Anda di halaman 1dari 10

Minggu, 20 Februari 2011

Contoh Puisi Baru berbagai sumber

1.Puisi baru terikat (distikon)

BALADA IBU YANG DI BUNUH

(W.S.Rendra)

Ibu musang dilindung pohon tua meliang

Bayinya dua ditinggal mati lakinya.

Bulan sabit terkait malam memberi datangnya

Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.

Sumber: Dawud,dkk.2004.Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1 untuk SMA


KelasX.Malang:Erlangga.

2.Puisi baru terikat (terzina)

CERITA BUAT DIEN TAMAELA

(Chairil Anwar)

Beta Pattirajawane

Yang dijaga datu-datu

Cuma satu.

Beta Pattirajawane

Kikisan laut

Berdarah laut.

Sumber: Anwar,Chairil.1993.Deru Campur Debu.Jakarta:Dian Rakyat.

3.Puisi Baru terikat (kuatren)

KEPADA PEMINTA-MINTA

(Chairil Anwar)
Baik,baik,aku akan menghadap Dia

Menyerahkan diri dan segala dosa

Tapi jangan lagi aku

Nanti darahku jadi beku.

Sumber: Anwar,Chairil.1993.Deru Campur Debu.Jakarta:Dian Rakyat.

4.Puisi baru terikat (kuin)

KEPADA PENYAIR BOHANG

(Chairil Anwar)

Suaramu bertanda derita laut tenang

Si Mati ini padaku masih berbicara

Karena dia cinta,dimulutnya membusah

Dan rindu yang mau memerahi segala

Si Mati ini matanya terus bertanya!

Sumber: Anwar,Chairil.1993.Deru Campur Debu.Jakarta:Dian Rakyat.

5.Puisi baru terikat (sekted)

GUGUR DALAM PENCEGATAN TAHUN EMPAT PULUH DELAPAN

(Taufiq Ismail)

Demikianlah cerita kakek penjaga

Tentang pengunjung lelaki setengah baya

Berkemeja drill lusuh dari luar kota

Matanya memandang jauh,tubuh amat kurusnya

Datang ke museum perjuangan

Pada suatu sore yang sepi


Sumber: Dawud,dkk.2004.Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1 untuk SMA Kelas
X.Malang:Erlangga.

6.Puisi baru terikat (septina)

LAGU SIUL

(Chairil Anwar)

Laron pada mati

Terbakar di sumbu lampu

Aku juga menemu

Ajal dicerlang caya matamu

Heran!Ini badan yang selama berjaga

Habis hangus di api matamu

‘Ku kayak tidak tahu saja.

Sumber: Anwar,Chairil.1993.Deru Campur Debu.Jakarta:Dian Rakyat.

7.Puisi baru terikat (stanza/oktava)

PENGOEMOEMAN REPOEBLIK yang mulai berdebu

(Taufiq Ismail)

Di depan tugu dalam museum ini

Menjelang pintu keluar tingkat bawah

Aku berdiri dan menatap nama-nama

Dipahat disana dalam keping-keping alumunium

Mereka yang telah tewas

Dalam perang kemerdekaan

Dan setinggi pundak jendela

Kubaca namaku di sana.


Sumber: Dawud,dkk.2004.Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1 untuk SMA Kelas
X.Malang:Erlangga.

8.Puisi baru terikat (soneta)

GEMBALA

(M.Yamin)

Perasaan siapa ta’kan nyala

Melihat anak berlagu dendang

Seorang saja di tengah padang

Tiada berbaju buka kepala

Beginilah nasib anak gembala

Berteduh di bawah kayu nan rindang

Semenjak pagi meninggalkan kandang

Pulang ke rumah di senja kala

Jauh sedikit sesayup sampai

Terdengar olehku bunyi serunai

Melagukan alam nan molek permai

Wahai gembala di segara hijau

Mendengarkan puputmu

menurutkan dikau

Sumber: agepe_lesson.blogspot.com

9.Puisi baru bebas

ORANG BERDUA

(Chairil Anwar)

Kamar ini jadi sarang penghabisan


Di malam yang hilang batas

Aku dan dia hanya menjengkau

Rakit hitam

’Kan terdamparkah

Atau terserah

Pada putaran pitam?

Sumber: Anwar,Chairil.1993.Deru Campur Debu.Jakarta:Dian Rakyat.

10.Puisi baru kontemporer

DUKA

(Ibrahim Sattah)

duka’tuduka dimana duka

a duka duuuuuuuu

nu ki

ad

k uu

a ku’tuk

kh

au

u duka kau

kau’tu d

du

uk

ka
ad

duka bu i

nga r

duka daun duka du i

ri dua duri

duka ha dari

ri s

dukaku duka siapa dukamu duka siapa e

duka bip

la i

duka a

pa

Sumber: Suryanto,Alex dan Haryanta,Agus.2007.Panduan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk


SMA dan MA Kelas XII.Tangerang:ESIS.

1.Puisi baru terikat (distikon)

KALA HUJAN TIBA

(Kurnia Nur Faridah)

Gemuruh air menetes riuh

Berjatuhan dari nirwana


Gadis kecil dan sahabatnya

Menari riang di rinai hujan

2.Puisi baru terikat (terzina)

BINTANG PAGI

(Kurnia Nur Faridah)

Gemerlap bintang di ufuk sana

Timbul tenggelam di laut awan

Bersinar redup lalu menghilang

3.Puisi baru terikat (kuatren)

SESAL

(Kurnia Nur Faridah)

Kubersimpuh

Kuberlutut

Kutengadah

Dalam haribaan-Mu

4.Puisi baru terikat (kuin)

PERIH

(Kurnia Nur Faridah)

Tak kusangka

Tak kukira

Tak kuduga

Kau lakukan ini

Sakiti hati ini


5.Puisi baru terikat (sekted)

IBUKU

(Kurnia Nur Faridah)

Senyum lembutmu

Pesona indahmu

Kasih sayangmu

Sikap halusmu

Menghentakkan jiwaku

Ibu,yang ’kan slalu kucinta

6.Puisi baru terikat (septina)

HUTANG

(Kurnia Nur Faridah)

Kutersentak

Dari tempat dudukku

Ku coba menahan

Rasa jiwa ini

Berbulan-bulan

Kusetia menunggumu

Hey,kapan kau bayar hutangmu?

7.Puisi baru terikat (stanza/oktava)

SETIA

(Kurnia Nur Faridah)

Berdetik sudah
Bermenit sudah

Berjam sudah

Berhari sudah

Berminggu sudah

Berbulan sudah

Bertahun sudah

Ku tetap setia menunggu cintamu

8.Puisi baru terikat (soneta)

BADAI PANTAI

(Kurnia Nur Faridah)

Badai mengguncang

Karang yang mulai rapuh

Ombak bergulung

Pada tepian yang tersudut

Angin berhembus

Kencang,kencang

Keras menampar-nampar

Kilat bersambar

Saling aksi berkilauan

Luluh menghentak tepian

Menggoncang

Menerjang

Daratan
Yang tak lagi kukuh

9.Puisi baru bebas

MIMPI

(Kurnia Nur Faridah)

Aku ingin arungi

Riak-riak gelombang

Tak terbendung dalam jiwa

Kanal tak bertepi

Buatku ingin menggapai mimpi

Kutebar jiwaku,pecahan mimpiku

Arungi darat lautan

Anda mungkin juga menyukai