Anda di halaman 1dari 10

Modul Manajemen Sekolah Rintisan Internasional (RSBI)

Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Imam Wahyu Hidayat, M.Pd.I

Oleh:

Fauzan Albifachrie 18130069

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2021
Manajemen Sekolah Rintisan Internasional (RSBI)

RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) adalah sekolah yang


sudah memiliki dan memenuhi syarat sebagai sekolah standar nasional pendidikan
dan didukung oleh anggota Organization for Economic Development. RSBI sudah
ada sejak di munculkan pada akhir 1999, beberapa alasan di ciptakannya RSBI
sebagai berikut:

1. Pada tahun 1990an banyak sekolah yang didirikan oleh Yayasan yang
bertaraf Internasional namun, sekolah tersebut tidak memiliki pedoman
bagaimana sekolah internasional yang baik dan benar/
2. Kebanykan para orang tua murid memiliki perekonomian yang dibilang
tinggi dan mampu untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bertaraf
Internasional.
3. Diperlukannya mendirikan sekolah yang berkualitas dan bertaraf
Internasional sebagai pusat dari unggulan pendidikan di Indonesia.

Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) memiliki perbedaan


umum dengan sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional), perbedaan itu bisa dilihat
pada program unggulan sekolah, misalnya sekolah RSBI (Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional) mempunyai system pembelajaran yang menggunakan 2
bahasa atau yang sering disebut dengan bilingual. Di sekolah RSBI (Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional) juga diajar oleh tenaga pendidik yang bisa
dibilang lulusan S2 semua SDM dari pengajar di sekolah RSBI (Rintisan Sekolah
Berstandar Internasional) bisa dibilang sangat baik disbanding dengan sekolah
sekolah biasa.

Seperti Tujuan awal dan sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
Peserta didik berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan
bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya
saing internasional. Tujuan program RSBI:
A. Secara Umum:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat tujuan


nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,pasal 31 UUD
1945,UU No.20 tahun 2003,serta peraturan-peraturan lainnya yang
menyangkut pendidikan nasional.

2. Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas


bertaraf nasional dan internasional.

3. Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global.

B. Secara Khusus:

1. Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum dalam


standar kompetensi lulusan(SKL) yang telah diperkaya dengan standar
kompetensi lulusan berciri internasional.

2. Menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP).

3. Menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK.

4. Memenuhi standar isi.

5. Memenuhi standar kompetensi lulusan(SKL).

Beberapa program dan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah sekolah
untuk menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), antara lain:

a) Mempersiapkan kurikulum yang mengacu pada kurikulumnegara maju;

b) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran;

c) Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran;

d) Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru;

e) Mendapatkan pendampingan dan tenaga ahli;

f) Menjalin sister school;

g) Meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa Internasional;


h) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO);

i) Menyelenggarakan pelatihan leadership untuk Kepala Sekolah; dan

j) Melengkapi sarana sekolah.

Pengelolaan Sekolah RSBI

Tentunya Pengelolaan dari Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar


Internasional) sedikit berbeda dengan sekolah biasa pada umumnya, antara lain:
o Menggunakan dan menerapkan system manajemen mutu ISO 9001.

o Menyiapkan para peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi di

tingkat sekolah, nasional maupun tingkat Internasional.

o Mencukupi standart pengelolaan yang dipenuhi dengan standar sekolah di

negara maju seperti sekolah di negara Norwegia, Inggris, dan Skotlandia.

o Menerapkan dan menjalankan system administrasi seperti yang dilakukan

sekolah berbasi teknologi informatika.

o Menjamin kelengkapan fasilitas untuk menunjang kenyamanan para

peserta didik saat pembelajaran berlangsung.

Kurikulum sekolah RSBI

Sekolah RSBI memiliki kurikulum sendiri yang sedikit berbeda dengan kurikulum
yang pakai oleh sekolah biasa, namun tetap dengan menggunakan pedoman
kurikulum yang diberikan oleh kementrian pendidikan.
o Sekolah RSBI menjalankan standar proses yang dipenuhi oleh model
pembelajaran yang diterapkan di negara maju seperti negara: Inggris,
Norwegia.
o Proses pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis
teknologi informatikan dan kominikasi yang bersifat aktif, efektif, dan
kontekstual sehingga menjamin kenyamanan bagi para peserta didik dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
o Sekolah RSBI bisa menggunakan dua Bahasa dalam pembelajaran sehari-
hari yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
o Penerapan dan pelaksanaan penggunaan dua Bahasa dalam kegiatan
pembelajaran bisa dilaksanakan mulai dari kelas 4 untuk Sekolah Dasar.
o Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Agama, Pendidikan Sejarah, dan Muatan Lokal menggunakan
Bahasa pengantar Indonesia.

Karakteristik Sekolah RSBI

Sekolah RSBI memiliki karakteristik tersendiri antara lain:


o Sekolah RSBI memiliki keunggulan yang dapat dilihat dari pengakuan
internasional terhadap proses dan hasil output pendidikan yang sangat
berkualitas tinggi dan sudah teruji dari berbagai aspek keseleruhan.
o Memiliki pengakuan internasional yang bisa dibuktikan dengan adanya
hasil sertifikasi yang berpredikat baik dari salah satu negara anggota
OECD dari negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan dalam
bidang tertentu di bidan Pendidikan.

Klasifikasi dan syarat menjadi tenaga pendidik di Sekolah RSBI:

Sedikit berbeda dengan syarat menjadi guru di sekolah SSN, ada beberapa aspek
yang harus dipenuhi sebelum menjadi tenaga pendidik di sekolah RSBI sebagai
berikut:
o Tenaga Pendidik di sekolah RSBI harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan seperti tenaga pendidik yang diperkaya dengan standar pendidik
sekolah dari negara maju
o Seluruh tenaga pendidik harus mampu mengaplikasikan teknologi informatika
dalam memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi informatika dan
komunikasi
o Sekolah Dasar yang bertaraf internasional memiliki paling sedikit 10%
pendidik yang berpendidikan S2 atau S3 pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)
dan/atau berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o SMP bertaraf internasional memiliki paling sedikit 20% pendidik yang
berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o SMA dan SMK bertaraf internasional memiliki paling sedikit 30% pendidik
yang berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o Pendidik mata pelajaran kejuruan pada SMK harus memiliki sertifikat
kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi, dunia usaha/industri, asosiasi
profesi yang diakui secara nasional atau internasional.
o SMP bertaraf internasional memiliki paling sedikit 20% pendidik yang
berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o SMA dan SMK bertaraf internasional memiliki paling sedikit 30% pendidik
yang berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o Pendidik mata pelajaran kejuruan pada SMK harus memiliki sertifikat
kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi, dunia usaha/industri, asosiasi
profesi yang diakui secara nasional atau internasional.

Pembiayaan Sekolah RSBI

Tentunya pembiayaan sekolah RSBI sedikit berbeda dengan pembiayaan sekolah


SSN pada umunya sebagai berikut:
o Biaya penyelenggaraan RSBI memenuhi standar pembiayaan pendidikan dan
menerapkan tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel.
o Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat
sesuai dengan kewenangannya berkewajiban membiayai penyelenggaraan
RSBI.
o RSBI dapat memungut biaya pendidikan untuk menutupi kekurangan biaya di
atas standar pembiayaan yang di dasarkan pada RPS/RKS dan RKAS.
o Pemerintah dapat menyediakan bantuan dana, sarana dan prasarana, pendidik,
dan tenaga kependidikan serta bantuan lainnya untuk keperluan
penyelenggaraan RSBI yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau
masyarakat.
o Pemerintah provinsi dapat menyediakan bantuan dana, sarana dan prasarana,
pendidik, dan tenaga kependidikan serta bantuan lainnya untuk keperluan
penyelenggaraan RSBI yang diselenggrakan oleh pemerintah, pemerintah
kabupaten/kota, atau masyarakat.
o Pemerintah kabupaten/kota dapat menyediakan bantuan dana, sarana dan
prasarana, pendidik, dan tenaga kependidikan serta bantuan lainnya untuk
keperluan penyelenggaraan RSBI yang diselenggrakan oleh pemerintah,
pemerintah provinsi, atau masyarakat.
o Masyarakat dapat memberi bantuan dana, sarana dan prasarana, pendidik, dan
tenaga kependidikan serta bantuan lainnya untuk keperluan penyelenggaraan
RSBI yang diselenggrakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat.
o Bantuan pada RSBI dituangkan dalam dan digunakan sesuai dengan rencana
pengembangan sekolah/ rencana kerja sekolah, rencana kegiatan, dan anggaran
sekolah.
o Bantuan pada SBI dapat dihentikan apabila sekolah yang bersangkutan tidak
menunjukkan kinerja yang sesuai dengan tujuan penyelenggaraan SBI
o Tata cara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan penyelenggaraan
RSBI berpedoman pada prinsip efisiensi, efektivitas, keterbukaan dan
akuntabilitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
o Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dalam pembiayaan
penyelenggaraan RSBI dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia.
Kelebihan dan Kekurangan Sekolah RSBI
Adapun kekurangan dan kelebihan dari sekolah RSBI sebagai berikut:
1. Kelebihan
• Dengan adanya pembelajaran yang memiliki sifat interaktif, inspiratif
dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik
• Pada penerapan pembelajaran berbasis Teknologi Informatika diharapkan
terbebas dari pengaruh negative selama menggunakan teknologi dan
memanfaatkannya dengan benar.
• Memberikan motivasi kepada peserta didik agar mampu bersaing dalam
dunia yang bersifat global kelak mereka menginjak fase dewasa.
• Sekolah RSBI diharapkan melahirkan konsep pendidikan yang inovatid
dan kreatif
2. Kelemahan
• RSBI cenderung dianggap oleh masyarakat sebagai sekolah yang
diskriminatif bagi kaum bawah dan eksklusif hanya bagi kaum atas
• Sekolah RSBI cenderung menggunakan perencanaan pendidikan dengan
pendekatan cost effectiveness.
Saran untuk Sekolah RSBI
1. Harus diselenggarakan pelatihan untuk guru tentang pengajaran dengan
menggunakan Bahasa asing.
2. Wajib diselenggarakan kerja sama antara perguruan tinggi dengan sekolah
dan pemerintah untuk keberlanjutan sekolah bertaraf internasional
3. Harus ada sekolah yang dijadikan sebagai percontohan program RSBI
4. Harus dilakukan penyuluhan dari pemerintah tentang kejelasan RSBI
Rangkuman

Berdasarkan isi modul diatas. Problematika yang sejauh ini dialami oleh
RSBI dapat disimpulkan sebagai berikut: RSBI seolah-olah menciptakan kasta
pelajar berdasarkan golongan ekonomi. Karena sebagian besar siswanya dari
kalangan kelompok menengah ke atas. Akan terjadi kesenjangan sosial antara
sekolah bertaraf internasional dengan sekolah reguler lainnya. Karena terjadi
diskriminasi kebijakan dan pendanaan dari pemerintah. Dan akan terjadi
kesenjangan sosial juga antara siswa. Karena biaya pendidikan yang tinggi pada
sekolah bertaraf internasional. Beban dana sebagian besar dilimpahkan kepada
siswa yang akan menjadi masalah pada masyarakat berpenghasilan dibawa rata-
rata. Pada umumnya, berbagai kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah
tentang penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional belum bisa terealisasi
dan terlaksana sepenuhnya di lapangan. Misalnya kebijakan yang berhubungan
dengan kualifikasi guru yang belum terbiasa dengan penggunaan bahasa asing,
bantuan pembiayaan dari pemerintah yang tidak berjalan sesuai dengan prosedur
dalam kebijakan.

Beberapa implementasi dari kebijakan atau peraturan tentang


penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional yang telah terlaksanakan
diantaranya sarana dan prasarana yang telah terpenuhi, proses pembelajaran
berbasis TIK, dan penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar pada mata
pelajaran MIPA (Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika). Jadi, pada
kenyataannya masih ada beberapa kebijakan atau peraturan yang belum bisa
terlaksana dengan baik. Hal tersebut tentunya tidak terlepas bari berbagai
hambatan yang dihadapi oleh penyelenggara program tersebut. Tetapi hal yang
paling penting dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, yaitu adanya konsistensi dari
pihak-pihak terkait akan kebijakan atau peraturan yang telah dibuat, dan adanya
sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat dan lembaga pendidikan tentang
program pendidikan bertaraf internasional dan perturan perundangan yang
mengaturnya.
DAFTAR PUSTAKA

Latief, M. (2011). 10 Alasan Utama SBI Harus Dibubarkan [Online].

Sativani, Riza. (2011). Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI)

Manajemen Sekolah Bermutu dalam Kajian Sekolah Potensial

Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah


antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupate/Kota

Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan

Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan dan


Penyelenggaraan Pendidikan

Permendiknas N0 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Permendiknas No 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan SBI Pada Jenjang


Pendidikan Dasar dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai