Anda di halaman 1dari 12

Tugas Ujian

Oleh:
Rinawati, S.Ked
1830912320057

Penguji:
Dr. dr. H. Iwan Aflanie, M. Kes, Sp. F, SH

BAGIAN/SMF FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FK UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
Mei, 2021

1. Apakah yang dimaksud surat-surat yg termasuk dalam alat bukti sah di


pengadilan ?
Surat yang dimaksud dalam alat bukti yang sah dalam pengadilan adalah surat yang
sesuai dengan ketentuan hukum KUHAP pasal 187 :” Surat sebagaimana tersebut pada
Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah,
adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang
kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai
dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu.
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi
tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau
sesuatu keadaan.
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya.
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
Menurut Pasal 101 UU No. 5 tahun1986.
Surat sebagai alat bukti terdiri atas 3 jenis yaitu :
a. Akta otentik, yaitu surat yang dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum yang
menurut peraturan perundangundangan berwenang membuat surat yang dimaksud
untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang
tercantum di dalamnya.
b. Akta dibawah tangan, yaitu surat yang dibuat dan ditanda tangan oleh pihak yang
bersangkutan dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentan peristiwa
atau peristiwa hukum yang tercamtum di dalamnya.
c. Surat-surat lain yang bukan akta. Menurut Indroharto , termasuk dalam pengertian
surat atau tulisan adalah hasil dari pemeriksaan persiapan guna mematangkan perkara
yang bersangkuatan dalam pemeriksaan dimuka sidang.

2. Apa yg dimaksud dengan akte otentik?


Surat yang dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum yang menurut peraturan
perundangundangan berwenang membuat surat yang dimaksud untuk dipergunakan sebagai
alat bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya. Akte otentik
harus memenuhi apa yang disyaratkan dalam pasal 1868 KUH perdata, sifatnya kumulatif
atau meliputi semuanya.

