Anda di halaman 1dari 4

ulosa

Pada serat-serat alami, selulosa dapat beasosiasi secara erat dengan lignin dan

hemiselulosa sehingga disebut sebagai holoselulosa atau lignoselulosa (Judoamidjojo, 1989).

Selulosa adalah polimer monomer D-glukopyranosa yang membentuk rantai linear oleh ikatan β-

1,4-glikosidik. Selulosa bersifat kristalin, tidak mudah larut dalam air, dan resisten terhadap

depolimerisasi (Iborra dalam Duque, 2009).

Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman, berupa polimer

glukosa dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus yang terhubung secara bersama melalui

ikatan hidrogen dan gaya van der Waals. Ikatan hidrogen yang menyusun rantai panjang selulosa

dengan kuat membentuk struktur kristalin, yang akan menghambat pemecahan menjadi glukosa

Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering

tanaman (Wyman, 1999; Lynd dalam Jacques et al, 2003).

Hemiselulosa adalah polisakarida yang mempunyai berat molekul lebih kecil dari
selulosa. Molekul hemiselulosa lebih mudah menyerap air, bersifat plastis dan mempunyai

permukaan kontrol antar molekul yang lebih luas dibanding dengan selulosa. Rantai amorf

hemiselulosa terdiri dari berbagai macam jenis gula, diantaranya arabinosa, galaktosa, glukosa,

manosa, dan xilosa. komponen lainnya adalah asam asetat. Ikatan hemiselulosa lebih mudah

diputus menjadi komponen yang lebih kecil dibandingkan dengan selulosa (Judoamidjojo,

1989;Wyman, 1999)

Lignin adalah molekul komplek yang tersusun dari unit phenylphropane yang terikat di

dalam struktur tiga dimensi. Lignin merupakan material yang paling kuat di dalam biomassa.

Lignin sangat resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis, maupun kimia.

Kandungan karbon yang relative tinggi dibandingkan dengan selulosa dan hemiselulosa sehingga

lignin memiliki kandungan energi yang tinggi (Parisi, 1989).

Unit-unit phenylphropane diikat dengan ikatan C-O-C dan C-C yang tidak dapat
dikonversi menjadi monomernya tanpa mengalami perubahan pada bentuk dasarnya. Lignin

melindungi selulosa sehingga bersifat tahan terhadap hidrolisis disebabkan adanya ikatan arialkil

dan ikatan eter. Pada suhu tinggi, lignin dapat mengalami perubahan struktur dengan membentuk

asam format, metanol, asam asetat, aseton, vanilin, dan lain-lain sedangkan bagian lainnya

mengalami kondensasi. Lignin sulit didegradasi karena strukturnya yang kompleks dan

heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan tanaman. Lebih dari

30% tanaman tersusun atas lignin yang memberikan bentuk yang kokoh dan memberikan

proteksi terhadap serangga dan patogen, membentuk ikatan yang kuat dengan polisakarida yang

melindungi polisakarida dari degradasi mikroba dan membentuk struktur lignoselulosa

(Judoamidjojo, 1989).

Biomassa juga mengandung komponen minor yang diklasifikasikan sebagai zat

ekstraktif dan abu. Air atau ekstraktif alkohol dapat menjadi lemak, protein, pati, monomer gula,

getah, resin, minyak esensial, dan lain-lain. Abu adalah material inorganik tanaman yang
diperoleh dari tanah untuk pertumbuhan tanaman. (Duque, 2009).

Holoselulosa dan lignin dalam tanaman mengandung ekstraktif (larut dalam air atau

pelarut organik) dan non ekstraktif pada dinding sel tanaman. Non ekstraktif terutama komponen

seperti silika dan garam alkali tetapi juga mengandung pektin, protein, dan pati. Komponen non

ekstraktif mengandung lebih dari 10% Ca, Mg, dan K merupakan komponen inorganik terbesar4

Anda mungkin juga menyukai