Anda di halaman 1dari 9

JUNAIDI, M.

Ag

IBADAH AKHLAK DAN


MUAMALAH

Hakikat Ibadah
A.Pengertian Ibadah
Secara etimologi Ibadah (‫ )عبادة‬berarti merendahkan diri serta
tunduk. Dan secara terminologi definisi Ibadah adalah:
• Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-
perintah-Nya yang ditetapkan melalui para Rasul-Nya.
• Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan
ketundukan yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi pula.
• Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir
maupun bathin.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa
khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta) adalah ibadah
qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji,
dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati).
B. Hakikat Ibadah
Adapun hakekat ibadah yaitu:
• Ibadah adalah tujuan hidup kita.
• Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai
dengan penuh ketundukan dan kerendahan diri kepadaNya.
• Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya
• Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung
makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya.
Adapun tanda-tandanya: mengikuti sunah Rasulullah saw.
• Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segalasesuatu
yang dicintai Allah).
• Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala
bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
C.Hikmah Ibadah
• Tidak Syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk
senantiasa beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus
meninggalkan segala bentuk syirik.
• Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena
ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan
keindahan Allah SWT.
• Terhindar dari kemaksiatan. Ibadah memiliki daya pensucian yang
kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan.
• Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka
dengan keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat
pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya.
• Tidak kikir. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya
tetapi milik Allah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk
kemaslahatan umat.
D.Ibadah Mahdhah & Ghairu Mahdhah
1. ‘Ibadah Mahdhah, (ibadah Khas) artinya penghambaan yang
murni hanya merupakan hubungan antara hamba dengan Allah
secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:
a) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,
baik dari al-Quran maupun al- Sunnah al-Maqbulah, jadi
merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal
atau logika keberadaannya.
b) Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah
satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi
contoh:
Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tata caranya,
Nabi bersabda: Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku
shalat. Ambillah dari padaku tata cara haji kamu
c) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal), artinya ibadah
bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal,
melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami
rahasia dibaliknya yang disebut hikmah’.
d) Azasnya “taat”, yang dituntut dalam melaksanakan ibadah ini
adalah kepatuhan atau ketaatan. Maka wajib meyakini bahwa
apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk
kepentingan dan kebahagiaan, bukan untuk Allah, dan salah
satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi: Jenis
ibadah yang termasuk mahdhah, adalah : Wudhu, Tayammum,
Mandi hadats, Adzan, Iqamat, Shalat, Membaca al-Quran,
I’tikaf, Puasa, Haji dan Umrah, Mengurus Janazah
2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (ibadah ‘Am) (tidak murni semata hubungan
dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba
dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba
dengan makhluk lainnya. Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:
– Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang.
Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini
boleh diseleng garakan.
– Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya
dalam ibadah bentuk umum ini tidak dikenal istilah “bid’ah”.
– Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-
ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau
logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan
madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
– Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh
dilakukan.
E.Fungsi Ibadah
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat
dilakukan melalui “muqarabah” dan “khudlu”.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya.
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah
anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk
menerima dan memberi nasihat.
2. Melatih diri untuk berdisiplin.
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita
untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam
pelaksanaan shalat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri,
ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk
berdisiplin.
F. Syarat-Syarat Diterimanya Ibadah
1. Ikhlas “Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang
pertama-tama berserah diri”. Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan
siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku”. Katakanlah:
“Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku”. (QS az-Zumar/39 : 11-14).
2. Ittiba’ Rasul. Dilakukan secara sah yang sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW. “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan
kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”. (QS al-Kahfi/18: 110)

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Tutorial 3
    Tugas Tutorial 3
    Dokumen6 halaman
    Tugas Tutorial 3
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • III. Keterampilan Membaca Dan Menulis
    III. Keterampilan Membaca Dan Menulis
    Dokumen4 halaman
    III. Keterampilan Membaca Dan Menulis
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • I. Pembelajaran Komponen Bahasa
    I. Pembelajaran Komponen Bahasa
    Dokumen4 halaman
    I. Pembelajaran Komponen Bahasa
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Uas Teyl 2020
    Uas Teyl 2020
    Dokumen1 halaman
    Uas Teyl 2020
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • IV. Teknik Praktis Pengajaran EYL
    IV. Teknik Praktis Pengajaran EYL
    Dokumen4 halaman
    IV. Teknik Praktis Pengajaran EYL
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • II. Pembelajaran Bahasa Lisan
    II. Pembelajaran Bahasa Lisan
    Dokumen3 halaman
    II. Pembelajaran Bahasa Lisan
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Soal Uts PPD Ing 2021
    Soal Uts PPD Ing 2021
    Dokumen2 halaman
    Soal Uts PPD Ing 2021
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Batu Menhir
    Batu Menhir
    Dokumen1 halaman
    Batu Menhir
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Tour
    Tour
    Dokumen3 halaman
    Tour
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Pembelajaran Menyimak Dan Berbicara
    Pembelajaran Menyimak Dan Berbicara
    Dokumen39 halaman
    Pembelajaran Menyimak Dan Berbicara
    Opankz Kudus
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen8 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen9 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen10 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen8 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen16 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen14 halaman
    Al-Islam Ii
    Okta Nia
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen16 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen14 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen14 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Buku Essay
    Buku Essay
    Dokumen81 halaman
    Buku Essay
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Islamisasi Di Nusantara
    Islamisasi Di Nusantara
    Dokumen6 halaman
    Islamisasi Di Nusantara
    Okta Nia
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen10 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat
  • Al-Islam Ii
    Al-Islam Ii
    Dokumen9 halaman
    Al-Islam Ii
    Denicha Eka Putri Febrianti
    Belum ada peringkat