Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN KECEMASAN PADA

ANAK YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RSUD KOTA MAKASSAR

Feny1, Alfia2, Erna Kadrianti3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat korespondensi : (Fennyaludin@gmail.com/082350155723)

ABSTRAK

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan
dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Atraumatic care merupakan
tindakan perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penerapan atraumatic care dengan kecemasan
pada anak yang menjalani hospitalisasi di RSUD Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah
observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 341 orang dengan jumlah sampel sebesar 77 responden. Tekhnik sampling yang
digunakan adalah non probability sampling dengan cara simple random sampling.Pengumpulan data
menggunakan kuesioner, pengolahan data menggunakan SPSS versi 22.0 dan disajikan dalam
bentuk table atau narasi. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan
dengan menggunakan uji chi-square, dengan taraf kesalahan ρ = 0,05. Hasil uji Chi-Square dengan
koreksi Pea Fisher's Exact Test diperoleh nilai p = 0,004 yang berarti nilai p lebih kecil dari nilai (α)
0,05, artinya H0 ditolak, dengan demikian penerapan antraumatic care berhubungan dengan
kecemasan anakdi RSUD Kota Makassar. Disimpulkan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan
antara atraumatic care dengan kecemasan pada anak di RSUD kota makassar. Saran dalam
penelitian ini adalah mengembangkan keilmuan secara mendalam yang berhubungan dengan
pelayanan atraumatic care pada anak saat hospitalisasi sehingga dapat menurunkan kecemasan
pada anak.

Kata Kunci: Atraumatic Care, Kecemasan

PENDAHULUAN makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari


Anak merupakan individu yang berada (Lumiu S.E, dkk. 2013). Berdasarkan data dari
dalam satu rentang perubahan perkembangan RSUD kota makassar tahun 2015 jumlah
yang dimulai dari bayi hingga remaja.Masa anak yang mengalami hospitalisasi sebanyak
anak merupakan pertumbuhan dan 2534 anak, tahun 2016 jumlah anak
perkembangan yang dimulai dari usia 0 sebanyak 2417 anak, tahun 2017 jumlah anak
sampai18 tahun (Hidayat A.2012). Populasi sebanyak 1778 anak, dan tahun 2018 bulan
anak yang dirawat di rumah sakit, mengalami Januari dan Februari sebanyak 341 anak.
peningkatan yang sangat drasmastis. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
Presentase anak yang dirawat di rumah sakit tertarik untuk melakukan penelitian terkait
saat ini mengalami masalah yang lebih serius hubungan penerpan atraumatic care terhadap
dan kompleks dibandingkan dengan kejadian kecemasan pada anak yang menjalani
hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. hospitalisasi di RSUD Kota Makassar.
McChety dan Kozak mengatakan hampir Berdasarkan uraian latar belakang
4.000.000 anak dalam satu tahun mengalami dapat di ambil Rumusan masalah, yaitu:
hospitalisasi, rata-rata anak mendapat Bagaimana hubungan penerapan atraumatic
perawatan selama enam hari.Selain care dengan kecemasan pada anak yang
membutuhkan perawatan yang special menjalani hospitalisasi di RSUD Kota
disbanding pasien lain, anak sakit juga Makassar.
mempunyai keistimewaan dan karakteristik Hospitalisasi merupakan proses karena
tersendiri karena anak –anak bukanlah suatu alasan yang berencana atau darurat,
miniature dari orang dewasa (Lumiu S.E. dkk, mengharuskan anak tinggal dirumah sakit
2013). menjalani terapi, perawatan sampai
Kecemasan merupakan respon individu pemulangan kembali kerumah. Perawat
terhadap suatu keadaan yang tidak dituntut memiliki komunikasi yang baik pada
menyenangkan dan dialami oleh semua anak yang berefek pada proses penyembuhan

212
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
dalam kaitannya meminimalkan stress kemudian membuat distribusi frekuensi
hospitalisasi pada anak (Onibala F. dkk, sederhana atau bisa juga dengan membuat
2013). Perlu diketahui bahwa selama proses table kontigensi.
hospitalisasi anak, kecemasan tidak hanya 4. Melakukan teknik analisis
dialami oleh anak yang dirawat tetapi juga Dalam melakukan analisis, khususnya
orang tua, kurangnya pengetahuan orang tua terhadap data penelitian akan
memicu timbulnya stres pada orang tua, yang menggunakan ilmu statistik terapan yang
dapat menimbulkan kecemasan (Indrayani A, disesuaikan dengan tujuan yang hendak
2012). dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif,
maka akan menggnakan statistik deskriptif.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi dan sampel Analisis Data
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 1. Analisis Univariat
tanggal 24 juli-2 agustus 2018, lokasi Analisis univariat untuk mengetahui
penelitian ini telah dilakukan diruang rawat distribusi frekuensi dari data demografi.
inap RSUD kota makassar. Berdasarkan 2. Analisis Bivariat
jumlah pasien pada tahun 2018 sebanya 341. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua
Maka jumlah sampel yaitu 77 responden variabel yang diduga berhubungan, dalam
diruang rawat inap RSUD kota makassar. hal Ini variabel independen dan variabel
1. Kriteria Inklusi: independen.
a. Bersedia menjadi responden hingga
penelitian ini selesai HASIL PENELITIAN
b. Responden yang terdaftar sebagai 1. Analisa Univariat
Mahasiswi DIII Farmasi angkatan 2017 Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
STIKES Nani Hasanuddin Makassar di RSUD Kota Makassar 2018 (n=77).
c. Responden yang berada ditempat pada Karakteristik n %
saat penelitian. Umur
2. Kriteria eksklusi 38 49,4
≤6
a. Responden yang tidak mengisi lembar 39 50,6
7-12
kuesioner dengan utuh. Jenis kelamin
b. Responden yang tidakkooperatif. 42 54,5
Laki-laki
35 45,5
Perempuan
Pengumpulan Data
1. Data Sekunder Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Data sekunder juga digunakan sebagai bahwa dari 77 responden mayoritas
data pelengkap untuk data primer yang responden lebih banyak berumur 7-12
berhubungan dengan masalah yang diteliti. tahun sebanyak 39 responden (50,6) dan ≤
2. Data Primer 6 tahun 38 responden (49,4). Menurut jenis
Data primer adalah data yang diperlukan kelamin laki-laki sebanyak 42 responden
dari responden melalui kuisioner, kelompok (54,5) dan perempuan sebanyak 35
fokus, panel, atau juga data hasil responden (45,5).
wawancara peneliti dengan narasumber.
2. Analisa Bivariat
Pengolahan Data Tabel 2 Hubungan Penerapan Antraumatic
1. Editing Caredengan Kecemasan pada anak di
Editing adalah upaya untuk memeriksa RSUD kota Makassar tahun 2018.
kembali kebenaran data yang diperoleh Penerapan sedang Ringan Total
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan atraumatic care n % n % n %
pada tahap pengumpulan data atau setelah Kurang 16 20,8 11 14,3 27 35,9
terkumpul. Baik 13 16,9 37 48,1 50 64,7
2. Coding P 0,004
Coding adalah kegiatan pemberian kode
numerik (angka) terhadap data yang terdiri Berdasarkan table 2 terdapat 77
dari atas beberapa kategori. Pemberian responden, terdapat 13 respon dena
kode ini sangat penting bila pengolahan traumatic care baik dengan kecemasan
dan analisis data menggunakan komputer. anak ringan yaitu11 (14,3%) responden,
3. Entri Data sedangkan atraumatic care baik dengan
Data entri adalah kegiatan memasukan kecemasan anak ringan yaitu 37 (48,1%)
data yang telah dikumpulkan kedalam sedangkan atraumatic carekurang dengan
master tabel atau database computer, kecemasan anak sedang16 (20,8%)

213
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
responden .Hasil uji Chi-Square dengan Anak merupakan individu yang berada
koreksi Pea Fisher's Exact Test dalam satu rentang perubahan perkembangan
diperolehnilaip = 0,004 yang berarti nilai p yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa
lebih kecil dari nilai (α) 0,05, artinya Ho anak merupak Masa anak merupakan
ditolak. Dengan demikian penerapanan pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
traumatic care berhubungan dengan dari usia 0 sampai 18 tahun (Hidayat A.A.A,
kecemasan anak diRSUD Kota Makassar. 2012).
Atraumatic care merupakan tindakan
PEMBAHASAN perawatan yang tidak menimbulkan adanya
Hubungan Penerapan Antraumatic care trauma pada anak dan keluarga. Perawat
Dengan Kecemasan Anak Yang Menjalani tersebut difokuskan dalam pencegahan
Hospitalisasi. trauma yang merupakanbagiandalamke
Berdasarkan hasil penelitian yang perawatananak.Perhatian khusus pada anak
dilakukan terhadap 77 responden, terdapat13 sebagai individu yang masih dalam usia
responden atraumatic care baikdengan tumbuh kembang, sangat penting karena
kecemasan anak ringan yaitu11 (14,3%) masa anak merupakan proses menuju
responden, sedangkan atraumatic care baik kematangan (Supartini Y,2012).
dengan kecemasan anak ringan yaitu 37 Kecemasan merupakan keadaan
(48,1%) sedangkan atraumatic care kurang perasaan efektif yang tidak menyenangkan
dengan kecemasan anak sedang 16 (20,8%) yang disertaidengan sensasi fisik yang
responden. Peneliti berpendapat bahwa anak memperingatkan orang terhadap bahaya yang
mengalami kecemasan ringan karena akandatang. Keadaan yang tidak
mendapatkan penerapan atraumatic care menyenangkan itu sering kabur dan sulit
yang baik oleh perawat, anak mengalami menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu
kecemasan sedang karena anak kurang sendiri selalu dirasakan (Titik Lestari, 2015).
mendapatkan penerapan atraumatic care dari Semakin baik penerapan antraumatic
perawat. care yang diberikan maka semakin kecil
Penerapan atraumatic care baik karena resikonya kecemasan yang dialami oleh anak
anak sangat baik-baik saja jika dilakukan saat proses hospitalisasi begitu puan
tindakan keperawatan yang mengurangi di sebaliknya. Bentuk penerapan antraumatic
stress fisik ataupun di stress psikologi yang care yang harus diberikan oleh perawat untuk
dialami anak. Sedangkan penerapan mengurangi kecemasan pada anak antara
atraumatic care kurang karena anak ini sangat lain: a) Menurunkan atau mencegah dampak
cemas jika keadaan perasaan efektif yang perpisahan dari keluarga, b) Meminimalkan
tidak menyenangkan yang disertai dengan perasaan kehilangan kendali, c) Mencegah
sensasi fisik memperingatkan anak yang atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri
bahaya yang akan dialami anak. (dampak psikologis), d) Tidak melakukan
Hasiluji Chi-Square dengankoreksi Pea kekerasan pada anak, e) Memaksimalkan
Fisher's Exact Test diperolehnilaip = 0,004 manfaat dari hospitalisasi, f) Memberikan
yang berarti nilai p lebih kecil dari nilai (α) dukungan pada anggota keluarga dan g)
0,05, artinya Ho ditolak. Dengan demikian Bermain untuk menguranggi stres akibat
penerapan antraumatic careberhubungan hospitalisasi.
dengan kecemasan anak Di RSUD kota
Makassar. KESIMPULAN
Menurut Penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian dan
penelitian yang dilakukan oleh Lilis Maghfuroh pembahasan yang telah diuraikan
autraumatic care menurunkan kecemasan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat
hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang diambil ada hubungan antara atraumatic care
anggrek RSU dr. Soegiri Lamongan, penelitian dengan kecemasan pada anak di RSUD kota
ini dilakukan diruang anggrek RSUD dr. makassar.
Soegiri Lamongan dengan jumlah sampel
yang didapatkan sebanyak 35 responden. SARAN
Hasil analis uji sperman rank dengan hasil test 1. Dalam penelitian ini untuk
p = 0.0002 dimana p= 0.05 dan rs = 0.836 Mengembangkan keilmuan secara
dengan Z hitung = 4.874 dimana Z hitung ˃ Z mendalam yang berhubungan dengan
tabel (1.96) menunjukan bahwa ada hubungan pelayanan atraumatic care pada anak saat
autramatic care dengan kecemasan anak usia hospitalisasi sehingga dapat menurunkan
prasekolah saat proses hospitalisasi di ruang kecemasan pada anak. Mengadakan
anggrek RSU dr. Soegiri Lamongan. praktik belajar lapangan dirumah sakit
khususnya diruangan anak agar lebih

214
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
mengetahui keadaan anak selama tepat bagi anak yang menjalani
menjalani hospitalisasi. hospitalisasi dapat membantu anak untuk
2. Mengaplikasikan pelayanan keperawatan beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi
atraumatic care sehingga dapat kesehatanya sehingga proses hospitalisasi
meningkatkan kualitas pelayanan atau perawat dapat berjalan dengan baik
keperawatan. Asuhan keperawatan yang dan meminimalkan trauma pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimun Hidayat. (2017). Metode Penelitian Keperawatan Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Balita, H. A. (n.d.). Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Saat Hospitalisasi Anak Balita, 1(1),
1–9.

Di, P., Anggrek, R., & Soegiri, R. S. U. (2012). ( The Atraumatic Care Reduce Anxiety Hospitalization Preschool
Children in Anggrek Room.

Jiwantoro. (2017). Riset Keperawatan. Jakarta Selatan: Mitra Wacana Media.

Lumiu, S. E. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak
Di Usia Pra Sekolah Di IRINA E BLU RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp),
1.

Prof, R., & Manado, R. D. K. (2015). Pengaruh Penerapan Atraumatic Care Terhadap Respon Kecemasan Anak
Yang Mengalami Hospitalisasi Di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado Dan RSUP Prof.Dr.D. Kandou
Manado, 3.

Rahmah, S., & Agustina, F. (2016). Hospitalisasi Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015, (2), 11–17.

Tewuh, N. R. H. (2013). Hubungan Komunikasi Teraputik Perawat Dengan Stres Hospitalisasi Pada Anak Usia
Sekolah 6-12 Tahun Di Irana E BLU RSUP Prof.DR.R.D.Kandau. Ejournal Keperawatan (e-Kp), 1.

215
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai