Kel 9 Agama
Kel 9 Agama
EKONOMI ISLAM
Disusun oleh :
Prodi D3 KeperawatanKampusLumajang
FakultasKeperawatanUniversitasJember
2019
1. Penanya : Mazidatur Rizky
Bagaimana cara kita untuk mengingatkan teman yang mempunyai hutang kepada
kita ?
Jawab : Wahyu
Caranya yaitu dengan cara berbicara kepada orang tersebut dengan lembut sambil
mengingatkan bahwa dia mempunyai hutang kepada kita.
Meminta bantuan orang yang dekat dengan orang tersebut untuk membantu kita
mengingatkan bahwa dia punya hutang dan harus di bayar
Memberi tahu dengan mambacakan hukum hukum dalam al quran bahwa orang yang
tidak membayar hutangnya itu berdosa dan hukumya wajib untuk dilunasi.
Apakah pengurangan timbangan emas itu termasuk riba dan bagaimana cara
mengingatkannya?
Jawab : Fajrul
Pengurangan timbangan emas itu termasuk riba karena itu hal yang tidak sehat dalam
berjualan dan hal tersebut sangat di larang dalam hukum islam dan hukumnya haram.
dekati orangnya
Ingatkan pelan-pelan terlebih dahulu
Setelah itu kita beri pengertian bahwa hal tersebut tidak baik
Dan ajak orang itu untuk meninggalkan perbuatan tersebut dan memberikan nasehat
kalau mencari rezeki dengan cara seperti itu tidak akan berkah. Allah melarang
hambanya berbuat hal yang tidak baik dalam mencari rezeki.
Pertama, harta yang boleh dimanfaatkan Berdasarkan pengertian ini maka semua harta
yang halal bagi muslim, adalah harta yang berkah. Meskipun harta itu habis pakai. Karena
harta halal adalah keberkahan bagi mukmin, sehingga ketika mereka menikmati harta itu,
tidak menjadi sumber masalah ketika di akhirat.
Kedua, harta berkah dalam arti yang bertambah dan berkembang. Inilah makna
berkah yang lebih sering kita pahami. Tidak sebatas halal, namun bertambah, sehingga
mencukupi kebutuhan semuanya. Allah berikan kepada seseorang yang bertaqwa jatah rizki
yang lebih. Tidak sebatas halal, tapi melimpah. Dan itulah keberkahan yang Allah berikan
kepada hamba-Nya yang bertaqwa.
Bagaimana cara menebus dosa dalam berhutang dan kita malu untuk membayarnya?
Jawab : Asma
Jika seandainya kita pernah melakukannya, maka seharusnya kita bertaubat dari
perbuatan tersebut, pertama dengan mengakui saja bahwa kita pernah berhutang tanpa rasa
malu karena kita nanti diakhirat pasti akan dipertanggung jawabkan atas perbuatan kita
tersebut. Jika kita tidak mengembalikan hutang pada seseorang maka oleh allah tidak akan
pernah diampuni dosanya selama ia masih belum lunas akan hutangnya meskipun dalam
nominal kecil sekalipun. Untuk itu kita tidak perlu malu untuk melunasinya, dan meminta
maaf bila kita tidak menepati hutang kita dengan tepat waktu nantinya orang tersebut akan
mengerti dengan keadaan kita bila kita telah berjujur kepadanya. Kalau kita benar-benar malu
untuk membayarnya kita bias melakukan sedekah atas nama pemiliknya, dan memohon
ampunan kepada Allah karena sesungguh Allah SWT maha pengampun bagi hamba-
hambanya yang mau untuk bertobat.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Baqarah: 278-279)
Harta dari bunga itu bolehlah diambil dan disedekahkan kepada fakir miskin, atau
disalurkan pada proyek-proyek kebaikan atau lainnya yang oleh si penabung dipandang
bermanfaat bagi kepentingan Islam dan kaum muslimin. Karena harta haram itu –
sebagaimana saya katakan – bukanlah milik seseorang, uang itu bukan milik bank atau milik
penabung, tetapi milik kemaslahatan umum.