Anda di halaman 1dari 3

Sistem hukum kolonial adalah sistem hukum yang dipakai di Indonesia pada saat penjajahan.

Semua
peraturan perundang-undangan dibuat dengan kepentingan pihak pemerintah kolonial. Pengaruh
pemerintah kolonial Belanda bahkan masih dapat dirasakan dalam salah satu aspek fundamental, yaitu
hukum. Sehingga di dalam negara modern, seperti Indonesia, hukum dan proses hukum merupakan
unsur penting dari (Gramscian) hegemoni yang mendefinisikan dan membenarkan hubungan penguasa.
Berbicara mengenai tradisi hukum di Indonesia hampir kebanyakan dibentuk oleh hukum pra-kolonial,
yang mana merupakan bentukan Belanda. Pada kasus penjajahan Belanda di Indonesia, kolonial Belanda
telah berhasil masuk ke dalam masyarakat dengan memasuki sendi-sendi politik dan perdagangan
melalui VOC, dalam VOC sudah mulai terbentuk hukum-hukum yang dibuat oleh Belanda untuk
masyarakat lokal. Pada awalnya, VOC memutuskan untuk tetap menghormati hukum lokal kecuali
apabila kepentingan perdagangan menjadi taruhannya dan sifatnya mendesak. VOC pada saat itu telah
memiliki keputusan kunci yang sangat fundamental yaitu untuk mengekstraksi komoditas agrikultural
sebanyak mungkin. Demi mencapai tujuan tersebut, aspek hukum turut pula dipergunakan. Pemerintah
kolonial Belanda kemudian menyadari akan timbulnya suatu permasalahan. Permasalahan yang
dimaksud adalah apakah untuk membentuk suatu kesatuan antara pemerintah kolonial dan masyarakat
koloni atau memisahkan keduanya yang dengan kata lain satu hukum untuk semua kelompok populasi
atau banyak hukum untuk banyak kelompok populasi. Djamali kemudian menambahkan, bahwa
terdapat pengaruh-pengaruh lain selain pemerintah kolonial Belanda dalam konteks hukum Indonesia,
yaitu pengaruh islam dan adat lokal. Akan tetapi, kedua pengaruh tersebut umumnya hanya
mempengaruhi hukum-hukum positif saja atau ius constitutum. Namun untuk tatanan hukumnya tetap
mengacu pada masa kolonial Belanda. Pernyataan tersebut mendukung latar belakang kelahiran hukum
di Indonesia yang dipercaya terbentuk dari ‘pola genetik’ yang dibawa kolonialisme yang dipayungi oleh
Belanda. Pada era kolonialisme, Belanda mencoba mengaplikasikan hukum-hukum yang mampu
mendukung kepentingannya, sehingga hukum-hukum yang diaplikasikan pada saat itu cenderung
membentuk pola eksploitasi yang efisien. Pengakuan hukum lokal Indonesia dan adanya hukum Belanda
memicu diaplikasikannya hukum plural yang menghendaki fungsi dan prerogatif yang berbeda antara
orang Belanda dan Indonesia karena adanya politik hukum adat yang dicanangkan oleh Belanda. Hukum
adat sendiri ditujukan untuk orang-orang asli Indonesia, sementara Belanda juga mengaplikasikan
hukumnya sendiri untuk para orang Belanda. Namun dalam praktiknya, aturan yang dibuat oleh
pemerintahan Belanda di era kolonialisme secara tidak langsung menggambarkan diskriminasi terhadap
orang-orang asli Indonesia. Pasalnya, hanya orang keturunan Eropa yang memiliki andil dalam sektor
pemerintahan, sementara orang Indonesia ‘dipaksa’ tunduk terhadap peraturan yang dibuat oleh
pemerintah Belanda. hukum yang terdapat di Indonesia hingga saat ini tidak terlepas dari pengaruh-
pengaruh masa pemerintah kolonial Belanda. Bahkan pada realitanya, sebuah aspek fundamental
seperti hukum, yang menyangkut segala peraturan dan norma yang berlaku di Indonesia, pun masih
tetap saja tidak dapat terlepas dari pengaruh yang ditinggalkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal ini
kembali lagi tidak terlepas dari penanaman ideologi-ideologi pemerintah kolonial terhadap para elit dan
cendekiawan bangsa sehingga terbawa hingga saat ini. Serta meskipun pada penerapan aspek
pluralisme terdapat kebijakan hukum adat, namun di era pemerintahan kolonial Belanda, hukum adat
dikenal sebagai aspek yang mengganggu kelancaran dalam penguasaan Belanda di Indonesia. Oleh
karenanya, pemerintah kolonial Belanda secara tidak langsung mencegah adanya campur tangan hukum
adat dalam pemerintahan. Namun karena sifat dari hukum adat lokal yang tidak mudah diubah, maka
pemerintah kolonial Belanda mencoba mengkolaborasikan sistem hukum adat yang ada di Indonesia
dengan sistem hukum kolonial yang dimiliki oleh pemerintah kolonial itu sendiri demi mempertahankan
kekuasaan dan antusias koloni.

Anda mungkin juga menyukai