Anda di halaman 1dari 14

124

Asuhan Keperawatan Pasca Partum Tindakan Sectio Caesarea Atas


Indikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
Novianti Dwi Perwitasari1, Ira Sukyati2
Akademi Keperawatan Pasar Rebo, Departemen Keperawatan Maternitas
1,2

Jl Tanah Merdeka No 16, 17, 18, Jakarta Timur , 13750, Indonesia


novianti.kpu@gmail.com
sukyatiira@gmail.com

Abstrak

Ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu sering mengalami hipertensi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi kehamilan yaitu usia (>35 tahun), faktor kehamilan,
obesitas, dan riwayat hipertensi. Angka kematian akibat hipertensi dalam kehamilan di
Indonesia semakin meningkat yaitu sebesar 27,1% pada tahun 2015 dan 33% pada tahun
2018. Tujuan dilakukan studi kasus yaitu mengetahui lebih mendalam masalah keperawatan
yang muncul sehingga mampu membuat perencanaan yang tepat dan mencegah terjadi
komplikasi seperti pre eklampsia, eklampsia, solusio plasenta dan lain- lain. Sedangkan
pada janin : terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus, kelahiran prematur, asfiksia
neonatorum, dan kematian janin. Populasi dalam penelitian ini adalah klien bernama Ny. D
jenis kelamin perempuan, berusia 42 tahun dengan status perkawinan menikah dan
mendapatkan sumber informasi dari klien dan keluarga. Berdasarkan data penelitian didapatkan
hasil masalah keperawatan yaitu risiko penurunan curah jantung, nyeri akut berhubungan
dengan agen injury fisik, risiko infeksi, intoleransi aktivitas, kelelahan, dan menyusui tidak
efektif.
Kata kunci: sectio caesarea, hipertensi dalam kehamilan, diagnosa keperawatan.

Abstract

Pregnant women with gestational age of 20 weeks often experience hypertension. Some of the
factors that influence the occurrence of gestational hypertension are age (> 35 years),
pregnancy factors, obesity, and a history of hypertension. The mortality rate due to
hypertension in pregnancy in Indonesia is increasing, namely by 27.1% in 2015 and 33% in
2018. The purpose of a case study is to find out more about nursing problems that arise so that
they are able to make proper planning and prevent complications such as pre eclampsia,
eclampsia, placental abruption and others. Whereas in the fetus: stunted fetal growth in the
uterus, premature birth, neonatal asphyxia, and fetal death. The population in this study was a
client named Ny. D is female, 42 years old with married marital status and obtaining
information sources from clients and family. Based on the research data, it was found that the
results of nursing problems were the risk of decreased cardiac output, acute pain associated
with physical injury agents, risk of infection, activity intolerance, fatigue, and ineffective
breastfeeding.
Keywords: sectio caesarea, hypertension in pregnancy, nursing diagnosis.

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
125

Pendahuluan Terdapat 839 juta kasus hipertensi pada


Menurut Junaidi (2010) Ibu hamil yang ibu hamil tahun 2012 (WHO). Menurut
mengalami hipertensi biasanya terjadi Tarigan et al (2018) penyebab kematian
pada bulan terakhir kehamilan atau lebih ibu hamil yaitu disebabkan karena terjadi
setelah 20 minggu usia kehamilan pada perdarahan (25%) biasanya perdarahan
wanita yang sebelumnya normortensif, pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil
dengan tekanan darah mencapai nilai (12%), partus macet (8%), aborsi (13%)
140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan dan karena sebab lain (7%) (Tarigan et al.
sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 2018). Dalam Profil kesehatan Indonesia
mmHg diatas normal. Menurut tahun 2015 diketahui bahwa hipertensi
Prawirohardjo (2013), klasifikasi (27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua
hipertensi dalam kehamilan terdiri dari: penyebab kematian ibu setelah perdarahan
hipertensi kronik, preeklampsi, eklampsi, (30,3%) (Depkes RI, 2015). Lalu
hipertensi kronik dengan superimpose mengalami kenaikan pada tahun 2018
preeklampsi, hipertensi gestasional prevalensi hipertensi pada wania hamil di
(transient hypertensi). Sedangkan Indonesia sebesar 33% (Riskesdas, 2018).
penyebab ibu hamil mengalami hipertensi Prevalensi hipertensi ibu hamil sebesar
belum jelas, akan tetapi ada faktor resiko 6,18% dengan jumlah hipertensi paling
yaitu primigravida, primipaternitas, banyak di Provinsi Jawa Barat (10,57%).
hiperplasentosis, misalnya: mola
hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes Dengan melihat tingginya prevalensi dari
melitus, hidrops fetalis, bayi besar, umur hipertensi dalam kehamilan, dan
(>35 tahun), riwayat keluarga yang pernah komplikasi yang serius akibat masaah
pre eklampsia/eklampsia, penyakit- ersebu jika tidak segera ditangani maka
penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah peran perawat sangatlah dibutuhkan dalam
ada sebelum hamil dan obesitas. Beberapa merawat klien. Peran perawat meliputi
teori yang mengemukakan terjadinya empat aspek, diantaranya peran promotif,
hipertensi dalam kehamilan diantaranya preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Peran
adalah teori kelainan vaskularisasi promotif yaitu upaya pada peningkatan
plasenta, terjadi kekakuan dan keras pada kesehatan dengan cara memberikan
lapisan otot spiralis. pendidikan kesehatan tentang cara
mengontrol tekanan darah agar tetap stabil
dan informasi tentang kesehatan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
126

reproduksi salah satunya yaitu pemakaian natrium (<100 mmol Na/2,4 gr, Na/6 gr
kontrasepsi sehingga diharapkan klien Nacl/hari), menurunkan berat badan bila
dapat memilih sendiri jenis kontrasepsi terdapat kelebihan (IMT ≥ 27). istirahat
yang sesuai dengan keinginan klien. Peran cukup pada tidur malam (7-8 jam), dan
preventif yaitu pencegahan dan tidur siang (≤ 2 jam).
meminimalisasi potensi risiko agar tidak
terjadi komplikasi dengan cara Asuhan keperawatan
menganjurkan klien untuk mengontrol 1. Pengkajian Keperawatan
tekanan darah secara teratur, kontrol Menurut Prawirohardjo (2013),
terjadinya perdarahan, dan kontrol Pengkajian pada pasien dengan kasus
kontraksi uterus. Peran kuratif pada ibu hipertensi dalam kehamilan meliputi:
pasca partum yaitu pemberian obat identitas umum ibu, data riwayat
antibiotik, analgetik, dan antihipertensi kesehatan sekarang, dahulu, dan
dengan cara berkolaborasi dengan tim keluarga, riwayat perkawinan, riwayat
medis lainnya yang bertujuan untuk obstetrik, aktivitas/istirahat, sirkulasi,
mengatasi tanda dan gejala ibu pasca integritas ego, eliminasi,
partum dengan hipertensi dalam kehamilan. makanan/cairan, neurosensori,
Peran rehabilitatif yaitu upaya yang nyeri/ketidaknyamanan, pernapasan ,
dilakukan perawat dalam masa pemulihan keamanan, pembelajaran/penyuluhan
klien dalam aspek biopsikososial dengan
cara memandirikan klien sehingga klien Metode penulisan
dapat pulih, mampu dalam beraktivitas Sistem penulisan yang digunakan penulis
sehari-hari, memotivasi klien untuk minum yaitu menggunakan metode pendekatan
obat secara teratur dan selalu kontrol ke kasus untuk memperoleh data informasi.
pelayanan Kesehatan. Penulis mengambil data dan informasi
klien melalui wawancara secara langsung
Menurut Kemenkes RI (2013), Tindakan kepada klien, keluarga dan perawat
medis yang dapat dilakukan pada ibu ruangan. Observasi terhadap klien
pasca partum dengan hipertensi dalam dilakukan dengan mengamati klien secara
kehamilan, antara lain: pemberian obat langsung untuk mengetahui gambaran
antihipertensi, terapi sedatif misal secara nyata kondisi klien pasca partum
fenoarbital 30 mg, dianjurkan untuk segera tindakan sectio caesarea atas indikasi
melakukan tubektomi, mengurangi asupan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), dan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
127

penulis melakukan pemeriksaan fisik f. Risiko infeksi berhubungan dengan


“head to toe” seperti inspeksi, palpasi, efek prosedur invasive.
perkusi, dan auskultasi bertujuan untuk g. Menyusui tidak efektif
mendapatkan data yang objektif. berhubungan dengan anomali
payudara, kurang pengetahuan ibu
2. Diagnosa Keperawatan tentang teknik menyusui, reflek
Menurut Purwaningsih dan Fatmawati hisap bayi buruk, keletihan.
(2010) dan NIC NOC (2014-2016)
menyebutkan beberapa kemungkinan 3. Perencanaan Keperawatan
diagnosa yang terjadi pada ibu pasca a. Kelebihan volume cairan
partum tindakan SC atas indikasi interstisial berhubungan dengan
hipertensi dalam kehamilan penurunan tekanan osmotic,
diantaranya adalah: perubahan permeabilitas
a. Kelebihan volume cairan pembuluh darah. Kriteria hasil:
interstisial berhubungan dengan tanda-tanda vital dalam batas
penurunan tekanan osmotic, normal tekanan darah: 110/70-
perubahan permeabilitas pembuluh 120/80 mmHg, nadi: 60-
darah. 80x/menit, pernapasan: 16-
b. Risiko penurunan curah jantung 20x/menit, suhu: 36,5-37,5oC,
berhubungan dengan peningkatan intake dan output seimbang, tidak
afterload, vasokontriksi iskemi terjadi asites dan edema
miokard, hipertrofi ventikular. ekstremitas, berat badan kembali
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan normal, nilai hematokrit dalam
perifer berhubungan dengan kurang batas normal (37-43%), nilai
suplai oksigen ke jaringan. BUN dalam batas normal (7-20
d. Nyeri akut berhubungan dengan mg/dl).
agen cedera biologis, peningkatan Intervensi keperawatan:
tekanan vaskular serebral. 1) Pantau dan catat intake
e. Intoleransi aktifitas berhubungan output setiap hari.
dengan kelemahan umum, 2) Monitor tanda-tanda vital,
ketidakseimbangan antara suplai catat waktu pengisian kapiler
dan kebutuhan oksigen. (CRT).

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
128

3) Pantau atau timbang BB 5) Kaji toleransi aktivitas klien.


klien. 6) Pantau dan dokumentasikan
4) Observasi keadaan edema. frekuensi jantung, irama, dan
5) Kaji distensi vena jugularis nadi.
dan perifer.
6) Kolaborasi dengan dokter c. Ketidakefektifan perfusi jaringan
pemberian obat diuretik. perifer berhubungan dengan
kurang suplai oksigen ke jaringan.
b. Risiko penurunan curah jantung Kriteria hasil: pengisian kapiler
berhubungan dengan peningkatan normal (CRT < 2 detik), kekuatan
afterload, vasokontriksi iskemi denyut nadi karotis normal,
miokard, hipertrofi ventikular. edema perifer tidak ada, tanda-
Kriteria hasil : tanda-tanda vital tanda vital dalam batas normal
dalam batas normal tekanan darah: tekanan darah: 110/70-120/80
110/70-120/80 mmHg, nadi: 60- mmHg, nadi: 60-80x/menit,
80x/menit, pernapasan: 16- pernapasan: 16-20x/menit, suhu:
20x/menit, suhu: 36,5-37,5oC, 36,5-37,5oC.
nadi perifer teraba dan teratur, Intervensi keperawatan :
intake output balance, tidak ada 1) Monitor tanda-tanda vital.
sianosis, dapat mentoleransi 2) Monitor status hidrasi klien.
aktivitas (tidak ada kelelahan), 3) Berikan posisi semi fowler,
tidak ada edema. kepala tinggikan 15-30o.
Intervensi keperawatan : 4) Kaji capillary refill, GCS,
1) Kaji dan dokumentasikan warna dalam kelembapan
tekanan darah, adanya kulit.
sianosis, status pernapasan, 5) Berikan oksigen tambahan
dan status mental. sesuai dengan indikasi.
2) Pantau tanda kelebihan cairan.
3) Pantau denyut perifer, d. Nyeri akut berhubungan dengan
pengisian ulang kapiler, dan agen cedera biologis, peningkatan
suhu serta warna ekstremitas. tekanan vaskular serebral.
4) Pantau asupan dan haluaran, Kriteria hasil: tanda-tanda vital
haluaran urine, dan BB klien. dalam batas normal tekanan darah:

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
129

110/70-120/80 mmHg, nadi: 60- dalam batas normal TD: 110/70 –


80x/menit, pernapasan: 16- 120/80 mmHg, N: 60 – 80
20x/menit, suhu: 36,5-37,5oC, x/menit, S: 36,5 – 37,5oC, RR: 16
tidak meringis, tidak – 20 x/menit, Hemoglobin dalam
menunjukkan raut wajah batas normal (12-14 g/dl).
kesakitan, skal nyeri berkurang Intervensi Keperawatan :
(0-3), klien mampu mengontrol 1) Kaji tingkat kemampuan
nyeri dengan teknik non untuk berpindah dari tempat
farmakologis, dan klien tampak tidur, berdiri, dan ambulasi.
rileks dan nyaman. 2) Monitor tanda-tanda vital.
Intervensi Keperawatan : 3) Evaluasi motivasi dan
1) Lakukan pengkajian nyeri keinginan klien untuk
secara komprehensif yang meningkatkan aktivitas.
meliputi lokasi, karakteristik, 4) Bantu klien untuk mengubah
durasi, frekwensi, kualitas, posisi secara berkala,
intensitas dan faktor pencetus. bersandar, duduk, berdiri,
2) Monitor tanda-tanda vital. dan ambulasi sesuai toleransi.
3) Ajarkan teknik non 5) Pantau asupan nutrisi untuk
farmakologi seperti teknik memastikan sumber-sumber
relaksasi, distraksi, imajinasi, energi yang adekuat.
dan tarik napas dalam.
4) Berikan posisi nyaman, tidak f. Risiko infeksi berhubungan
bising, dan ruangan terang. dengan efek prosedur invasif.
5) Kolaborasi dengan dokter Kriteria Hasil: tidak ada tanda-
terkait pemberian obat tanda infeksi (kalor, dolor, rubor,
analgetik. tumor, dan fungsiolaesa), leukosit
dalam batas normal (5-10
e. Intoleransi aktifitas berhubungan ribu/uL), TTV dalam batas
dengan kelemahan umum, normal TD: 110/70 – 120/80
ketidakseimbangan antara suplai mmHg, N: 60-80x/menit, S: 36,5-
dan kebutuhan oksigen. Kriteria 37,oC, RR: 16-20x/menit, luka
hasil: klien mampu beraktivitas, operasi tampak bersih.
klien tampak bersemangat, TTV Intervensi Keperawatan :

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
130

1) Kaji tanda-tanda infeksi. 2) Pantau keterampilan ibu


2) Monitor TTV, terutama suhu. dalam menempelkan bayi ke
3) Kaji keadaan luka post SC, putting.
keadaan jahitan. 3) Instruksikan ibu dalam teknik
4) Pertahankan teknik septik menyusui.
dan aseptik. 4) Anjurkan ibu untuk
5) Lakukan perawatan luka. menggunakan kedua
6) Kolaborasi dengan dokter payudara setiap kali
terkait pemberian obat menyusui.
antibiotik. 5) Sediakan informasi tentang
7) Lakukan pemeriksaan keuntungan dan kerugian
laboratorium (leukosit). pemberian ASI.
6) Ajarkan klien tentang teknik
g. Menyusui tidak efektif menyusui yang benar.
berhubungan dengan anomali
payudara, kurang pengetahuan 4. Pelaksanaan Keperawatan
ibu tentang teknik menyusui, Menurut Potter & Perry (2010)
reflek hisap bayi buruk, keletihan. implementasi merupakan tahap proses
Kriteria Hasil : menggambarkan keperawatan dimana perawat
peningkatan kepercayaan diri memberikan intervensi keperawatan
terkait pemberian ASI, langsung dan tidak langsung terhadap
mempertahankan keefektifan klien. Menurut Setiadi (2010),
pemberian ASI selama yang Implementasi keperawatan adalah
diinginkan bayinya, ASI keluar, pengelolaan dan perwujudan dari
bayi mau menyusu, klien rencana keperawatan yang telah
mengetahui cara merawat disusun pada tahap perencanaan.
payudara bagi ibu menyusui.
Intervensi Keperawatan : 5. Evaluasi Keperawatan
1) Kaji pengetahuan dan Tahap akhir dari proses keperawatan
pengalaman ibu dalam adalah evaluasi, yang memiliki tujuan
pemberian ASI. apakah intervensi keperawatan telah
berhasil meningkatkan kondisi klien
(Potter &Perry, 2010).

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
131

Evaluasi keperawatan merupakan honorer, status perkawinan kawin,


tahap penilaian atau perbandingan lama perkawinan 24 tahun, dan
yang sistematis dan terencana tentang menikah 1 kali.
kesehatan klien dengan tujuan yang 2. Resume
telah ditetapkan, dilakukan dengan Klien datang ke IGD poli kebidanan
cara bersinambungan dengan RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid
melibatkan klien, keluarga, dan tenaga Kota Bekasi pada tanggal 2 Maret
kesehatan lainnya (Setiadi, 2010). 2020 pada pukul 05.46 WIB dengan
Hasil yang diharapkan pada klien keluhan mulas-mulas sejak pagi hari
dengan hipertensi dalam kehamilan sebelum masuk ke Rumah Sakit. Klien
yaitu : mengatakan ini kehamilan ke-5, tidak
a. Volume cairan kembali normal. ada riwayat keguguran, klien
b. Tidak terjadi penurunan curah mengatakan di usia kehamilan 7 bulan
jantung. tekanan darah mencapai 150/90 mmHg.
c. Klien menunjukkan keefektifan Klien dilakukan pemeriksaan fisik
perfusi jaringan perifer. dengan hasil tekanan darah 160/100
d. Nyeri dapat berkurang pada klien. mmHg, nadi 70x/menit, pernapasan
e. Klien dapat menunjukkan 20x/menit, suhu 36,2oC, saturasi 98%,
toleransi dalam beraktivitas. TFU 29 cm, kontraksi uterus his
f. Infeksi tidak terjadi. 1x/menit, DJJ 122x/menit,
g. Menyusui kembali efektif. pemeriksaan dalam bagian terandah
kepala kaput, terdapat lendir darah,
Tinjauan kasus usia kehamilan 41-42 minggu, TBJ
Pengakajian Keperawatan 2700 gram lebih. Konsul dokter
1. Identitas Klien dengan hasil G5 P4 A0 Hamil 41-42
Nama klien Ny. D, usia 42 tahun, suku minggu dengan kontraksi dan HDK
bangsa Betawi/Indonesia, agama Islam, rencana dilakukan operasi caesar.
pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah Tindakan yang dilakukan yaitu klien
tangga, alamat Kaliabang Tengah diberikan terapi IVFD RL 500ml/8 jam
Rt.02 Rw. 12. Klien tinggal bersama 20 tpm, nifedipine 3x10 mg, dan
suaminya Tn. R, usia 42 tahun, suku pengambilan sample darah. Persiapan
bangsa Betawi/Indonesia, agama Islam, operasi: surat ijin operasi, dokumen
pendidikan STM, pekerjaan tenaga medik klien, obat hypobac, klien

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
132

terpasang kateter. Pada pukul 09.00 hypobach 100 mg (iv) dan katelorac
WIB klien dibawa ke ruang operasi, 30mg (drip). Lalu dilakukan
lalu pada pukul 09.45 WIB telah pemeriksaan laboratorium dengan hasil
dilakukan operasi dan lahir satu orang leukosit 13,6 ribu/ul, hemoglobin 11, 2
bayi yang berjenis kelamin laki-laki, g/dl, hematokrit 36,3%, trombosit 365
berat badan 3100 gram, dengan ribu/ul. GDS 80 mg/dl, HbsAg non
panjang badan 53 cm, lingkar kepala reaktif, dan anti HIV non reaktif.
35cm, lingkar dada 34cm, lingkar perut
32cm, APGAR Score menit ke1: 8, Prosedur dan pengumpulan data
menit ke5: 9 dan anus positif. Lalu Pengumpulan data dilakukan dengan
klien dipindahkan ke ruang recovery mengumpulkan data dengan wawancara
dilakukan pemeriksaan kesadaran langsung pada klien, observasi dari
compos mentis, warna kulit kemerahan, pemeriksaan fisik secara langsung kepada
tekanan darah 150/90 mmHg, nadi klien, hasil pemeriksaan diagnostik dan
90x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu data-data yang dikumpulkan. Sehingga
36oC. luka operasi tertutup, lokasi luka penulis mendapatkan data subjektif dan
abdomen, terpasang cairan RL 500ml/8 data objektif.
jam 20tpm, jumlah urine 200ml warna
kuning keruh. Lalu klien dipindahkan Pengolahan dan data fokus
ke ruang Dahlia pada pukul 11.00 WIB Pengolahan data dilakukan dengan tahapan
dengan diagnosa masuk P5 A0 post sc sebagai berikut: Data Subjektif; klien
H1 atas indikasi HDK Post Matur. mengatakan pernah mengalami tekanan
Tindakan yang dilakukan di ruang darah tinggi pada usia kehamilan 7 bulan
dahlia yaitu pemeriksaan fisik post mencapai 150/90 mmHg, klien
partum dengan hasil keadaan umum mengatakan nyeri bagian perut pada bekas
baik, kesadaran compos mentis, luka SC, nyeri muncul saat bergerak, nyeri
tekanan darah 150/90 mmHg, nadi, terasa seperti tertusuk-tusuk, klien
90x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu mengeluh nyeri di area perut, skala nyeri 5,
36,2oC, pernapasan vesikuler, bunyi nyeri muncul selama ±1 menit dan hilang
jantung 1 dan 2 reguler, bising usus timbul, klien mnegatakan lemas, klien
positif, TFU 2 jari dibawah pusat, mengatakan sulit bergerak karena perut
lochea merah, akral hangat, crt <2 terasa sakit, klien mengatakan bayi
detik. Telah diberikan obat injeksi menolak untuk menghisap, klien

