Anda di halaman 1dari 31

Judul Penelitian : PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA

TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Perusahaan Gas

Negara. Tbk)

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan yang berorientasi pada laba selalu

mempunyai tujuan akhir yaitu bagaimana mendapatkan laba yang sebesar-

sebarnya dan menekan pengeluaran biaya seminimal mungkin. Laba merupakan

sarana yang sangat penting untuk mempertahankan suatu perusahaan. Maka dari

itu semakin tinggi laba yang diperoleh maka semakin baik perusahaan untuk

mampu bertumbuh dan berkembang. Namun pada era sekarang dengan adanya

penetapan kebijakan pemerintah, maka sangat sulit untuk memperoleh laba yang

lebih tinggi. Dengan demikian manajemen perusahaan dituntut untuk dapat

mengelola sumber daya dengan lebih efektif dan efisien serta dapat menghasilkan

keputusan yang baik untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan akan melakukan berbagai macam aktivitas yang

dimana aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik

untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai

investasi jangka panjangnya yang biasanya disebut dengan modal kerja. Modal

kerja sangat diperlukan pada setiap perusahaan untuk membiayai suatu kegiatan

operasional sehari-hari, dimana biaya yang telah dikeluarkan perusahaan

diharapkan kembali lagi masuk kedalam perusahaan dengan waktu yang singkat

melalui hasil penjualan produksinya.


Modal kerja adalah investasi perusahaan jangka pendek seperti kas, surat

berharga, piutang dan inventori atau seluruh aktiva lancar (Putra, 2012) dalam

(Nenoharan, 2013). Mengingat pentingnya modal kerja bagi suatu perusahaan,

maka manajer keuangan harus dapat merecanakan dengan sebaik mungkin dalam

mengatur besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai kebutuhan

perusahaan. Apabila terjadi kelebihan maupun kekurangan dana pada perusahaan

maka dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (Supriyadi dan

Fazriani, 2011) dalam (Nenoharan, 2013).

Menurut Agus Harjito dan Martono (2014;74), manajemen modal kerja

merupakan manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen

hutang lancar. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan

hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin

tingkat likuiditas perusahaan.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan dana

yang berada dalam dari berbagai macam aktiva lancar dan hutang lancar yang

digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, seperti membeli

bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya lainnya. Namun apabila kondisi

modal kerja berlebih maka akan menurunkan tingkat efisiensi perusahaan karena

banyak dana yang menganggur. Sedangkan apabila terjadinya kekurangan pada

modal kerja perusahaan maka akan mengganggu kelancaran aktivitas usaha

perusahaan, sehingga dapat mengurangi tingkat profitabilitas. Profitabilitas itu

sendiri merupakan hasil yang diperoleh perusahaan melalui seluruh kegiatan yang
telah dijalankan, seperti penjualan, total aktiva maupun modal sendiri untuk dapat

memperoleh laba.

Menurut Erlina dan Junianto (2018) laba merupakan hasil dari seluruh

kegiatan perusahaan yang telah dijalankan sebelumnya melalui proses

perencanaan serta pengendalian dari seluruh kegiatan perusahaan. Sedangkan

menurut Elmawati, Marjam dan Victoria (2017) profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan.

Untuk mengetahui apakah pada PT. Perusahaan Gas Negara pada tahun

2014-2018 mengalami peningkatan pada laba, maka dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

