Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UJI BEDA DUA RATA-RATA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 17
Nansi Lontoh (20202111039)

Gladys C.A. Kasim (20202111036)

Syifa Katili (20202111046)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2021

0
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa oleh karena anugerah dan kemurahan-Nya
sehingga dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Uji Beda Dua Rata-Rata”
dengan baik. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok mata kuliah “Metodologi Penelitian”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis bahwa
makalah ini dapat memberikan informasi mengenai materi Uji Beda Dua Rata-Rata.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………. 2
C. TUJUAN ……………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Uji beda dua rata-rata………………………………... 3
B. Jenis-jenis Uji T…………………………….. …………………. 4
C. Kasus dan Operasional Uji T……………………………..……… 7

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ………………………………………………… 14
B. SARAN ………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode statistika telah digolongkan menjadi dua yaitu metode statistika
deskriptif dan metode statistika inferensial. Biostatistik Deskriptif & Inferensial
Statistika deskriptif merupakan kegiatan mulai dari pengumpulan data sampai
mendapatkan informasi dengan jalan menyajikan dan menganalisis data yang
telah dikumpulkan. Informasi yang didapatkan dari statistika deskriptif seperti
pemusatan data (mean, median, modus), penyebaran data (range, simpangan rata-
rata, varians dan simpangan baku). Statistika inferensial mempelajari cara
menganalisis data serta mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi
parameter dan pengujian hipotesis. Metode ini sering disebut statistika induktif
karena kesimpulan yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data.
Statistika inferensial dibagi dalam dua kelompok yaitu statistika parametrik
dan non parametrik. Statistik parametrik merupakan bagian dari statistika
inferensial yang mempertimbangkan nilai dari satu atau lebih parameter populasi.
Statistika parametrik biasanya dihubungkan dengan data kuantitatif serta
mempunyai syarat berdistribusi normal. Sedangkan statistik nonparametrik
merupakan bagian dari satistika inferensial yang tidak memperhatikan nilai dari
satu atau lebih parametrik.
Statistik parametrik yaitu statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
yang variabelnya terukur, digunakan untuk menguji data dengan sebaran data
normal dengan skala data yang digunakan adalah interval dan rasio. Contoh uji
statistik parametrik yaitu uji-z, uji-t, korelasi pearson, anova dan lain sebagainya.
Adapun keunggulan statistik parametrik adalah hasil uji statistik parametrik
terhadap populasi tajam. Sehubungan dengan judul di atas maka kelompok akan
membahas salah satu uji statistik parametrik yaitu uji beda dua rata-rata (uji t).

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian Uji beda dua rata-rata?
2. Bagaimana menggunakan uji t dalam penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui uji beda dua rata-rata
2. Untuk dapat melakukan uji statistic dengan uji t

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uji Beda Dua Rata-Rata

Di bidang kesehatan seringkali kita harus menarik kesimpulan apakah

parameter dua populasi beda atau tidak. Misalnya, apakah ada perbedaan

tekanan darah penduduk dewasa orang kota dengan orang desa. Atau apakah

ada perbedaan berat badan antara sebelum mengikuti program diet dengan

sesudahnya. Uji Beda dua rata-rata adalah uji statistik yang membandingkan

mean dua kelompok data ini disebut uji beda mean. Pendekatan ujinya dapat

menggunakan pendekatan distribusi Z dan distribusi t, sehingga pada uji beda

dua mean bisa menggunakan uji Z dan uji t, namun lebih sering digunakan uji

t.

Sebelum kita melakukan uji statistic dua kelompok data, kita perlu

mengetahui apakah dua kelompok data tersebut berasal dari dua kelompok

yang independen atau berasal dari dua kelompok yang

dependen/pasangan. Dikatakan kelompok independen bila data kelompok

yang satu tidak tergantung dari kelompok kedua, misalnya membandingkan

mean tekanan darah sistolik orang desa dengan orang kota. Tekanan darah

orang kota independen (tidak tergantung) dengan orang desa. Dilain pihak

kedua kelompok data dikatakan dependen/pasangan bila kelonpok data yang

dibandingkan datanya saling mempunyai kertergantungan, misalnya data berat

badan sebelum dan sesudah mengikuti program diet berasal dari orang yang

sama (Data sesudah dependen/tergantung dengan data sebelum).

3
B. Jenis-Jenis Uji T

Berdasarkan karakteristik data tersebut maka uji beda dua mean dibagi

dalam dua kelompok, yaitu: uji beda mean independen ( uji T independen) dan uji

beda dua mean dependen ( uji T dependen).

1. Uji beda dua mean independen

Tujuan : untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok data independen.

Syarat yang harus dipenuhi :

a. Data distribusi normal/simetris

b. Kedua kelompok data independen

c. Variable yang dihubungkan berbentuk numeric dan kategorik ( ket:

variable kategorik yang isinya dua nilai, misalnya jenis kelamin/sex).

Prinsip pengujian dua mean adalah melihat perbedaan variasi kedua

kelompok data. Oleh karena itu dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah

varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Bentuk varian kedua

kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan

membedakan rumus pengujiannya.

a. Uji untuk varian sama

Uji beda dua mean dapat dilakukan dengan menggunakan uji z atau uji T. uji

Z dapat digunakan bila standar deviasi populasi diketahui dan jumlah sampel

besar (>30). Apabila kedua syarat tersebut tidak terpenuhi maka dilakukan uji

T pada umumnya nilai populasi sulit diketahui, sehingga uji beda dua mean

4
biasanya menggunakan uji T (T test). Untuk varian yang sama maka berlaku

ujinya sbb:

Gambar 1. Rumus T varian yang sama


df= n1 – n2

ket:

n1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 atau 2

S1 atau S2 = standar deviasi sampel kelompok 1 atau 2

b. Uji untuk varian berbeda

Gambar 2, Rumus uji t varian berbeda


c. Uji homogenitas varian

5
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui varian antara kelompok data satu

apakah sama dengan kelompok data yang kedua

S12
F=
S22

df1 = n1 – 1 dan df2 = n2 – 1

pada perhitungan uji F, varian yang lebih besar sebagai pembilang dan varian

yang lebih kecil sebagai penyebut.

2. Uji beda dua mean dependen (Paired Sample)

Tujuan : untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok data yang

dependen.

Contoh kasus:

a. Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah

dilakukan pelatihan

b. Apakah ada perbedaan berat badan antara sebelum dan sesudah

mengikuti program diet.

Syarat distribusi :

a. Distribusi data normal

b. Kedua kelompok data dependen/pair

c. Jenis variable : numeric dan kategorik (dua kelompok)

6
Formula :

Gambar 3. Formula Uji dua mean dependen

d = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2

S_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2

C. Kasus dan Operasional Uji T

1. Uji t independen

a. Langkah-langkah SPSS

Sebagai contoh kita gunakan data “ASI.SAV” dengan melakukan uji

hubungan perilaku menyusui dengan kadar Hb (missal digunakan variable

HB1), apakah ada perbedaan kadar Hb antara ibu yang menyusui eksklusif

dengan ibu yang menyusui tidak eksklusif, caranya:

1) Aktifkan/buka file data “ASI.SAV”

2) Dari menu utama spss, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu

“Compare Means”, lalu pilih “Independen-Samples Test”

7
3) Pada layar tampak kotak yang di dalamnya ada kotak ‘Test Variable(S)’ T

dan ‘Grouping Variable’. Ket: kotak test vaiables tempat memasukkan

variable numeruknya, sedangkan kotak grouping variable untuk

memasukkan variable kategoriknya, ingat jangan sampai terbalik.

4) Klik ‘hb1’ dan masukkan ke kotak ‘Test Variable’

5) Klik variable ‘eksklusi’ dan masukkan ke kotak ‘Grouping Variable’

6) Klik “Define Group”, kemudian di ,layar Nampak kotak isian. Anda

diminta mengisi kode variable ‘menyusui’ ke dalam kedua kotak. Pada

contoh ini, kita tahu bahwa ‘0’ kode untuk yang tidak eksklusif dan ‘1’

untuk yang eksklusif. Jadi ketiklah 0 pada Group 1 dan 1 pada Group 2

7) Klik ‘Countinue’

8) Klik ‘OK’ untuk menjalankan prosedur perintahnya dan hasilnya sbb:

8
Pada tampilan di atas dapat dilihat nilai rata-rata, standar deviasi, dan

standar error kadar Hb ibu untuk masing-masing kelompok. Rata-rata kadar

Hb ibu yang menyusui eksklusif adalah 10,277 gr% dengan standar deviasi

1,322 gr% sedangkan untuk ibu yang menyusui non eksklusif, rata-rata kadar

Hb-nya adalah 10,421gr% dengan standar deviasi 1,471 gr%.

Hasil uji T dapat dilihat pada tabel di bawah, SPSS akan menampilkan

dua uji T, yaitu uji T dengan asumsi varian kedua kelompok sama (Equal

Variances assumed) dan uji T dengan asumsi varian kedua kelompok tidak

sama (Equal Variances not assumed). Untuk memilih uji mana yang kita

pakai, dapat dilihat uji kesamaan varian melalui uji Levene. Lihat nilai p

Levene test, nilai p < alpha (0.05) maka varian berbeda dan bila nilai p >

alpha (0,05) maka varian sama (Equal). Pada uji Levene di atas menghasilkan

nilai p = 0,790 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada alpha 5% didapat

tidak ada perbedaan varian (varian kedua kelompok sama). Selanjutnya di cari

9
p value uji t pada bagian varian sama (equal Vatriances) di kolom sig (2

tailed), yaitu sebesar p=0,717 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan

rata-rata kadar Hb antara ibu yang menyusui eklusif dengan ibu yang

menyusui non eksklusif.

b. Penyajian dan Interpretasi di Laporan Penelitian

Seperti pada analisis deskriptif, print out di atas tidak boleh langsung

di copy dan disajikan di laporan penelitian. Pada laporan penelitian kita harus

membuat tabel baru untuk menyajikan hasil print out analisis di atas. Adapun

bentuk penyajian dan interpretasinya adalah sebagai berikut:

Tabel …..

Distribusi Rata-Rata kadar Hb Responden Menurut perilaku menyusui di… tahun..

Menyusui Mean SD SE P Value N

Ya Eksklusif 10.277 1.322 0,259 0,717 26


Tdk Eksklusif 10, 421 1,471 0,300 24

Rata-rata kadar Hb ibu yang menyusui eksklusif adalah 10,277 gr%

dengan standar deviasi 1,322 gr%, sedangkan untuk ibu menyusui non

eksklusif rata-rata kadar Hb-nya adalah 10,421 gr% dengan standar deviasi

1,471 gr%.

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,717, berarti pada alpha 5%

terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar Hb antar ibu yang

menyusui secara eksklusif dengan non Eksklusif.

10
2. Uji T Dependen

Uji T dependen seringkali disebut Uji T Paired/Related atau pasangan. Uji T

dependen sering digunakan pada analisis data eksperimen. Seperti sudah

dijelaskan di depan bahwa disebut kedua sampel bersifat dependen kalau kedua

kelompok sampel yang dibandingkan mempunyai subyek yang sama. Dengan

kata lain disebut dependen bila responden diukur dua kali/diteliti dua kali,

sering orang mengatakan penelitian pre dan post. Misalnya kita ingin

membandingkan berat badan antara sebelum dan sesudah mengikuti program

diet.

Untuk contoh ini akan dilakukan uji beda rata-rata kadar Hb antara kadar Hb

pengukuran pertama dengan kadar Hb pengukuran kedua, ingin diketahui

apakah ada perbedaan kadar Hb antara pengukuran pertama dengan kadar Hb

pengukuran kedua. Disini terlihat sampelnya dependen karena orangnya sama

diukur dua kali.

a. Langkah-langkah

Adapun langkahnya:

1. Pastikan anda berada di file “ASI.SAV” ( sumber Data) jika belum

aktifkan /bukalah file .

2. Dari menu utama SPSS, pilih menu ‘Analize’ , kemudian pilih sub menu

‘Compare means’, lalu pilih “Paired-Sample T Test”

3. Klik ‘hb1’

4. Klik ‘hb2’

5. Klik tanda panah sehingga kedua variable masuk kotak sebelah kanan

11
6. Klik ‘OK’ hasilnya tampak sbb

Pada tabel pertama terlihat statistic deskriptif berupa rata-rata dan

standar deviasi kadar Hb antara pengukuran pertama (hb1) adalah 10,346 gr

% dengan standar deviasi 1,38 gr%. Pada pengukuran kedua (hb2) di dapat

rata-rata kadar Hb adalah 10,860 gr% dengan standar deviasi 1,05 gr%.

Uji T berpasangan dilaporkan pada tabel kedua, terlihat nilai mean

perbedaan antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua adalah

0,514 dengan standar deviasi 0,982 perbedaan ini di uji dengan uji T

berpasangan menghasilkan nilai p yang dapat dilihat pada kolom ‘sig.(2-

12
tailed). Pada contoh di atas didapatkan nilai p=0,001, maka dapat

disimpulkan ada perbedaan yang signifikan kadar hb antara pengukuran

pertama dengan pengukuran kedua.

b. Penyajian dan Interpretasi di Laporan Penelitian:

Dari hasil yang di dapat di atas kemudian angka-angka disusun dalam

tabel yang disajikan dalam laporan penelitian. Bentuk penyajian dan

interpretasinya sebagai berikut:

Tabel …
Distribusi rata-rata Kadar Hb Responden menurut Pengukuran Pertama dan Kedua
di…. Th….
variabel Mean SD SE P Value N
Kadar Hb
Pengukuran I 10.346 1.38 0,19 0,001 50
Pengukuran II 10, 860 1,05 0,14

Rata-rata kadar Hb pada pengukuran pertama adalah 10,346 gr%

dengan standar deviasi 1,38 gr%. Pada pengukuran kedua didapat rata-rata

kadar Hb adalah 10,860 gr% dengan standar deviasi 1,05 gr%. Terlihat nilai

mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 0, 514 dengan

standar debiasi 0,982. Hasil uji statistic di dapatkan nilai 0,001 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kadar Hb pengukuran

pertama dan kedua.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji beda dua rata-rata adalah uji statistik yang membandingkan mean

dua kelompok data atau disebut uji beda mean. pada uji beda dua mean bisa

menggunakan uji Z dan uji t, namun lebih sering digunakan uji t.

Uji T terdiri dari dua yaitu :

1. Uji beda dua mean independen

2. Uji Beda dua mean dependen (Paired

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari tulisan maupun bahasa yang di sajikan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran bagi pembaca agar penulis bisa membuat makalah lebih
baik lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua

14
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/lenovo/Downloads/CONTENT%20Statistik%20Parametrik%20Untuk
%20Penelitian%20Kesehatan%20(3).pdf Diakses 27 Oktober 2020
https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/buku_biostat_rev_2017_fix.pdf Diakses 27
Oktober 2020
Sutanto Priyo Hastono, 2007. Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Tyastirin E & Hidayati I. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kesehatan.
Surabaya : Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel
Yuantari C & Handayani S. 2017. Biostatistik Deskriptif & Inferensial. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Dian Nuswantoro

15

Anda mungkin juga menyukai