Anda di halaman 1dari 37

Matematika –Teknik Pengairan

Determinan

Oleh
Syaiful Anam, S.Si, MT, Ph.D
Jurusan Matematika
Universitas Brawijaya

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Determinan Orde 2

Determinan orde 2 dinotasikan dan didefinisikan oleh


a11 a12
(1) D  det A   a11a22  a12 a21 .
a21 a22
Jadi di sini kita memiliki bars (sedangkan matriks memiliki
kurung).
Contoh

1 3

 1 0    3  1 2   3 2
-½ 0
Determinan Orde 3

Determinan Orde 3 didefinisikan oleh


a11 a12 a13
(4) D  a a22 a23 a12 a13 a12 a13
21
a22 a23  a11  a21  a31 .
a32 a33 a32 a33 a22 a23
a31 a32 a33
Perhatikan berikut tanda-tanda di sebelah kanan adalah + -
+ .Setiap dari tiga istilah di sebelah kanan adalah entri dalam
kolom pertama dari D kali minor, yaitu, determinan orde
kedua diperoleh dari D dengan menghapus baris dan kolom
entri yang, dengan demikian, untuk a11 menghapus baris
pertama dan kolom pertama, dan seterusnya.

(4*) D = a11a22a33 − a11a23a32 + a21a13a32 − a21a12a33 + a31a12a23 − a31a13a22.


Determinan Orde n
Determinan orde n adalah sebuah skalar yang berasosiasi
dengan matriks n × n (bujursangkar) A = [ajk], dan dinotasikan
oleh a a a
11 12 1n

a21 a22 a2 n
(1) D  det A     .
  
am 1 am 2 amn

Untuk n = 1, determinan ini didefinisikan oleh

(2) D = a11.
Untuk n ≥ 2 oleh

(3a) D = aj1Cj1 + aj2Cj2 + … + ajnCjn ( j = 1, 2, … , atau


(3b) D = a1kC1k + a2kC2k + … + ankCnk (k = 1, 2, … , atau n).

Disini,
Cjk = (−1)j+kMjk

Mjk adalah determinant dari order n − 1, disebut, determinan


dari submatriks A yang diperoleh dari A dengan menghapus
kolom dan baris dari enteri ajk, yaitu, baris ke j dan kolom ke k.
Mjk disebut minor of ajk dalam D, dan
Cjk disebut cofactor of ajk dalam D.

n
(4a) D   ( 1) j  k a jk M jk ( j  1, 2, , or n)
k 1
n
(4b
D   ( 1) j  k a jk M jk ( k  1, 2, , or n)
j 1
Contoh

Hitunglah Determinan dari matriks T 1 2 3


T  4 5 6
7 8 9
dengan mengekspansikan sepanjang baris pertama,
5 6 4 6 4 5
T  1    2    3 
11 1 2 13
 3  12  9  0
8 9 7 9 7 8
dengan mengekspansikan sepanjang kolam pertama,

4 6 1 3 1 3
T  2     5    8  
1 2 2 2 3 2
 12  60  48  0
7 9 7 9 4 6

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Contoh
• (menggunakan baris atau kolom dengan
banyak nol)

1 50
23 1 5
2 11  1    16
3 1
3 1 0

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Contoh

Ekspansi dari determinan orde 3


1 3 0
6 4 2 4 2 6
D 2 6 4 1 3 0
0 2 1 2 1 0
1 0 2
=1(12 − 0) − 3(4 + 4) + 0(0 + 6) = −12.
Ini adalah ekspansi dengan baris pertama. Ekspansi oleh
kolom ketiga adalah
2 6 1 3 1 3
D0 4 2  0  12  0  12.
1 0 1 0 2 6
Latihan soal

2
Properti Umum dari Determinan
Ada cara yang menarik untuk menemukan determinan (1)
yang terdiri dari menerapkan operasi baris elementer
untuk (1).

Dengan demikian kita mendapatkan "segitiga atas"


penentu yang nilainya maka sangat mudah untuk
menghitung, menjadi hanya perkalian dari entri
diagonalnya.

Secara khusus, harus menyadari bahwa interchanging dua


baris di determinan memperkenalkan faktor perkalian dari
-1 dengan nilai determinan!
THEOREM 1
Perilaku dari n-Order Determinan dibawah Operasi Baris
elementer

(A) Interchange dari dua baris mengalikan nilai


determinan dengan -1.
(B) Penambahan kelipatan dari baris ke baris lain tidak
mengubah nilai determinan.
(C) Perkalian dari baris dengan sebuah konstanta c yang
tidak nol sama dengan mengalikan nilai dari determinan
oleh c.
Contoh

Evaluasi Determinan dengan Reduksi ke Form Segitiga


Karena Teorema 1 kita dapat mengevaluasi determinan
dengan reduksi menjadi bentuk segitiga, seperti pada
eliminasi Gauss
untuk matriks. Misalnya (dengan penjelasan biru selalu
mengacu penentu sebelumnya)

2 0 4 6
4 5 1 0
D
0 2 6 1
3 8 9 1
2 0 4 6
0 5 9 12 Row 2  2 Row 1

0 2 6 1
0 8 3 10 Row 4  1.5 Row 1

2 0 4 6
0 5 9 12

0 0 2.4 3.8 Row 3  0.4 Row 2
0 0 11.4 29.2 Row 4  1.6 Row 2
2 0 4 6
0 5 9 12

0 0 2.4 3.8
0 0 0 47.25 Row 4  4.75 Row 3

 2  5  2.4  47.25  1134.


Latihan Soal
• Dengan menggunakan operasi baris elementer hitunglah
determinan matriks berikut

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Teorema 2
Properti lebih lanjut dari determinan orde n

a)–(c) dalam teorema 1 juga berlaku buat kolom.


(d) Det (A)=Det (AT).
(e) Baris nol atau kolom nol membuat nilai determinan nol.

(f ) Baris proporsional atau kolom membuat nilai determinan


nol. Secara khusus, determinan dengan dua baris yang sama
atau kolom memiliki nilai nol.
Aturan Cramer untuk memecahkan sistem linear dari dua persamaan

Aturan Cramer untuk memecahkan sistem linear dari dua


persamaan dua variabel
(a) a11 x1  a12 x2  b1
(2)
(b) a21 x1  a22 x2  b2
adalah b1 a12
b2 a22 b1a22  a12 b2
x1   ,
D D
(3) a11 b1
a21 a11b2  b1a21
b2
x2  
D D
Dengan D seperti didefinisikan pada (1), tersedia
D ≠ 0.
Nilai D = 0 muncul untuk sistem homogen dengan solusi trivial.
Aturan Cramer untuk Sistem Linear Tiga Persamaan

Aturan Cramer untuk Sistem Linear Tiga Persamaan


(5) a x a x a x b
11 1 12 2 13 3 1

a21 x1  a22 x2  a23 x3  b2


adalah a31 x1  a32 x2  a33 x3  b3
(6) D1 D2 D3
x1  , x2  , x3  ( D  0)
D D D
dengan determinan D dari sistem yang diberikan oleh (4)
dan b a a a b a a a b
1 12 13 11 1 13 11 12 1

D1  b2 a22 a23 , D2  a21 b2 a23 , D3  a21 a22 b2 .


b3 a32 a33 a31 b3 a33 a31 a32 b3
Aturan Cramer

THEOREM 3
Teorema Cramer
(Solusi Sistem Linear dengan Determinan)
(a) Jika sistem linear persamaan n dalam variable
x1, … , xn
a11 x1  a12 x2   a1n xn  b1
a21 x1  a22 x2   a2 n xn  b2
(6)

an1 x1  an 2 x2   ann xn  bn

memiliki determinan D = det A yang tidak nol, sistem memiliki tepat


satu solusi.
Solusinya diberikan oleh
D1 D2 Dn
(7) x1  , x2  , , xn  (Cramer's rule)
D D D
dimana Dk adalah determinan diperoleh dari D dengan
mengganti di D kolom k oleh kolom dengan entri b1, ..., bn.
(B) Oleh karena itu jika sistem (6) adalah homogen dan D ≠ 0,
itu hanya memiliki solusi trivial x1 = 0, x2 = 0, ..., xn = 0. Jika D
= 0 sistem homogen juga memiliki solusi trivial.
Contoh

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Contoh

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Copy Right @Syaiful Anam
Matematika UB
Latihan Soal

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Latihan Soal

Copy Right @Syaiful Anam


Matematika UB
Formula untuk Invers
Teorema 2
Invers Matriks dengan Menggunakan determinan

Invers dari matriks nonsingular n × n A = [ajk] diberikan oleh


C11 C21 C n1 
C C22 Cn 2 
(4) A 1  1 C jk   1  21
T
,
det A   det A     
 
C1n C2 n Cnn 

Dimana Cjk adalah cofactor dari ajk dalam det A (see Sec. 7.7).
Section 7.8 p30
(PERHATIAN! Perhatikan juga bahwa dalam A-1, kofaktor
Cjk menempati tempat yang sama seperti akj (tidak ajk) tidak
di A.)
Secara khusus, matriks dari

(4*)
 a11 a12  1 1  a22 a12 
A is A  .
 a21 a22  det A  a21 
a11 
Contoh : Invers dari matriks 2 × 2 Matrix dengan
menggunakan determinan

3 1 1  4 1  0.4 0.1


A  , 1
A   
2 4 10  2 3   0.2 0.3 

Section 7.8 p32


Contoh 3 Ilustrasi lanjut dari Teorema 2

Dengan menggunakan (4), temukan invers dari


 1 1 2 
A   3 1 1  .
 1 3 4 
Solusi. Kita mendapatkan det A = −1(−7) − 1 · 13 + 2 · 8 = 10,
Dan dalam (4),
1 1 1 2 1 2
C11   7, C21    2, C31   3,
3 4 3 4 1 1
3 1 1 2 1 2
C12    13, C22   2, C32    7,
1 4 1 4 3 1
3 1 1 1 1 1
C13   8, C23    2, C33   2,
1 3 1 3 3 1
Solusi. (Lanjutan)
sehingga dengan (4), dalam perjanjian dengan Contoh 1,

 0.7 0.2 0.3 


A 1   1.3 0.2 0.7  .
 0.8 0.2 0.2 
Blog: http://syaifulmath.lecture.ub.ac.id/
E-mail: syaifulanam2000@yahoo.com
facebook: https://www.facebook.com/shaifuru.anamu
facebook page: https://www.facebook.com/syaifulanam.math.ub?ref=hl
Instagram: https://instagram.com/shaifuru/

Anda mungkin juga menyukai