Negara. Tbk)
sarana yang sangat penting untuk mempertahankan suatu perusahaan. Maka dari
itu semakin tinggi laba yang diperoleh maka semakin baik perusahaan untuk
mampu bertumbuh dan berkembang. Namun pada era sekarang dengan adanya
penetapan kebijakan pemerintah, maka sangat sulit untuk memperoleh laba yang
mengelola sumber daya dengan lebih efektif dan efisien serta dapat menghasilkan
keputusan yang baik untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dimana aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik
investasi jangka panjangnya yang biasanya disebut dengan modal kerja. Modal
kerja sangat diperlukan pada setiap perusahaan untuk membiayai suatu kegiatan
diharapkan kembali lagi masuk kedalam perusahaan dengan waktu yang singkat
berharga, piutang dan inventori atau seluruh aktiva lancar (Putra, 2012) dalam
maka manajer keuangan harus dapat merecanakan dengan sebaik mungkin dalam
mengatur besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai kebutuhan
hutang lancar. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan
hutang lancar sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan dana
yang berada dalam dari berbagai macam aktiva lancar dan hutang lancar yang
bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya lainnya. Namun apabila kondisi
modal kerja berlebih maka akan menurunkan tingkat efisiensi perusahaan karena
sendiri merupakan hasil yang diperoleh perusahaan melalui seluruh kegiatan yang
telah dijalankan, seperti penjualan, total aktiva maupun modal sendiri untuk dapat
memperoleh laba.
Menurut Erlina dan Junianto (2018) laba merupakan hasil dari seluruh
Untuk mengetahui apakah pada PT. Perusahaan Gas Negara pada tahun
2014-2018 mengalami peningkatan pada laba, maka dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian PT. Perusahaan Gas Negara
Tahun 2014-2018
2018 2017 2016 2015 2014
USD USD USD USD USD
(Audit) (Audit) (Audit) (Audit) (Audit)
Pendapatan 3,870,266,7 3,570,597, 2,934,778,7 3,068,790,8 3,253,388,6
Bersih 388.00 761.00 10.00 45.00 34.00
Biaya Pendapatan (2,560,766, (2,389,088 (2,047,838, (2,105,680, (1,967,906,
539.00) ,310.00) 771.00) 228.00) 099)
Laba Kotor 1,309,500,1 1,181,509, 886,939,939 963,110,617 1,285,482,5
99.00 451.00 .00 .00 35.00
Pendapatan 88,167,421. 52,441,99 62,126,336. 94,536,121. 48,492,738.
Lainnya 00 2.00 00 00 00
Biaya Distribusi (437,777,03 (456,005,2 (220,401,61 (201,231,46 (224,976,79
dan Transmisi 7.00) 52.00) 7.00) 5.00) 6.00)
Biaya Umum dan (251,687,46 245,614,5 (234,003,17 (190,418,73 (208,194,85
Administrasi 5.00) 39.00 9.00) 3.00) 1.00)
Biaya Lainnya (62,894,170 17,431,51 (50,419,256 (108,753,63 (43,483,142
.00) 2.00 .00) 7.00) .00)
Laba Operasi 645,308,948 514,900,1 444,242,223 557,242,903 857,320,484
.00 40.00 .00 .00 .00
Beban (60,404,663 (96,959,24 (59,257,077 (119,878,32 70,845,685.
Penghasilan .00) 2.00) .00) 0.00) 00
Lainnya
Laba Sebelum 584,904,285 417,940,8 384,985,146 437,364,583 928,166,169
Pajak .00 98.00 .00 .00 .00
Penghasilan
Pendapatan Pajak (220,265,62 (164,652,1 (76,401,230 (34,605,679 (217,142,70
5.00) 54.00) .00) .00) 1.00)
Laba per Tahun 364,638,660 253,288,7 308,583,916 402,758,904 711,023,468
.00 44.00 .00 .00 .00
Pendapatan Komprehensif Lain
Perubahan Nilai (3,177,507. 1,833,180. 3,921,377.0 (2,297,573). 7,258,618.0
Wajar Keuangan 00) 00 0 00 0
Tersedia Untuk
Dijual
Pengukuran (12,543,435 (4,372,510 1,858,302.0 21,281,308. (4,219,314).
Kemali Pasca .00) .00) 0 00 00
Kerja
Selisih (12,081,734 2,221,101. 885,148.00 (3,131,231). (1,118,323).
Penjabaran Mata .00) 00 00 00
Uang Asing
Total (27,802,676 (318,229.0 6,664,827.0 15,852,504. 1,920,981.0
Pendapatan .00) 0 0 00 0
Komprehensif
Lainnya
Total 336,835,984 252,970,5 315,248,743 418,611,408 712,944,449
Pendapatan .00 15.00 .00 .00 .00
Komprehensif
per Tahun
Laba Tahun Berjalan
Pemilik Entitas 304,991,574 196,904,8 304,324,421 401,199,880 711,179,798
Induk .00 43.00 .00 .00 .00
Kepentingan 59,647,086. 56,383,90 4,259,495.0 1,559,024.0 (156,330).0
Yang tidak 00 1.00 0 0 0
Terkendali
Total 364,638,660 253,288,7 308,583,915 402,758,904 711,023,468
.00 44.00 .00 .00 .00
Total Pendapatan Komprehensif Untuk Tahun Yang Diatribusikan
Pemilik Entitas 276,566,961 196,070,2 310,669,447 416,193,057 712,932,890
Induk .00 25.00 .00 .00 .00
Kepentingan 60,269,023. 56,900,29 4,579,266.0 2,418,315.0 11,559.00
Yang tidak 00 0.00 0 0
Terkendali
Total 336,835,984 252,970,5 315,248,743 418,611,408 712,944,449
.00 15.00 .00 .00 .00
EBITDA 1,201,253,8 1,084,538, 807,347,809 951,221,80. 1,114,474,0
70.00 445.00 .00 00 01.00
elemen penting pada modal kerja itu sendiri, yaitu kas, piutang dan persediaan.
Kas adalah salah satu bagian dari aktiva lancar dan paling mudah untuk
berpindah tangan dalam suatu transaksi. Kas merupakan aktiva yang tidak dapat
menghasilkan “laba” yang dimana arti tidak bisa untuk mendapatkan laba secara
langsung dalam operasi perusahaan. Maka dari itu perusahaan sangat memerlukan
Piutang adalah biaya yang akan ditagih perusahaan kepada pembeli atau
pihak lain yang membeli produk perusahaan yang mana dijual secara kredit oleh
perusahaan. Maka dari itu untuk dapat mengelola kredit secara optimal, perlu
mengatur dan mengelola persediaan, baik persediaan bahan baku, barang setangah
jadi maupun barang jadi yang terdapat pada perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur maupun perusahaan dagang. Pada akhir dari beberapa elemen tersebut
diharapkan peran modal kerja dapat mempengaruhi kenaikan laba yang mampu
untuk membiayai segala kebutuhan perusahaan dan menjaga eksistensi
menunjukkan bahwa perputaran kas dan piutang berpengaruh positif tetapi tidak
Selanjutnya menurut Mardiyana dan Mayang (2018) pada uji secara simultan
profitabilitasnya. Akan tetapi pada uji parsial hanya perputaran kas dan piutang
perputaran kas, piutang dan persediaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap
sehingga dalam penelitian juga mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori.
hasilnya berlawanan dengan teori. Karena itulah, dari berbagai macam penelitian
yang mengkaji ulang mengenai modal kerja terhadap profitabilitas, penelitian ini
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Made Sri Utami dan Made Rusmala
Dewi (2016).
Tbk, yaitu turunnya secara drastis laba pada PT. Perusahaan Gas Negara dalam 5
Tbk).”
B. Rumusan Masalah
pertanyaan yang muncul dari fenomena yang timbul pada objek penelitian.
Negara. Tbk?
1. Tujuan Penelitian
sasaran, maka penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan penelitian yang
dimaksud adalah:
dan persediaan) terhadap profitabilitas pada PT. Perusahaan Gas Negara. Tbk.
a) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi PT.
c) Bagi Akademis
D. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
menarik untuk diteliti, apa yang diteliti dan untuk apa penelitian ini
dilakukan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
penulisan.
penelitian. Dalam bab ini akan dikemukakan tentang landasan teori dan
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang dimulai dari
pembahasan.
BAB VI : PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan yang diperoleh dari
untuk disampaikan.
E. Telaah Pustaka
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan
suatu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan suatu organisasi atau perusahaan
keuangan sangat dibutuhkan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat
keuangan dengan standar rasio,cara lain utnuk dapat menilai kinerja keuangan
kinerja keuangan pada perusahaan, dimana data pokok sebagai input dalam
analisis ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan dapat
hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
bukan pemakai internal yang spresifik seperti manajemen. Maka dari itu berikut
eksternal.
4) Informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya
tersebut.
Selain itu tujuan spesifik yang lainnya adalah laporan keuangan yang
keuangan yang bervariasi tergantung pada keputusan seperti apa yang akan
digunakan. Maka dari itu para pengguna laporan keuangan dibagi menjadi dua,
yaitu :
1) Internal User.
Untuk dapat mengetahui efetif atau tidaknya pada saluran distribusi produk
penjualan.
2) Eksternal User.
i. Investor.
investasinya.
ii. Kreditor.
iii. Pemerintah.
Perusahaan sangat penting untuk melaporkan wajib pajak, maka pemakai ini
rutin kepada BAPEPAM. Dalam hal ini, pihak BAPEPAM menjadi sangat
melindungi investor.
3. Rasio Keuangan
Menurut Irawati (2016) dalam Sari (2019) rasio keuangan adalah suatu
dengan jalan membandingkan dua buah variable yang di ambil dari laporan
keuangan, baik daftar neraca maupun laporan laba rugi. Sedangkan menurut Hery
(2014) analisis rasio adalah salah satu alat analisis keuangan yang paling populer
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan suatu
alat ukur yang digunakan untuk menganalisis suatu keuangan diperusahaan dalam
periode tertentu. Selain itu agar hasil perhitunganrasio menjadi bermakna, maka
penting.
baik internal seperti direktur dan manajer keuangan, direktur operasional dan
seperti investor, kreditor, pemerintah, badan pengawas pasar modal dan ekonom.
Laporan keuangan yang berisi neraca dan laporan laba rugi dari sutau perusahaan,
bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran yang nyata
mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama
c) Jenis-Jenis Rasio
Secara garis bersar terdapat 4 jenis rasio yang dapat digunakan untuk
Menurut Sari (2019) modal kerja adalah investasi perusahaan pada aset
jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang dipakai
untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa modal kerja merupakan aktiva lancar yang berguna untuk pendanaan
jangka pendek perusahaan yang bertujuan untuk memperoleh laba sebagai hasil
dari kegiatan operional perusahaan yang didukung oleh modal kerja itu sendiri.
dari itu dibuatlah 3 konsep modal kerja sebagai berikut (Harjito dan Martono
(2014)) :
1) Konsep Kuantitatif, yaitu dimana jmlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut
juga modal kerja bruto. Umumnya elemen dari modal kerja kualitatif yaitu kas,
income.
dalam periode tertentu. Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan
1) Modal Kerja Permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada dalam suatu
i. Modal kerja primer adalah modal kerja minimum yang harus ada untuk
ii. Modal kerja normal adalah modal kerja yang dipakai untuk melakukan luas
2) Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang mana jumlahnya dapat
i. Modal kerja musiman adalh modal kerja yang mana jumlah berubah-ubah
ii. Modal kerja siklis adalah modal kerja yag jumlahnya berubah-ubah karena
fluktuasi konjungtur.
iii. Modal kerja darurat adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
Manajemen modal kerja adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan
modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam
jatuh tempo). Maka dari itu untuk dapat menutupi hutang lancar dan memberikan
gambaran tingkat keamanan yang tepat, aktiva lancar juga harus cukup besar dan
memadai.
Menurut Sari (2014) manajemen modal kerja adalah sebagai peran utama
pada manajemen aktiva lancar perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang dan
mendukung aktiva lancar. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa manajemen
modal kerja adalah kegiatan yang mencakup manajemen atas aktiva lancar dan
dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian sama atau lebih
besar dari biaya modal yang digunakan dan pengawasan terhadap arus dana dalam
aktiva lancar yang cukup besar dibandingkan dengan jumlah aktiva secara
keseluruhan.
3) Pada pengelolaan tentang hal apa saja yang berkaitan dengan modal kerja maka
lancar.
5. Perputaran Kas
berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen
modal kerja. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perputaran kas dapat
dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.
penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Maka dari itu semakin tinggi perputaran
kas akan semakin baik, karena berarti semakin tinggi efisiensi pengelolaan kasnya
dan keuntungan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila perputaran kasnya
berlebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu
kecil untuk volume sales yang bersangkutan (Riyanto (2013;95) dalam Mardiyana
dan Murni (2018). Adapun rumus untuk menghitung perputaran kas adalah
sebagai berikut :
Net Sales
Cash Turnover=
Average Cash
6. Perputaran Persediaan
tersebut diganti yang dapat diartikan apakah dengan cara membeli ataupun dijual
kembali.
Maka dari itu semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka
jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam
berikut :
7. Perputaran Piutang
adalah jumlah uang yang akan dipinjam oleh pelanggan yang telah membeli
barang atau memakai jasa secara kredit dari suatu perusahaan. Selain itu piutang
juga merupakan elemen dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar dan
tergantung pada syarat pembayarannya (Riyanto (2013: 90) dalam Mardiyana dan
Murni (2018)).
Untuk itu makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal
terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode
8. Profitabilitas
a) Pengertian Profitabilitas
menjadi salah satu elemen penting bagi perusahaan. Selain itu dengan adanya
dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu yang mana diperoleh dari
penjualan ataupun aktiva yang dapat menghasilkan keuntungan. Maka dari itu
tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi profit yang akan di dapatkan
perusahaan.
b) Fungsi Profitabilias
Profitabilitas berfungsi untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba, yang mana dapat digunakan untuk membayar berbagai
secara menyeluruh.
d) Rasio-Rasio Profitabilitas
penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini
Laba Bersih
ROA=
Total Aktiva
9. Penelitian-Penelitian Terdahulu
ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran seperti dibawah ini :
Gambar I
Model Penelitian
X4
F. Hipotesis
1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan dilakukan adalah pada PT. Perusahaan Gas
Negara. Tbk. Dengan judul yang akan diteliti adalah “Pengaruh Manajemen
Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Perusahaan Gas
Negara. Tbk).”
2. Definisi Operasionalisasi
a. Variabel Dependen
Profitabilitas yaitu suatu keuntung yang diperoleh perusahaan yang mana dapat
alat ukur untuk mengetahui apakah perusahaan berjalan dengan baik atau
sebaliknya.
b. Variabel Independen
kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Selain itu perputaran kas
juga merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan jumlah kas rata-
rata.
Selain itu juga dapat menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti baik
Piutang adalah jumlah uang yang akan dipinjam oleh pelanggan yang
telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit dari suatu perusahaan.
Selain itu piutang juga merupakan elemen dari modal kerja yang selalu dalam
3. Pengukuran Variabel
a. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
dinyatakan dalam satuan bidang. Yang berasal laporan keuangan pada PT.
b. Sumber Data
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Pengelolaan data akan dilakukan
dengan menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS for windows. Adapun
Y = ɑ+ß1X1+ß2X2+ß3X3+ɛ
Dimana :
Y = Profitabilitas
X1 = Perputaran Kas
X2 = Perputaran Persediaan
X3 = Perputaran Piutang
ɑ = Konstanta
1) Uji Heteroskedastisitas.
variance residual pada suatu pengamatan yang lain. Untuk memprediksi ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model yaitu dengan cara melihat dengan
2) Uji Multikolinieritas.
sangat kuat. Selain itu uji ini digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam
3) Uji Autokorelasi.
Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi antara
data time series uji normalitas sering terjadi. Namun untuk data sampelnya
crossection jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda dengan yang
dibendingkan dengan tabel Durbin Watson (dl dan du) (Sujarweni (2014;186)).
7. Uji Hipotesis
1) Ha = Jika sig <ɑ (5% atau 0,5), maka Hipotesis diterima, dengan kata lain
2) Ho = Jika sig >ɑ (27% atau 0,27), maka Hipotesis ditolak dengan kata lain
menguji apakah hipotesis yang digunakan dalam penelitin di dukung atau tidak.
2) Ho = Jika sig >ɑ (5% atau 0,05%), maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain
dependen.
perubahan variabel dependen. Nilai koefisien detrminasi adalah antara nol dan
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu