Anda di halaman 1dari 23

Gangguan Makan Pada Anak

Pembimbing : dr. Novii Handayani, Msi,Med,Sp.A


Amarce Estevina Yoteni 112018135

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
2021
PENDAHULUAN

Pada bayi dan anak sehat makan merupakan kegiatan rutin sehari-
hari yang sederhana yaitu mengkonsumsi makanan dengan
memasukkan makanan ke dalam mulut dan menelannya, sebagai
sumber gizi. Makan merupakan salah satu kegiatan biologis yang
kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik, psikologis, dan
lingkungan keluarga, khususnya ibu

Prevalensi kesulitan makan pada anak prasekolah (usia 4 – 6


tahun) di Jakarta sebesar 33,6% dan 44,5% di antaranya
menderita malnutrisi ringan – sedang, serta 79,2% telah
berlangsung lebih dari 3 bulan
DEFINISI

- Penerimaan makanan yang tidak/kurang memuaskan.


- Makan tidak mau ditelan.
- Makan terlalu sedikit atau tidak nafsu makan.
- Penolakan atau melawan pada waktu makan.
- Kebiasaan makan makanan yang aneh (pika).
- Hanya mau makan jenis tertentu saja.
- Cepat bosan terhadap makanan yang disajikan.
- Kelambatan dalam tingkat keterampilan makan.
ETIOLOGI

• Faktor nutrisi Berdasarkan kemampuan untuk mengkonsumsi


makanan, memilih jenis makanan dan menentukan jumlah
makanan
• Faktor penyakit/kelainan organik Berbagai unsur yang terlibat
dalam makan yaitu alat pencernaan makanan dari rongga mulut,
bibir, gigi geligi, langit-langit, lidah, tenggorokan, sistem syaraf,
sistem hormonal, dan enzim-enzim
• Faktor penyakit/kelainan kejiwaan Kegiatan makan menjadi suatu
kegiatan yang tidak menyenangkan.
Anoreksia nervosa
adalah penolakan yang menetap untuk mempertahankan berat
badan minimal atau diatasnya (penurunan berat badan
menyebabkan berat badan < 85% dari berat badan yang
diharapkan) atau kegagalan untuk mencapai berat yang diharapkan
selama masa pertumbuhan.

Paling sering pada


anak Usia remaja.

Anoreksia Nervosa terbagi menjadi dua


jenis:
1. jenis membatasi (restricting type)
2. tipe makan berlebih/muntah kembali
(binge eating/purging type)
Bulimia Nervosa

didefinisikan sebagai makan banyak / berlebihan yang terjadi


secara berulang disertai dengan perasaan diluar kendali dan
setelah itu diikuti oleh rasa bersalah, dan depresi terhadap diri
sendiri.

Pada gangguan ini akan terjadi perilaku kompensasi berulang


seperti ; muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksatif,
diuretik, puasa atau latihan yang berat untuk mencegah
penambahan berat badan. Namun, bulimia nervosa dapat
mempertahankan berat badan yang normal
Gangguan Makan Berlebih ( Binge Eating Disorder )

Gangguan makan berlebih (binge eating disorder) yaitu suatu


episode makan berlebih dimana seseorang akan mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang singkat
dan merasa diluar kendali/tidak terkontrol selama makan.
functional dysphagia

functional dysphagia menderita ketakutan yang nyata terhadap aktivitas menelan,


atau tersendak, yang menyebabkan menghindari makanan (padat dan kenyal)

Pica
Kebiasaan memakan zat atau benda-benda yang tidak bergizi, seperti cat atau kotoran. Hal ini biasanya
muncul berkaitan dengan gangguan mental lain yang parah, seringkali dikaitkan dengan gangguan fungsi
umum.

Rumination disorder

Makanan yang dikeluarkan dengan cara diludahkan akan dikunyah ulang atau
ditelan Kembali. Perilaku ini bukan karena kondisi medis dan mencerminkan
gangguan emosional yang terjadi
KLASIFIKASI
• Abnormalitas struktur
• Kelainan perkembangan neurologis
• Gangguan perilaku makan
• Pola Makan
❖ Menolak makan
❖ Meminta jenis makanan tertentu
❖ Makan hanya sedikit
❖ Picky
GEJALA Yang DAPAT
TIMBUL

a. Vomitus
b. Kolik
c. Konstipasi dan Diare akut
d. Overfeeding
e. Alergi makanan
DIAGNOSIS
Anamnesis

- riwayat antenatal dan perinatal


- Riwayat atopi atau kesulitan makan pada anak
- Riwayat penyakit sebelumnya
- Riwayat perawatan di rumah sakit, adakah manipulasi daerah
orofaring seperti pemberian makan melalui tube

- Kronologis gangguan makan:

- Curiga kelainan anatomis


Pemeriksaan fisik

- Dimulai dengan pengukuran antropometris, termasuk lingkar


kepala
- Penilaian pertumbuhan sejak lahir dengan menilai kurva
pertumbuhannya
- Abnormalitas kraniofasial, tanda penyakit sistemik, dan atopi
harus dicari
- Pemeriksaan neurologis menyeluruh harus dilakukan sebagai
evaluasi perkembangan psikomotor
PEMERIKSAAN PENUNJANG

o alergi susu sapi dikonfirmasi dengan skin test dan tes radioallergosorbent kurang dapat dipercaya
(level of evidence I)
o GER dikonfirmasi dengan pemeriksaan saluran cerna atas dengan kontras dapat memperlihatkan
gambaran bolus saat melewati orofaring dan esophagus dan untuk mendeteksi kelainan anatomis
o Pemeriksaan laboratorium lini pertama: darah perifer lengap, laju endap darah, albumin, protein,
serum, besi serum, iron-binding capacity, dan ferritin serum untuk mendeteksi defisiensi zat gizi
spesifik serta menilai fungsi ginjal dan hati.
o Esofagoduodenoskopi dan biopsy dapat menentukan ada tidaknya tingkat keparahan esophagitis,
striktur dan webs (level of evidence II), bila GER tidak jelas.
Tatalaksana

a. Nutrisi
b. Upaya mengobati faktor-faktor penyebab

Aturan makan untuk balita yang disebut Feeding Rules, yang terdiri atas 3 bagian,:

1. Jadwal

2. Prosedur dan

3. Lingkungan
Tabel 1. Strategi menghadapi anak picky eater6
1. Jangan memancing nafsu makan anak dengan
junk food atau makanan siap saji
2. Pengasuh atau orang tua hendaknya kreatif
dalam menyajikan menu makan anak
3. Porsi makan sebaiknya tidak terlalu banyak
4. Sajikan menu makan baru yang sama 10-20 kali
pertemuan
5. Buatlah makanan semenarik mungkin
6. Konsistensi makanan harus disesuaikan dengan
yang menyantapnya
7. Tambahkan saus yang anak suka atau keju
parutuntuk menambah kalori
Food rules dalam membina pola makan anak

1. jangan memberikan snack/ susu 1-1,5 jam sebelum waktu


makan
2. Penjadwalan makan yang baik dan teratur (waktu makan
tdk lebih dari 30 menit)
3. Tidak menawarkan makanan lain selain menu yang
disajikan kecuali air
4. Sebaiknya duduk dikursi dan tidak bermain waktu makan
5. Penyajian dalam porsi kecil dan jangan terlalu sering
minum
6. Hentikan proses makan bila dalam 10-15 anak hanya
bermain
7. Jangan bersihkan mulut anak kecuali makan telah selesai
8. Biasakan anak menyantap makanan sendiri sedini
mungkin.
Anoreksia nervosa

1) Psikoterapi
• Terapi perilaku kognitif → Terapi perilaku ternyata efektif untuk mencetuskan peningkatan
berat badan. Pemantauan adalah komponen penting pada terapi perilaku kognitif.
• Pasien diajarkan untuk mengawasi asupan makanan, emosi, dan perasaan, perilaku makan
berlebihan dan mengeluarkan kembali, serta masalah mereka di dalam hubungan
interpersonal.
• Terapi Keluarga → Analisis keluarga harus dilakukan pada semua pasien anoreksia nervosa
yang tinggal dengan keluarganya.
Bulmia Nervosa

Psikoterapi
• Terapi perilaku kognitif → Pendekatan psikoterapik tambahan seperti terapi
psikodinamik, interpersonal, dan keluarga dapat sangat bermanfaat.
• Psikoterapi Dinamik→ mengkonkretkan mekanisme pertahanan introjektif dan
proyektif. Dengan cara yang mirip dengan membelah, pasien diharapkan akan mampu
membagi makanan dalam dua kategori. Makanan yang bergizi dan makanan yang tidak
sehat.
Binge Eating Disorder

• Terapi psikologis seperti cognitive behavioral therapy


dan farmakologis bukan saja efektif mengobati Bulimia
Nervosa tetapi berguna untuk mengurangi frekuensi
makan pada pasien dengan Binge Eating Disorder dan
memperbaiki gangguan mood.
Tata laksana multidisiplin

Keberhasilan tata laksana masalah makan bergantung pada


derajat masalah makan dan kerjasama keluarga dengan tim
dokter. Keluarga yang dimaksud mencakup orangtua dan
seluruh anggota keluarga yang terlibat dalam proses
pemberian makan dan pengasuhan anak.
Kesimpulan

1. Gangguan makan merupakan gejala ketidak mampuan secara wajar dalam


memenuhi kebutuhan zat gizi.
2. Penyebab gangguan makan mungkin suatu penyakit tetapi mungkin juga
banyak faktor yang terlibat.
3. Perlu dilakukan upaya gizi yang sesuai untuk memperbaiki dampak
gangguan makan terhadap gangguan tumbuh kembang dan gangguan gizi
4. Perlu dilakukan upaya melenyapkan/mengobati penyebabnya.
5. Mungkin diperlukan pendekatan multi disiplin.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Ujian Pene Gabungan Rabu 2022
    Ujian Pene Gabungan Rabu 2022
    Dokumen45 halaman
    Ujian Pene Gabungan Rabu 2022
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Lapkas DHF
    Lapkas DHF
    Dokumen28 halaman
    Lapkas DHF
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • PBL 21
    PBL 21
    Dokumen18 halaman
    PBL 21
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Tugas 3 Olivia
    Tugas 3 Olivia
    Dokumen35 halaman
    Tugas 3 Olivia
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Pleno PDA
    Pleno PDA
    Dokumen14 halaman
    Pleno PDA
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen1 halaman
    Lamp Iran
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Case1 - Hillary MRK 112018181
    Case1 - Hillary MRK 112018181
    Dokumen27 halaman
    Case1 - Hillary MRK 112018181
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Notulensi Referat
    Notulensi Referat
    Dokumen2 halaman
    Notulensi Referat
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus - Fachry Muhammad Fadillah - Fistula
    Laporan Kasus - Fachry Muhammad Fadillah - Fistula
    Dokumen29 halaman
    Laporan Kasus - Fachry Muhammad Fadillah - Fistula
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Bedah Onkologi Kanker Payudara - Felichika Earlene - 112018171
    Laporan Kasus Bedah Onkologi Kanker Payudara - Felichika Earlene - 112018171
    Dokumen52 halaman
    Laporan Kasus Bedah Onkologi Kanker Payudara - Felichika Earlene - 112018171
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Tugas 3 Olivia
    Tugas 3 Olivia
    Dokumen35 halaman
    Tugas 3 Olivia
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Notulensi Referat
    Notulensi Referat
    Dokumen2 halaman
    Notulensi Referat
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • C10 Sken 4
    C10 Sken 4
    Dokumen19 halaman
    C10 Sken 4
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • C10 Sken 1
    C10 Sken 1
    Dokumen23 halaman
    C10 Sken 1
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Pleno DVT
    Pleno DVT
    Dokumen17 halaman
    Pleno DVT
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Olivia Referat New
    Olivia Referat New
    Dokumen15 halaman
    Olivia Referat New
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • C10 Sken 9
    C10 Sken 9
    Dokumen32 halaman
    C10 Sken 9
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • C10 Sken 4
    C10 Sken 4
    Dokumen19 halaman
    C10 Sken 4
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Notulensi Referat
    Notulensi Referat
    Dokumen2 halaman
    Notulensi Referat
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • C10 Sken 1
    C10 Sken 1
    Dokumen23 halaman
    C10 Sken 1
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Sken 2 19
    Sken 2 19
    Dokumen23 halaman
    Sken 2 19
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • C10 Sken 9
    C10 Sken 9
    Dokumen32 halaman
    C10 Sken 9
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • DETEKSI DINI PDA
    DETEKSI DINI PDA
    Dokumen17 halaman
    DETEKSI DINI PDA
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Recovered File 1234
    Recovered File 1234
    Dokumen19 halaman
    Recovered File 1234
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • bp19 Sken 2
    bp19 Sken 2
    Dokumen22 halaman
    bp19 Sken 2
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Cov Ike
    Cov Ike
    Dokumen1 halaman
    Cov Ike
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • DUKTUS ARTERIOSUS
    DUKTUS ARTERIOSUS
    Dokumen17 halaman
    DUKTUS ARTERIOSUS
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Case Mata
    Case Mata
    Dokumen21 halaman
    Case Mata
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • Kajian Kasus Katarak Pediatrik
    Kajian Kasus Katarak Pediatrik
    Dokumen34 halaman
    Kajian Kasus Katarak Pediatrik
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat
  • CASE
    CASE
    Dokumen1 halaman
    CASE
    OLIVIA SARAH KADANG
    Belum ada peringkat