Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

- ELISABETH SIHOMBING
- FADHEL MUFID F
- HABIB RIZKY R
- IQBAL FIRMANSYAH

SMK NEGERI 1 MANDAU

TP. 2021/2022
SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)

Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran (drilling fluids)
yang fungsi utamanya adalah mengangkat material pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drill
bit) dari dasar sumur ke atas permukaan melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga
berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure)
dengan tekanan formasi (formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk kedalam
lubang bor selama kegiatan pemboran. Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen
utama, yaitu Fluida Pemboran (Drilling Fluids), Tempat Persiapan, Peralatan Sirkulasi, dan
Conditioning Area.

Sistem Sirkulasi
1) Fluida / Lumpur Pemboran (Drilling Fluid)
Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang dapat
terdiri dari : air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia, gas, udara,
busa maupun detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai "lumpur" (mud).
Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat menentukan dalam
mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan
dan biaya pemboran sangat tergantung pada kinerja lumpur pemboran. Fungsi lumpur dalam
suatu operasi pemboran antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengangkat cutting ke permukaan.
2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
3. Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.
4. Mengontrol tekanan formasi.
5. Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila sirkulasi lumpur
dihentikan sementara.
6. Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk membersihkan serbuk bor (cutting)
dari dasar lubang bor dan melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
7. Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).
8. Mengurangi effek negatif pada formasi.
9. Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).
10. Media logging.
1.a. Komposisi lumpur pemboran.
Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi yang
ditembus oleh mata bor. Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran,
yaitu :
 Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju
penembusannya.
 Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol
kondisi dibawah permukaan separti masuknnya fluida formasi bertekanan tinggi
(dikenal sebagai "kick"). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan
semburan liar (blowout).
1.b. Jenis Lumpur Pemboran

Penentuan lumpur pemboran yang digunakan dalam suatu operasi pemboran didasarkan pada
kondisi bawah permukaan dari formasi yang sedang ditembus. Fluida pemboran yang umum
digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Water - based mud
2. Oil - based mud
3. Air or Gas - based mud 

a. Water-Base Mud 
Pada lumpur pemboran jenis water-base mud, zat komponen yang paling banyak digunakan
adalah water base mud (kurang lebih 80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau
air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
Pedoman operasional dalam pembuatan water base mud secara umum adalah sebagai
berikut :  
 Surface drilling operasional, digunakan lumpur biasa (natural mud) dengan sedikit
additive paling banyak digunakan.
 Hard subsurface drilling operations, bila menembus formasi keras (porositas rendah)
digunakan lumpur encer. 
 Soft subsurface drilling operations, bila menembus formasi bertekanan tinggi
(porositas tinggi), digunakan lumpur berat.
Water based mud merupakan jenis lumpur yang paling umum digunakan karena
murah, mudah penggunaanya dan membentuk "filter cake" (kerak lumpur) yang
berguna untuk lubang bor dari bahaya gugurnya dinding lubang bor.

b. Oil - Based Mud


Digunakan pada pemboran dalam, hot holes, formasi shale, dan sebagainya. Lumpur ini lebih
mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya proses pengaratan (korosi) yang dapat
mengakibatkan kerusakan fatal pada rangkaian pipa bor. 

c. Air or Gas - Based Mud 


Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan laju pemboran yang
lebih besar. Karena digunakan kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

2) Tempat Persiapan (Preparation Area)


Terletak pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat persiapan lumpur pemboran terdiri
dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau “treatment”
lumpur bor. Tempat persiapan ini meliputi Mud House, Steel Mud Pits/Tanks, Mixing
Hopper, Chemical Mixing Barrel, Bulk Mud Storage Bins, Water Tank, dan Reserve
Pits.
2.a. Mud house 
Merupakan gudang untuk menyimpan additives.

2.b. Steel mud pits/tanks


Merupakan bak penampung lumpur di permukaan yang terbuat dari baja.

2.c. Mixing hopper  


Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong. Melalui corong ini,
additives padat ditambahkan ke dalam zat cair pengeboran pada waktu perawatan di dalam
kolam lumpur. kemudian lumpur yang sudah dicampur additive ini digunakan untuk
disirkulasikan. Mixing Hopper terletak di dekat rig.

Mixing Hopper, via www.prlog.org


2.d. Chemical mixing barrel
Merupakan peralatan untuk menambahkan bahan-bahan kimia (Chemicals) ke dalam lumpur
 
2.e. Bulk mud storage bins
Merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk menambah additives dalam jumlah
banyak.
 
2.f. Water tank 
Merupakan tangki penyimpan air yang digunakan pada tempat persiapan lumpur dan
persiapan kegiatan pemboran. Water tank umumnya terletak di samping rig, bisa juga
ditempat lain tergantung kondisi lapangan.

Water Tank, via www.hlpetro.com


2.g. Reserve Pit
Merupakan kolam yang besar digunakan untuk menyimpan kelebihan lumpur.

3) Peralatan Sirkulasi (Circulation Equipments)


Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi. Peralatan ini
mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun ke rangkaian pipa bor dan naik
ke annulus mengangkat serbuk bor ke permukaan menuju conditioning area sebelum kembali
ke mud pits untuk sirkulasi kembali. Peralatan ini ditempatkan pada tempat yang strategis
disekitar rig. Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu Mud Pit, Mud
Pump, Pump Discharge and Return Line, Stand Pipe, Rotary Hose, Special Pumps and
Agigators, Steel Mud Pits/Tank, dan Reserve Pit.

a. Pompa lumpur (Mud pump) adalah jantung dari circulating system.


Fungsi utamanya adalah memindahkan volume lumpur pemboran yang besar
dengan tekanan yang besar. Terdapat dua tipe mud pump: (1) Duplex, (2)
Triplex.Duplex bekerja double acting dan Triplex bekerja dengan single
acting.
b. Suction tank merupakan tangki yang digunakan untuk menampung lumpur
pengeboran yang akan dipakai pada operasi pengeboran.Terletak di depan
pompa lumpur.
c. Suction line merupakan pipa yang dipakai untuk menghubungkan antara
suction tank ke pompa lumpur.Pipa ini harus dipasang selurus mungkin.
d. Discharge line adalah pipa yang dipakai untuk menyalurkan lumpur
pengeboran keluar dari pompa lumpur
e. Stand pipemerupakan pipa baja yang ditegakkan dimenara secara vertikal
disamping dari derrick atau mast untuk menghubungkan discharge line
dengan rotary hose dan gooseneck menyambung pada stand pipe.
f. Tangki air (Water tank) : Sebuah bejana yang berisi air yang
digunakan sebagai bahan dasar lumpur pengeboran.
g. Rotary hoseadalah suatu selang karet bertulang anyaman baja yang
lemas dan sangat kuat, yang menghubungkan stand pipe dengan swivel.
Selang ini harus elastic , untuk memungkinkan swivel bergerak bebas
secara vertikal.Selang ini juga harus sangat kuat untuk tahan lama, karena
pekerjaannya yang sangat berat dalam memindahkan fluida pengeboran yang
kasar dan bertekanan tinggi itu (sampai 5.000 psi). Selang pemutar ini dapat
diperoleh dengan ukuran panjang sampai kurang lebih 75 feet.
h. Chiksen joint merupakan sambungan yang digunakan untuk
menghubungkan stand pipe dengan rotary hose. Alat ini mampu menahan
tekanan sampai 5000 psi sehingga sambungan tidak akan terlepas.
i. Return line adalah pipa yang digunakan untuk menyaluran lumpur
pengeboran yang keluar dari lubang Annulus. Pipa ini terhubung ke peralatan
pengkondisi lumpur.

4) Conditioning Area 
Ditempatkan di dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang digunakan
untuk “Clean up” (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utama
peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan
gas-gas yang terikut. Dua metode pokok untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam
lumpur bor, yaitu :
1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale shaker dan
settling tanks 
2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada mud pits
dapat memisahkan lumpur dan gas.
Peralatan-peralatan Conditioning Area antara lain Settling Tanks, Mud-Gas Separator,
Shale Shaker, Degasser, Desander, dan Desilter.
4.a. Settling tanks 
Merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung lumpur bor selama
conditioning.

4.b. Reserve Pits 


Merupakan kolom besar yang digunakan untuk menampung cutting dari dalam lubang bor
dan kadang-kadang untuk menampung kelebihan lumpur bor.
4.c. Mud-Gas Separator
Mud-Gas Separator merupakan alat Conditioning Area pertama dalam sistem sirkulasi.
Fungsi alat ini adalah memisahkan gas yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang
besar, biasanya digunakan saat terjadi kick. Mud-gas separator ini terletak di samping rig,
"satu komplek" dengan peralatan conditioning area yang lain.

Mud-Gas Separator, via gnsolidscontrol.blog.com

4.d. Shale Shaker


Merupakan peralatan pemisah cutting dan bagian-bagian dari lapisan tanah berukuran besar
dari dalam lubang yang dibawa oleh lumpur bor. Fluida pemboran yang melewati shale
shaker ini akan melalui saringan-saringan yang bergetar yang memisahkan cutting-cutting
yang tidak digunakan. Sama seperti mud-gas separator, shale shaker terletak bersamaan
dengan peralatan conditioning area yang lainnya.
4.e. Desander
Merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor yang tidak tersaring
ketika melewati shale shaker. Prinsip kerjanya adalah memaksa masuk fluida pemboran
dengan tekanan tinggi melalui silinder, kemudian bagian-bagian yang berat dikeluarkan oleh
tenaga sentrifugal dan dibuang melalui dasar silinder. Desander terletak di samping shale
shaker di conditioning area.
Desander, via www.derrickequipment.com

4.f. Desilter
Merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting yang berukuran paling halus
dari lumpur bor.

Desilter, via www.osha.gov


4.g. Degasser
Merupakan peralatan yang secara kontinue memisahkan gas terlarut dari lumpur bor.

Degasser
Peralatan Lain :
1. Trip Tank 
Trip tank merupakan tempat penampungan fluida pemboran yang bersifat sementara. Fluida
pemboran yang sudah disirkulasikan ditampung di tempat ini untuk kemudian disirkulasika
kembali agar bersih dari cutting dan gas. Trip tank juga bisa menjadi media awal untuk
mengetahui gejala/masalah pemboran.

Trip Tank

2. Mud Agigator
Mud agigator berfungsi untuk mengaduk lumpur yang terletak di trip tank. Lumpur bor yang
tersimpan sementara di trip tank akan diaduk terlebih dahulu sebelum disirkulasikan.

Mud Agigator

Anda mungkin juga menyukai