Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Dimas oktavian A (1914301096)
2. Serli Diani (1914301075)
3. Marisa Yusro Asri (1914301061)
4. Berliana (1914301059)
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan seluruh alam semesta, atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Gawat Darurat mengenai Konsep Dasar Keperawatan
Gawat Darurat.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kejadian gawat darurat dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja.
Orang lain, teman dekat, keluarga ataupun kita sendiri dapat menjadi korbannya.
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit
memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan
melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk
mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan
menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian
cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi
tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan.
Pada Organisasi rumah sakit, Unit Gawat Darurat berperan sebagai gerbang utama
jalan masuknya penderita gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan
secara keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat
rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari kemampuan unit ini. Standarisasi
Unit Gawat Darurat saat ini menjadi salah satu komponen penilaian penting dalam
perijinan dan akreditasi suatu rumah sakit. Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk
ke unit perawatan intensif, ruang bedah sentral, ataupun bangsal watan. Jika
dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke rumah sakit lain.
Oleh karena itu, agar terwujudnya sistem pelayanan gawat darurat secara terpadu maka
dalam penerapannya harus mempersiapkan komponen-komponen penting
didalamnya seperti : Sistem Komunikasi, Pendidikan, transportasi, pendanaan, dan
Quality Control. Dan juga sebuah rumah sakit harus mempunyai kelengkapan dan
kelayakan fasilitas unit gawat darurat yang mumpuni sesuai dengan standar
pelayanan gawat darurat.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
A. Pengertian
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (UU No. 44
tahun 2009 tentang RS)
Kondisi gawat darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang secara tiba-tiba dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam anggota badannya dan jiwanya
(akan menjadi cacat atau mati) bila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera
pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (imediatlely) untuk
menyelamatkan kehidupannya /life saving (Azrul, 1997).
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang
dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter dari
berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten dokter (wikipedia
indonesia).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian
dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu
Triase adalah memilah tingkat kegawatan pasien untuk menentukan prioritas
penanganan lebih lanjut
Response Time adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak pasien datang
sampai dilakukan penanganan.
B.Tujuan
Tujuan dari pelayanan gawat darurat ini adalah untuk memberikan pertolongan
pertama bagi pasien yang datang dan menghindari berbagai resiko, seperti: kematian,
menanggulangi korban kecelakaan, atau bencana lainnya yang langsung membutuhkan
tindakan.
Menurut Flynn (1962) dalam Azrul (1997) kegiatan UGD secara umum dapat
dibedakan sebagai berikut :
Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan informasi
medis darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota
masyarakat yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency
medical questions)
a.Proses Keperawatan Gawat Darurat
Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun
kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency
patient (pasien darurat).
c.Tujuan PPGD
1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
d.Penderita Gawat Darurat
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah
satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
1. Trauma/cedera3
2. lnfeksi
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and
electrolit)
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.
e.Mati
Mati Klinis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
Terjadi gangguan fungsi
Sifat Reversible
Mati Biologis :
Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
Terjadi kerusakan sel
Sifat Ireversible
f.Kategori Kasus Penyebab Kematian
Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan
1. Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan
2. Crush Injury
3. Sindroma Kompartemen
1. Universal
2. Penanganan oleh siapa saja
3. Penyelesaian berdasarkan masalah
i.Prinsip
Meliputi tindakan :
A. Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat.
B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan : BLS, ALS
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpula
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Randy, Candra. 2012. Konsep Triase. Available at