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
133

mengatakan bayi tidak mampu melekat Pembahasan


pada payudara ibu, klien mengatakan ASI Pengkajian
yang keluar sedikit, Klien mengatakan Pembahasan pengkajian meliputi
tidak mengetahui cara menyusui yang klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis,
benar. Data Obyektif; klien tampak komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan
meringis, ketika bergerak tampak hati-hati, penatalaksanaan medis. Dari hasil
terdapat luka post SC, terpasang infus, pengkajian penyakit hipertensi dalam
terpasang DC, Hb: 11,2 g/dl, leukosit: 13,6 kehamilan disebabkan oleh umur dan
ribu/ul, kebutuhan klien selama di RS obesitas. Manifestasi klinis yang pada
dibantu, TD: 140/90 mmHg, nadi: kasus yaitu mengalami hipertensi di
86x/menit, bayi menangis saat disusui, berbagai level. Seluruh komplikasi yang
klien tampak kurang informasi tentang terdapat pada teori tidak ditemukan pada
cara menyusui yang benar, ASI yang kasus. Pada kasus pemeriksaan penunjang
keluar sedikit. yang sudah sesuai dengan teori, yaitu
pemberian obat antihipertensi, istirahat
Hasil penelitian dan pembahasan yang cukup, mengurangi asupan natrium,
Hasil penelitian menganjurkan ibu untuk menurunkan berat
Hasil analisis penelitian yang dilaksanakan badan. Penatalaksanaan medis yang telah
pada tanggal 03 Maret 2020 – 04 Maret diberikan dan sesuai dengan teori, yaitu
2020 adalah sebagai berikut : risiko pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan
penurunan curah jantung berhubungan urinalisis, pemeriksaan fungsi hati, dan
dengan peningkatan afterload, nyeri akut pemeriksaan radiologi.
berhubungan dengan agen injury fisik
(luka insisi operasi section caesarea), Diagnosa Keperawatan
risiko infeksi berhubungan dengan efek Dalam tinjauan teori ada 7 diagnosa
prosedur invasif, intoleransi aktivitas keperawatan, dari 7 diagnosa keperawatan
berhubungan dengan nyeri luka insisi yang muncul pada kasus hanya 5 diagnosa
operasi, kelelahan, menyusui tidak efektif keperawatan yaitu risiko penurunan curah
berhubungan dengan kurangnya jantung berhubungan dengan peningkatan
pengetahuan tentang cara menyusui yang afterload, nyeri akut berhubungan dengan
benar. agen injury fisik (luka insisi operasi SC),
risiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasif, intoleransi aktivitas

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
134

berhubungan dengan nyeri luka insisi Measureable, Achivable, reasonable dan


operasi, kelelahan, dan menyusui tidak Time) yaitu dapat diukur, dapat dilakukan
efektif berhubungan dengan kurangnya dan dilaksanakan, relita yang ada sesuai
pengetahuan ibu tentang cara menyusui dengan batas waktu yang penulis tetapkan
yang benar. dalam kasus. Perencanaan dibuat berfokus
kepada kebutuhan klien, fasilitas yang
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori tersedia di rumah sakit dan sesuai etiologi
tetapi tidak muncul pada kasus adalah yang ada pada klien. Rencana tindakan
kelebihan volume cairan interstisial yang terdapat dalam kasus pada dasarnya
berhubungan dengan penurunan tekanan sudah sama dengan teori yang ada
osmotic, perubahan permeabilitas dikarenakan penyesuaian baik terhadap
pembuluh darah, ketidakefektifan perfusi kebutuhan klien, fasilitas yang tersedia
jaringan perifer berhubungan dengan dan kondisi klien. Pedoman menentukan
kurang suplai oksigen ke jaringan. Penulis prioritas utama dengan menggunakan teori
tidak menegakkan diagnosa keperawatan Hierarki Maslow yaitu kebutuhan fisiologi,
kelebihan volume cairan interstisial keamanan dan kenyamanan, cinta
berhubungan dengan penurunan tekanan mencintai, harga diri rendah dan
osmotic, perubahan permeabilitas aktualisasi diri. Dari 5 diagnosa
pembuluh darah karena edema tidak terjadi keperawatan yang muncul sudah sesuai
pada klien dikarenakan pada kasus tidak antara teori dan kasus sehingga tidak
adanya penimbunan cairan di dalam terjadi kesenjangan.
jaringan sehingga tidak terjadi
pembengkakan. Ketidakefektifan perfusi Pelaksanaan keperawatan
jaringan perifer berhubungan dengan Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan
kurang suplai oksigen karena tekanan nyata dari intervensi keperawatan yang
darah klien sudah menurun, dan CRT <2 telah disusun untuk mencapai tujuan dan
sehingga klien tidak berisiko terjadinya hasil yang diharapkan dari asuhan. Pada
penurunan sirkulasi darah menuju perifer. diagnosa keperawatan risiko penurunan
curah jantung berhubungan dengan
Perencanaan Keperawatan peningkatan afterload, nyeri akut
Hal yang perlu diperhatikan dalam berhubungan dengan agen injury fisik
merencanakan tujuan dan kriteria hasil (luka insisi operasi SC), risiko infeksi
harus mengandung SMART (Spesific, berhubungan dengan efek prosedur invasif,

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
135

intoleransi aktivitas berhubungan dengan Simpulan


nyeri luka insisi operasi, kelelahan, dan Pada pengkajian, etiologi yang ada pada
menyusui tidak efektif berhubungan kasus sesuai dengan teori yaitu umur (>35
dengan kurangnya pengetahuan ibu tahun) dan obesitas. Hal ini dibuktikan
tentang cara menyusui yang benar. Hanya dengan usia klien yang berusia 42 tahun,
ada satu diagnosa keperawatan yaitu risiko serta berat badan berlebih dengan IMT
infeksi berhubungan dengan efek prosedur 32,46 yaitu obesitas II. Sedangkan
invasif, penulis menemukan kesenjangan, manifestasi klinik yang tidak terdapat pada
hal ini dikarenakan pada perencanaan Ny. D dan terdapat di teori adalah spasme
kolaborasi dengan dokter terkait pembuluh darah serta sirkulasi dan nutrisi
pemeriksaan laboratorium yaitu nilai yang buruk dapat mengakibatkan kelahiran
leukosit tidak dilakukan karena pada klien dengan berat badan kurang dan kelahiran
tidak terjadi tanda-tanda infeksi. prematur, protein dalam urine yang
berkisar dari +1 hingga +4, gejala
Evaluasi Keperawatan neurologi seperti pandangan kabur, sakit
Dari 5 (lima) diagnosa pada kasus hanya 4 kepala dan hiperrefleksi, berpotensi gagal
(empat) diagnosa keperawatan yang sudah hati, kemungkinan akan mengalami nyeri
teratasi yaitu diagnosa risiko penurunan di kuadran kanan atas, meningkatnya
curah jantung berhubungan dengan enzim hati, dan jumlah trombosit menurun.
peningkatan afterload, nyeri akut Sedangkan komplikasi yang ada dalam
berhubungan dengan agen injury fisik teori tidak ditemukan pada kasus yaitu,
(luka insisi operasi sectio caesarea), risiko pada ibu: pre eklampsia, eklampsia,
infeksi berhubungan dengan efek prosedur solusio plasenta, kelainan ginjal,
invasif, dan intoleransi aktivitas perdarahan subkapsula hepar, dan blasio
berhubungan dengan nyeri luka insisi retina. Sedangkan pada janin:
operasi, kelelahan. Adapun diagnosa terhambatnya pertumbuhan janin dalam
keperawatan yang belum tercapai yaitu uterus, kelahiran prematur, asfiksia
menyusui tidak efektif berhubungan neonatorum, dan kematian janin.
dengan kurangnya pengetahuan ibu
tentang cara menyusui yang benar. Sedangkan penatalaksanaan medis yang
ada pada teori namun tidak dilakukan pada
kasus Ny. D yaitu terapi sedatif, dan
dianjurkannya ibu untuk segera melakukan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
136

