Anda di halaman 1dari 3

Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,


rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan paripurna menyangkup pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu tujuan dari penyelenggara
pelayanan kesehatan adalah mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, serta
meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. ( UUD
RI No. 44 th 2009 tentang Rumah Sakit )

Rumah Sakit sebagai institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang


kompleks. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut
berbagai fungsi pelayanan, pendidikan ( edukasi ), dan penelitian serta mencakup
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan
fungsi yang professional baik di bidang teknis maupun administrasi kesehatan
( Rustiyanto, 2009 )

System informasi kesehatan sangatlah mutlak diperlukan karena merupakan


suatu tatanan yang berususan dengan pengumpulan data, pengolahan data,
penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian
informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit ( Sabarguna, 2005 )

Rumah sakit harus memiliki kemampuan untuk menarik dan mempertahankan


pelanggan baru yang tidak hanya berasal dari produk atau pelayanan itu sendiri,
tetapi juga berkaitan dengan bagaimana organisasi tersebut melayani pelanggan
lama dan reputasi yang diciptakan oleh rumah sakit, baik didalam maupun diluar
rumah sakit. Rumah sakit harus memiliki strategi dan program pemasaran yang
tepat untuk dapat mempertahankan respon baik dari para pelanggan.
Pada awal tahun 2019, Novel Coronavirus atau Coronavirus Disease (Covid-19) pertama kali
muncul di daerah Wuhan di negara Cina. Sejak meluasnya pandemi Covid-19 di dunia, termasuk telah

melanda Negara Indonesia, banyak perubahan bagi kehidupan umat manusia di berbagai aspek . salah
satunya muncul sebuah aturan yang dimana masyarakat Indonesia di haruskan untuk menjaga jarak
antara satu dengan yang lain minimal satu setengah meter sehingga masyarakat Indonesia dipaksa
untuk stay at home / dirumah saja dan melakukan seluruh aktivitas dari rumah seperti berkerja dari
rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah.

Dengan adanya aturan untuk beraktivitas dari rumah seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah,
ibadah dari rumah dan seluruh kegiatan dilakukan dari rumah, kegiatan – kegiatan inilah yang
membutuhkan peran teknologi untuk melakukan kegitan – kegitan tersebut. Peran teknologi pada masa
Covid – 19 ini sangatlah besar, contohnya saja seperti belajar dari rumah, pembelajaran ini dilakukan
melalui DARING atau dalam jaringan dengan memanfaatkan sebuah aplikasi atau web yang biasa
disebut dengan e-learning. para karyawan pun juga menggunakan kecanggihan teknologi untuk bekerja
di rumah dengan memanfaatkan daring menggunakan beberapa aplikasi seperti WhatsApp, Telegram,
Gmail, Skype For Businnes, Zoom, Google Docs dan Google Drive. Peran teknologi tidak sebatas sebagai
pembelajaran dan bekerja dalam jaringan, teknologi sendiri juga memiliki peran penting untuk
membantu menekan penyebaran Covid – 19.

Berdasarkan survey informasi Direktur Kebijakan WhatsApp Asia Pasifik,


Clair Deevy mengatakan bahwa pengguna internet terbesar di dunia adalah
Indonesia. Di Amerika Serikat (AS), pengguna WhatsApp mencapai 68,1 juta.
jumlah pengguna WhatsApp terus meningkat di AS, diprediksi akan mencapai 85,8
juta pada 2023. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII), diperoleh informasi bahwa jumlah pengguna
internet di Indonesia mencapai 200.64 juta orang pada tahun 2019-2020 dan 97,4
persen dari pengguna internet di Indonesia menggunakan media sosial. Menurut
laporan dari App Annie, Whatsaap menjadikan aplikasi pesan instan popular di
seluruh dunia berdasarkan jumlah pengguna aktif buanan ( monthly active
user/MUA pada tahun 2019).
Begitu pula di Rs Bina Husada cibinong, pada saat sebelum pandemic dalam
program PONEK terdapat pemberian edukasi melalui face to face. Dimana
pemberian edukasi di berikan melalui penjelasan mengenai leaflet kepada pasien di
ruang tunggu poli spesialis. Hal ini membuat kami berfikir keras, pada masa
pandemic ini pasien – pasien kebidanan tetap mendapatkan informasi serta edukasi
terkait kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Maka pada bulan juni 2020
terfikirkanlah pembuatan group whatsaap di poli spelialis kandungan, dimana
pasien – pasien yang tidak sempat datang untuk melakukan pemeriksaan dan tidak
bias berkonsultasi lama saat kunjungan dapat berkomunikasi dengan dokter dan
bidan poli kebidanan terkait permsalahan yang mereka alami. Berdasarkan data
rekam medis tahun 2020 terjadi peningkatan pasien 1,23 % pada bulan juni 2020
ke bulan agustus 2020 setelah penggunaan Whatsaap Group di ruang kebidanan RS
Bina Husada.

Anda mungkin juga menyukai