3. Bagaimana Bolam dan bolitho test?


a. Tes Bolam
Prinsip Bolam dapat dirumuskan sebagai aturan bahwa seorang dokter tidak lalai
jika dia bertindak sesuai dengan praktik yang diterima pada saat itu sebagaimana
layak oleh badan yang bertanggung jawab atas pendapat medis tersebut meskipun
dokter lain mengadopsi praktik yang berbeda. Singkatnya, hukum memperhatikan
tugas perawatan: tetapi standar perawatan adalah masalah penilaian medis. Penerapan
prinsip Bolam berarti bahwa di mana ada dua pandangan yang bertentangan tentang
praktik medis yang dapat diterima, maka, sebagai masalah hukum, juri tidak dapat
menyatakan bahwa terdakwa praktisi medis melakukan kelalaian.
John Hector Bolam menjalani terapi elektro-kejang (ECT) untuk depresi klinis.
Pada saat itu, pendapat medis berbeda tentang cara terbaik untuk meminimalkan
risiko cedera yang mungkin terjadi akibat kejang yang disebabkan oleh ECT. Dalam
kasus Tn. Bolam, teknik restrain manual tidak efektif dan akibatnya ia mengalami
patah tulang panggul. Dia kemudian menuduh bahwa dokter telah melanggar standar
perawatan dalam memberikan perawatan, dan bahwa rumah sakit telah lalai.
Locus classicus dari tes untuk standar hukum perawatan, diperlukan dokter,
dikembangkan dari kasus khas ini. Hakim Keadilan McNair, dalam arahannya untuk
juri, mengatakan: [seorang dokter] tidak bersalah atas kelalaian jika dia bertindak
sesuai dengan praktik yang diterima sebagaimana layaknya oleh badan yang
bertanggung jawab dari tenaga medis yang ahli dalam bidang khusus itu…
sebaliknya, seorang pria tidak lalai, jika dia bertindak sesuai dengan praktik seperti
itu, hanya karena ada badan yang berpendapat akan mengambil pandangan yang
berlawanan. Oleh karena itu, jika praktik medis didukung oleh rekan sejawat yang
bertanggung jawab, maka tes Bolam telah terpenuhi dan praktisi telah memenuhi
standar perawatan yang disyaratkan dalam hukum.
Tes ini telah diterapkan pada banyak kesempatan dalam kasus litigasi medis.
Dukungan kuat dari tes ini diberikan di Badan Pengadilan oleh Lord Scarman dalam
kasus Maynard. Yang Mulia menyatakan: Saya harus mengatakan bahwa 'preferensi'
hakim untuk satu badan dalam membedakan pendapat profesional yang berbeda dari
yang lain juga dibedakan secara profesional tidak cukup untuk menyatakan kelalaian
pada seorang praktisi yang tindakannya telah menerima persetujuan dari pendapat
mereka, dengan jujur dingkapkan dan dilaksanakan dengan jujur, tidak dipilih....
Karena dalam bidang kelalaian diagnosa dan terapi tidak ditetapkan dengan lebih
memilih satu badan yang memiliki opini profesional dari yang lain.
Alasannya mengambil pandangan seperti itu adalah karena ada, dan akan
selalu ada, perbedaan pendapat dan praktik dalam profesi medis. Satu jawaban yang
eksklusif untuk semua hal yang lain adalah solusi yang jarang terhadap masalah yang
membutuhkan penilaian profesional. Pengadilan mungkin lebih suka satu badan
pendapat medis daripada yang lain, tetapi itu tidak berarti kesimpulan dari kelalaian
klinis. Secara praktis, efek dari tes Bolam adalah bahwa temuan kelalaian tidak dibuat
ketika dokter terdakwa bertindak sesuai dengan badan pendapat medis yang
bertanggung jawab.Tes ini telah berulang kali disetujui ditingkat banding dan
diabadikan dalam undang-undang.
b. Tes Bolitho
Tes Bolitho merupakan lanjutan dari tes Bolam. Tidak seperti tes bolam, tes
bolitho menyatakan bahwa persidangan tidak seharusnya menerima argumen
terdakwa yang memiliki alasan yang kuat, berkewajiban dan dapat dipertanggung-
jawabkan tanpa melihat apakah opini tersebut dapat diterima dengan analisis secara
logis.
Akan tetapi, ketika terdapat pandangan dari sisi medis yang menjelaskan alasan
yang kuat, berkewajiban dan dapat dipertanggung-jawabkan, akan sulit bagi
persidangan untuk mempertahankan opini tersebut. Hukum bolitho beranggapan
bahwa testimoni dari tenaga medis profesional yang didakwa telah melakukan
kelalaian medis dapat dipertimbangkan tidak mempunyai alasan yang kuat.
Bolitho sendiri berasal dari sebuah kasus, patrick-bolitho anak kecil berusia 2
tahun yang menderita gegar otak dikarenakan henti jantung yang disebabkan karena
gagal nafas. Tetapi dokter anaknya tidak melakukan intervensi apapun, dikarenakan
menurut dokter anak ini apabila dia melakukan intervensi pun dengan keadaan anak
yang sudah seperti itu, hasil akhirnya akan kurang
4 Bagaimana pola dari rigor mortis ?
Pola terjadinya Rigor Mortis yaitu sentripetal, dari otot-otot kecil kemudian otot
besar. Otot kecil mengalami rigor mortis lebih dahulu dibandingkan yang besar karena
berbanding lurus dengan persediaan glikogennya, dimana persediaan glikogen lebih
sedikit pada otot kecil sedangkan pada otot besar persediaan glikogen lebih banyak. Jika
glikogen otot habis dan energi tidak ada maka ADP tidak bisa jadi ATP. Menurut Szent-
Gyorgyi di dalam pembentukan rigor mortis peranan ATP sangat penting. Rigor mortis
terjadi akibat hilangnya ATP. ATP digunakan untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin
sehingga terjadi relaksasi otot. Namun karena pada saat kematian proses metabolisme
tidak terjadi sehingga tidak ada produksi ATP. Karena kekurangan ATP sehingga kepala
miosin tidak dapat dilepaskan dari filamen aktin, dan sarkomer tidak dapat berelaksasi.
Karena hal ini terjadi pada semua otot tubuh maka terjadilah kekakuan dan tidak dapat
digerakkan.ATP dibutuhkan untuk mengambil kembali kalsium ke dalam retikulum
sarkoplasma dari sarkomer. Untungnya ketika otot berelaksasi, kepala miosin
dikembalikan keposisinya, siap dan menunggu untuk berikatan dengan sisi dari filamen
aktin. Sebab tidak ada ATP yang bisa digunakan, pelepasan ion kalsium tidak dapat
kembali ke retikulum sarkoplasma. Ion kalsium bergerak melingkar di samping sarkomer
dan menemukan cara untuk berikatan dengan sisi filamen tebal dari protein regulator.
5. Buatlah 10 pertanyaan dan jawaban mengenai sengketa medis dan malpraktik
medis dan berikan referensi dari jawaban tersebut!
1. Seorang laki – laki 35 tahun, datang ke praktek dokter karena sering pingsan. Pasien
tersebut merupakan pilot di salah satu maskapai penerbangan komersial. Setelah
dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis pasien dengan epilepsy. Pasien meminta
dokter untuk merahasiakan penyakitnya terutama pada perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah tindakan yang dilakukan dokter secara etika ?
Jawaban: Dokter boleh membuka rahasia pasien jika membahayakan kepentingan
umum.
Menurut PERMENKES 36/2012 rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, berdasarkan ketentuan peraturan
perundang – undangan (rangka kepentingan penegakan etika atau disiplin, serta
kepentingan umum. Kepentingan umum yang dimaksud meliputi audit medis,
ancaman kejadian luar biasa atau wabah penyakit menular, penelitian kesehatan untuk
kepentingan negara, dan ancaman keselamatan orang lain secara individual atau
masyarakat. Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik
atau disiplin sebagaimana dimaksud diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis
Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.

2. Seorang laki-laki bernama Tuan andi usia 20 tahun datang kepada dokter di sebuah
rumah sakit dengan tujuan untuk meminta surat sakit kepada dokter tersebut, 3 hari
sebelumnya diketahui bahwa laki-laki tersebut menderita sakit tenggorokan berat yang
diduga sebagai faringitis akut, keluhan pada saat datang hari ini ke dokter tidak ada
keluhan dan sudah dinyatakan sembuh, bagaimana sikap anda sebagai dokter?
Jawaban: Tidak memberikan surat sakit karena sudah sembuh.
Menurut KODEKI, seorang dokter tidak boleh memberikan surat keterangan
yang tidak diperiksa sendiri kebenarannya, sehingga tindakan yang tepat adalah tidak
memberikan surat sakit karena pada saat ini pasien sudah sembuh. Dasar dari
pelanggaran etik adalah Kode Etik Dokter Indonesia (KODEKI), yang berisi
kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, dan kewajiban terhadap teman sejawat.
Pelanggaran ini termasuk dalam pelanggaran etikolegal yaitu pelayanan kedokteran di
bawah standar, menerbitkan surat keterangan palsu, melakukan tindakan medik yang
bertentangan dengan hukum, melakukan tindakan medik tanpa indikasi, pelecehan
seksual, membocorkan rahasia pasien.

3. Seorang dokter bekerja sama dengan perusahan farmasi untuk menjual obat sehingga
dokter memberikan obat tersebut kepada pasien ketika melakukan pengobatan padahal
tidak sesuai indikasi dan doter tersebut menjadi mendapatkan bonus dari perusahaan
farmasi tersebut. Pelanggaran apa yang dilakukan oleh dokter ?
Jawaban: Melakukan pelanggaran etik kodekteran menurut KODEKI dalam
kewajiban dokter yang tertuang pada pasal 3 dalam kemandirian profesi yaitu dalam
melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pelaksanaan profesi kedokteran tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan
pribadi, tetapi lebih didasari sikap perikemanusiaan dan mengutamakan kepentingan
pasien. Dokter dilarang untuk menjual obat yang diterima Cuma – Cuma dari
perusahaan farmasi dan menjurus pasien untuk membeli obat tertentu karena yang
bersangkutan telah menerima komisi dari perusahaan farmasi tertentu.

4. Bagaimana pola hubungan antara dokter dan pasien menurut sosial budaya dan
penyakit pasien?
Jawaban : Pola hubungan dokter pasien berdasarkan keadaan sosial budaya dan
penyakit pasien
a. Activity-Passivity
Pola hubungan klasik, disini dokter “seolah-olah” dapat melaksanakan ilmunya
tanpa campur tangan pasiennya, dengan motivasi altruistis. Dalam keadan: pasien
tidak sadar atau gawat darurat atau gangguan mental berat
b. Guidance-Cooperation
Membimbing dan kerjasama.Walaupun dokter mengetahui banyak, ia tidak semata-
mata menjalankan kekuasaan, namun mengaharapkan kerjasama pasien yang
diwujudkan dengan menuruti anjuran dan nasihat dokter. Dalam keadaan penyakit
pasien yang tidak terlalu berat dan penyakit baru.

c. Mutual Participation
Filosofi pola ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap manusia memiliki martabat
dan hak yang sama. Pasien berperan secara aktif dalam pengobatan dirinya. Dalam
keadaan pasien cukup intelek, penyakit kronis atau ingin memelihara kesehatannya.

5. Apa saja tiga bentuk dari kelalain yang termasuk dalam malpraktik medis?
Jawaban :
a) Malfeasance; melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/
layak (unlaw atau improper). Misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi
yang memadai.
b) Misfeasance; melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan
dengan tidak tepat (improper performance). Misalnya melakukan tindakan medis
yang menyalahi prosedur.
c) Nonfeasance; tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban
baginya.

6. Saat sedang praktek, dokter Anton didatangi oleh petugas laboratorium dari Lab
Pradio. Petugas laboratorium mengatakan dari pihak Pradio berniat memberikan uang
jasa untuk dokter karena sudah mengirimkan pasien untuk melakukan pemeriksaan di
lab mereka. Apa tindakan dokter yang paling tepat terhadap jasa imbalan tersebut?
Jawaban: Menolak tanpa menghitung
Seorang dokter tidak diperbolehkan menerima imbalan atau jasa dari pihak lain
terkait pelayanan kesehatan yang ia lakukan, baik dari perusahaan farmasi, alat
kesehatan, laboratorium, dsb. Hal tersebut dikarenakan sesuai KODEKI, dokter harus
menjaga kemandirian profesi. Menurut KODEKI pasal 3 berdasarkan kewajiban
dokter dalam kemandirian profesi yaitu dalam melakukan pekerjaan kedokterannya,
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi. Dokter dilarang melibatkan dirinya dalam segala
kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan dirinya.

7. Pasien laki-laki usia 62 tahun datang ke dokter praktek swasta diantar anaknya
dengan keluhan kaki terasa nyeri. Dokter memberikan antalgin. Beberapa menit
kemudian pasien berdebar, berkeringat dingin dan penurunan kesadaran. Dokter ingin
memberikan epinefrin, tetapi habis. Pasien dibawa dokter untuk di rujuk ke rs, namun
diperjalanan pasien meninggal. Keluarga pasien menuntut dokter atas tindakan
malpraktek. Dibawah ini manakah pihak yang berwenang atas tuduhan keluarga?
Jawaban: MKDKI dan Pengadilan Negeri
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah lembaga yang
berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan
dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan
menetapkan sanksi. Dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran Pasal 64 Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bertugas
menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter
dan dokter gigi yang diajukan dan menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus
pelanggaran disiplin dokter atau dokter gigi.

8. Seorang anak usia 5 tahun diantar ayahnya ke UGD RS dengan keluhan nanah yang
keluar dari luka bekas operasi appendektomi 5 hari yang lalu. Setelah dilakukan
pemeriksaan ulang, didapatkan kassa di dalam perut anak tersebut. Yang telah
dilakukan oleh dokter adalah?
Jawaban: Kelalaian medik
Menurut Pasal 66 ayat (1) Undang – undang Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran yang menentukan bahwa : “Setiap orang yang mengetahui atau
kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.” Kassa yang tertinggal termasuk dalam
pelanggaran disiplin sebagaimana disebutkan dalam bab II bahwa yang termasuk
dalam pelanggaran disiplin adalah: tidak melakukan pemeriksaan penunjang, lumpuh
akibat imunisai, pen tulang terkeluar atau patah, kasa tertinggal, komplikasi akibat
operasi (menjadi buta, abses rongga perut), rumah sakit yang mencari keuntungan, dan
tindakan medis dibawah standar.

9. Seorang wanita yang sedang hamil usia 30 tahun datang ke UGD RS Sukosari diantar
suaminya karena mengeluh nyeri perut dan kontraksi hebat, setelah dilakukan
pemeriksaan lengkap oleh bidan, didapatkan sudah mengalami pembukaan 7. Setelah
dikonsultasikan ke dokter spesialis, dokter langsung meminta untuk dilakukan operasi
yang mana tidak ada indikasi SC karena kondisi pasien normal tidak ada kelainan
apapun. Unsur malpraktek yang dilakukan oleh dokter adalah?
Jawaban: Malfeasance
Malfeasance berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat
atau layak (unlawful atau improper), misalnya melakukan tindakan medis tanpa
indikasi yang memadai. Malfeasance merupakan kelalaian medis. Kelalaian medis
adalah salah satu bentuk dari malpraktik medis, sekaligus merupakan bentuk
malpraktik medis yang paling sering terjadi. Pada dasarnya kelalaian terjadi apabila
seseorang dengan tidak sengaja, melakukan sesuatu (komisi) yang seharusnya tidak
dilakukan atau tidak melakukan sesuatu (omisi) yang seharusnya dilakukan oleh orang
lain yang memiliki kualifikasi yang sama pada suatu keadaan dan situasi yang sama.

10. Seorang wanita berusia 23 tahun bertemu dengan dokter kecantikan di pesawat yang
merupakan idolanya yang sering dia lihat di instagram. Karena sangat senang si wanita
pun langsung menyapa dokter tersebut yang belum pernah berkomunikasi sebelumnya,
si wanita pun langsung menanyakan perihal resep kecantikan yang terbaik untuk
dirinya. Karena dokter tergesa gesa dan sedang sibuk , dokter pun menjawab ala
kadarnya “bengkoang di masker*. Saat dirumah si wanita langsung mempraktekkan
apa yang disampaikan oleh dokter, tetapi setelah itu muncul kemerahan dan gatal hebat
pada seluruh wajahnya. Pada kondisi ini dokter tidak dinyatakan bersalah, karena tidak
memenuhi unsur?
Jawaban: Duty to use due care (Kewajiban)
Duty to use due care adalah tidak ada kelalaian jika tidak ada kewajiban untuk
mengobati. Hal ini berarti harus ada hubungan hukum antara pasien dan dokter/ rumah
sakit. Dengan adanya hubungan hukum, maka implikasinya adalah bahwa sikap-tindak
dokter (atau tenaga medis lainnya) di rumah sakit tersebut harus sesuai dengan standar
pelayanan medisagar pasien jangan sampai menderita cedera karenanya.
Referensi :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran.
2. Aflanie, Iwan., Nirmalasari, Nila., dan Arizal MH. Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2017.
3. Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran
Indonesia. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK). Ikatan Dokter
Indonesia. Jakarta,2004.
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
6. Buatlah Visum Et Repertum Pada kasus dibawah ini!
1. Seorang wanita usia 21 tahun dan berprofesi sebagai artis organ tunggal datang ke
Rumah Sakit dibawa oleh polwan. Pasien mengaku dipukul dan dicakar oleh seorang
wanita karena dituduh berselingkuh dengan suami wanita tersebut. Pada pemeriksaan
ditemukan memar berukuran 5 cm pada pipi kanan berwarna merah kebiruan dan terdapat
3 cakaran kuku di pipi kiri. Tidak ditemukan defisit neurologis. Pemeriksaan penunjang
dengan CT-Scan tidak didapatkan kelainan. Buatlah visum et repertum perlukaan pada
kasus ini!
PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 43 Banjarmasin 70233
Telp. (0511) 3252180, 3257470, 3251825

Pro – Justitia

VISUM et REPERTUM
VER/031/IV/IGD/RSUD ULIN/2021

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Rinawati sebagai dokter jaga pada Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin di Banjarmasin menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari
KEPOLISIAN SEKTOR BANJARMASIN TENGAH selaku penyidik dalam suratnya
tanggal dua puluh sembilan April tahun dua ribu dua puluh satu nomor
B/245/X/2021/SPKT, maka pada tanggal dua puluh sembilan April tahun dua ribu dua puluh
satu, pukul sepuluh lewat tiga puluh menit pagi Waktu Indonesia Tengah, bertempat di
Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, telah dilakukan pemeriksaan
terhadap korban, yang menurut surat tersebut adalah:------------------------------------------------
---------------------------
Nama ​: Misna Agustina.-------------------------------------------------------
Umur ​: 21 tahun----------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin :​ Perempuan.-------------------------------------------------------------
Pekerjaan :​ Penyanyi.---------------------------------------------------------------
Kewarganegaraan :​ Indonesia.--------------------------------------------------------------
Agama :​ Islam.-------------------------------------------------------------------
Alamat :​ Jl. Kelayan Gg. Cendrawasih RT.01 RW.001 Banjarmasin-----
Yang menurut penyidik, korban tersebut telah dipukul dan dicakar oleh seorang wanita pada
hari Kamis, tanggal dua puluh delapan April tahun dua ribu dua puluh satu sekitar pukul dua
puluh lewat dua puluh malam Waktu Indonesia Tengah, di dirumah temannya Jl. Kelayan B
Gang Kurnia No.87 Banjarmasin.-----------------------------------------------------------------------

-----------------------------------PADA PEMERIKSAAN TERDAPAT----------------------------


Pada tanggal dua puluh sembilan April dua ribu dua puluh satu, pukul sepuluh lewat tiga
puluh menit pagi Waktu Indonesia Tengah, bertempat di Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.----------------------------------------------------------------
I. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum baik.-----------------------------
a. Tekanan darah :​ 120/70 milimeter raksa.-----------------------------------------------
-------
b. Nadi ​ ​: 98 kali per menit.---------------------------------------------------------
-----
c. Pernafasan ​: 20 kali per menit.-----------------------------------------------------------
---
d. Suhu tubuh ​: 36,6 derajat selsius.-------------------------------------------------------
----
e. Tinggi badan ​: 157 sentimeter.----------------------------------------------------------
------
f. Berat badan ​: 50 kilogram.---------------------------------------------------------------
-----
II. Pada pemeriksaan luar terhadap korban ditemukan:--------------------------------------------
--
1. Kepala :
a. Luka memar pada pipi kanan, dengan jarak dua koma lima sentimeter kekanan dari
garis tengah wajah dan dua sentimeter keatas dari garis sejajar mata kanan. Diameter
terpanjang luka lima sentimeter dan diameter terpendek luka empat sentimeter. Bentuk
luka oval. Batas luka tidak beraturan. Luka berwarna merah kebiruan. Daerah sekitar
luka bersih-------------------------------------------------------------------------------------------
-
b. Terdapat sekelompok luka lecet tekan pada pipi sebelah kiri dalam area tiga kali tiga
sentimeter berbentuk seperti bulan sabit dengan masing-masing luka lecet tekan
berukuran nol koma satu sentimeter.-------------------------------------------------------------
III. Pemeriksaan foto CT Scan kepala tidak ditemukan adanya kelainan.-----------------------
-
IV. Terhadap korban dilakukan perawatan luka dan pengobatan.---------------------------------
-
V. Korban dipulangkan.---------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------KESIMPULAN------------------------------------------------
1. Telah diperiksa seorang perempuan berusia dua puluh satu tahun dengan tinggi badan
seratus lima puluh tujuh dan berat badan lima puluh kilogram.(I)----------------------------
-
2. Terdapat luka memar pada pipi kanan dan luka lecet tekan pada pipi kiri akibat
kekerasan dengan benda tumpul. (II.1.a,b)-------------------------------------------------------
-
3. Kelainan pada poin dua dan tiga di atas tidak dapat menimbulkan penyakit, dan tidak
mengganggu pekerjaan, tidak mendatangkan bahaya maut.------------------------------------

-------------------------------------------------PENUTUP------------------------------------------------
Demikian VISUM et REPERTUM ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah jabatan dan berdasarkan Lembaran Negara
No.350 tahun 1973----------------------------------------------------------------------------------------

Banjarmasin, 29 April 2021


Mengetahui,
​ ​
Dokter Yang
Memeriksa

dr. Rinawati

2. Seorang laki – laki usia 35 tahun berprofesi sebagai tukang ojek datang ke Rumah Sakit
dibawa oleh teman sesama tukang ojeknya karena ditusuk oleh seseorang yang tidak
dikenal. Pada pemeriksaan ditemukan luka tusuk berukuran panjang 4,5 cm dan lebar 1
cm, tampak usus terlihat keluar pada perut kanan bawah 15 cm dari sumbuh tubuh dan 1
cm diatas pusat. Pada pemeriksaan USG perut didapatkan perdarahan pada rongga perut
dan luka tusuk mengenai ginjal. Buatlah visum et repertum perlukaan pada kasus ini!

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 43 Banjarmasin 70233
Telp. (0511) 3252180, 3257470, 3251825

Pro – Justitia
VISUM et REPERTUM
VER/032/IV/IGD/RSUD ULIN/2021

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Rinawati sebagai dokter jaga pada Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin di Banjarmasin menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari
KEPOLISIAN SEKTOR BANJARMASIN BARAT selaku penyidik dalam suratnya tanggal
satu tiga puluh april April tahun dua ribu dua puluh satu nomor B/217/X/2021/SPKT, maka
pada tanggal tiga puluh April tahun dua ribu dua puluh satu, pukul sembilan lewat tiga puluh
menit malam Waktu Indonesia Tengah, bertempat di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin, telah dilakukan pemeriksaan terhadap korban, yang menurut surat
tersebut adalah:--------------------------------------------------------------------------------------------
-
Nama ​: Adi Permana.-------------------------------------------------------
Umur ​: 35 tahun----------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin :​ Laki - laki.-------------------------------------------------------------
Pekerjaan :​ Tukang Ojek.----------------------------------------------------------
Kewarganegaraan :​ Indonesia.--------------------------------------------------------------
Agama :​ Islam.-------------------------------------------------------------------
Alamat :​ Jl. Mayjen Sutoyo S No.5 Teluk Dalam Banjarmsin Tengah.--

Yang menurut penyidik, korban tersebut telah ditusuk diperut oleh orang yang tidak dikenal
hari Jumat, tanggal tiga puluh April tahun dua ribu dua puluh satu sekitar pukul dua puluh
lewat dua puluh malam Waktu Indonesia Tengah, di Jl. IR P Muhammad Noor Banjarmasin
Barat.--------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------PADA PEMERIKSAAN TERDAPAT----------------------------
Pada tanggal tiga puluh April tahun dua ribu dua puluh satu, pukul sembilan lewat tiga puluh
menit malam Waktu Indonesia Tengah, bertempat di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin.---------------------------------------------------------------------------------------
I. Korban datang dalam keadaan tidak sadar dengan keadaan umum tidak baik .---------------
a. Tekanan darah :​ 130/80 milimeter raksa.-----------------------------------------------
-------
b. Nadi ​ ​: 120 kali per menit.-------------------------------------------------------
-----
c. Pernafasan ​: 24 kali per menit.-----------------------------------------------------------
---
d. Suhu tubuh ​: 37,6 derajat selsius.-------------------------------------------------------
----
e. Tinggi badan ​: 163 sentimeter.----------------------------------------------------------
------
f. Berat badan ​: 60 kilogram.---------------------------------------------------------------
---
II. Pada pemeriksaan luar terhadap korban ditemukan:--------------------------------------------
--
2. Perut :
​Pada perut kanan bawah, lima belas sentimeter dari sumbu tubuh dan satu
sentimeter diatas pusat terdapat luka terbuka dengan tepi rata dan ke dua luka sudut
tajam, menembus rongga perut, berukuran panjang empat koma lima sentimeter dan
lebar satu sentimeter. Dari luka terbuka tampak keluar usus---------------------------------
-------
III. Pemeriksaan USG perut menunjukkan adanya perdarahan dari dalam rongga perut
sebanyak tiga ratus mililiter dan luka terbuka mengenai ginjal--------------------------------
IV. Terhadap korban dilakukan operasi, penjahitan luka dan pengobatan-----------------------
-
V. Korban dirawat di Ruang Tulip Rumah Sakit Ulin Banjarmasin oleh DokterSpesialis
Bedah Digestif.---------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------KESIMPULAN------------------------------------------------
4. Telah diperiksa seorang laki-laki berusia tiga puluh lima tahun dengan tinggi badan
seratus enam puluh sentimeter dan berat badan enam puluh kilogram.(I)------------------
5. Terdapat luka tusuk pada perut kanan bawah akibat persentuhan dengan benda tajam.
(II.1)--------------------------------------------------------------------------------------------------
6. Kelainan pada poin dua di atas. Korban dirawat di Ruang Tulip Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin oleh Dokter Spesialis Bedah Digestif. Pada korban dilakukan operasi.
(IV,V)----------------------------------------------------------------------------------------
7. Pada poin dua diatas dan dilakukan perawatan dibagian Bedah Digestif. Mengganggu
pekerjaan dan menimbulkan bahaya maut bahaya maut.---------------------------------------

-------------------------------------------------PENUTUP------------------------------------------------
Demikian VISUM et REPERTUM ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah jabatan dan berdasarkan Lembaran Negara
No.350 tahun 1973.----------------------------------------------------------------------------------------

Banjarmasin, 30 April 2021


Mengetahui,
​ ​
Dokter Yang
memeriksa

​ ​ ​dr. Rinawati

3. Seorang IRT usia 45 tahun datang ke Rumah sakit mengaku telah ditendang oleh
suaminya pada betis kiri bagian belakang sehingga membuat IRT tersebut tidak bisa
berjalan. Pada pemeriksaan didapatkan terjadi ruptur sebagian dari tendon achiless kiri.
Karena hal tersebut membuatnya tidak bisa beraktivitas beberapa bulan. Buatlah visum et
repertum perlukaan pada kasus ini!

PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN SELATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 43 Banjarmasin 70233
Telp. (0511) 3252180, 3257470, 3251825

Pro – Justitia
VISUM et REPERTUM
VER/032/IV/IGD/RSUD ULIN/2021

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Rinawati sebagai dokter jaga pada Rumah Sakit
Umum Daerah Ulin di Banjarmasin menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari
KEPOLISIAN SEKTOR BANJARMASIN TIMUR selaku penyidik dalam suratnya tanggal
satu Mei tahun dua ribu dua puluh satu nomor B/277/X/2021/SPKT, maka pada tanggal satu
Mei tahun dua ribu dua puluh satu, pukul lima belas lewat dua puluh menit Waktu Indonesia
Tengah, bertempat di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, telah
dilakukan pemeriksaan terhadap korban, yang menurut surat tersebut adalah:-------------------
Nama ​: Pratiwi.-----------------------------------------------------------------
Umur ​: 45 tahun----------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin :​ Perempuan.-------------------------------------------------------------
Pekerjaan :​ IRT.---------------------------------------------------------------------
Kewarganegaraan :​ Indonesia.--------------------------------------------------------------
Agama :​ Islam.-------------------------------------------------------------------
Alamat :​ Jl. A Yani Km.3 RT.01 Banjarmasin Timur.----------------------

Yang menurut penyidik, korban tersebut telah ditendang dibetis oleh suaminya pada hari
Sabtu, tanggal satu Mei tahun dua ribu dua puluh satu sekitar pukul dua belas lewat sepuluh
Waktu Indonesia Tengah, di rumah Jl. Jl. A Yani Km.3 RT.01 Banjarmasin Timur.------------
-----------------------------------PADA PEMERIKSAAN TERDAPAT----------------------------
Pada tanggal satu Mei tahun dua ribu dua puluh satu, pukul lima belas lewat dua puluh menit
Waktu Indonesia Tengah, bertempat di Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah
Ulin.---------------------------------------------------------------------------------------------------------
I. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan baik.-------------------------------------
-
g. Tekanan darah ​: 130/80 milimeter raksa.-----------------------------------------------
-------
h. Nadi ​ ​: 80 kali per menit.---------------------------------------------------------
---
i. Pernafasan ​: 20 kali per menit.-----------------------------------------------------------
---
j. Suhu tubuh ​: 36.9 derajat selsius.--------------------------------------------------------
---
k. Tinggi badan ​: 156 sentimeter.----------------------------------------------------------
------
l. Berat badan ​: 49 kilogram.---------------------------------------------------------------
---
II. Pada pemeriksaan luar terhadap korban ditemukan:--------------------------------------------
--
1. Anggota gerak bawah kiri :
a. Terdapat satu buah luka memar pada tungkai bawah kiri bagian belakang. Berjarak
dua koma lima sentimeter dari tumit. Diameter terpanjang luka lima sentimeter dan
diameter terpendek luka tiga sentimeter. Bentuk luka oval. Batas luka tidak beraturan.
Luka berwarna merah kebiruan. Daerah sekitar luka bersih.---------------------------------
b. Pada tungkai bawah kiri terdapat gangguan fungsi, nyeri saat ditekan dan bengkak.----
-
III. Pemeriksaan foto rotgen pergelangan kaki kanan dan kiri menunjukkan adanya
robekan pada jaringan yang menghubungkan otot ketulang pada pergelangan kaki kiri.--
-----------
IV. Terhadap korban dilakukan Pemasangan gips dan pegobatan.--------------------------------
-
V. Korban dipulangkan dengan anjuran kontrol satu minggu lagi.--------------------------------

-------------------------------------------KESIMPULAN------------------------------------------------
1. Telah diperiksa seorang perempuan berusia empat puluh lima tahun dengan tinggi badan
seratus lima puluh enam sentimeter dan berat badan empat puluh sembilan kilogram.(I)---
2. Terdapat robekan pada pada jaringan yang menghubungkan otot ketulang pada
pergelangan kaki kiri akibat kekerasan tumpul.(II.b,III)-----------------------------------------
3. Terdapat luka memar pada tungkai bawah kiri akibat kekerasan tumpu. (II.a)---------------
-
4. Kelainan pada poin dua diatas menyebabkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan untuk sementara waktu.-------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------PENUTUP------------------------------------------------
Demikian VISUM et REPERTUM ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah jabatan dan berdasarkan Lembaran Negara
No.350 tahun 1973.----------------------------------------------------------------------------------------

Banjarmasin, 01 Mei 2021

Mengetahui,
​ ​
Dokter Yang
memeriksa

​ ​ ​dr. Rinawati

Anda mungkin juga menyukai