Anda di halaman 1dari 6

Nama: Sri Rahayu

Nim: 32722001D18108
Pengkayaan Gerontik

Berikut adalah beberapa masalah/keluhan yang paling sering dihadapi oleh lansia :
1. Inkontinesia urin dan tinja
2. Imobilisasi (Arthritis Rheumatoid/Osteoporosis)
3. Gangguan psikologis (Demensia)
4. Insomnia

Dari beberapa permasalahan diatas :


1. Jelaskan mekanisme terjadinya setiap keluhan tersebut !
a. Inkontinesia urin dan tinja
Keluarnya urin tanpa kontrol terjadi bila tekanan intravesikal sama atau lebih tinggi dari
tekanan intrauretra maksimal. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh peninggian tekanan
intravesikal, penurunan tekanan intrsuretra, atau kombinasi keduanya. Dalam
menganalisis inkontinensia urine, harus mencari dahulu adanya disfungsi uretra atau
disfungsi sfingter atau keduanya. Disfungsi detrusor dapat dikategorikan sebagai
aktivitas lebih (overactivity), yang mungkin disebabkan oleh hiperrefleksia atau
hipertonia, atau aktivitas yang kurang (under activity), yang mungkin disebabkan oleh
arefleksia atau hiporefleksia atau hipotonia.
b. Imobilisasi (Arthritis Rheumatoid/Osteoporosis)
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaringan penghubung (kolagendan
elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi. Kolagen sebagai pendukung utama kulit,
tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan
yang tidak teratur. Lansia mengalami kehilangan tonus otot atau masa otot akibat
penuaan normal, tetapi juga dapat beresiko terhadap kelemahan lebih lanjut akibat
sindrom disuse, yang berhubungan dengan penyakit kronis, penurunan pada aktivitas dan
pergerakan. Otot pernafasan juga melemah, dan paru cenderung menjadi elastis.
c. Gangguan psikologis (Demensia)
Lesi yang diakibatkan oleh trauma serebral berat dapat mengakibatkan demensia bila
kerusakan terjadi terutama pada bagian frontal dan temporal, corpus callosum dan
thalamus. Beberapa kasus degenerasi yang menyebar luas sampai ke dalam hemisfer
cerebral disebabkan dari gangguan mekanik pada bagian dalam white matter yang dapat
disebut axonal shearing. Kebanyakan lesi yang berasal dari trauma yang menyebabkan
demensia cukup luas, sehingga membuat sulit dalam penentuan letak lesi utama. Para
ahli menyatakan bahwa lesi pada axonal shearing adalah penyebab primer dari demensia
akibat trauma.
d. insomnia pada lansia 
Dalam mekanisme insomnia, tubuh akan memberikan respon terhadap stressor tersebut
dengan melakukan mekanisme hipotalamus-pituitari-aksis (HPA). hipotalamus akan
menghasilkan corticopin releasing hormone (CRH) yang merangsang hiposis
menghasilkan adrenocorticotropic hormone (ACTH). (ACTH) dilepas ke dalam aliran
darah dan menyebabkan korteks kelenjar adrenal melepas hormone kortisol. kadar
kortisol yang tinggi menyebabkan melatonin darah menjadi rendah, kemudian
merangsang sistem saraf simpatis sehingga menyebabkan kondisi terus terjaga. juga
sering disebabkan karena kondisi psikologis, seperti stres, depresi, atau kecemasan,
akibat kesendirian, pasangan meninggal, merasa tidak berguna, ataupun merasa
diabaikan faktor status kesehatan, penggunaan obat-obatan, kondisi lingkungan, stres
psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup Insomnia pada usia lanjut dihubungkan dengan
penurunan memori, konsentrasi terganggu dan perubahan kinerja fungsional.
2. Apakah kemungkinan Diagnosa keperawatan yang muncul dari setiap keluhan tersebut ?
a. Inkontinesia urin dan tinja
Dx yang mungkin muncul :
a) (00020) Inkontinensia Urinarius Fungsional : ketidakmampuan individu, yang
biasanya kontinen untuk mencapai toilet tepat waktu untuk berkemih, sehingga
mengalami pengeluaran urin yang tidak disengaja.
Batasan karakteristik: waktu untuk ke toilet memnajang setelah ada sensasi
dorongan, berkemih sebelum mencapai toilet, inkontinensia urin dini hari
b) (00018) Inkontinensia urine refleks : pengeluaran urin involunter pada interval
yang dapat diprediksi ketika mencapai volume kandung kemih tertentu
Batasan karakteristik: tidak ada sensasi berkemih, ketidakmampuan menahan
berkemih, sensasi kandung kemih penuh
c) Gangguan eliminasi (inkotinesia tinja) berhubungan dengan melemahnya
fingter interna anus
b. Imobilisasi (Arthritis Rheumatoid/Osteoporosis)
Dx yang mungkin muncul:
a) (00085) Hambatan mobilitas fisik: keterbatasan dalam gerakan fisik atau
ekstermitas secara mandiri dan terarah
Batasan karakteristik: penurunan aktivitas motorik, penurunan rentang gerak,
gerakan tidak terkoordinasi
b) (00092) intoleransi aktivitas: ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis
untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang harus dilakukan
Batasan karakteistik: ketidaknyamanan setelah beraktivitas, keletihan,
kelemahan umum
c. Gangguan psikologis (Demensia)
Dx yang mungkin muncul :
Perubahan proses pikir
Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami suatu
kekacauan dalam operasi dan aktivitas kognitif
d. Insomnia
Dx yang mungkin muncul :
(00095) insomnia : gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi
Batasan karakteristik: perubahan pola tidur, penurunan kualitas tidur, kesulitan
memulai tidur, tidur tidak memuaskan, bangun terlalu dini.
3. Intervensi apa yang biasa dilakukan untuk mengatasi setiap kemungkinan permasalahan
tersebut ?
a. Inkontinesia urin dan tinja
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Inkontinensia urinarius NOC NIC


fungsional 1. Kontinensia Urin  Bantuan Berkemih
Definisi : Ketidakmampu 2. Perawatan Diri : 1. Pertimbangkan
an individu, yang Eliminasi kemampuan dalam rangka
biasanya kontinen, untuk 3. Eliminasi Urine mengenal keinginan
mencapai toilet tepat untuk BA
waktu untuk berkemih Kriteria Hasil : 2. Lakukan pencatatan
yang mengalami 1. Kontinensia Urin mengenai spesifikasi
pengeluaran urine yang a) Mengenali keinginan kontinensia selama 3 hari
tidak disengaja untuk berkemih untuk mendapatkan pola
b) Menjaga pola pengeluaran (urin)
Batasan Karakteristik : berkemih yang 3. Tetapkan interval untuk
1. Berkemih teratur jadwal membantu
sebelum c) Respon berkemih berkemih, berdasarkan
mencapai toilet sudah tepat waktu pada pola pengeluaran
2. Inkontinensia d) Berkemih pada (urin)
urine sangat dini tempat yang tepat 4. Tetapkan waktu untuk
3. Mengosongkan e) Menuju toilet memulai dan mengakhiri
kandung kemih diantara waktu ingin (berkemih) dalam jadwal
dengan tuntas berkemih dan benar- bantuan berkemih jika
4. Sensasi ingin benar ingin segera tidak (berkemih) dalam
berkemih berkemih 24 jam
5. Waktu untuk f) Mengosongkan 5. Berikan pendekatan
mencapai toilet kantung kemih dalam 15 menit interval
memanjang sepenuhnya yang disarankan untuk
setelah ada 2. Perawatan Diri: bantuan berkemih
sensasi dorongan Eleminasi
a) Merespon saat Latihan Kebiasaan Berkemih
Faktor Yang kandung kemih 1. Simpan catatan
Berhubungan : penuh dengan tepat spesifikasi penahanan
1. Faktor perubahan waktu selama 3 hari untuk
lingkungan b) Sampai ke toilet membentuk pola
2. Gangguan fungsi antara dorongan pengosongan (kandung
kognisi atau hampir kemih)
3. Gangguan keluarnya urin 2. Tetapkan interval jadwal
penglihatan c) Mengosongkan toilet awal, berdasarkan
4. Gangguan kandung kemih pada pola pengosongan
psikologis d) Mengelap sendiri (kandung kemih) dan
5. Kelemahan setelah buang urin rutinitas biasa (misalnya,
struktur panggul 3. Eliminasi Urin makan, naik, dan pensiun)
6. Keterbatasan a) Mengosongkan 3. Bangun waktu awal dan
neuromuskular kantung kemih akhir terkait dengan
sepenuhnya jadwal ke toilet, jika tidak
b) Mengenali selama 24 jam
keinginan untuk 4. Tetapkan interval
berkemih toileting dan sebaiknya
c) Ragu untuk tidak kurang dari 2 jam
berkemih 5. Bantu pasien ke toilet dan
d) Keinginan dorong untuk
mendesak untuk mengosongkan (kandung
berkemih kemih) pada interval
waktu yang ditentukan
6. Berikan privasi untuk
aktivitas eliminasi yang
dilakukan
b. Imobilisasi (Arthritis Rheumatoid/Osteoporosis)
1. Monitor tanda-tanda vital sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
2. Bantu klien untuk menggunakan tingkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
3. Ajarkan pasien atau tenaga kesehata lain tentang teknik ambulasi
4. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
5. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
6. Beri alat bantu juka klien memerlukan

7. Gangguan psikologis (Demensia)


Tujuan Nic Noc
Setelah diberikan Mandiri1.       Kolaborasi
tindakan 3 x 24 jam Kembangkan lingkungan 1.      Berikan obat sesuai indikasi
keperawatan yg mendukung & 1.      Mengurangi kecemasan dan
diharapkan klien hubungan klien-perawat emosional.
mampu mengenali yg terapeutik. 2.      Kebisingan merupakan
perubahan dalam 2.      Pertahankan sensori berlebihan yg
berpikir lingkungan yg meningkatkan gangguan neuron.
denganKH:   Mamp menyenangkan dan 3.      Menimbulkan perhatian,
u memperlihatkan tenang. terutama pada klien dg gangguan
kemampuan kognitif 3.      Tatap wajah ketika perceptual.
untuk menjalani berbicara dengan klien. 4.      Nama adalah bentuk
konsekuensi kejadian 4.      Panggil klien identitas diri & menimbulkan
yang menegangkan dengan namanya. pengenalan terhadap realita
terhadap emosi 5.      Gunakan suara &  klien.
& pikiran tentang yang agak rendah dan 5.      Meningkatkan pemahaman.
dirinya   Mampu berbicara dengan Ucapan tinggi & keras
mengembangkan perlahan pada klien. menimbulkan stress yg
strategi untuk 6.      Gunakan kata-kata mencetuskan konfrontasi &
mengatasi anggapan pendek, kalimat, dan respon marah.6.      Seiring
diri yang negative. instruksi sederhana(tahap perkembangan penyakit, pusat
demi tahap). komunikasi dlm otak terganggu
7.      Ciptakan aktivitas sehingga menghilangkan
sederhana, bermanfaat, kemampuan klien dlm respons
dan tidak bersifat penerimaan pesan & percakapan
kompetitif sesuai secara keseluruhan.
kemampuan klien. 7.      memotivasi klien dlm cara
8.      Evaluasi pola tidur. yang menguatkan kegunaannya
& kesenangan diri serta
merangsang realita.
8.      Kurang tidur dpt
mengganggu proses piker &
kemampuan koping
klien.1.      Untuk mengurangi
rasa defresi pada klien.

8. Insomnia
Tujuan Nic Noc
Tujuan : klien dapat 1.) Lakukan pengkajian 1.) Memberikan informasi
mempertahan kebutuhan masalah gangguan tidur dasar dalam menentukan
tidur dalam batas normal. klien, karakteristik, dan rencana perawatan.
Kriteria Hasil : penyebab kurang tidur. 2.) Mengurangi gangguan
1. Rasa ngantuk klien 2.) Kurangi kebisingan, saat tidur.
pada siang hari atur cahaya lampu yang 3.) Meningkatkan pola
berkurang. redup. tidur.
2. Klien dapat tidur 3.)Batasi intake cairan 4.) Menghindari tidur
nyenyak. pada malam hari, siang yang berlebihan.
3. Waktu tidur klien 6-8 terutama yang 5.) Meningkatkan pola
jam setiap malam. mengandung kafein. tidur.
4. Frekuensi terbangun 4.)Anjurkan klien untuk 6.) Meningkatkan agar
dimalam hari berkurang. mengurangi distraksi bisa tidur pada malam
5. Klien melakukan lingkungan dan hal-hal hari.
tindakan-tindakan yang yang dapat mengganggu
mempercepat tidur. tidur.
6. Perasaan segar setelah 5.)Anjurkan klien untuk
tidur tidur dengan posisi yang
nyaman.
6.)Anjurkan klien untuk
tidak banyak tidur pada
siang hari
Catatan : Maksud dari diskusi kali ini adalah rekan rekan seolah-olah dibawa pada situasi nyata
di lapangan, khususnya dalam lingkup keperawatan geronti. Di area praktek anda dipastikan
akan dihadapkan pada permasalahan tersebut, sehingga dengan adanya pengalaman melalui
diskusi ini, rekan2 sudah memiliki gambaran apa yang akan dilakukan khususnya untuk melatih
“Skill Competencies”

Anda mungkin juga menyukai