Tabel 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian PT. Perusahaan Gas Negara
Tahun 2014-2018
2018 2017 2016 2015 2014
USD USD USD USD USD
(Audit) (Audit) (Audit) (Audit) (Audit)
Pendapatan 3,870,266,7 3,570,597, 2,934,778,7 3,068,790,8 3,253,388,6
Bersih 388.00 761.00 10.00 45.00 34.00
Biaya Pendapatan (2,560,766, (2,389,088 (2,047,838, (2,105,680, (1,967,906,
539.00) ,310.00) 771.00) 228.00) 099)
Laba Kotor 1,309,500,1 1,181,509, 886,939,939 963,110,617 1,285,482,5
99.00 451.00 .00 .00 35.00
Pendapatan 88,167,421. 52,441,99 62,126,336. 94,536,121. 48,492,738.
Lainnya 00 2.00 00 00 00
Biaya Distribusi (437,777,03 (456,005,2 (220,401,61 (201,231,46 (224,976,79
dan Transmisi 7.00) 52.00) 7.00) 5.00) 6.00)
Biaya Umum dan (251,687,46 245,614,5 (234,003,17 (190,418,73 (208,194,85
Administrasi 5.00) 39.00 9.00) 3.00) 1.00)
Biaya Lainnya (62,894,170 17,431,51 (50,419,256 (108,753,63 (43,483,142
.00) 2.00 .00) 7.00) .00)
Laba Operasi 645,308,948 514,900,1 444,242,223 557,242,903 857,320,484
.00 40.00 .00 .00 .00
Beban (60,404,663 (96,959,24 (59,257,077 (119,878,32 70,845,685.
Penghasilan .00) 2.00) .00) 0.00) 00
Lainnya
Laba Sebelum 584,904,285 417,940,8 384,985,146 437,364,583 928,166,169
Pajak .00 98.00 .00 .00 .00
Penghasilan
Pendapatan Pajak (220,265,62 (164,652,1 (76,401,230 (34,605,679 (217,142,70
5.00) 54.00) .00) .00) 1.00)
Laba per Tahun 364,638,660 253,288,7 308,583,916 402,758,904 711,023,468
.00 44.00 .00 .00 .00
Pendapatan Komprehensif Lain
Perubahan Nilai (3,177,507. 1,833,180. 3,921,377.0 (2,297,573). 7,258,618.0
Wajar Keuangan 00) 00 0 00 0
Tersedia Untuk
Dijual
Pengukuran (12,543,435 (4,372,510 1,858,302.0 21,281,308. (4,219,314).
Kemali Pasca .00) .00) 0 00 00
Kerja
Selisih (12,081,734 2,221,101. 885,148.00 (3,131,231). (1,118,323).
Penjabaran Mata .00) 00 00 00
Uang Asing
Total (27,802,676 (318,229.0 6,664,827.0 15,852,504. 1,920,981.0
Pendapatan .00) 0 0 00 0
Komprehensif
Lainnya
Total 336,835,984 252,970,5 315,248,743 418,611,408 712,944,449
Pendapatan .00 15.00 .00 .00 .00
Komprehensif
per Tahun
Laba Tahun Berjalan
Pemilik Entitas 304,991,574 196,904,8 304,324,421 401,199,880 711,179,798
Induk .00 43.00 .00 .00 .00
Kepentingan 59,647,086. 56,383,90 4,259,495.0 1,559,024.0 (156,330).0
Yang tidak 00 1.00 0 0 0
Terkendali
Total 364,638,660 253,288,7 308,583,915 402,758,904 711,023,468
.00 44.00 .00 .00 .00
Total Pendapatan Komprehensif Untuk Tahun Yang Diatribusikan
Pemilik Entitas 276,566,961 196,070,2 310,669,447 416,193,057 712,932,890
Induk .00 25.00 .00 .00 .00
Kepentingan 60,269,023. 56,900,29 4,579,266.0 2,418,315.0 11,559.00
Yang tidak 00 0.00 0 0
Terkendali
Total 336,835,984 252,970,5 315,248,743 418,611,408 712,944,449
.00 15.00 .00 .00 .00
EBITDA 1,201,253,8 1,084,538, 807,347,809 951,221,80. 1,114,474,0
70.00 445.00 .00 00 01.00

Dengan menurunnya Profitabilitas selama 5 tahun, maka perusahaan

memerlukan pengelolaan pada manajemen modal kerja, yang dimana terdapat 3

elemen penting pada modal kerja itu sendiri, yaitu kas, piutang dan persediaan.

Semakin cepat tingkat perputaran pada elemen-elemen maka dapat dikatakan

semakin efisiensi pula pada modal kerja.

Kas adalah salah satu bagian dari aktiva lancar dan paling mudah untuk

berpindah tangan dalam suatu transaksi. Kas merupakan aktiva yang tidak dapat

menghasilkan “laba” yang dimana arti tidak bisa untuk mendapatkan laba secara

langsung dalam operasi perusahaan. Maka dari itu perusahaan sangat memerlukan

pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien sehingga dapat

memanfaatkan kas tersebut dengan optimal.

Piutang adalah biaya yang akan ditagih perusahaan kepada pembeli atau

pihak lain yang membeli produk perusahaan yang mana dijual secara kredit oleh

perusahaan. Maka dari itu untuk dapat mengelola kredit secara optimal, perlu

dilakukannya pengelolaan manajemen piutang yang baik.

Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

mengatur dan mengelola persediaan, baik persediaan bahan baku, barang setangah

jadi maupun barang jadi yang terdapat pada perusahaan yang bergerak dibidang

manufaktur maupun perusahaan dagang. Pada akhir dari beberapa elemen tersebut

diharapkan peran modal kerja dapat mempengaruhi kenaikan laba yang mampu
untuk membiayai segala kebutuhan perusahaan dan menjaga eksistensi

perusahaan untuk mampu bertahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Elmiwati, Marjam dan Victoria (2017)

menunjukkan bahwa perputaran kas dan piutang berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan perputaran pada persediaan

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Selanjutnya menurut Mardiyana dan Mayang (2018) pada uji secara simultan

perputaran kas, piutang dan persediaan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitasnya. Akan tetapi pada uji parsial hanya perputaran kas dan piutang

saja yang terdapat perngaruh signifikan.

Menurut Kadek (2016) pada perputaran kas berpengaruh negatif

signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan pada perputaran piutang

berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitasnya. Dan

pada perputaran persediaan berpengaruh negatif tetapi tidak terlalu signifikan

terhadap profitabilitasnya. Selanjutnya Wirda (2019) menyatakan bahwa pada

perputaran kas, piutang dan persediaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas pada perusahaan.

Dari beberapan penelitian diatas, dapat terlihat ada beberapa variabel

yang tidak konsisten, dimana seharusnya variabel-variabel tersebut memiliki

hubungan atau pengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi,

sehingga dalam penelitian juga mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori.

Namun dalam praktiknya beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa

hasilnya berlawanan dengan teori. Karena itulah, dari berbagai macam penelitian
yang mengkaji ulang mengenai modal kerja terhadap profitabilitas, penelitian ini

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Made Sri Utami dan Made Rusmala

Dewi (2016).

Alasan pengambilan objek penelitian pada Pt. Perusahaan Gas Negara.

Tbk, yaitu turunnya secara drastis laba pada PT. Perusahaan Gas Negara dalam 5

tahun terakhir. Berdasarkan uiran diatas, maka penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Manajemen Modal Kerja

Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Perusahaan Gas Negara.

Tbk).”

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini bermaksud untuk menemukan jawaban atas berbagai

pertanyaan yang muncul dari fenomena yang timbul pada objek penelitian.

Pertanyaan tersebut adalah:

1. Apakah manajemen modal kerja (efisiensi kas, piutang, dan persediaan)

berpengaruh secara signfikan terhadap profitabilitas pada PT. Perusahaan Gas

Negara. Tbk?

2. Apakah efisiensi kas berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada

PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk?

3. Apakah efisiensi piutang berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

pada PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk ?

4. Apakah efisiensi persedian berpengaruh secara signifikan terhadap

profitabilitas pada PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk?


C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik dan tepat

sasaran, maka penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan penelitian yang

dimaksud adalah:

a) Untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja (efisiensi kas, piutang,

dan persediaan) terhadap profitabilitas pada PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk.

b) Untuk mengetahui pengaruh efisiensi kas terhadap profitabilitas pada PT.

Perusahaan Gas Negara. Tbk.

c) Untuk mengetahui pengaruh efisiensi piutang terhadap profitabilitas pada PT.

Perusahaan Gas Negara. Tbk.

d) Untuk mengetahui pengaruh efisiensi persediaan terhadap profitabilitas pada

PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk

2. Manfaat Dari Peneliti

Penulis berharap bahwa dari hasil penelitian ini, nantinya akan

mempunyai manfaat, yaitu :

a) Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan intelektual penulis

dalam mengetahui pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas

pada PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk.


b) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi PT.

Perusahaan Gas Negara. Tbk dalam mempertimbangkan pengambilan

keputusan mengenai pengaruh manajemen modal kerja terhadap Profitabilitas.

c) Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

dapat menjadi tambahan referensi untuk penelitin yang akan datang

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika rencana penulisan metopel ini terdiri dari VI (enam)

bab, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab yang menjadi pengantar dan menjelaskan mengapa enelitian ini

menarik untuk diteliti, apa yang diteliti dan untuk apa penelitian ini

dilakukan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan secara teoritis mengeai sumber yang menjadi

sumber terbentuknya suatu hipotesis, juga acuan untuk melakukan

penelitian. Dalam bab ini akan dikemukakan tentang landasan teori dan

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis.


BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode-metode dan variabel yang akan

digunakan dalam penelitian. Dalam bab ini akan dikemukakan

mengenai lokasi dan objek penelitian, penentuan populasi dan sampel,

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, operasionalisasi dan

pengukuran variabel serta teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah

singkat perusahaan dan aktivitas perusahaan.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang dimulai dari

deskriptif umum, deskriptif khusus, pengujian persyaratan analisis dan

pembahasan.

BAB VI : PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian yang telah dilakukan, disertai saran-saran yang diperlukan

untuk disampaikan.

E. Telaah Pustaka

1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Sari (2019) kinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari

beberapa keputusan individual dibuat secara terus menerus oleh manajemen.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan
suatu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan suatu organisasi atau perusahaan

yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan.

Selanjut bagi pihak yang berkepentingan hasil dari pengukuran kinerja

keuangan sangat dibutuhkan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat

keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.Akan tetapi

menurut Munawir (2010;67) dalam Andini (2014) selain membandingkan rasio

keuangan dengan standar rasio,cara lain utnuk dapat menilai kinerja keuangan

perusahaan yaitu dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai

dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya.

Dengan adanya analisis laporan keuangan maka dapat diperoleh evaluasi

kinerja keuangan pada perusahaan, dimana data pokok sebagai input dalam

analisis ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan dapat

membantu manajer keuangan dan pihak berkepentingan untuk mengevaluasi

kondisi keuangan dengan cepat, karena penyajian rasio-rasio keuangan akan

menunjukkan kondisi sehat tidaknya suatu perusahaan. Analisis rasio juga

menghubungkan unsur-unsur rencana dan perhitungan laba rugi sehingga

dapat menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan.

2. Analisis Laporan Keuangan

a) Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hery (2014;3) laporan keuangan pada dasaranya merupakan

hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keungan atau aktivtas perusahaan kepada pihak yang

berkepentingan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa analisis laporan


keuangan adalah pencatatan akuntansi yang terdiri dari laporan–laporan yang

melaporkan posisi keuangan perusahaan perusahaan pada waktu tertentu.

b) Tujuan Laporan Keuangan

Pada umunya laporan keuangan memiliki tujuan yang bersifat umum,

yang mana berkaitan dengan pemakai ekternal yang bermacam-macam jenisnya,

bukan pemakai internal yang spresifik seperti manajemen. Maka dari itu berikut

ini beberapa tujuan penting laporan keuangan, yaitu (Sari (2019)) :

1) Informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

2) Informasi yang dipakai untuk memperkirakan aliran kas untuk potensial

eksternal.

3) Informasi yang digunakan untuk memperkirakan aliran kas perusahaan.

4) Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya

tersebut.

5) Informasi berfungsi pendapatan dan komponen-komponennya.

Selain itu tujuan spesifik yang lainnya adalah laporan keuangan yang

memberikan suatu informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode

tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai

prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang.

c) Pengguna Laporan Keuangan

Informasi akuntansi sangat dibutuhkan oleh para pengguna laporan

keuangan yang bervariasi tergantung pada keputusan seperti apa yang akan

digunakan. Maka dari itu para pengguna laporan keuangan dibagi menjadi dua,

yaitu :
1) Internal User.

i. Direktur dan Manajer Keuangan.

Untuk dapat menentukan apakah perusahaan mampu atau tidak dalam

melunasi utang secara tapat waktu kepada kredior, maka mereka

memerlukan informasi akuntansi mengenai besarya uang kas yang tersedia

di perusahaan pada saat sebelum membayar pinjaman.

ii. Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran.

Untuk dapat mengetahui efetif atau tidaknya pada saluran distribusi produk

maupun aktivitas pemasaran yang telah dijalankan perusahaan, maka

mereka sangat memerlukan informasi akuntansi mengenai besarnya suatu

penjualan.

iii. Manajer dan Supervisor Produksi.

Para pemakai ini sangat membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk

menentukan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga

sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit.

iv. Dan pengguna internal lainnya.

2) Eksternal User.

i. Investor.

Pemakai ini menggunakan informasi akuntansi investee (penerima modal)

untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau melepas saham

investasinya.
ii. Kreditor.

Pemakai ini seperti supplier dan bankir, menggunakan informasi akuntansi

debitor untuk mengevaluasi besarnya tingkat resiko dari pemberian kredit

atau pinjaman uang.

iii. Pemerintah.

Perusahaan sangat penting untuk melaporkan wajib pajak, maka pemakai ini

menggunakan laporan keuangan perusahaan agar dapat memberikan

perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan kepada perusahaan.

iv. Badan Pengawas Pasar Modal.

Perusahaan Tbk mewajibkan untuk melampirkan laporan keuangan secara

rutin kepada BAPEPAM. Dalam hal ini, pihak BAPEPAM menjadi sangat

berkepentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan untuk

melindungi investor.

v. Ekonom, Praktisi dan Analis.

Pemakai ini menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi

perekonomian, untuk menentukan besarnya tingkat inflasi, pertmbuhan

pendapatan nasional dan lain-lain.

3. Rasio Keuangan

a) Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Irawati (2016) dalam Sari (2019) rasio keuangan adalah suatu

tekhnik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai

alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu

dengan jalan membandingkan dua buah variable yang di ambil dari laporan
keuangan, baik daftar neraca maupun laporan laba rugi. Sedangkan menurut Hery

(2014) analisis rasio adalah salah satu alat analisis keuangan yang paling populer

dan banyak digunaan.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan suatu

alat ukur yang digunakan untuk menganalisis suatu keuangan diperusahaan dalam

periode tertentu. Selain itu agar hasil perhitunganrasio menjadi bermakna, maka

sebuah rasio sebaiknya mengacu pada hubungan hubungan ekonomis yang

penting.

b) Manfaat Rasio Keuangan

Rasio keuangan pada suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi pihak

baik internal seperti direktur dan manajer keuangan, direktur operasional dan

manajer pemasaran, manajer dan supervisor produksi maupun pihak eksternal

seperti investor, kreditor, pemerintah, badan pengawas pasar modal dan ekonom.

Laporan keuangan yang berisi neraca dan laporan laba rugi dari sutau perusahaan,

bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran yang nyata

mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama

kurun waktu tertentu.

c) Jenis-Jenis Rasio

Secara garis bersar terdapat 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu (Harjito dan Martono (2014;53)) :

1) Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas

perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.


2) Rasio aktivitas atau rasio efisien adalah rasio yang mengukur efisiensi

perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki perusahaan.

3) Rasio leverage finansial adalah rasio yang mengukur seberapa banyak

perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).

4) Rasio keuntungan adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memperoleh keuantungan dari penggunaan modalnya.

4. Manajemen Modal Kerja

a) Pengertian Modal kerja

Menurut Sari (2019) modal kerja adalah investasi perusahaan pada aset

jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang dipakai

untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Maka dari itu dapat disimpulkan

bahwa modal kerja merupakan aktiva lancar yang berguna untuk pendanaan

jangka pendek perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh laba sebagai hasil

dari kegiatan operional perusahaan yang didukung oleh modal kerja itu sendiri.

b) Konsep Modal Kerja

Untuk dapat memudahkan dalam menetapkan elemen modal kerja, maka

dari itu dibuatlah 3 konsep modal kerja sebagai berikut (Harjito dan Martono

(2014)) :

1) Konsep Kuantitatif, yaitu dimana jmlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut

juga modal kerja bruto. Umumnya elemen dari modal kerja kualitatif yaitu kas,

surat-surat berharga, piutang dan persediaan.

2) Konsep Kualitatif, yaitu dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau

hutang yang harus segera dilunasi.


3) Konsep Fungsional, yaitu mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan

untuk memperoleh pendapatan. Konsep modal kerja fungsional mrupakan

konsep mengenai modal kerja yang digunakan untuk menghasilkan current

income.

c) Jenis-Jenis Modal Kerja

Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh

perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar

dalam periode tertentu. Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan

sebagai berikut (Harjito dan Martono (2014;77)) :

1) Modal Kerja Permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada dalam suatu

perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha. Modal kerja permanen

dikelompokkan menjadi dua yaitu :

i. Modal kerja primer adalah modal kerja minimum yang harus ada untuk

menjamin keberlanjutan kegiatan usaha.

ii. Modal kerja normal adalah modal kerja yang dipakai untuk melakukan luas

produksi yang normal.

2) Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang mana jumlahnya dapat

berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel

dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

i. Modal kerja musiman adalh modal kerja yang mana jumlah berubah-ubah

karna fluktuasi musiman.

ii. Modal kerja siklis adalah modal kerja yag jumlahnya berubah-ubah karena

fluktuasi konjungtur.
iii. Modal kerja darurat adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

d) Pengertian Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan

dalam perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat

modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam

keadaaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah

jatuh tempo). Maka dari itu untuk dapat menutupi hutang lancar dan memberikan

gambaran tingkat keamanan yang tepat, aktiva lancar juga harus cukup besar dan

memadai.

Menurut Sari (2014) manajemen modal kerja adalah sebagai peran utama

pada manajemen aktiva lancar perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang dan

persediaan serta pendanaan (terutama kewajiban lancar) yang diperlukan untuk

mendukung aktiva lancar. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa manajemen

modal kerja adalah kegiatan yang mencakup manajemen atas aktiva lancar dan

kewajiban jangka pendek yang digunakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan

dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian sama atau lebih

besar dari biaya modal yang digunakan dan pengawasan terhadap arus dana dalam

aktiva lancar tersebut.

e) Pentingnya Manajemen Modal Kerja

Ada beberapa yang menjadi alasan penting dalam mendasari manajemen

modal kerja, yaitu (Harjito dan Martono (2014)) :


1) Baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa biasanya memiiki jumlah

aktiva lancar yang cukup besar dibandingkan dengan jumlah aktiva secara

keseluruhan.

2) Pada pendanaan eksternal sumber utama dalam perusahaan jangka pendek

yaitu hutang jangka pendek.

3) Pada pengelolaan tentang hal apa saja yang berkaitan dengan modal kerja maka

manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan waktu yang sesuai.

4) Dalam pengambilan keputusan modal kerja akan berdampak pada tingkat

risiko, laba dan harga saham perusahaan.

5) Dalam membelanjai aktiva lancar adnya hubungan langsung antara

pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva

lancar.

5. Perputaran Kas

Menurut Utami dan Dewi (2016) perputaran kas adalah periode

berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen

modal kerja. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perputaran kas dapat

menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat

dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.

Selain itu perputaran kas juga merupakan perbandingan antara jumlah

penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Maka dari itu semakin tinggi perputaran

kas akan semakin baik, karena berarti semakin tinggi efisiensi pengelolaan kasnya

dan keuntungan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila perputaran kasnya

berlebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu
kecil untuk volume sales yang bersangkutan (Riyanto (2013;95) dalam Mardiyana

dan Murni (2018). Adapun rumus untuk menghitung perputaran kas adalah

sebagai berikut :

Net Sales
Cash Turnover=
Average Cash

6. Perputaran Persediaan

Untuk dapat mengukur efisiensi persediaan maka perlu diketahui

perputaran persediaan. Menurut Munawir (2012;119) dalam Utami dan Dewi

(2016) perputaran persediaan tersebut dapat menunjukkan berapa kali persediaan

tersebut diganti yang dapat diartikan apakah dengan cara membeli ataupun dijual

kembali.

Maka dari itu semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka

jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam

persediaan) semakin rendah. (Munawir, 2012:119). Ini berarti bahwa semakin

tinggi perputaran persediaan maka semakin besar pula keuntungan yang

diperoleh. Adapun rumus untuk menghitung perputaran persediaan adalah sebagai

berikut :

Cost of Goods Sold


Inventory Turnover =
Average Inventory

7. Perputaran Piutang

Menurut Ismanto (2013) dalam Mardiyana dan Murni (2018) piutang

adalah jumlah uang yang akan dipinjam oleh pelanggan yang telah membeli

barang atau memakai jasa secara kredit dari suatu perusahaan. Selain itu piutang

juga merupakan elemen dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar dan
tergantung pada syarat pembayarannya (Riyanto (2013: 90) dalam Mardiyana dan

Murni (2018)).

Untuk itu makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal

terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode

tertentu adalah makin rendah. Selanjutnya tingkat perputaran piutang (receivable

turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit penjualan selama

periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang. Adapun rumus untuk

menghitung perputaan piutang adalah :

Net Credit Sales


Receivable Turnover =
Average Recei vable

8. Profitabilitas

a) Pengertian Profitabilitas

Untuk memenuhi kebutuhan pokok perusahaan maka laba atau profit

menjadi salah satu elemen penting bagi perusahaan. Selain itu dengan adanya

profit maka perusahan dapat membayar kewajiban perusahaan serta kepentingan

investasi untuk keperluan usaha.

Menurut Andini (2017) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu yang mana diperoleh dari

penjualan ataupun aktiva yang dapat menghasilkan keuntungan. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan hasil keuntungan dari suatu

perusahaan atas penjualan yang telah didapatkan. Dengan demikian semakin

tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi profit yang akan di dapatkan

perusahaan.

b) Fungsi Profitabilias
Profitabilitas berfungsi untuk menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba, yang mana dapat digunakan untuk membayar berbagai

kebutuhan perusahaan baik membayar kewajiban untuk kegiatan operasi

perusahaan maupun untuk kepentingan investasi. Selain itu dengan adanya

profitabilitas maka dapat kita ketahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan

secara menyeluruh.

c) Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya

tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun

investasi (Fahmi (2013;80).

d) Rasio-Rasio Profitabilitas

Menurut Harjito dan Martono (2014;60) profitabilitas memiliki 6 jenis

rasio, yaitu sebagai berikut :

1) Gross Profit Margin (GPM)

GPM merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok

penjualan dengan penjualan bersih.

Penjualan Bersih−Harga Pokok Penjualan


GPM=
Penjualan Bersih

2) Net Profit Margin (NPM)

NPM atau biasanya disebut margin laba bersih merupakan keuntungan

penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini

menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.


Laba Bersih setelah Pajak
NPM=
Penjualan Bersih

3) Return on Investment (ROI)

ROI membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.

Laba Bersih setelah Pajak


ROI=
Total Aktiva

4) Return on Asset (ROA)

ROA membandingkan laba bersih terhadap total aktiva.

Laba Bersih
ROA=
Total Aktiva

5) Return on Equity (ROE)

ROE atau biasanya disebut juga dengan Rentabilitas Modal Sendiri

dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak

pemilik modal sendiri.

Laba Bersih setelah Pajak


ROE=
Total Modal Sendiri

6) Rentabilitas Ekonomis (RE)

Rentabilitas Ekonomis atau Earning Power dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang

digunakan untuk memperoleh laba tersebut.

Laba Usaha atau EBIT


ℜ=
Total Aktiva

9. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa penelitian

yang telah dilaksanakan sebelumnya.


Tabel 2
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang Hasil Penelitian
Digunakan
Wirda Sari Pengaruh Manajemen Perputaran Kas Perputaran Kas (X1),
(2019) Modal Kerja Terhadap (X1), Perputaran Perputaran Piutang
Profitabilitas Pada Piutang (X2), (X2), Perputaran
Perusahaan Manufaktur Perputaran Persediaan (X3) tidak
Sub Sektor Makanan Persediaan (X3), berpengaruh
dan Minuman Yang Profitabiltas (Y) signifikan terhadap
terdaftar di Bursa Efek Profitabilitas (Y)
Indonesia Tahun 2014-
2016
Mardiyana dan Pengaruh Manajemen Perputaran Kas Perputaran Kas (X1),
Mayang Murni Modal Kerja Terhadap (X1), Perputaran Perputaran Piutang
(2018) Profitabilitas Pada Piutang (X2), (X2), Perputaran
Perusahaan Farmasi Perputaran Persediaan (X3)
Yang Terdaftar di BEI Persediaan (X3), berpengaruh
Profitabiltas (Y) signifikan terhadap
Profitabilitas (Y)
Elmawati, Analisis Pengaruh Perputaran Kas Perputaran Kas (X1),
Marjam Perputaran Modal Kerja (X1), Perputaran Perputaran Piutang
Mangantar, Terhadap Profitabilitas Piutang (X2), (X2), Perputaran
Victoria Perusahaan Pada PT. Perputaran Persediaan (X3) tidak
(2017) Indofood Sukses Persediaan (X3), berpengaruh
Makmur. Tbk Periode Profitabiltas (Y) signifikan terhadap
2011-2015 Profitabilitas (Y)
Luthfiana Pengaruh Manajemen Working Capital Working Capital
Andini (2017) Modal Kerja Terhadap Turnover (X1), Turnover (X1) dan
Profitabilitas (Studi Receivable Inventory Turnover
Perusahaan yang Turnover (X2), (X3) berpengaruh
Terdaftar di Jakarta Inventory Turnover positif terhadap
Islamic Index Tahun (X3) dan Return Return On Asset (Y).
2013-2016) On Asset (Y) Sedangkan Receivable
Turnover (X2) tidak
memiliki pengaruh
terhadap Return On
Asset (Y)
Made Sri Pengaruh Manajemen Perputaran Kas Perputaran Kas (X1),
Utami dan Modal Kerja Terhadap (X1), Perputaran Perputaran Piutang
Made Rusmala Profitabilitas Piutang (X2), (X2), Perputaran
Dewi (2016) Perusahaan Manufaktur Perputaran Persediaan (X3)
Yang Terdaftar di Persediaan (X3), berpengaruh positif
Bursa Efek Indonesia Profitabiltas (Y) terhadap Profitabilitas
(Y)
10. Model Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka variabel yang terkait dalam penelitian

ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran seperti dibawah ini :

Gambar I
Model Penelitian

Perputaran Kas (X1)

Perputaran Persediaan (X2) Profitabilitas (Y)

Perputaran Piutang (X3)

X4

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian teori dan kerangka konseptual yang telah ditemukan

maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT. PGN.

H2 : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT. PGN.

H3 : Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT. PGN.

H4 : Perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh

terhadap profitabilitas pada PT. PGN.


G. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan dilakukan adalah pada PT. Perusahaan Gas

Negara. Tbk. Dengan judul yang akan diteliti adalah “Pengaruh Manajemen

Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Perusahaan Gas

Negara. Tbk).”

2. Definisi Operasionalisasi

a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (Y).

