Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu parameter dari keberhasilan suatu negara adalah ditentukan


oleh penyelenggaraan pendidikan di negara tersebut. Pendidikan merupakan ujung
tombak suatu negara untuk membentuk negara yang maju. Indonesia termasuk
negara yang concern dalam melakukan penyelenggaraan pendidikan yang terbaik.
Namun, Indonesia masih tertinggal dari segi pendidikan dibandingkan negara-
negara lainnya. Menurut survei yang disampaikan oleh PISA (Programme for
International Students Assessment) di dalam berita harian BBC News (4 Desember
2019) menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 74 dari 79 negara dari
akumulai pada bidang Membaca, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan. Informasi
tersebut menjelaskan bahwa kemampuan peserta didik Indonesia dalam ketiga
bidang tersebut masih sangat rendah.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang terdapat
pada kurikulum Sekolah Dasar. Mata pelajaran matematika sangat penting untuk
dipelajari sejak dini dengan model pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini
dikarenakan konsep matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Penanaman
pembelajaran matematika sejak dini pada tingkat Sekolah Dasar sangat penting
untuk mewujudkan dan membangun karakter pribadi yang mandiri. Penerapan
pembelajaran matematika yang menyenangkan di dalam kelas merupakan salah
satu bentuk upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
Tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran matematika salah satunya
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang disampaikan oleh guru terhadap siswa
nya, penyampaian mata pelajaran yang monoton akan membuat siswa merasa

1
2

jenuh dan tidak tertarik terhadap mata pelajaran matematika, hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan kosentrasi siswa dalam pembelajaran matematika sehingga berakibat pada penurunan
pemahaman siswa dalam mempelajari matematika. Masih banyak siswa yang merasa kesulitan
dalam mengerjakan soal-soal matematika dan belum memahami konsep matematika, sehingga
banyak siswa pada tingkat Sekolah Dasar yang menganggap bahwa matematika adalah mata
pelajaran yang amat sulit dan menyeramkan. Jika sejak tingkat Sekolah Dasar saja pandangan
siswa sudah tertanam kuat dalam pemahaman tersebut, maka kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran matematika akan sangat rendah pada tingkat-tingkat selanjutnya. Hal
ini menunjukkan bahwa penerapan model yang tepat pada pembelajaran matematika tingkat
Sekolah Dasar sangat penting untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa pada pembelajaran
matematika.
Model pembelajaran matematika pada tingkat Sekolah Dasar harus memperhatikan
aspek-aspek yang penting untuk mendapatkan hasil terbaik dalam proses belajar di dalam
kelas. Menurut Herry ( 2007 : 116 ) menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
pengajar dalam memilih model pembelajaran secara tepat dan akurat, antara lain: “ 1) tujuan
pembelajaran, 2) aktivitas dan pengetahuan awal siswa, 3) integritas bidang studi, 4) alokasi
waktu dan sarana penunjang, 5) jumlah siswa dan 6) pengalaman dan kewibawaan pengajar”.
Dengan demikian, pemilihan suatu model pembelajaran harus benar-benar disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang sedang dihadapi di dalam kelas. Guru harus kreatif menggunakan
berbagai model pembelajaran yang tepat serta disesuaikan dengan kondisi yang ada agar dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu sub bab mata pelajaran matematika yang dirasakan sulit oleh siswa pada
tingkat Sekolah Dasar adalah materi pecahan. Hal ini didapatkan berdasarkan fakta di
lapangan yang terjadi pada siswa di SDN Tarisi 01 yang menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan pada mata pelajaran matematika, terutama pada bab pecahan. Penilaian terhadap
pernyataan tersebut dapat diketahui dari 2 aspek, yaitu aspek afektif dan kognitif. Secara
Afektif, siswa dinilai berdasarkan aktivitas belajar meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan,
aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, dan aktivitas motorik. Siswa banyak yang tidak
memperhatikan dan mendengarkan guru saat proses belajar di dalam kelas berlangsung.
Banyak siswa yang asyik bermain dengan temannya, bahkan ada beberapa siswa yang sibuk
dengan dunianya sendiri seperti memainkan balpoint, tempat pensil dan mainan yang mereka
3

bawa dari rumah, bahkan ada siswa yang melamun dan mengganggu temannya yang sedang
memperhatikan guru menerangkan. Rendahnya aktivitas motorik siswa juga terlihat dari
rendahnya partisipasi siswa, dalam proses belajar seperti tidak adanya respon apabila guru
bertanya kepada siswa. Selain itu, banyak siswa yang tidak mencatat dengan baik materi yang
disampaikan oleh guru. Kondisi pembelajaran yang kurang baik di SDN Tarisi 01 salah
satunya disebabkan oleh tidak tepatnya model pembelajaran yang disampaikan oleh guru
terhadap siswa. Guru menjelaskan materi hanya dengan ceramah dan pemberian contoh soal
kemudian siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan. Selain itu tidak ada penggunaan
media pembelajaran sehingga penyampaian materi oleh guru kurang dipahami oleh siswa
padahal media sangat berperan penting untuk mengkonkretkaan materi pelajaran matematika
yang terkenal abstrak. Selama pembelajaran siswa tidak dilibatkan secara langsung mereka
hanya pasif menerima penjelasan materi dari guru. Padahal keterlibatan siswa sangat penting
dalam pembelajaran, pemberian pengalaman belajar bagi siswa secara langsung. Hal tersebut
juga dapat membantu siswa dalam mengingat materi yang dipelajari karena ketika siswa
sendiri yang menemukan pengetahuannya maka pengetahuan tersebut akan lebih bermakna
dan lebih lama diingat oleh siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu model terbaik dalam
proses belajar matematika terutama bab Pecahan pada siswa di SDN Tarisi 01 untuk
menciptakan suatu kondisi proses belajar yang baik dengan hasil yang maksimal.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam penggunaan model belajar
matematika yang tepat adalah dengan menggunakan model Quantum Learning. Pelaksanaan
model Quantum Learning di lakukan berdasarkan 6 langkah, yang dikenal dengan istilah
TANDUR, yaitu: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan. Adapun
penjelasan dari TANDUR yaitu: Tumbuhkan adalah menumbuhkan motivasi siswa, Alami
adalah menggunakan pengetahuan awal siswa untuk menjawab pertanyaan, Namai adalah
pemberian nama dengan menyediakan kata kunci, Demonstrasikan adalah siswa
mendemonstrasikan bahan ajar, Ulangi adalah mengulang pelajaran, dan Rayakan adalah
memberikan reward kepada siswa ( Handayani & Perdata, 2014 ). Pembelajaran dengan
model Quantum Learning juga melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran karena
siswa dituntut aktif mencari pengetahuan. Selain itu, siswa juga mendemonstrasikan
pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan tersebut akan lebih bermakna bagi
siswa. Lingkungan kelas juga didesain menarik agar siswa merasa nyaman belajar di kelas
4

dengan pengaturan tempat duduk, hiasan pada ruang kelas, memasang poster dengan kata-kata
motivasi dan lain-lain. Pada akhir pembelajaran ada proses perayaan untuk menghargai setiap
usaha siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk lebih aktif
lagi pada pembelajaran selanjutnya. Dengan penerapan model pembelajaran Quantum
Learning ini, proses pembelajaran matematika terutama bab Pecahan dapat berlangsung
dengan kualitas terbaik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan
aktivitas belajar siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang terbaik.
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti perlu
mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran yaitu dengan melaksanakan penelitian
yang berjudul: “ Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Bilangan Pecahan Di
SDN Tarisi 01 Tahun Ajaran 2019/2020 ”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, secara umum
permasalahan yang akan diteliti adalah “ Bagaimana pelaksanaan pembelajaran model
Quantum Learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
matematika ?
Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu
berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran
Quantum Learning dalam pokok bahasan bilangan pecahan di kelas III SDN Tarisi 01 ?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui
model pembelajaran Quantum Learning pada pokok bahasan bilangan pecahan di kelas
III SDN Tarisi 01 ?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika melalui
model pembelajaran Quantum Learning pada pokok bahasan pecahan di kelas III SDN
Tarisi 01 ?
5

C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika ketika menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning dalam pokok bahasan pecahan di kelas III SDN Tarisi
01.
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pokok bahasan bilangan
pecahan pada mata pelajaran Matematika di kelas III SDN Tarisi 01 setelah penggunaan
model pembelajaran Quantum Learning.
3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pokok bahasan bilangan pecahan
pada mata pelajaran Matematika di kelas III SDN Tarisi 01 setelah penggunaan model
pembelajaran Quantum Learning.

D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua
kerangka yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan penjelasan tentang
aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model quantum learning, dan memperkaya
pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa.
Manfaat praktis, hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1)
penerapan model quantum learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan (2) data
deskriptif kuantitatif tentang kondisi objektif aktivitas belajar siswa di kelas menggunakan
model quantum learning.
Pembelajaran dengan menggunakan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi siswa :
1. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan.
2. Membiasakan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.
3. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pecahan.
b. Bagi guru :
6

1. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dalam


pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Memberi wacana baru tentang pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran
quantum learning.
3. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik maka dapat
mewujudkan siswa yang cerdas, terampil, dan berprestasi.
c. Bagi sekolah :
1. Sebagai informasi untuk memotivasi tenaga kependidikan agar lebih menerapkan model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2. Sebagai tolak ukur peningkatkan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar.
3. Meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar.
d. Bagi penulis :
1. Memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang kontribusi model quantum learning
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas.
2. Dapat dijadikan bahan evaluasi dan pedoman untuk melakukan penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai