TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
sebagai adanya fraktur pada distal fibula atau lateral malleolus, distal medial tibia
atau medial malleolus, dan posterior distal tibia atau posterior malleolus (Hsu,
2013).
terakhir, diderita oleh 1 dari 800 orang setiap tahunnya, dan mencakup 9% dari
seluruh fraktur (tingkat insiden persis dibawah fraktur femur proksimal yang
Penyebab umum dari fraktur ini adalah trauma (kecelakaan lalu lintas),
cedera olahraga (sport injuries pada pemain football), dan osteoporosis pada
2012).
2.1.2 Epidemiologi
4
pasien berusia diatas 60 tahun dari 57/100.000 pada tahun 1970 menjadi
energy akibat kecelakaan lalu lintas atau terjatuh dari ketinggian. Pola fraktur
ditentukan oleh dua hal, antara lain posisi dari kaki dan arah gaya pada saat terjadi
5
pronasi-eksternal rotasi. Pada semua tipe tersebut, cedera inisial dapat terisolasi
pada hanya 1 bagian tertentu atau dapat terjadi cedera-cedera sekitar berikutnya
sesuai tahapan yang ada. Tipe cedera yang paling umum dalam klasifikasi ini
adalah:
malleolus lateral atau fraktur oblik spiral dari fibula distal, PTFL atau
adanya robekan pada ligamen deltoid atau fraktur pada malleolus medial
dan fraktur oblik spiral pada fibula yang letaknya relatif tinggi dari sendi
a. Tipe A
pembedahan.
b. Tipe B
6
Termasuk tipe B bila fraktur terjadi pada tingkat sindesmosis. Tipe B
c. Tipe C
pergelangan kaki baik karena tersandung pada aktivitas sehari-hari maupun pada
atlit-atlit olahraga, atau adanya kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan cedera
pada daerah pergelangan kaki disertai adanya nyeri hebat dan ketidakmampuan
untuk menentukan tingkat keparahan dari cedera pergelangan kaki dan pola
seringkali pasien tidak ingat posisi kaki dan arah dari deforming energy.
baik atau lebih baik ketika dalam perjalanan menuju rumah sakit. Pada
malleolus medial atau lateral (pada daerah distal tibia dan fibula), dan
7
dan capillary refill time serta pemeriksaan motorik) untuk menentukan ada-
2010).
2.1.6 Terapi
kestabilannya. Secara umum fraktur tanpa dislokasi (dan subluksasi) dan stabil
penanganan operatif. Pada bagian tatalaksana ini, akan dijelaskan tipe penanganan
dengan satu atau dua screw hampir parallel dengan sendi pergelangan kaki
stabil apabila terdapat robekan dari tibiofibular ligamen atau adanya cedera pada
8
daerah medial (fraktur malleolus medial atau robekan ligamen deltoid). Apabila
stabil, dapat dilakukan terapi konservatif dengan penggunaan gips selama 6-8
fraktur spiral fibula disertai fraktur oblik dari malleolus medial yang disebabkan
reduction dengan penggunaan gips dapat dilakukan, namun cedera ini lebih umum
ternyata diikuti dengan adanya disrupsi pada struktur medial dari sendi,
Danis-Weber tipe C tidak stabil, oleh karena itu fraktur ini umumnya ditangani
2.2.1 Definisi
tubuh disertai dengan kelainan metabolik akibat gangguan hormonal dan dapat
9
menimbulkan berbagai komplikasi kronik. Diabetes melitus juga merupakan
penyakit yang menahun atau tidak dapat disembuhkan (Mansjoer, dkk., 2000).
penyakit kencing manis adalah salah satu penyakit degeneratif yang mendapat
mengestimasikan bahwa lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia menderita DM.
Jumlah ini kemungkinan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030
seperti poliuria, polidipsi dan polifagi serta dengan kadar gula darah sewaktu
yang menyebabkan kekurangan insulin absolut. Kerusakan sel beta pankreas dapat
dipengaruhi oleh sistem imun dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes
Melitus (IDDM). DM ini terjadi pada 5-10 % dari kasus DM. Immune-mediated
diabetes biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja, tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi pada berbagai tingkat usia. Penderita juga rentan terhadap
10
b. Diabetes melitus tipe 2
Melitus (NIDDM) terjadi pada 90-95% kasus diabetes dan ditandai dengan
mengalami obesitas yang akan memicu resistensi insulin. DM tipe ini sering kali
bertahap dan dalam tahap awal gejala yang ditimbulkan tidak cukup berat
Beberapa kasus diabetes terkait dengan penurunan fungsi sel beta. Tipe
diabetes ini dikarakterisasi dengan onset hiperglikemia pada usia dini (kurang dari
yang mengalami resistensi insulin. Contoh obat dan senyawa kimia yang
11
Diabetes melitus gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa
dimana onset atau deteksi awal terjadinya DM pada masa kehamilan. Sebanyak
2.2.3 Etiologi
Dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab diabetes
melitus tipe I, namun yang pasti penyebab utamanya adalah faktor genetik atau
ketururnan oleh orangtua kepada anak. beberapa faktor pendukung yang lain di
insulin.
cukup menghasilkan insulin dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya
dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu
terhadap glukosa.
12
Diabetes melitus tipe II lebih banyak dijumpai di Indonesia. Faktor risiko
diabetes melitus tipe II antara lain gaya hidup, usia, ras atau suku bangsa, riwayat
a. Gaya Hidup
melitus. Diet dan olahraga yang tidak baik berperan besar terhadap timbulnya
b. Usia
Peningkatan usia juga merupakan salah satu faktor risiko yang penting.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif
dan sebagian Amerika Asia memiliki resiko diabetes dan penyakit jantung yang
lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah
d. Riwayat keluarga
diketahui kecuali untuk jenis yang dikenal sebagai diabetes pada usia muda
dengan dewasa. Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang menyandang
autosomal. Pertama transmisi langsung tiga generasi terlihat pada lebih dari 20
keluarga. Kedua didapatkan perbandingan anak diabetes dan tidak diabetes 1:1
13
jika satu orang tua menderita diabetes. Pengaruh genetik sangat kuat, karena
Risiko keturunan dan saudara kandung pasien penderita NIDDM lebih tinggi
yang jelas.
e. Obesitas
Seperti yang telah disebutkan di awal, komorbiditas itu dapat berupa hipertensi,
dislipidemia, stroke, diabetes tipe II, disfungsi pernafasan, gout, osteoartritis dan
jenis kanker tertentu. Penyakit kronik yang paling sering menyertai obesitas
bahwa kurang lebih 12% orang dengan BMI 27 menderita diabetes tipe II.
2.2.5 Patofisiologi
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel β pankreas.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel β ini dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, untuk kemudian di dalam
sel glukosa itu dimetabolismekan menjadi energi. Bila insulin tidak ada, maka
glukosa akan tetap berada dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di dalam
darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan lemah karena tidak ada
14
penting terjadinya resistensi insulin. Pada DM tipe II jumlah sel β berkurang
sampai 50-60% dari normal dan jumlah sel alfa meningkat (Soegondo, 2005).
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral) ≥ 200
1. Sulfonilurea
15
Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretagogues, kerjanya
dan diekskresi melalui ginjal, sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien
gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat. Sulfonilurea tidak boleh diberikan
sebagai obat tunggal pada pasien DM juvenile, pasien yang kebutuhan insulinnya
tidak stabil, DM berat, DM dengan kehamilan dan keadaan gawat (Suharti dkk,
2007).
2. Meglitinid
kadar puncaknya dicapai dalam waktu 1 jam. Masa paruhnya 1 jam, karenanya
hepar dan metabolitnya tidak aktif. Sekitar 10% dimetabolisme di ginjal. Pada
pasien dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal harus diberikan secara hati-hati.
Efek samping utamanya hipoglikemia dan gangguan saluran cerna. Reaksi alergi
3. Biguanida
tetapi yang pertama telah ditarik karena sering menyebabkan asidosis laktat.
16
Sekarang yang banyak digunakan adalah metformin. Metformin menurunkan
produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adiposa
dapat di atasi dengan metformin atau dapat pula diberikan sebagai terapi
metformin mengalami mual, muntah, dan diare, tetapi dengan menurunkan dosis
4. Tiazolidinedion
HDL, sedangkan efeknya pada trigliserida dan LDL bervariasi. Efek sampingnya
antara lain peningkatan berat badan, edema, menambah volume plasma dan
mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.
Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang
17
meningkatkan berat badan. Efek samping antara lain gangguan saluran cerna
b. Terapi Insulin
Preparat insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerja yaitu insulin kerja
yang merupakan bahan utama dalam terapi penggantian elektrolit atau terapi yang
penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh (Dianne, 2005).
2.3.2 Meropenem
Antibiotik ini diindikasikan pada pasien dengan infeksi berat oleh kuman
gram negatif yang resisten terhadap antibiotik turunan penisilin dan sefalosporin
dengan gangguan fungsi ginjal dan riwayat kejang. Dosis yang diberikan untuk
(IDAI, 2012).
2.3.3 Ketorolak
berat untuk sementara. Biasanya obat ini digunakan sebelum atau sesudah
produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi. Efek ini membantu
18
mengurangi bengkak, nyeri, atau demam. Ketorolak tidak boleh digunakan untuk
nyeri ringan atau kondisi nyeri jangka panjang (seperti radang sendi). Indikasi
antiinflamasi juga memiliki efek analgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti
2.3.4 Ranitidin
Masalah terkait asam lambung yang dapat diobati oleh obat ranitidin
gastroesophageal reflux (GERD), gastritis atau sakit maag, perut kembung, sering
agar tidak sampai teradi ulkus Mengobati masalah yang disebabkan oleh asam
Novorapid termasuk insulin kerja sangat cepat. Insulin kerja sangat cepat
memiliki onset kerja dan puncak kerja yang memungkinkan terpai insulin yang
19
menyerupai fisiologi sekresi insulin post-prandial. Insulin kerja sangat cepat dapat
digunakan sesaat sebelum pasien makan. Durasi kerja insulin kerja sangat cepat
tidak lebih dari 4-5 jam, dengan demikian memiliki risiko hipoglikemik pasca
Insulin detemir adalah insulin kerja panjang yang tidak memliki puncak
masa kerja (peakless). Insulin detemir memiliki onset kerja yang lambat (1-1,5
jam) dan mencapai kerja maksimum dalam 4-6 jam. Kerja maksimum bertahan
selama 11-24 jam. Detemir diberikan dalam suntikan sekali sehari, atau dapat
merangsang sekresi cairan dan saraf pada mukosa kolon sehingga terjadi
pergerakan usus (peristaltik) dalam waktu 6-12 jam setelah diminum atau 15-60
2016).
20