
dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air
lebih mudah tereduksi dibandingkan ion
Na+.Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi
di katoda adalah air. Sementara,

Gambar 3 . Elektrolisis larutan NaCl


berdasarkan Tabel Potensial Standar
Sumber: Reduksi, nilai E°red ion Cl- dan air
hampir sama. Oleh karena oksidasi air
memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cl- lebih mudah
dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion
Cl-. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl
adalah sebagai berikut :

Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e- ——>  H2(g) +  2 OH-(aq)

Anoda (+)            :   2 Cl-(aq) ——>  Cl2(g) +  2 e-

Reaksi sel            :   2 H2O(l) +  2 Cl-(aq) ——>  H2(g) +  Cl2(g) +  2 OH-(aq)

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan


ion OH-(basa) di katoda serta gelembung gas Cl 2 di anoda.Terbentuknya ion OH-
pada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi
merah muda setelah diberi sejumlah indikator fenolftalein (pp).Dengan demikian,
terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk
elektrolisis larutan.

Reaksi – reaksi yang terjadi di elektrolisis

Reaksi pada Anoda (Oksidasi)


Bila elektrodenya inert (Pt, Au, atau C), maka anoda tidak ikut teroksidasi,
Ion OH- teroksidasi menjadi H2O dan gas O2
4OH- (aq) → 2H2O (l) + O2 (g) + 4e
Ion sisa asam halida (Cl-, Br-, I-) teroksidasi menjadi molekulnya.
Contoh : 2Br- (aq) → Br2 (l) + 2e
Ion sisa asam oksi (SO42-, NO3-, CO32-) tidak teroksidasi, yang teroksidasi adalah air
(pelarut).
2H2O (l) → 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
Bila elektrode selain dari Pt, Au, atau C, maka anoda ikut teroksidasi.
Contoh : anoda dari logam Ag maka : Ag (s) → Ag+(aq) + e
anoda dari logam Cu maka : Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e
Reaksi pada Katoda (Reduksi)
Ion H+ tereduksi menjadi gas H2 :
2H+(aq) + 2e → H2(g)
Ion-ion logam
Ion-ion logam alkali dan alkali tanah (Na+, K+, Ca2+, Mg2+ dan lain-lain) serta Al3+,
Mn2+tidak mengalami reduksi, yang tereduksi adalah air (pelarut).
2H2O (l) + 2e → H2 (g) + 2OH- (aq)
Ion-ionLatihan
logam lain (selain alkali dan alkali tanah serta Al3+, Mn2+) tereduksi menjadi
logamnya.
Contoh: Ni2+ (aq) + 2e → Ni (s)
Contoh :
a. Elektrolisis larutan NaCl dengan elektrode grafit (C)
Anoda : 2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2e
Katoda : 2H2O (l) + 2e → H2 (g) + 2OH- (aq)
2Cl- (aq) + 2H2O (l) → Cl2 (g) + H2 (g) + 2OH- (aq)

b. Elektrolisis CuSO4 dengan elektrode Pt


Anode : 2H2O (l) → 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
Katode : 2 Cu2+(aq) + 4e → 2 Cu(s)
2 H2O(l) + 2 Cu2+(aq) → 4 H+(aq) + O2(g) + Cu(s)
c. Elektrolisis CuSO4 dengan elektrode Cu
Anode : Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e
Katode : Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s)
Cu(s) anode → Cu(s) katode

1. SEL ELEKTROLISIS

Pengertian Elektrolisis

Pada sub bab sel Volta, kita telah membicarakan perubahan energi kimia

menjadi energi listrik. Reaksi redoks yang spontan dalam sel-sel volta dapat

menyediakan arus listrik non-PLN untuk berbagai keperluan. Pada sub bab ini kita

akan mempelajari proses sebaliknya yaitu perubahan energi listrik menjadi


energi kimia. Arus listrik kita gunakan untuk "memaksa” berlangsungnya reaksi

redoks yang tidak spontan, yaitu penguraian elektrolit menjadi unsur-unsurnya.

Peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik disebut elektrolisis.

Berikut metode elektrolisis yang ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada awal

abad ke-19 dan kemudian dikembangkan oleh Michael Faraday, umat manusia

dapat memperoleh logam-logam seerta unsur-unsur halogen yang tidak dijumpai

di alam dalam bentuk unsur bebasnya.

Seperti halnya sel volta, sel elektrolisis pun memerl kan elektrode-

elektrode. Pada sel elektrolisis, yang sering dipakai adalah elektrode inert

berupa dua batang karbon atau platina. Suatu elektrode inert tidak bereaksi
Gambar 12. Sel Elektrolisis
melainkan hanya menyediakan permukaannya sebagai tempat berlangsungnya

reaksi. Dua batang karbon atau platina itu dicelupkan dalam larutan atau cairan

elektrolit. Masing-masing batang elektrode itu bertindak sebagai katode (tempat

berlangsungnya reduksi) dan anode tempat berlangsungnya oksidasi).

Sumber arus listrik akan memompakan elektron katode, dan elektron ini

ditangkap oleh kation (ion positif). Jadi, pada permukaan katoda terjadi reduksi

terhadap kation. Pada saat yang sama, anion (ion negatif) melepaskan elektron,

dan elektron ini melalui anode dikembalikan ke sumber arus. Jadi pada

permukaan anode terjadi oksidasi terhadap anion.


Karena kation (ion positif) menuju katode, maka katode merupakan

elektrode negatif. Sebaliknya, anode merupakan elektrode positif sebab

didatangi oleh anion (ion negatif).

Elektrolisis Larutan Elektrolit

Pada elektrolisis larutan elektrolit, di katode terjadi kompetisi atau

persaingan antara kation elektrolit dan molekul air (pelarut) dalam menangkap

elektron. Sebagai contoh, pada elektroli larutan NaCl, reaksi reduksi yang

berkompetisi sebagai berikut.

Na+ + e  Na Eo = -2,71 Volt

2H2O + 2e  2 OH- + H2 Eo = -0,83 Volt

Berdasarkan harga Eo, H2O lebih mudah menangkap elektron daripada ion

Na+. Akibatnya, ion Na+ tidak direduksi, sehingga di katode tidak terbentuk

logam natrium. Yang berlangsung di katode adalah reduksi terhadap H2O

menghasilkan gas H2.

Reaksi redoks yang terjadi di kedua kutub sel elektrolisis dapat dirangkum dalam

Tabel 2.

No Reaksi Pada Katoda No. Reaksi Pada Anoda


.
(Reaksi Reduksi) (Reaksi Oksidasi)

1 Ion-ion logam alkali, alkali 1. Jika elektrodanya inert/ stabil


tanah, A13+, dan ion-ion logam (misalnya Pt, Au, C)
yang memiliki Ee lebih kecil
a. Ion-ion yang mengandung
dari -0,83 volt tidak direduksi
atom dengan bilangan
dari larutan. Yang direduksi
oksidasi maksimum,
adalah pelarut (air) dan
misalnya SO4 2-
atau NO3-,
terbentuklah gas hidrogen tidak dapat dioksidasi.
(H2). Yang dioksidasi adalah
pelarut (air) dan
terbentuklah gas oksigen
(O2).

2H2O + 2e  2OH- + H2 2H2O  4H+ + O2 + 4e

2 Ion-ion logam yang memiliki Ee b. Ion-ion halida (X-), yaitu


lebih besar dari -0,83 volt F-, Cl-, Br- dan I-,
(selain nomer 1) direduksi dioksidasi menjadi halogen
menjadi logam yang (X2), yaitu F2, C12, Br2, dan
diendapkan pada permukaan I2.
katode.

Mn+ + ne  M 2X-  X2 + 2e

3 Ion H+ dari asam direduksi c. Ion OH- dari basa


menjadi gas hidrogen (H2). dioksidasi menjadi gas
oksigen (O2)

2H+ + 2e  H2 4OH-  2H2O + O2 + 4e

4 Jika yang dielektrolisis adalah 2. Jika elektrodanya aktif (selain


leburan(cairan) elektrolit Pt, Au, C), maka elektroda
tanpa ada air, maka ion-ion tersebut mengalami oksidasi
pada nomor (1) di atas dapat menjadi ion yang larut
mengalami reaksi nomor (2),
M  Mn+ + ne
sehingga diperoleh logam yang
diendapkan pada permukaan
katode.

Contoh soal

Tuliskan reaksi yang terjadi di katode dan di anode pada elektrolisis:

a. Larutan NaBr (elektroda C)


b. Larutan ZnSO4 (elektroda Pt)

c. Larutan AgNO3 (elektroda Ni)

Penyelesaian:

1. NaBr (aq)  Na+ (aq) + Br- (aq) x2

Katoda (C) : 2H2O (l) + 2e  2OH- (aq) + H2 (g)

Anoda (C) : 2 Br- (aq)  Br2 (l) + 2e +

2NaBr (aq) + 2 H2O (l)  2 NaOH (aq) + H2(g) + Br2(l)

2. ZnSO4 (aq)  Zn2+ (aq) + SO42- (aq) x2

Katoda (C) : Zn2+ (aq) + 2e  Zn (s) x2

Anoda (C) : 2 H2O(l)  O2 (g) + 4 H+ + 4e +

2 ZnSO4 (aq) + 2 H2O (l)  2 Zn (s) + 2 H2SO4 (aq)

3. AgNO3 (aq)  Ag+ (aq) + NO3- (aq) x2

Katoda (Ni) : Ag+ (aq) + e  Ag (s) x2

Anoda (Ni) : Ni (s)  Ni2+ (aq) + 2e +

2AgNO3 (aq) + Zn (s)  2 Ag (s) + Ni(NO3)2 (aq)

Elektrolisis Leburan Elektrolit

Suatu leburan atau cairan elektrolit kita peroleh dengan cara memanaskan

padatan elektrolit tersebut di atas suhu titik lelehnya tanpa ada air. Zat-zat
yang leburannya dapat dielektrolisis hanyalah oksida-oksida dan garam-garam

halida.

Elektrolisis leburan elektrolit digunakan untuk membuat logam-logam alkali,

alkali tanah. aluminium, dan logam-logam yang memiliki Ee lebih kecil dari -0,83

volt (Ee air). Seperti kita ketahui, logam-logam di atas tidak dapat dibuat dari

elektrolisis larutan, sebab ion-ion logam ini kalah bersaing dengan air dalam

menangkap elektron.

Gas fluorin (F2) harus dibuat dari elektrolisis leburan garam fluorida (F-), sebab

gas F2 dapat bereaksi dengan air.

2F2 + 2H2O  4HF + 02

Contoh soal

Tuliskan reaksi yang terjadi di katode dan di anode pada elektrolisis:

a. Leburan NaBr (elektroda C)

b. Leburan BaCl2 (elektroda Pt)

Penyelesaian:

1. NaBr (l)  Na+ (l) + Br- (l) x2

Katoda (C) : Na+ (l) + e  Na (s) x2

Anoda (C) : 2 Br- (aq)  Br2 (l) + 2e +

2NaBr (l)  2 Na (s) + Br2(l)


2. BaCl 2 (l)  Ba2+ (l) + 2 Cl- (l)

Katoda (C) : Ba2+ (l) + 2 e  Ba (s)

Anoda (C) : 2 Cl- (aq)  Cl2 (l) + 2e +

BaCl2 (l)  Ba (s) + Cl2(l)

Anda mungkin juga menyukai