Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR ILMU EKONOMI

DISUSUN
O
L
E
H
PRISTI DELNIKA YOLANDA
1704122412
AGROBISNIS PERIKANAN
DOSEN: Dr.Ir. HENDRIK, MS
PENGERTIAN EKONOMI MIKRO
Ekonomi mikro berasal dari kata “micro” yang berarti kecil. Jadi bisa kita katakan bahwa
ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang membahas masalah-masalah dalam ekonomi untuk
hal-hal yang kecil. Apa saja hal kecil tersebut? Yaitu yang berkaitan dengan faktor
input, produk dan jasa yang diperjualbelikan dalam pasar, penentuan
harga, penawaran, permintaan dan masih banyak yang lainnya.

ANALISA EKONOMI MIKRO
Secara garis besar, analisa ekonomi mikro ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Teori harga
2. Teori produksi
3. Teori distribusi
Teori Harga adalah : teori yang dipakai sebagai dasar analisa interaksi antara penawaran dan
permintaan barang.
Teori Produksi yaitu : Menganalisa biaya produksi dan tingkat dari produksi tersebut. Beberapa
hal yang dianalisa adalah tingkat produksi yang paling menguntungkan bagi pihak
produsen, Masalah mengenai biaya produksi barang atau jasa serta masih banyak lagi.
Teori Distribusi : membahas mengenai upah karyawan termasuk besar bunga modal yang harus
dibayarkan dan masih banyak lagi.
Ketiga teori di atas sangat penting kamu ketahui. Kamu bisa menempatkan orang-orang pada
posisi yang tepat agar tujuannya tercapai dengan maksimal.

KOMPONEN YANG TERDAPAT DI EKONOMI MIKRO

o Interaksi di pasar barang = > disinilah aktivitas tawar menawar terjadi.


o Tingkah laku penjual dan pembeli
o Interaksi di pasar => ini sudah jelas, bahwa di pasar pasti terjadi interaksi

Aspek-aspek yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi:

1. Interaksi di pasar barangPasar merupakanpertemuan antara permintaan dan penawaran


suatu barang sehingga terbentuk harga keseimbangan. Ekonomi mikro hanya membahas
interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi pada suatu pasar barang.

2. Tingkah laku penjual dan pembeliUntuk menganalisis prilaku penjual dan pembeli
digunakan beberapa asumsi seperti pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi
secara rasional atau pembeli berupaya memaksimalkan kepuasan dan penjual berusaha
memaksimumkan keuntungan yang akan diperoleh.

3. Interaksi di pasar factor produksiSeperti kamu ketahui peran rumah tangga konsumen
dalam perekonomian adalah sebagai pemilik factor produksi yang menawarkan factor
produksi ke perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk
membeli barang dan jasayang mereka butuhkan. Sementara itu produsen membutuhkan
factor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Interaksi antara pembeli dan
penjual factor produksi di pasar factor produksi akan dapat menentukan harga suatu
factor produksi dan berapa banyak jumlah factor produksi yang digunakan.

Beberapa contoh ekonomi mikro :


-Investasi
investasi yang lazim disebut dengan istilah “penanaman modal atau pembentukan modal”
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Investasi dapat
diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, pada
praktiknya yang digolongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai
berikut.
1. Pembelian berbagai jenis barang modal.
2. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan, dll
3. pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang
masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi antara lain
• keuntungan yang akan diperoleh
• tingkat bunga
• ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
• kemajuan teknologi
• tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, dan keuntungan yang diperoleh dari
perusahaan.
-Penawaran

Penawaran (supply) adalah jumlah barang dan jasa yang akan dijual
(ditawarkan) pada tingkat harga tertentu.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran:
harga barang itu sendiri. Semakin tinggi harga barang maka jumlah penawaran akan makin
meningkat.
Teknologi produksi. Tingkat kemajuan teknologi mempengaruhi penawaran
munculnya produsen baru. Kemunculan produsen baru di pasar akan menambah jumlah barang
yang akan dijual dan ditawarkan
harga faktor-faktor produksi. Naik turunnya harga faktor produksi akan mempengaruhi jumlah
penawaran.
Harapan atau ekspektasi produsen.

Penawaran sebagaimana permintaan, juga memiliki hukum penawaran yang berlaku pada
keadaan ceteris paribus, semakin rendah harga barang, maka semakin sedikit juga jumlah barang
yang akan ditawarkan, begitu juga sebaliknya.
Jumlah barang yangditawarkan akan meningkat apabila harga naik
dan akan berkurang jik harga turun, atau perubahan penawaran berbanding lurus dengan
perubahan harga.

-Permintaan 

permintaan (demand) mencerminkan jumlah produk barang dan


jasa yang ingin dibeli dengan jumlah dan harga tertentu. Permintaan sendiri memiliki beberapa
bentuk yaitu
permintaan efektif.
adalah permintaan yang didukung dengan daya beli dan keinginan.
Permintaan potensial
permintaan yang didukung dengan daya beli hanya saja belum melaksanakan pembelian.
permintaan absurd
permintaan yang tidak didukung dengan daya beli.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu di antaranya, harga barang
itu sendiri, selera, pendapatan, jumlah penduduk, harapan atau ekspektasi, harga barang lain
yang berhubungan..
hukum permintaan digunakan untuk memperoleh norma atau hukum yang berlaku secara umum
untuk setiap permintaan. Bunyi hukum permintaan:

jumlah barang atau jasa yang diminta akan bertambah


jika harga turun dan akan berkurang jika harga naik
pada periode tertentu, ceteris paribus

-Usaha Kecil dan Menengah

UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha
yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil
adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan
usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
(Satu Milyar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha
orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan
hukum, termasuk koperasi.
Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih.
Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing
Propinsi atau Kabupaten/Kota.
-Menenentukan harga telur ayam
-Menentukan gaji
-Permintaan dan penawaran.
-Perilaku konsumen
-penawaran seorang produsen
-Pasar
-Penerimaan
-Biaya dan laba atau rugi perusahaan.
-Prilaku Produsen
-Penawaran seorang konsumen

PENGERTIAN EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme bekerjanya
perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa ekonomi
makro ini membahas kepentingan yang lebih besar dari ekonomi. Misalnya saja Pendapatan
Nasional, tingkat kesempatan kerja, jumlah uanga yang beredar, neraca pembayaran, stock
kapital termasuk juga Inflasi dan perdagangan luar begeri. Kesemuanya itu termasuk kedalam
bagian ekonomi Makro.

RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO


1. Pasar persaingan sempurna.
2. Permintaan, penawaran, dan keseimbangan harga pasar.
3. Pasar oligopoli.
4. Elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
5. Teori perilaku konsumen.
6. Teori produksi, biaya produksi, penerimaan produsen, dan laba.
7. Mekanisme harga dan distribusi pendapatan.
8. Pasar monopoli.
9. Pasar persaingan monopolistik.
10. Permintaan akan input.
Dengan adanya ruang lingkup yang jelas seperti ini. Tentu ini jadi pembelajaran yang sangat
baik tentunya. Dan berikut adalah contoh ekonomi makro yaitu pendapatan
nasional, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
Intinya banyak yang bisa kita kerjakan kalau kita paham.
Yang Dipelajari dalam Ekonomi Makro
Ekonomi makro memiliki bidang cakupan pembelajaran yang luas, namun ada 2 area penelitian
yang menjadi ciri khas dari disiplin ilmu ini, yaitu:

1. Kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka
pendek (siklus bisnis)
2. Kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang
(peningkatan pendapatan nasional).
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa ekonomi makro memiliki bidang cakupan
pembelajaran yang luas, ekonomi makro meliputi berbagai konsep dan variabel. Meskipun
demikian, ada 3 topik utama atau unit-unit utama yang sering dipelajari hingga menjadi kajian
penelitian dalam bidang ekonomi makro.

Unit-unit utama yang secara umum sering digunakan oleh pemerintah dan koperasi, ternyata juga
sangatlah penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan produsen.
Adapun unit-unit utama itu meliputi:

1. PENGELUARAN DAN PENDAPATAN


Pengeluaran nasional adalah total nilai seluruh produksi negara pada masa yang sudah
ditentukan. Semua yang diproduksi dan dijual menghasilkan pendapatan. Oleh karena itu,
pengeluaran dan pendapatan biasanya dianggap setara dan 2 istilah tersebut sering digunakan
berganti-gantian. Pengeluaran bisa diukur sebagai jumlah pendapatan, atau bisa dilihat dari sisi
produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa, atau bisa juga dari penjumlahan
seluruh nilai tambah di dalam negeri. Pengeluaran ekonomi makro biasanya diukur
dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional.
Ekonom yang tertarik dengan kenaikan pengeluaran jangka panjang akan mempelajari
pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi, akumulasi mesin dan modal lainnya, serta
pendidikan yang lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada pengeluaran
ekonomi yang lebih besar selama berjalannya waktu. Tetapi, pengeluaran tidak selalu naik secara
konsisten. Siklus bisnis bisa menyebabkan penurunan pengeluaran jangka pendek yang
disebut resesi. Karena hal itu maka Ekonom akan mencari kebijakan ekonomi makro yang bisa
mencegah ekonomi anjlok ke jurang resesi dan akhirnya bisa memacu pertumbuhan jangka
panjang dengan lebih cepat.

2. PENGANGGURAN
Dalam ilmu ekonomi, jumlah pengangguran diukur dengan angka pengangguran, yaitu
persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja. Angkatan kerja
hanya memasukkan pekerja yang aktif mencari kerja. Namun orang-orang
pensiunan ataupun orang-orang yang mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan
mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.
Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan dengan sebab-
sebab yang berbeda pula, yaitu:

 Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga pengusaha
tidak berani memperkerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada. Gaji bisa menjadi terlalu
tinggi karena peraturan upah minimum atau adanya aktifitas serikat pekerja.
 Pengangguran friksional terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja tetapi
waktu untuk mencarinya menyebabkan adanya periode dimana si pekerja tersebut menjadi
pengangguran.
 Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab pengangguran termasuk
ketidakcocokan antara kemampuan pekerja, kemampuan yang dicari oleh pekerjaan yang ada,
serta kebutuhan untuk menambah kemampuan diri. Pengangguran besar-besaran bisa terjadi
ketika sebuah ekonomi mengalami masa transisi industri dan kemampuan para pekerja
menjadi tidak terpakai.

3. INFLASI DAN DEFLASI


Dalam ilmu ekonomi, kenaikan harga disebut dengan inflasi. Lalu ketika harga menurun, maka
terjadilah deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini dengan menggunakan indeks harga.
Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat.
Kemudian ekonomi yang merosot bisa mengakibatkan deflasi.
Bank Sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu negara selalu mencoba menghindari adanya
perubahan tingkat harga dengan menggunakan kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan
tingkat suku bunga atau menurunkan ketersediaan uang di dalam sebuah ekonomi yang
diharapkan dapat menurunkan inflasi.
Apabila terjadi inflasi maka dapat mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensi
negatif lainnya. Sementara itu, apabila terjadi deflasi maka akan menurunkan
pengeluaran ekonomi. Oleh karena itu, Bank sentral akan mengusahakan stabilnya harga untuk
melindungi ekonomi dari akibat negatif atas fluktuasi harga.

Berikut adalah contoh ekonomi makro :


· inflasi
Inflasi adalah masalah yang dihadapi oleh tiap negara, masalah ini dikaitkan dengan adanya
kenaikan harga, karena harga adalah indikator awal penentu inflasi. Inflasi sendiri adalah
keadaan dimana terdapat kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus.
Maka bila di masyarakat terjadi kenaikan harga satu atau beberapa barang secara sementara,
maka hal itu tidak dapat digolongkan sebagai inflasi, meskipun inflasi tidak secara langsung
menurunkan standar hidup tapi hal ini tetap menjadi masalah karena 3 alasan berikut.
1. Mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat.
2. Menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
3. Menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat.

Pemerintah biasanya melakukan kebijakan yang strategis dengan menaikkan suku bunga di bank
agar orang mau menyimpan uang di bank, hal ini diharap dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar dimasyarakat dan menurunkan inflasi. Dampak inflasi yang sangat jelas kita rasakan
adalah kenaikan harga secara terus menerus yang ada di pasar.
· Pendapatan nasional
pada konteks ekonomi makro, tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu negara anatara lain
adalah pendapatan nasional. Definisi pendapatan nasional sendiri ada 3 yaitu
• jumlah barang-barang jasa yang diproduksi di suatu negara pada periode tertentu.
• Jumlah balas dan jasa dari faktor-faktor produksi dalam periode tertentu
• jumlah pengeluaran nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
berdasarkan 3 definisi diatas , perhitungan pendapatan nasional dapat diakukan melalui 3
pendekatan yakni
• pendekatan produksi,
• pendekatan pengeluaran, dan
• pendekatan pendapatan.
Perhitungan pendapatan nasional Indonesia sendiri dilakukan dengan pendekatan produksi dan
pendekatan pengeluaran. Pendekatan produksi dilakukan dengan mengelompokkan kegiatan-
kegiatn ekonomi ke dalam 9 lapangan usaha atau sektor utama. Pendekatan pengeluaran
dilakukan dengan mengelompokan pengeluaran dalam komponen: pengeluaran konsumsi rumah
tangga,pemerintah, pembentukam modal tetap domestik bruto, perubahan stok, dan ekspor
barang-barang dan jasa-jasa.
Perhitungan ini sendiri bertujuan untuk mendapatkan taksiran akurat nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun, manfaat-manfaatnya antara lain adalah.
1. Menjadi sumber informasi bagi pemerintah.
2. Mengetahui struktur perekonomian
3. mengetahui struktur antar daerah
4. memperkirakan perubahan Pendapatan Riil
5. membandingkan kemajuan ekonomi antar negara.

· Pertumbuhan ekonomi
adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam ,lembaga pengetahuan, dan .teknik.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, yaitu
sebagai berikut:
1. Tingkat Pengeluaran Agregat yang Melebihi Kemampuan Perusahaan Untuk Menghasilkan
Barang dan Jasa
Tingkat pengeluaran agregat adalah pengeluaran keseluruhan perusahaan. Apabila pengeluaran
total perusahaan melebihi kemampuannya dalam menghasilkan barang dan jasa, tentunya akan
memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan tersebut.

2. Tuntutan Kenaikan Upah dari Pekerja


Seringkali pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan upah. Adanya
kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan jasa juga meningkat dan
pada akhirnya akan meningkatkan harga barang dan jasa tersebut.

3. Kenaikan Harga Barang Impor


Kenaikan harga barang impor akan membawa pengaruh terhadap harga barang dalam negeri,
terlebih lagi apabila barang impor tersebut digunakan sebagai faktor produksi (bahan mentah)
untuk memproduksi barang dalam negeri.

4. Penambahan Penawaran Uang dengan Cara Mencetak Uang Baru


Apabila jumlah uang yang beredar banyak, maka nilai uang akan turun, yang pada akhirnya akan
menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.

5. Kekacauan Politik dan Ekonomi


Hal ini pernah terjadi di Indoneia, yaitu pada tahun 1998. Akibat kekacauan politik dan ekonomi
tahun 1998 tersebut, angka inflasi di Indonesia mencapai 70%. Lalu, berapakah angka ideal
inflasi?? Menurut Boediono (2008) angka inflasi ideal berkisar antara 3 – 4%.

Cara Mengatasi Masalah Inflasi


Mengingat pentingnya mengatasi masalah inflasi, maka perlu penanganan yang serius dalam
pengerjaannya. Untuk mengatasi hal tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengetahui penyebab terjadinya inflasi agar jalan untuk mengatasinya dapat diketahui. Beberapa
ahli ekonomi sepakat bahwa inflasi tidak hanya berhubungan dengan jumlah uang yang beredar,
akan tetapi juga berhubungan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia di masyarakat. Oleh
sebab itu, untuk mengatasi masalah inflasi dibutuhkan kebijakan yang tepat. Kebijakan yang bisa
diambil untuk mengatasi masalah inflasi ada tiga yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan
kebijakan lainnya.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah segala bentuk kebijakan yang diambil pemerintah di bidang moneter
(keuangan) yang tujuannya untuk menjaga kestabilan moneter agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan moneter meliputi.
 
1. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan
menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank.
Dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
 
2. Kebijakan Diskonto
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara
meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung.
Dengan demikian, diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi
dapat ditekan.
 
3. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN). Semakin banyak jumlah
surat-surat berharga yang terjual, jumlah uang beredar akan berkurang sehingga dapat
mengurangi tingkat inflasi.

Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut.
 
1 Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga permintaan
akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
 
2 Menaikkan Tarif Pajak
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya tarif pajak untuk
rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat
konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.

Kebijakan Lainnya
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal. Tetapi selain kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah masih
mempunyai cara lain. Cara lain dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut.
 
1. Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang di Pasar
Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah untuk meningkatkan
produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi premi atau subsidi pada perusahaan yang
dapat memenuhi target tertentu. Selain itu, untuk menambah jumlah barang yang beredar,
pemerintah juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya, dengan menurunkan bea masuk
barang impor.
 
2. Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis. Kalau penetapan itu tidak realistis, dapat
berakibat terjadi pasar gelap (black market).

Hubungan kebijakan moneter , harga , tenaga kerja , dan inflasi!


Harga , tenaga kerja , inflasi , dan kebijakan moneter sangat berkaitan karena semua hal
itu berkaitan dengan uang , jika harga suatu barang yang di produksi memiliki keuntungan yang
sangat rendah alhasil gaji yang di terima oleh tenaga kerja sangatlah kecil yang mengakibatkan
pekerja enggan untuk melakukan produksi barang itu lagi, dan pekerja mungkin akan melakukan
peminjaman modal ke bank tanpa adanya kebijakan untuk setiap bank .Bank akan mengeluarkan
uang atau menyebarkan uang ke masyarakat dengan semaunya saja, jadi jumlah penyebaran uang
di masyarakat akan meningkat dan mengakibatkan terjadinya inflasi dan semua itu harus diatur
oleh kebijakan seperti kebijakan moneter yang membuat kestabilan dalam perekonomian negara
kita.

Anda mungkin juga menyukai