Supported by:
LATAR BELAKANG
Sastra erat singgungannya dengan agama Islam. Sebab bangsa Arab telah
mengenal sastra (khususnya dalam bentuk syair/puisi) sejak sebelum datangnya
agama yang dibawa oleh baginda Muhammad Saw. tersebut Bahkan mereka
memandang bahwa seorang penyair memiliki kedudukan yang terhormat di
dalam masyarakat. Hal tersebut bisa dimaklumi karena seorang penyair dapat
membela kehormatan kaum dan keluarga kabilahnya dari ejekan kabilah lain.
Merupakan kebiasaan bangsa Arab saling membanggakan kabilahnya masing-
masing.
Ketika datangnya Islam, al-Quran yang memiliki nilai sastra yang tinggi, menjadi
penantang baru yang tidak terkalahkan bagi para penyair masyhur sekalipun,
kendati susunan kata-katanya bukan seperti syair yang dikenal bangsa Arab pada
umumnya. Keserasian dan keindahan kata-kata, kedalaman makna, serta
kebenaran nilai yang terkandung di dalam al-Quran bahkan telah menggugah
sebagian bangsa Arab untuk memeluk agama Islam, di antaranya adalah Umar
bin Khattab, seorang yang dikenal memiliki watak yang keras dan paling
memusuhi Nabi Muhammad Saw., pada akhirnya memutuskan memeluk Islam
setelah membaca lembaran mushaf yang berisi salah surat dalam al-Quran,
Taha. Begitu pula Rasulullah Saw. memiliki seorang penyair andalannya dalam
mensyiarkan kebenaran agama Islam melalui syairnya, yaitu Hassan bin Tsabit,
hingga Rasulullah Saw berkata kepadanya “Berikan pujian kepada mereka, kelak
malaikat Jibril bersamamu (Hassan bin Tsabit).” (HR Bukhari)
Dalan konteks penyebaran agama islam di Nusantara, puisi berupa lagu atau
tembang juga dijadikan media dakwah oleh para walisongo. Seperti Sunan
Kalijaga atau Raden Sahid yang dikenal cara dakwahnya melalui wayang dan
tembang. Salah satunya tembangnya yang paling masyhur dan paling banyak
dikenal masyarakat Jawa adalah Kidung Rumeksa in Wengi. Di era modern ini,
puisi-puisi bernuansa religi juga turut mewarnai perkembangan sastra Indonesia,
sebagaimana puisi-puisi yang digubah oleh KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus dan
penyair lainnya.
TEMA KEGIATAN
Puisi Tergubah,
Jakarta Indah,
Ramadhan Berkah”
PENYELENGGARA
Adapun pihak penyelenggara kegiatan ini adalah :
Juara Juara
1 1
Juara Juara Juara Juara
2 3 2 3
Juara
Favorit
HADIAH LOMBA
25 April 2021
4–11 April 2021 12–24 April 2021
PROSES EDITTING PROSES SEMINAR SATRA DAN
(PANITIA) PENILAIAN PENGUMUMAN
PEMENANG LOMBA
Narasumber Seminar :
B. KETENTUAN KHUSUS
Pembacaan puisi direkam dalam bentuk video;
Peserta tidak diperkenankan menggunakan musik pengiring;
Format video pembacaan puisi :
– Video berbentuk landscap dan terlihat wajah
– Video dalam bentuk asli (original) dan tidak diperkenankan editting
Lomba pembacaan puisi hanya dilakukan dalam satu babak;
Setiap peserta membacakan 2 (satu) puisi: 1 puisi wajib tentang ke-
Jakarta-an dan 1 puisi pilihan dengan bertema religi yang sudah
disiapkan oleh panitia. (Judul serta bait puisi akan disampaikan ketika
technical meeting dan juga berbentuk file).
C. PENILAIAN
Penghayatan/Penjiwaan/Ekspresi;
Gerak meliputi Mimik/Gesture dan Pantominik;
Artikulasi/Pelafalan;
Penekanan/Intonasi.
INFORMASI
Hubungi kami :
Demikian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis ini kami sajikan agar dapat
dipelajari dan menjadi pegangan bagi bapak/ibu/peserta lomba dalam kegiatan
ini. Terima kasih.
Panitia Pelaksana,
Ketua, Sekretaris,