Profitabilitas yaitu suatu keuntung yang diperoleh perusahaan yang mana dapat

digunakan untuk kembali mengurus kepentingan perusahaan dan dapat sebagai

alat ukur untuk mengetahui apakah perusahaan berjalan dengan baik atau

sebaliknya.

b. Variabel Independen

1) Perputaran Kas (X1)

Perputaran kas adalah suatu kemampuan yang mana dapat menunjukkan

kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa

kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Selain itu perputaran kas

juga merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan jumlah kas rata-

rata.

2) Perputaran Persediaan (X2)


Perputaran persediaan berfungsi untuk mengukur efisiensi persediaan.

Selain itu juga dapat menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti baik

dengan cara membeli ataupun dijual kembali.

3) Perputaran Piutang (X3)

Piutang adalah jumlah uang yang akan dipinjam oleh pelanggan yang

telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit dari suatu perusahaan.

Selain itu piutang juga merupakan elemen dari modal kerja yang selalu dalam

keadaan berputar dan tergantung pada syarat pembayarannya.

3. Pengukuran Variabel

Indikator Variabel Rumus Skala


Modal Kerja Perputaran Kas (Cash Cash Turnover Rasio
CT =
Average Cash
Turnover)
Perputaran Persediaan Cost of Goods Sold Rasio
IT =
Average Inventory
(Inventory Turnover)
Perputaran Piutang Net Credit Sales Rasio
RT =
Average Receivable
(Receivable Turnover)
Profitabilitas Return On Asset Laba Bersih Rasio
ROA=
Total Aktiva
(ROA)

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data kualitatif adalah data yang berupa angka-angka yang dapat

dinyatakan dalam satuan bidang. Yang berasal laporan keuangan pada PT.

Prusahaan Gas Negara yaitu melalui www.ir.pgn.co.id tahun 2014-2018.

2) Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka-angka melainkan

berupa penjelasan-penjelasan yang tidak dapat diukur dengan satuan

hitung seperti gambaran umum perusahaan pada PT. Perusahaan Gas

Negara tahun 2014-2018.

b. Sumber Data

Data sekunder adalah beberapa laporan keuangan perusahaan yang diperoleh

dari laporan tahunan perusahaan sektor yang go public tahun 2014-2018.

Karena penelitian menyangkut perusahaan go public, maka data yang

digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan. Data tersebut

diperoleh dari www.ir.pgn.co.id.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Pengelolaan data akan dilakukan

dengan menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS for windows. Adapun

rumusan dari penelitian ini sebagai berikut :

Y = ɑ+ß1X1+ß2X2+ß3X3+ɛ

Dimana :
Y = Profitabilitas

X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Persediaan

X3 = Perputaran Piutang

ɑ = Konstanta

ß1-6 = Koefisien Regresi

ɛ = Error atau variabel penganggu

6. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadinya perbedaan

variance residual pada suatu pengamatan yang lain. Untuk memprediksi ada

tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model yaitu dengan cara melihat dengan

pola gambar Scatterplot (Sujarweni (2014;186)).

2) Uji Multikolinieritas.

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu

model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan kolerasi yang

sangat kuat. Selain itu uji ini digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam

proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (Sujarweni (2014;185)).

3) Uji Autokorelasi.
Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi antara

variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk

data time series uji normalitas sering terjadi. Namun untuk data sampelnya

crossection jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda dengan yang

lain. Untuk mendeteksi aurtokorelasi biasanya digunakan nilai Durbin Watson

dibendingkan dengan tabel Durbin Watson (dl dan du) (Sujarweni (2014;186)).

7. Uji Hipotesis

a) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen

secara bersamaan (simultan) mempengaruhi terhadap variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (ɑ=5%).

Dengan pengujian sebagai berikut :

1) Ha = Jika sig <ɑ (5% atau 0,5), maka Hipotesis diterima, dengan kata lain

variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2) Ho = Jika sig >ɑ (27% atau 0,27), maka Hipotesis ditolak dengan kata lain

variabel independen tidak secara bersama –sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

b) Uji Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk menguji secara individu variabel independen pada

dependen. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan ɑ(0,05) untuk

menguji apakah hipotesis yang digunakan dalam penelitin di dukung atau tidak.

Dengan pengujian sebagai berikut :


1) Ha = Jika sig <ɑ (5% atau0,05), maka Hipotesis diterima, dengan kata lain

variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

2) Ho = Jika sig >ɑ (5% atau 0,05%), maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain

variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen.

8. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi atau R square digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan varians

perubahan variabel dependen. Nilai koefisien detrminasi adalah antara nol dan

satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:16).

Anda mungkin juga menyukai