PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN DAN PENGUJI
PENGENDALIAN
Oleh Kelompok 7
1. Dersiana Lawu Nedi (03/1902622010392)
2. Maria Magdalena Dabi Ate (17/1902622010406)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2021 A. Pentingnya Pengujian SPI Pentingnya Pengujian SPI Sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang manajemen dengan keyakinan memadai agar entitas mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur ini sering disebut pengendalian dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas. Secara lebih teknis, standar audit (SA 315. 4 (c)) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhap peraturan perundang – undangan.
B. Unsur – unsur Struktur Pengendalian Intern
Untuk tujuan standar audit, pembagian pengendalian internal ke dalam lima komponen menyediakan suatu kerangka yang bermanfaat bagi auditor untuk mempertimbangkan bagaimana berbagai aspek pengendalian internal yang berbeda pada entitas dapat memengaruhi audit (SA 315.A51). Berikut merupakan lima komponen pengendalian tersebut : Lingkungan Pengendalian Menetapkan suasana suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur. Penilaian Risiko adalah identitas, analisis dan manajemen risiko entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses penilaian resiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat, memproses, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Penialian risiko oleh manajemen juga harus mempertimbangkan risiko yang muncul akibat beberapa kondisi, terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi. Faktor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karaketrisitik pengelolaan sistem informasi. Sedangkan Anlisis Risiko meliputi mengestimasi signifikan risiko, menilai kemungkinan terjadinya risiko dan bagaimana mengelola risiko. Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi adalah transaksi dilaksanakan dengan cara mencegah salah saji dalam asersi laporan keuangan dan tindakan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh sumber daya manusia. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyampaian pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, dan juga daftar akun yang juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian internal. Komponen ini terdiri dari sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan dan bagaimana mengkomunikasikan informasi tersebut. Komunikasi melibatkan penyediaan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pelaporan keuangan kepada pihak – pihak terkait dari suatu entitas secara tepat waktu. Komunikasi juga mencakup tujuan yang lebih luas dalam hal pemahaman yang jelas tentang peranan individu dan tanggungjawab yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Komunikasi mencakup perluasan pemahaman personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berhubungan dengan pekerjaan lainnya, dan arti pengecualian pelaporan pada tingkat yang lebih tinggi dalam entitas. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang dapat menghalangi entitas mencapai tujuannya. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkat organisasionalnya atau fungsional dalam sebuah entitas. Meskipun aktivitas pengendalian dapat dilaksanakan baik secara manual amupun dengan komputer, namun saat ini penggunaan komputer telah semakin meluas, dimana pengendalian yang terkomputerasisasi lebih sering digunakan untuk beberapa tujuan. Pemantauan terhadap Pengendalian Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivitas terus – menerus atau evaluasi terpisah. Prosedur pemantauan yang terus – menerus dilakukan terhadap aktivitas rutin yang normal terjadi dalam sebuah entitas serta mencakup aktivitas manajemen dan pengawasan yang biasa. Sebagai contoh, dalam beberapa entitas, auditor internal secara teratur menyediakan informasi tentang berfungsi tidaknya sistem pengendalian internal, dnegan berfokus pada evaluasi desain dan operasi pengendalian internal. Evaluasi terpisah adalah penilaian periodik atas semua atau sebagian pengendalian internal. Evaluasi tersebut dapat dilakukan oleh personel internal atau oleh pihak luar, seperti kantor akuntan publik. C. Hubungan SPI dengan Prosedur Audit Lainya Pada prosedur audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada rancangan dan operasi dari aspek-aspek SPI sampai seluas yang diperlukan untuk dapat merencanakan audit dengan efektif. Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas SPI, yaitu Pengalaman auditor pada periode sebelumnya terhadap satuan usaha tersebut. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan Pemeriksaan pedoman kebijakan dan prosedur. Inspeksi atas dokumen dan catatan. Pengamatan aktivitas dan operasi satuan usaha tersebut. D. Cara Melakukan Pengujian Pengendalian Intern Perancangan dan Pelaksanaan Pengujian Pengendalian Penilaian resiko pengendalian harus dilakukan auditor dengan mempertimbangkan baik rancangan maupun pelaksanaan pengendalian untuk menilai apakah pengendalian tersebut bisa efektif di dalam memenuhi tujuan audit tertentu. Selama dalam tahap pemahaman, auditor telah mengumpulkan bukti audit untuk mendukung baik rancangan maupun penerapannya dengan menggunakan prosedur – prosedur untuk mendapatkan pemahaman. Dalam banyak hal, auditor tidak akan mendapatkan bukti yang cukup untuk menurunkan penilaian resiko pengendalian ke tingkat yang cukup rendah. Oleh karena itu, auditor harus mencari bukti tambahan mengenai efektivitas pengendalian sepanjangperiode yang diaudit melalui pengujian pengendalian. Prosedur – prosedur Pengujian Pengendalian Prosedur penialian resiko untuk memperoleh bukti audit tentang rancangan dan implementasi pengendalian yang relevan dapat mencakup: Meminta keterangan dari personel entitas yang sesuai. Meskipun pengajuan pertanyaan bukanlah sumber bukti audit yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi tentang efektivitas pengendalian internal, namun prosedur ini masih bisa digunakan. Menginspeksi dokumen dan laporan. Banyak pengendalian meninggalkan jejak bukti dokumen yang jelas yang dapat digunakan untuk menguji pengendalian. Auditor akan dapat menguji pengendalian dengan memeriksa dokumen – dokumen untuk mendapatkan keyakinan behwa dokumen – dokumen tersebut lengkap dan cocok satu sama lain, dan tanda tangan yang diperlukan sudah tercantum. Mengamati penerapan pengendalian tertentu. Sejumlah pengendalian tertentu tidak meninggalkan jejak bukti, yang berarti tidak mungkin dilakukan pemeriksaan bukti bahwa pengendalian telah dilaksanakan. Untuk pengendalian yang tidak meninggalkan bukti dokumen, auditor biasanya melakukan pengamatan langsung penerapan pengendalian pada berbagai titik selama periode audit. Melakukan pelaksanaan ulang prosedur klien. Ada pula aktivitas pengendalian yang disertai dengan dokumen dan catatan, tetapi isinya tidak memadai untuk tujuan auditor dalam menetapkan apakah pengendalian telah berjalan secara efektif. Dalam situasi ini, biasanya auditor melakukan prosedur pelaksanaan ulang aktivitas pengendalian untuk melihat apakah telah dicapai hasil yang sesuai. Apabila tidak dijumpai kesalahan, auditor bisa menyimpulkan bahwa prosedur telah berjalan sebagaimana dikehendaki. Luas Pengujian Pengendalian yang diterapkan tergantung pada penilaian awal resiko pengendalian. Apabila auditor menghendaki penilaian resiko pengendalian yang lebih rendah, diperlukan pengujian pengendalian yang lebih luas, baik dalam hal jumlah pengendalian yang diuji, maupun luas pengujian untuk setiap pengendalian. Ketika dibutuhkan bukti audit yang lebih meyakinkan berkaitan dengan efektivitas pengendalian, adalah perlu dilakukan dengan menambah pengujian ataspengendalian. Saat Pengujian Pengendalian Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian, auditor harus menguji pengendalian tersebut untuk waktu tertentu, atau sepanjang periode yang diaudit. DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Haryono. 2014. Auditing Pengauditan Berbasis ISA. Yogyakarta: Salemba Empat
Fery. 2015. Struktur Pengendalian Intern. http://fekool.blogspot.com/2015/04/auditingstruktur-
pengendalian-intern.html (diakses tanggal 23 april)
Anonim. 2010. Unsur – unsur Struktur Pengendalian Intern.
http://wartaekonomi.blogspot.com/2010/11/unsur-unsur-struktur-pengendalian.html (diakses tanggal 23 april)