1. Quick Ratio
Merupakn rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya terhadap para deposan (pemiliki simpanan giro, tabungan dan deposit
dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank, dengan indikator sebagi
berikut:
Cash Assets
x 100 %
Total Deposit
BBCA:
22.314 .463.000 .000
2020 x 100 % = 2,88%
845.028.978 .000 .000
BBCA:
548.703.862 .000.000
2020 x 100 %=51,35 %
1.056.352 .108 .000.000
572.083.999 .000 .000
2019 x 100 %=62,25 %
918.989.312 .000 .000
Loan to Asset Ratio BBCA pada tahun 2019 sebesar 62,25% dimana setiap Rp. 1.-
total loans atau jumlah pinjaman dapat dijamin oleh total deposit berupa jumlah
simpanan dari bank lain sebesar Rp.0,625 Sedangkan untuk tahun 2020 nilai Loan to
Asset Ratio sebesar 51,35% dimana setiap Rp. 1.- cash asset dapat dijamin oleh total
deposit berupa jumlah simpanan dari bank lain sebesar Rp.0,5135.
Rasio Profitabilitas
Rasio Solvabilitas
1. Capital Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukut permodalan dan cadangan
penghapusan dalam menanggung perkreditan terutama resiko terjadi karena bunga
gagal ditagih.
Equity Capital
x 100 %
Total Loans
BBCA:
Capital Ratio BBCA pada tahun 2019 dan 2020 masing masing sebesar 12,39% dan
13,07% dimana hal tersebut mencerminkan bahwa nilai capital ratio BBCA cukup
baik karena dapat menanggung apabila terjadi bunga gagal ditagih
Berdasrkan beberapa indikator yang telah dihitung diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Bank Central Asia dengan kode emiten BBCA pada tahun 2019 dan 2020
memiliki kinerja perusahaan dan kondisi keuangaan perusahaan yang baik
dikarenakan dari semua rasio yang telah dihitung hanya rasio CAR pada tahun 2020
dikategorikan kurang baik maka dari itu manajemen perusahaan harus menjadikan hal
tersebut menjadi evaluasi untuk ditahun sebelumnya dan tetap menjaga kondisi
keuangaan perusahaan tetap stabil. Selain itu BBCA ini layak untuk dijadikan salah
satu pilihan investasi di sektor perbankan karena BBCA merupakan salah satu saham
terkuat pada sektornya.