Anda di halaman 1dari 3

EDEMA PARU AKUT (KARDIAK)

PENGERTIAN

Edema paru akut (kardiak) adalah akumulasi cairan di paru-paru secara tiba-tiba akibat
peninggiam tekanan intravascular.

DIAGNOSIS

Riwayat sesak napas yang bertambah hebat dalam waktu singkat (jam atau hari) disertai gelisah,
batuk dengan sputum berbusa kemerahan.

Pemeriksaan fisik:

 Sianosis sentral
 Sesak nafas dengan bunyi napas seperti bunyi mucus berbuih
 Ronki basah nyaring di basal paru kemudian memenugi hamper seluruh lapangan paru,
kadang-kadang disertai ronki kering dan ekspirasi yang memanjang akibat bronkospasme
sehingga disebut asma kardial
 Takikardia dengan gallop S3
 Murmur bila ada kelainan katup

EKG

 Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung
penyebab gagal jantung
 Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa ditemukan

Laboratorium

 Analisis gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnia
 Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard

Foto thoraks

Opasifikasi hilus dan bagian basal paru kemudian makin kea rah apeks paru kadang-kadang
timbul efusi pleura.
Ekokardiografi

Gambaran penyebab gagal jantng: kelainan katup, hipertrofi ventrikel (hipertensi), segmentall
wall motion abnormality (penyakit jantung coroner), dan umumnya ditemukan dilatasi ventrikel
kiri dan atrium kiri.

DIAGNOSIS BANDING

Edema paru akut non kardiak, emboli paru, asma bronkial

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin, ureum, kreatinin, analisis gas darah, elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG, Enzim
jantung, ekokardiografi transtorakal, angiografi coroner.

TERAPI

1. Posisi ½ duduk
2. Oksigen (40-50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker> jika memburuk: pasien
makin sesak, takipneu, ronki bertambah, PaO2 tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg
dengan O2 konsentrasi dan aliran tinggi, retensi CO2, hipoventilasi, atau tidak mampu
mengurangi cairan edema secara adekuat: dilakukan intubasi endotrakeal, suction dan
ventilator/bipep.
3. Infus emergensi
4. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.
5. Nitrogliserin sublingual atau untravena. Nitrogliserin per oral 0,4-0,6 mg tiap 5-10 menit.
Jika tekanan darah sistolik >95 mmHg bisa diberikan nitrogliserin intravena mulai dosis
3-5 µg/kgBB. Jika tidak memberi hasil memuaskan maka dapat diberikan nitropusid.
Nitropusid IV dimulai dosis 0,1 µg/kgBB/menit bila tidak memberi respondengan nitrat,
dosis dinaikkan sampai didapatkan perbaikan klinis atau sampai tekanan darah sistolik
85-90 mmHg pada pasien yang tadinya mempunyai tekanan darah normal atau selama
dapat dipertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital.
6. Morfin sulfat: 3-5 mg iv, dapat diulangi tiap 25 menit sampai total dosis 15 mg
7. Diuretik : furosemide 40-80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4
jam atau dilanjutkan drip kontinu sampai dicapai produksi urin 1 ml/kgBB/jam
8. Bila perlu (tekanan darah turun/tanda hipoperfusi): Dopamin 2-5 µg/kgBB/menit atau
dobutamin 2-10 µg/kgBB/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai respin klinis atau keduanya.
9. Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard
10. Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis atau tidak berhasil
dengan terapi oksigen
11. Atasi aritmia atau gangguan konduksi
12. Operasi pada komplikasi akut infark jantung kaut seperti: regurgitasi, VSD, dan rupture
dinding ventrikel atau korda tendinea.

KOMPLIKASI

Gagal nafas

PROGNOSIS

Tergantung penyebab, beratnya gejala, dan respon terapi.

Anda mungkin juga menyukai