Fauzan Albifachrie 18130069 - UAS MPI
Fauzan Albifachrie 18130069 - UAS MPI
Dosen Pengampu:
Oleh:
MALANG
2021
Manajemen Sekolah Rintisan Internasional (RSBI)
1. Pada tahun 1990an banyak sekolah yang didirikan oleh Yayasan yang
bertaraf Internasional namun, sekolah tersebut tidak memiliki pedoman
bagaimana sekolah internasional yang baik dan benar/
2. Kebanykan para orang tua murid memiliki perekonomian yang dibilang
tinggi dan mampu untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang bertaraf
Internasional.
3. Diperlukannya mendirikan sekolah yang berkualitas dan bertaraf
Internasional sebagai pusat dari unggulan pendidikan di Indonesia.
Seperti Tujuan awal dan sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional)
Peserta didik berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan
bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya
saing internasional. Tujuan program RSBI:
A. Secara Umum:
B. Secara Khusus:
Beberapa program dan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah sekolah
untuk menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), antara lain:
Sekolah RSBI memiliki kurikulum sendiri yang sedikit berbeda dengan kurikulum
yang pakai oleh sekolah biasa, namun tetap dengan menggunakan pedoman
kurikulum yang diberikan oleh kementrian pendidikan.
o Sekolah RSBI menjalankan standar proses yang dipenuhi oleh model
pembelajaran yang diterapkan di negara maju seperti negara: Inggris,
Norwegia.
o Proses pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis
teknologi informatikan dan kominikasi yang bersifat aktif, efektif, dan
kontekstual sehingga menjamin kenyamanan bagi para peserta didik dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
o Sekolah RSBI bisa menggunakan dua Bahasa dalam pembelajaran sehari-
hari yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
o Penerapan dan pelaksanaan penggunaan dua Bahasa dalam kegiatan
pembelajaran bisa dilaksanakan mulai dari kelas 4 untuk Sekolah Dasar.
o Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Agama, Pendidikan Sejarah, dan Muatan Lokal menggunakan
Bahasa pengantar Indonesia.
Sedikit berbeda dengan syarat menjadi guru di sekolah SSN, ada beberapa aspek
yang harus dipenuhi sebelum menjadi tenaga pendidik di sekolah RSBI sebagai
berikut:
o Tenaga Pendidik di sekolah RSBI harus memenuhi standar yang telah
ditetapkan seperti tenaga pendidik yang diperkaya dengan standar pendidik
sekolah dari negara maju
o Seluruh tenaga pendidik harus mampu mengaplikasikan teknologi informatika
dalam memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi informatika dan
komunikasi
o Sekolah Dasar yang bertaraf internasional memiliki paling sedikit 10%
pendidik yang berpendidikan S2 atau S3 pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)
dan/atau berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o SMP bertaraf internasional memiliki paling sedikit 20% pendidik yang
berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o SMA dan SMK bertaraf internasional memiliki paling sedikit 30% pendidik
yang berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o Pendidik mata pelajaran kejuruan pada SMK harus memiliki sertifikat
kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi, dunia usaha/industri, asosiasi
profesi yang diakui secara nasional atau internasional.
o SMP bertaraf internasional memiliki paling sedikit 20% pendidik yang
berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o SMA dan SMK bertaraf internasional memiliki paling sedikit 30% pendidik
yang berpendidikan S2 atau S3 sesuai dengan bidang studi yang diampu dari
perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi.
o Pendidik mata pelajaran kejuruan pada SMK harus memiliki sertifikat
kompetensi dari lembaga sertifikasi kompetensi, dunia usaha/industri, asosiasi
profesi yang diakui secara nasional atau internasional.
Berdasarkan isi modul diatas. Problematika yang sejauh ini dialami oleh
RSBI dapat disimpulkan sebagai berikut: RSBI seolah-olah menciptakan kasta
pelajar berdasarkan golongan ekonomi. Karena sebagian besar siswanya dari
kalangan kelompok menengah ke atas. Akan terjadi kesenjangan sosial antara
sekolah bertaraf internasional dengan sekolah reguler lainnya. Karena terjadi
diskriminasi kebijakan dan pendanaan dari pemerintah. Dan akan terjadi
kesenjangan sosial juga antara siswa. Karena biaya pendidikan yang tinggi pada
sekolah bertaraf internasional. Beban dana sebagian besar dilimpahkan kepada
siswa yang akan menjadi masalah pada masyarakat berpenghasilan dibawa rata-
rata. Pada umumnya, berbagai kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah
tentang penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional belum bisa terealisasi
dan terlaksana sepenuhnya di lapangan. Misalnya kebijakan yang berhubungan
dengan kualifikasi guru yang belum terbiasa dengan penggunaan bahasa asing,
bantuan pembiayaan dari pemerintah yang tidak berjalan sesuai dengan prosedur
dalam kebijakan.
Sativani, Riza. (2011). Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI)