Ulosa
Ulosa
Pada serat-serat alami, selulosa dapat beasosiasi secara erat dengan lignin dan
Selulosa adalah polimer monomer D-glukopyranosa yang membentuk rantai linear oleh ikatan β-
1,4-glikosidik. Selulosa bersifat kristalin, tidak mudah larut dalam air, dan resisten terhadap
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman, berupa polimer
glukosa dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus yang terhubung secara bersama melalui
ikatan hidrogen dan gaya van der Waals. Ikatan hidrogen yang menyusun rantai panjang selulosa
dengan kuat membentuk struktur kristalin, yang akan menghambat pemecahan menjadi glukosa
Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering
Hemiselulosa adalah polisakarida yang mempunyai berat molekul lebih kecil dari
selulosa. Molekul hemiselulosa lebih mudah menyerap air, bersifat plastis dan mempunyai
permukaan kontrol antar molekul yang lebih luas dibanding dengan selulosa. Rantai amorf
hemiselulosa terdiri dari berbagai macam jenis gula, diantaranya arabinosa, galaktosa, glukosa,
manosa, dan xilosa. komponen lainnya adalah asam asetat. Ikatan hemiselulosa lebih mudah
diputus menjadi komponen yang lebih kecil dibandingkan dengan selulosa (Judoamidjojo,
1989;Wyman, 1999)
Lignin adalah molekul komplek yang tersusun dari unit phenylphropane yang terikat di
dalam struktur tiga dimensi. Lignin merupakan material yang paling kuat di dalam biomassa.
Lignin sangat resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis, maupun kimia.
Kandungan karbon yang relative tinggi dibandingkan dengan selulosa dan hemiselulosa sehingga
Unit-unit phenylphropane diikat dengan ikatan C-O-C dan C-C yang tidak dapat
dikonversi menjadi monomernya tanpa mengalami perubahan pada bentuk dasarnya. Lignin
melindungi selulosa sehingga bersifat tahan terhadap hidrolisis disebabkan adanya ikatan arialkil
dan ikatan eter. Pada suhu tinggi, lignin dapat mengalami perubahan struktur dengan membentuk
asam format, metanol, asam asetat, aseton, vanilin, dan lain-lain sedangkan bagian lainnya
mengalami kondensasi. Lignin sulit didegradasi karena strukturnya yang kompleks dan
heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan tanaman. Lebih dari
30% tanaman tersusun atas lignin yang memberikan bentuk yang kokoh dan memberikan
proteksi terhadap serangga dan patogen, membentuk ikatan yang kuat dengan polisakarida yang
(Judoamidjojo, 1989).
ekstraktif dan abu. Air atau ekstraktif alkohol dapat menjadi lemak, protein, pati, monomer gula,
getah, resin, minyak esensial, dan lain-lain. Abu adalah material inorganik tanaman yang
diperoleh dari tanah untuk pertumbuhan tanaman. (Duque, 2009).
Holoselulosa dan lignin dalam tanaman mengandung ekstraktif (larut dalam air atau
pelarut organik) dan non ekstraktif pada dinding sel tanaman. Non ekstraktif terutama komponen
seperti silika dan garam alkali tetapi juga mengandung pektin, protein, dan pati. Komponen non
ekstraktif mengandung lebih dari 10% Ca, Mg, dan K merupakan komponen inorganik terbesar4