Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 KELAS 2 A :

1. Ines Yulianti ( P17250201002 )


2. Shevia Vera Putri Ariani ( P17250201020 )
3. Lutfi Nur Aulia Hadi ( P17250201005 )
4. Dinda Ayu Agustin ( P17250201006 )
5. Puji Rahayu ( P17250201007 )
6. Anisya Zulfi Rahmawati ( P17250201009 )
7. Septidina ( P17250201020 )
8. Ratih Dwi Yulianingsih ( P17250203032 )
9. Deivi Amalia Putri ( P17250203038 )
10. Manda Dewi Susanti ( P17250203039 )
11. Citra Dewi Kartika ( P17250203042 )

PROGRAM STUDI

D-III KEPERAWATAN PONOROGO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas yang berjudul “Adaptasi Fisiologi
dan Psikologis pada Ibu Hamil”.

Shalawat beserta salam saya sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad


SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan sekarang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa ada banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi kritik dan saran kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan informasi terhadap pembaca.

Madiun, 23 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................6

1) Posyandu......................................................................................6
a) Pengertian Posyandu.......................................................
b) Manfaat Posyandu...........................................................
c) Tujuan Posyandu.............................................................
d) Jenis Posyandu.................................................................
e) Kegiatan Utama Posyandu..............................................
f) Pengelola dan Sasaran Posyandu.....................................
g) Dasar Pelaksanaan Posyandu..........................................
h) Kegiatan Posyandu .........................................................
2) Posyandu Balita...........................................................................
a) Tujuan..............................................................................
b) Kegiatan Posyandu..........................................................
c) Sasaran Posyandu ...........................................................
d) Syarat Terbentuknya Posyandu

BAB III PENUTUP...............................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
C. Daftar Pustaka.............................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan yang bersumber daya


masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan. Posyandu sebagai bentuk upaya kesehatan yang berbasis
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat. Posyandu diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar
atau sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi (Kemenkes, 2013). Kegiatan posyandu tidak terbatas hanya pemberian
imunisasi saja, tetapi juga memonitor tumbuh kembang bayi dan balita melalui
kegiatan penimbangan dan pemberian makanan tambahan.

Pencegahan dan penanganan gizi buruk juga dapat segera ditangani sedini
mungkin jika posyandu berjalan baik, karena pada dasarnya anak balita bergizi buruk
tidak semua lahir dalam keadaan berat badan tidak normal (Soegianto, 2005).
Menurut Kemenkes RI (2013), jumlah posyandu di Indonesia sebanyak 280.225 yang
tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan posyandu sudah menjadi hal penting di
tengah masyarakat karena berfungsi sebagai wadah pemberdayan masyarakat dalam
alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat selain itu
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Di Indonesia jumlah kematian anak balita telah berkurang dari 385.000 pada
tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012 dengan demikian lebih dari 400 anak-
anak meninggal setiap hari di Indonesia (Kemenkes, 2013). Menurut data Dinkes
Provinsi Jawa Tengah (2015), Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 10 per 1.000
kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 11,64 per
1.000 kelahiran. Terjadi penurunan tetapi tidak signifikan dibandingkan AKB tahun
2014 yaitu 10,08 per 1.000 kelahiran hidup.

Dengan demikian keberadaan posyandu akan mendorong kehadiran orang tua


untuk membawa bayi dan balitanya. Keberadaan kader mempunyai peranan sebagai
pemberi pelayanan dalam kegiatan posyandu. Pelayanan kader dalam kegiatan
posyandu akan berpengaruh pada minat ibu balita untuk membawa balitanya ke
Posyandu (WHO, 2013). Penelitian Isnaini dan Endro (2015), menyimpulkan ada
hubungan antara peran kader dengan tingkat kehadiran balita di posyandu. Kunci
keberhasilan pengembangan program posyandu adalah tumbuhnya partisipasi

4
masyarakat (Syarifudin, 2009). Partisipasi didapatkan dari keaktifan ibu balita datang
ke posyandu, hal tersebut dapat dilihat dari motivasi ibu balita untuk datang ke
posyandu. Menurut Notoatmodjo (2010), mencari pelayanan kesehatan dapat
terwujud dalam tindakan jika hal itu dirasakan sebagai 4 kebutuhan sedangkan
kebutuhan merupakan dasar dari terjadinya motivasi. Ibu yang bekerja cenderung
tidak membawa anaknya ke posyandu, karena posyandu diselenggarakan pada hari
kerja dan jam kerja (Widiastuti dan Kristiani, 2006). Hal tersebut menimbulkan
dampak ketidakhadiran balita ke posyandu sehingga ibu tidak dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya, yang berakibat ibu balita tidak
mengetahui anaknya menderita gizi kurang atau gizi buruk dan kurangnya cakupan
imunisasi (Nursalam dan Pariani, 2001). Anik dan Risqi (2013), menyatakan ada
hubungan antara status pekerjaan ibu dengan tingkat kehadiran balita di posyandu.
Namun, hasil penelitian dari Indah dan Isnaini (2014), tidak ada hubungan antara
status pekerjaan ibu dengan tingkat kehadiran balita di posyandu.

Penelitian Abduramah (2012) menyatakan bahwa ibu balita yang tidak bekerja
berpeluang baik untuk berkunjung ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang
bekerja. Menurut Simanjuntak (2002), dukungan suami dan keluarga juga
berhubungan dengan keteraturan ibu memanfaatkan pelayanan kesehatan. 5
Penelitian Reihana dan Artha (2012), menyatakan ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kehadiran balita di posyandu. Dimana Ibu balita yang
mendapat dukungan keluarga akan lebih berpartisipasi aktif datang ke posyandu di
banding dengan ibu balita yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Ibu balita
yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu biasanya tidak mendapatkan informasi atau
penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, balita tidak atau
terlambat mendapatkan mendapatkan vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita
tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita setiap bulannya, ibu balita tidak
mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT) (Depkes
RI, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan posyandu?
2. Apa manfaat dari posyandu?
3. Apakah tujuan dari posyandu?
4. Apa saja jenis-jenis posyandu?
5. Apa saja kegiatan umum posyandu?
6. Bagaimana pengelola dan sasaran posyandu?
7. Bagaimana dasar pelaksanaan posyandu?
8. Bagaimana kegiatan posyandu?

5
9. Apa tujuan dari posyandu balita?
10. Bagaimana kegiatan posyandu balita?
11. Apa sasaran posyandu balita?
12. Apa syarat terbentuknya posyandu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu posyandu serta manfaat dari posyandu
2. Untuk mengetahui tujuan, jenis-jenis dan kegiatan umum posyandu
3. Untuk mengetahui pengelola dan sasaran posyandu itu berjalan
4. Untuk mengetahui apa itu dasar pelaksanaan posyandu dan kegiatan posyandu
5. Untuk mengetahui tujuan dari posyandu balita
6. Untuk memahami kegiatan aja say ayang diselenggarakan posyandu balita
7. Untuk memahami sasaran dari posyandu balita
8. Untutk memahami syarat terbentuknya posyandu

6
BAB II
PEMBAHASAN
1. POSYANDU
A. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh


dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ). Posyandu adalah sistem
pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang
merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program
KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
masyarakat (BKKBN, 2009).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan


kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat
mutu manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk


menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai
usia balita.
b. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
c. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa
dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan


sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan

7
Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu
dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksosbud.

B. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat :
a) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga:
- Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
- Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG
1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
- Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000
SI)
- Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
b) Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
c) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
d) Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
e) Mendukung pelayanan KB.
f) Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
g) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat
a) Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
b) Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Bagi Puskesmas
a) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan
S1.
b) Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian
pelayanan secara terpadu.
4. Bagi Sektor Lain
a) Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
b) Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-
masing.

C. Tujuan Posyandu
Tujuan didirikannya Posyandu Yaitu :

8
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas).
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

D. Jenis Posyandu
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006,
Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta
jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak
terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang
terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta
menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan


kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu
< 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai
motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan


kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
(lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu
menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

9
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima)
orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi
yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya.

E. Kegiatan Utama Posyandu

Kegiatan utama di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh


kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk
mencegah penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB penyuluhan dan
konseling/rujukan konseling bila diperlukan.

F. Pengelola dan Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga, utamanya


adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.

1. Tingkat desa dan kelurahan

Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan


Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :

a) Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).


b) Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
c) Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim
Penggerak PKK).
d) Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
e) Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
2. Pokjanal Posyandu

Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan


terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam
pembinaan Posyandu yaitu :

a) Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD


(Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
b) Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,
Bappeda.

10
c) Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina
petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan
KPD (Kader Pembangunan Desa)
Pokjanal Posyandu bertugas :
a) Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
b) Menyiapkan kader.
c) Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
d) Menyusunan rencana.
e) Melakukan pemantauan dan bimbingan.
f) Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
g) Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

G. Dasar Pelaksanaan Posyandu

Surat keputusan bersama Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing


No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang
penyelenggaraan Posyandu yaitu :

1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan


Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program
pembangunan masyarakat desa.
3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/ di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan
BKKBN.
5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

H. Kegiatan Posyandu

Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan


Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:

1. Kesehatan Ibu dan Anak


a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita dan anak prasekolah.

11
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan
tambahan vitamin dan mineral
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
d) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
2. Keluarga Berencana
a) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
b) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3. Immunisasi

Imunisasi Tetanus Toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada bayi umur 0-11
bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT
3 kali dan campak 1 kali. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A
warna biru (100.000 SI). Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A
warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).

4. Peningkatan gizi
a) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang
menyusui.
c) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.
5. Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh


kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:

a. Kesehatan Ibu dan Anak


b. Keluarga Berencana
c. Immunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan Diare
f. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air
limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman.
g. Penyediaan Obat essensial

Berdasarkan hal diatas adapun kegiatan pokok yang dilakukan dalam


pelaksanaan Posyandu yaitu :

12
a. KIA
b. KB
c. Imunisasi
d. Gizi.
e. Penanggulangan Diare
I. Sistem Informasi Posyandu (SIP)

Sistem informasi Posyandu (SIP) adalah rangkaian kegiatan untuk


menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh
kembang anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi
cakupan program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil
penimbangan dan partisipasi masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan secara
tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. Oleh sebab itu Sistem
Informasi Posyandu (SIP) merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu
secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan
pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan
merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada
informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih
luas.

Adapun manfaat System Informasi Posyandu (SIP) yaitu sebagai bahan


kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga dapat mengembangkan
kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran dan sebagai bahan
informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan posyandu, agar
berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu dapat
menggunakannya untuk membina posyandu demi kepentingan masyarakat.

1) Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
2) Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
3) Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan
kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
4) Data hasil kegiatan Posyandu.

J. 5 meja posyandu

Pelaksanaan Posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan di


masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut

13
tidak berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya,
tetapi kegiatan Posyandu harus mencakup 5 pokok kegiatan :

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui;

Meja 2 Penimbangan dan pengukuran balita;

Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran;

Meja 4 Penyuluhan dan Pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui;

Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB dan Imunisasi.

2. POSYANDU BALITA
A. Pengertian

Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah kegiatan yang dilakukan oleh,


dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada
khususnya.

A. Tujuan
1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup
sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

B. Kegiatan Posyandu

Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan


Posyandu antara lain:

1. Kesehatan Ibu dan Anak


a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta
bayi, anak balita dan anak prasekolah.

14
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian
makanan tambahan vitamin dan mineral.
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasiny.
d. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
2. Keluarga Berencana
a. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.
b. Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya.
3. Immunisasi

Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x,
polio 3x, dan campak 1x pada bayi.

4. Peningkatan gizi
a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
b. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang
menyusui.
c. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5
tahun
5. Penanggulangan Diare
C. Sasaran Posyandu
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Ibu nifas
6. Wanita usia subur

D. Syarat terbentuknya Posyandu


1. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
a. Pos penimbangan balita
b. Pos immunisasi
c. Pos keluarga berencana desa
d. Pos kesehatan
e. Pos lainnya yang dibentuk baru.
2. Alasan Pendirian Posyandu

15
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam
upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan
KB.
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.
3. Penyelenggara Posyandu
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih
menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas.
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW
yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal
serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Kegiatan utama di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang
balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk mencegah
penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB penyuluhan dan konseling/rujukan
konseling bila diperlukan. Sementara itu, sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat/ keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu
menyusui, ibu nifas, PUS.

B. Saran

Disarankan posyandu bisa mengadakan kegiatan yang lebih bervariasi untuk


meningkatkan motivasi ibu mengunjungi posyandu seperti mengadakan kegiatan
permainan setiap kegiatan posyandu sehingga bisa menunjang perkembangan
balita. Perlunya ditambah layanan posyandu bagi ibu dan keluarga dengan
mengadakan lomba balita sehat, perlunya peningkatan sumber informasi yang
diberikan oleh kader posyandu di perjelas oleh setiap ibu balita di beri undangan
atau di umumkan setiap kegiatan masyarakat dan memberikan sosialisasi untuk
meningkatkan berkunjung ke posyandu melalui ibu dan nenek. Selanjutnya
diharapkan hasil makalah ini dapat dipergunakan sebagai informasi untuk
melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan bidang ini.

17
Daftar Pustaka

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu


Menuju Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

18

Anda mungkin juga menyukai