Anda di halaman 1dari 16

System informasi kesehatan

Mata Kuliah : Sistem Informasi Kesehatan

Topik : pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

Proses dasar dan ruang lingkup penggarapan SIK

Dosen : Isnaini Putri, S.SiT. M.Kes

Kelompok II

1. Fety Yulia Rahman


2. Feni Adria sari
3. Nivita Nanda Sari
4. Syarwan
5. Vanni Yudilla
6. Vira Daryanti
7. Zubaidah

Referensi

Ganinov, Ivan Tinarbudi dkk. 2016. Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta :

Parama Publishing.

Hatta. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan

Kesehatan Revisi 2. Jakarta : UI Press.

Pusat Data Informasi. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi Kesehatan.

Kementrian Kesehatan RI.

By: Kelompok II 1
System informasi kesehatan

Pendahuluan
Pendahuluan

Latar Belakang

S
Istem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat

penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi,

termasuk sistem informasi berbasis Internet, memainkan peranan

penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala

jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka,

pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat

memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah.

Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim

pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksi e-commerce,

atau dalam aktivitas bisnis lainnya.teknologi dan sistem informasi berbasis

Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan

bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini.

Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi

yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang.Perkembangan

teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual

menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien

pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan

umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi

yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya

kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi

rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah

sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena

dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses

pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah,

cepat dan akurat.

Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam

pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan

By: Kelompok II 2
System informasi kesehatan

metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi,

proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an

data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.

Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan

perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan

organisasi. Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi

untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar

data dan informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan

cepat dan murah melalui internet.

Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk

mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh

kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi

tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara

sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin

menerapkan manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”, alur

pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok

bahasan makalah ini adalah: “Bagaimanakah Sistem Informasi Kesehatan”

Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan

memahami tentang sistem informasi kesehatan yang dibahas pada makalah

ini.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengembangan teknologi dan sumber daya

informasi .

b. Untuk mengetahui Proses dasar dan ruang lingkup penggarapan SIK

By: Kelompok II 3
System informasi kesehatan

Manfaat Penulisan

Dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang sistem informasi

kesehatan.

By: Kelompok II 4
System informasi kesehatan

Uraian Materi

Konsep Dasar Informasi Kesehatan

1. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi labih berguna

bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan

dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.

Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-

orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama

lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan

prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan

data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data

dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan

terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan yang

menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor

004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang

kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk

pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan

kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses

serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi.

Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan,

dan pengeluaran informasi.

By: Kelompok II 5
System informasi kesehatan

2. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan

Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat

membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan

pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan

pusat) dan sistem dalam hal berikut :

a. Mendukung manajemen kesehatan

b. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan

c. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas

d. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan

bukti (evidence-based decision)

e. Mengalokasikan sumber daya secara optimal

f. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi

g. Membantu penilaian transparansi.

pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

Pengembangan sistem informasi kesehatan nasional (SIKNAS) merupakan

pengembangan sistem informasi kesehatan yang menyeluruh dan terintegrasi di

setiap tingkat administrasi kesehatan, yang akan menghasilkan data/informasi

yang akurat yang dapat menunjang Indonesia Sehat. Pengembangan sistem

informasi kesehatan tersebut harus sejalan dengan kebijakan desentralisasi

sebagaimana diatur dalam UU nomor 22 tahun 1999, yang antara lain

kewenangannya dalam sistem informasi kesehatan adalah dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan penyelenggaraan sistem informasi

kesehatan kabupaten/kota

2. Pemerintah Propinsi melakukan bimbingan dan pengendalian, dan

penyelenggaraan sistem informasi kesehatan propinsi

3. Pemerintah Pusat membuat kebijakan nasional, bimbingan pengendalian,

dan penyelenggraan sistem informasi kesehatan nasional.

SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan

bagian dari Sistem Kesehatan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Kesehatan di

tingkat Pusat merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, di tingkat

By: Kelompok II 6
System informasi kesehatan

Provinsi merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Provinsi, dan di tingkat

Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota.

SIKNAS dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi

Kesehatan Provinsi dan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi dibangun dari

himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Di

setiap tingkat, Sistem Informasi Kesehatan juga merupakan jaringan yang

memiliki Pusat Jaringan dan Anggota-anggota Jaringan.

Untuk mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang diharapkan, sampai saat ini

masih dijumpai sejumlah permasalahan yang bersifat klasik antara lain:

1. Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasi.

2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai

3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal

4. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan oleh masyarakat kurang

berkembang.

5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal

6. Dana untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan terbatas

7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk Sistem Informasi Kesehatan.

Indonesia Sehat akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh

tersedianya data dan informasi yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat

waktu. Atau dengan kata lain, pencapaian Indonesia Sehat memerlukan dukungan

informasi yang dapat diandalkan (reliable). Atas dasar pertimbangan tersebut,

maka Visi Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah INFORMASI

KESEHATAN ANDAL 2010 (Reliable Health Information 2010).

Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, maka Misi dari pengembangan Sistem

Informasi Kesehatan Nasional adalah:

1. Mengembangkan pengelolaan data yang meliputi pengumpulan,

penyimpanan, pengolahan, dan analisis data.

2. Mengembangkan pengemasan data dan informasi dalam bentuk

BANKDATA, Profil Kesehatan, dan kemasan-kemasan informasi khusus.

3. Mengembangkan jaringan kerjasama pengelolaan data dan informasi

kesehatan.

4. Mengembangkan pendayagunaan data dan informasi kesehatan.

Di jajaran kesehatan terdapat berbagai macam sub sistem informasi yang selama

ini belum terintegrasi dengan baik dalam suatu SIKNAS. Oleh karena itu, maka

By: Kelompok II 7
System informasi kesehatan

strategi pertama yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan SIKNAS

adalah pengintegrasian sistem-sistem informasi tersebut. Pengertian integrasi

hendaknya dicermati oleh sebab di dalamnya tidak terkandung maksud

mematikan/menyatukan semua sistem informasi yang ada. Yang disatukan

hanyalah sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabung. Terhadap

sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan (1)

pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas serta (2) mekanisme

saling-hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada

akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk suatu SIKNAS. Pembagian

tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki

kualitas dan validitas yang baik. Otoritas akan menyebabkan tidak adanya

duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang

berbeda-beda mengenai suatu hal. (Sumber: SIKNAS dan BANK DATA disajikan

SEKJEN di Bidakara)

Proses dasar dan ruang lingkup penggarapan SIK

1. Proses Dasar Penggarapan SIK

Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dilakukan oleh berbagai

program, baik dilingkungan Kementrian Kesehatan maupun diluar sektor

kesehatan. Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun

2010/2014, terdapat target strategis untuk meningkatkan pengembangan

Sistem Informasi Kesehatan. Agar SIK dapat menyediakan data / informasi yang

handal, memperbaiki permasalahan-permasalahan SIK dan mencapai target

Renstra tersebut, maka perlu disusun suatu Rencana Aksi Penguatan atau

Roadmap SIK yang komprehensif dengan mengintegrasikan upaya-upaya

pengembangan dan penguatan SIK, yang melibatkan semua pemangku kepentingan

terkait.

Jaringan SINKAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem

informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan

hanya bisa diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SINKAS merupakan

infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide

Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas

By: Kelompok II 8
System informasi kesehatan

serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network

(LAN), yang berbeda, dan arsitektur jaringan local computer lainnya.

Pengembangan jaringan computer (SINKAS) online diterapkan melalui

keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007. Dengan tujuan

pengembangan SINKAS online adalah untuk menjembatani permasalahan

kekurangan datadari kabupaten / kota ke Depkes pusat dan memungkinkan aliran

data kesehatan dari kabupaten / kota ke Pusdatin karena dampak adanya

kebijakan desentralisasi bidang kesehatan di seluruh Indonesia.

Pada model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait

yaitu:

a. Sumber Data Manual

Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih

dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline. Metode SIK

Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas

kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur, antara lain

By: Kelompok II 9
System informasi kesehatan

pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet. Fasilitas

pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan melakukan

pencatatan, penyimpanan, dan pelaporan berbasis kertas.

Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data

rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Fasilitas pelayanan

kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk

softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi

petugas kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum

komputerisasi, laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai

jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan bagi yang sudah komputerisasi

offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan

penggabungan data di puskesmas.

b. Sumber Data Komputerisasi

Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang

sudah dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan

kesehatan dengan komputerisasi online, data individual langsung dikirim

ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan.

Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth) yang

dapat langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA

Generik).

c. Sistem Informasi Dinas Kesehatan

Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan

baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan

kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan

hardcopy. Laporan hardcopy diimpor dalam aplikasi SIKDA generic,

selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan

Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas

kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik

povinsi.

d. Sistem Informasi Pemangku Kepentingan

By: Kelompok II 10
System informasi kesehatan

Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait

kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan

pemangku kepentingan disemua tingkatan dilakukan dengan mekanisme

yang disepakati.

e. Bank Data Kesehatan Nasional

Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data

kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-

unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke

sumber data.

f. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan

Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional

dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementrian

Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.

g. Pengguna Data

Semua pemangku kepentingan yang tidak / belum memiliki sistem

informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi

kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data

Kesehatan Nasional melalui website Kementrian Kesehatan. Namun

sebesar apapun rencana pasti ada juga kelamahan dan kemerosotan yang

terjadi. Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi dipandang bukan

menjadi lebih baik tetapi malah berantakan. Hal ini dikarenakan belum

adanya infrastruktur yang memadai di daerah dan juga pencatatan dan

pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banyak overlaps sehingga

dirasakan sebagai beban oleh daerah.

Kemudian bergulirnya waktu sampai dengan saat ini telah banyak rumah

sakit dan klinik-klinik yang menggunakan Sistem Informasi Kesehatan

sesuai yang dibutuhkan di pelayanan kesehatan tersebut walaupun tidak

menyeluruh seperti di Negara Jepang contohnya. Berkembangnya

teknologi informasi saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan dalam

pembentukan sistem informasi kesehatan yang menyeluruh. Terkendala

dengan penjangkauan kepada masyarakat Indonesia yang berada di

pelosok yang sulit untuk di data dan sulit untuk menerima informasi baru

By: Kelompok II 11
System informasi kesehatan

dari luar yang mereka anggap asing. Masih tabu dan kentalnya budaya

beberapa kelompok masyarakat di Indonesia membuat sistem informasi

belum menyeluruh.

2. Ruang Lingkup Penggarapan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Terdiri dari Pengelolahan Informasi dan struktur manajemen SIK, antara

lain :

a. Pengumpulan data

b. Pengiriman data

c. Pengolahan data

d. Analisis data

e. Presentasi informasi untuk perencanaan dan manajemen. (WHO. 2004)

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup

pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front office

management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut :

a. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan

pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai

keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran

rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.

b. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit

dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,

gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum,

UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan

tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis

pasien.

c. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,

konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.

d. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan

seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan

lain-lain.

e. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk

rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi,

By: Kelompok II 12
System informasi kesehatan

rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak

ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien

(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit

dan lain-lain.

f. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan

transaksi obat-obatan.

Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-

laporan mengenai :

a. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan

tahunan).

b. Penerimaan kasir secara periodik.

c. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien.

d. Rekam medis pasien.

e. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan.

f. Data morbiditas pasien rawat inap.

g. Data morbiditas pasien rawat jalan.

h. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik.

i. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik.

j. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap .

k. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.

l. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan.

Untuk memudahkan penyajian informasi tersebut, maka laporan-laporan

tersebut dapat diekspor ke berbagai macam format antara lain :

a. Comma separated value (CSF), Data Interchange Format (DIF),

b. Excel (XLS versi 2.1, 3.0, 4.0, 5.0, dan 5.0 tabular),

c. HTML 3.0 (draft standard), 3.2 (extended & standard),

d. Lotus 1-2-3 (WK1, WK3, WK5),

e. ODBC,

By: Kelompok II 13
System informasi kesehatan

f. Rich Text Format (RTF), ext,

g. Word for Windows Document.

By: Kelompok II 14
System informasi kesehatan

Kesimpulan
Sistem informasi merupakan sebagai suatu hubungan dari
komponen-komponen pengumpulan, proses, penyimpanan dan
distribusi informasi bahan pengambilan keputusan dan kontrol
dalam suatu organisasi (Whitten et al, 2004).
Sistem informasi kesehatan sangat di butuhkan dalam
lingkup kesehatan dalam hal ini seperti rumah sakit puskesmas
dll , di karenakan sistem tersebut sangat membantu tugas sdm di
dalam dinas kesehatan untuk melayani pasien pasien di rumah
sakit ataupun puskesmas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi
bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di
puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data,
namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang
dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang
tertata dan terlaksana dengan baik.
Sistem Informasi Kesehatan di tingkat Pusat merupakan
bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, di tingkat Provinsi
merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Provinsi, dan di tingkat
Kabupaten/Kota merupakan bagian dari Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota. SIKNAS dibangun dari himpunan atau jaringan
Sistem-sistem Informasi Kesehatan Provinsi dan Sistem
Informasi Kesehatan Provinsi dibangun dari himpunan atau
jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Di
setiap tingkat, Sistem Informasi Kesehatan juga merupakan
jaringan yang memiliki Pusat Jaringan dan Anggota-anggota
Jaringan. Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) online ini telah ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun
2007

By: Kelompok II 15
System informasi kesehatan

************************ Selamat Belajar ****^******************

By: Kelompok II 16

Anda mungkin juga menyukai