tubektomi bila jumlah anak sudah cukup. Evaluasi keperawatan Dari 5 (lima)
Pemeriksaan penunjang yang ada pada diagnosa pada kasus hanya 4 (empat)
teori namun tidak dilakukan pada kasus diagnosa keperawatan yang sudah teratasi
adalah tes kimia darah untuk mengetahui yaitu diagnosa risiko penurunan curah
nilai peningkatan asam urat. jantung berhubungan dengan peningkatan
Berdasarkan teori Hipertensi Dalam afterload, nyeri akut berhubungan dengan
Kehamilan (HDK) terdapat 7 diagnosa agen injury fisik (luka insisi operasi sectio
keperawatan, dari 7 diagnosa keperawatan caesarea), risiko infeksi berhubungan
yang muncul pada kasus hanya 5 diagnosa dengan efek prosedur invasif, dan
keperawatan yaitu, risiko penurunan curah intoleransi aktivitas berhubungan dengan
jantung berhubungan dengan peningkatan nyeri luka insisi operasi, kelelahan.
afterload, nyeri akut berhubungan dengan Adapun diagnosa keperawatan yang belum
agen injury fisik (luka insisi operasi tercapai yaitu menyusui tidak efektif
section caesarea), risiko infeksi berhubungan dengan kurangnya
berhubungan dengan efek prosedur invasif, pengetahuan ibu tentang cara menyusui
intoleransi aktivitas berhubungan dengan yang benar.
nyeri luka insisi operasi, kelelahan, dan
menyusui tidak efektif berhubungan Daftar Pustaka
dengan kurangnya pengetahuan ibu
Junaidi, I. (2010). Hipertensi, pengenalan,
tentang cara menyusui yang benar. pencegahan, dan pengobatan. Jakarta :
BIP Kelompok Gramedia.
Perencanaan keperawatan sudah sesuai
antara teori dan kasus sehingga tidak Kemenkes RI. (2013). Pedoman teknis
penemuan dan tatalaksana hipertensi.
terjadi kesenjangan.
Jakarta : Kementerian kesehatan Republik
Indonesia.
Pada tahap pelaksanaan keperawatan
Kemenkes RI. (2015). Profil kesehatan
diagnosa ketiga risiko infeksi berhubungan Indonesia tahun 2015. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
dengan efek prosedur invasif, penulis
menemukan kesenjangan, hal ini Kemenkes RI. (2018). Riset kesehatan
dasar 2018. Jakarta : Kementerian
dikarenakan pada perencanaan kolaborasi
kesehatan Republik Indonesia.
dengan dokter terkait pemeriksaan
Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan
laboratorium yaitu nilai leukosit tidak
maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
dilakukan karena pada klien tidak terjadi
tanda-tanda infeksi.

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
137

Prawirohardjo, S. (2013). Hipertensi


dalam kehamilan dalam : ilmu kebidanan
edisi 4. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Purwaningsih W, Fatmawati S. (2010).


Asuhan keperawatan maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarigan AR, Zulhaida L, Syarifah. 2018.


Pengaruh pengetahuan, sikap, dan
dukungan keluarga terhadap diet hipertensi
di Desa Hulu Kecamatan Pancur Batu
tahun 2016. Jurnal Kesehatan. 11(1): 9-17.
Wilkinson, Judith. (2014-2016). Diagnosis
keperawatan : NANDA-I, intervensi NIC,
hasil NOC. Alih bahasa : Esty
Wahyuningsih, dkk. Jakarta : EGC.

Yohana, Yovita, & Yessica. (2011).


Kehamilan & persalinan. Surabaya: Graha
Media.

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810

Anda mungkin juga menyukai