Anda di halaman 1dari 7

PENULISAN GELAR

Oleh: Dr. Warsiman, M.Pd.

Kendati hanya persoalan kecil, tetapi kebanyakan orang tidak memahami penulisan gelar yang
benar. Penulisan gelar sejatinya tidaklah sesulit yang dibayangkan, tetapi juga tidak segampang
yang sering dilakukan oleh kebanyakan orang.

Berdasarkan aturan kebahasaan, penulisan gelar termasuk kategori pemahaman tentang singkatan.
Singkatan adalah kependekkan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf
demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Selain itu, dalam buku
pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan gelar juga secara intens
disinggung, bahkan disertai beberapa contoh penulisan yang benar. Namun demikian, masyarakat
masih saja banyak yang belum memahami dengan baik teknik penulisan gelar yang benar.

Sekarang, marilah kita analisis tentang penulisan gelar ini, agar kita tidak lagi menemui kesulitan
di kemudian hari.

Jika dianalisis kata per kata, penulisan gelar dapat dinalar melalui teori singkatan. Sebagai misal,
penulisan gelar sarjana pendidikan, yang ditulis benar, Sarjana Pendidikan (S.Pd.), dan ditulis di
belakang nama penyandang gelar. Huruf “S“ pada kata sarjana, ditulis dengan huruf besar dan
diakhiri dengan tanda titik, merupakan satu kata. Kemudian, huruf “P” ditulis dengan huruf
besar, tetapi huruf “D” ditulis dengan huruf kecil dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “D”
ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf
“P” yang merupakan kepanjangan dari kata “pendidikan”. Demikian pula singkatan-singkatan
gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, juga akan mengalami proses kebahasaan yang
sama.

Lain halnya dengan singkatan pada gelar yang tanpa menyertakan huruf peluncur sebagai bagian
dari rangkaian satu kata. Sebagai misal, penulisan gelar sarjana hukum, sarjana ekonomi, dan
sarjana pertanian. Jika disingkat, ketiga contoh gelar tersebut hanya terdiri dari huruf awal, dan
tanpa menyertakan huruf peluncur yang merupakan bagian dari rangkaian kata, sehingga
penulisannya pun terdiri atas huruf per huruf serta masing-masing ditandai dengan tanda baca
titik. Dengan demikian, penulisan gelar sarjana hukum, ditulis di belakang nama penyandang
gelar dengan singkatan: S.H., sarjana ekonomi ditulis S.E., dan sarjana pertanian ditulis S.P..
Penulisan-penulisan gelar lain yang sejenis dengan contoh tersebut, dan yang hanya terdiri dari
dua huruf atau lebih tanpa disertai dengan huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian kata,
harus mengikuti pola penulisan tersebut.

Berikut ini contoh-contoh penulisan gelar yang benar.

Gelar Sarjana

S.Ag. (Sarjana Agama)

S.Pd. (Sarjana Pendidikan)


S.Si. (Sarjana Sains)

S.Psi. (Sarjana Psikologi)

S.Hum. (Sarjana Humaniora)

S.Kom. (Sarjana Komputer)

S.Sn. (Sarjana Seni)

S.Pt. (Sarjana Peternakan)

S.Ked. (Sarjana Kedokteran)

S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)

S.Kes. (Sarjana Kesehatan)

S.Sos. (Sarjana Sosial)

S.Kar. (Sarjana Karawitan)

S.Fhil. (Sarjana Filsafat)

S.T. (Sarjana Teknik)

S.P. (Sarjana Pertanian)

S.S. (Sarjana Sastra)

S.H. (Sarjana Hukum)

S.E. (Sarjana Ekonomi)

S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)

S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)

S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)

S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)

S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)

S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)

S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam), dsb.


Gelar Magister

M.Ag. (Magister Agama)

M.Pd. (Magister Pendidikan)

M.Si. (Magister Sains)

M.Psi. (Magister Psikologi)

M.Hum. (Magister Humaniora)

M.Kom. (Magister Komputer)

M.Sn. (Magister Seni)

M.T. (Magister Teknik)

M.H. (Magister Hukum)

M.M. (Magister Manajemen)

M.Kes. (Magister Kesehatan)

M.P. (Magister Pertanian)

M.Fhil. (Magister Fhilsafat)

M.E. (Magister Ekonomi)

M.H.I. (Magister Hukum Islam)

M.Fil.I. (Magister Filsafat Islam)

M.E.I. (Magister Ekonomi Islam)

M.Pd.I. (Magister Pendidikan Islam), dsb.

M.Th.K. (Magister Theologi Kristen)

Gelar Sarjana Muda Luar Negeri

B.A. (Bechelor of Arts)

B.Sc. (Bechelor of Science)

B.Ag. (Bechelor of Agriculture)

B.E. (Bechelor of Education)


B.D. (Bechleor of Divinity)

B.Litt. (Bechelor of Literature)

B.M. (Bechelor of Medicine)

B.Arch. (Bechelor of Architrcture), dsb.

Gelar Master Luar Negeri

M.A. (Master of Arts)

M.Sc. (Master of Science)

M.Ed. (Master of Education)

M.Litt. (Master of Literature)

M.Lib. (Master of Library)

M.Arch. (Master of Architecture)

M.Mus. (Master of Music)

M.Nurs. (Master of Nursing)

M.Th. (Master of Theology)

M.Eng. (Master of Engineering)

M.B.A. (Master of Business Administration)

M.F. (Master of Forestry)

M.F.A. (Master of Fine Arts)

M.R.E. (Master of Religious Ediucation)

M.S. (Mater of Science)

M.P.H. (Master of Public Health), dsb.

Gelar Doktor Dalam Negeri

Penulisan gelar doktor dalam negeri pun sering tidak dipahami dengan benar oleh kebanyakan
orang, padahal jika kita mampu menganalisis, tidaklah sulit untuk dapat menemukan jawabannya.
Penulisan gelar doktor dalam negeri sama dengan penulisan gelar-gelar yang lain. Karena huruf
“D” dan “R” merupakan rangkaian satu kata, maka penulisan gelar doktor yang benar adalah: Dr.
(Doktor), dan ditulis di depan nama penyandang gelar. Huruf “D” ditulis dengan huruf besar, dan
huruf “R” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik pula.

Selain itu, di Indonesia juga memberlakukan sebutan profesional untuk program diploma. Aturan
main penulisan sebutan profesional dalam negeri untuk program diploma ditulis di belakang
nama penyandang sebutan profesional tersebut. Perhatikan beberapa sebutan profesional
program diploma dalam negeri sebagai berikut.

Program diploma satu (D1) sebutan profesional ahli pratama, disingkat (A.P.);

Program diploma dua (D2) sebutan profesional ahli muda, disingkat (A.Ma.);

Program diploma tiga (D3) sebutan profesional ahli madya, disingkat (A.Md.); dan

Program diploma empat (D4) sebutan profesional ahli, disingkat (A.).

Akhir-akhir ini sebutan profesional untuk program diploma, sebagaimana yang tertera itu,
cenderung diikuti oleh ilmu keahlian yang dimiliki. Sebagai misal, sebutan profesional untuk ahli
muda kependidikan disingkat A.Ma.Pd., ahli madya keperawatan disingkat A.Md.Per., ahli
madya kesehatan disingkat A.Md.Kes., ahli madya kebidanan disingkat A.Md.Bid., dan ahli
madya pariwisata disingkat A.Md.Par.

Selanjutnya, banyak orang bertanya-tanya tentang beberapa gelar doktor luar negeri yang tidak
mereka pahami maksudnya, juga tidak mereka ketahui cara penulisannya, sehingga banyak
diantara mereka hanya dapat memperkirakan maksud, dan demikian pula cara penulisannya.
Karena berdasarkan perkiraan belaka, maka banyak diantara mereka salah menebak maksud serta
cara penulisannya.

Penulisan gelar doktor, master, dan sarjana muda dari luar negeri, ditulis di belakang nama
penyandang gelar. Sebagaimana penulisan gelar-gelar dalam negeri, penulisan gelar dari luar
negeri pun sama. Untuk dapat memahami penulisan yang benar, kita perlu menganalisis kata per
kata sebagaimana cara menganalisis kata per kata pada penulisan gelar dalam negeri. Sebagai
misal, gelar doctor of philosophy, yang ditulis benar [Ph.D.]. Huruf “P” ditulis dengan huruf
besar, tetapi huruf “H” ditulis dengan huruf kecil, dan diakhiri dengan tanda titik. Huruf “H”
ditulis dengan huruf kecil karena posisinya sebagai bagian dari rangkaian satu kata dengan huruf
“P” yang merupakan kepanjangan dari kata philosophy, sedangkan huruf “D” ditulis dengan
huruf besar sebagai singkatan dari kata doctor, dan diakhiri dengan tanda titik.

Perhatikan beberapa gelar doktor luar negeri yang sering kita jumpai di Indonesia, dan contoh
penulisannya:

Ph.D. (Doctor of Philosophy); => Sigit Sugito, Ph.D.

Ed.D. (Doctor of Education); => Sigit Sugito, Ed.D.


Sc.D. (Doctor of Science); => Sigit Sugito, Sc.D.

Th.D. (Doctor of Theology); => Sigit Sugito, Th.D.

Pharm.D. (Doctor of Pharmacy); => Sigit Sugito, Pharm.D.

D.P.H. (Doctor of Public Health); => Sigit Sugito, D.P.H.

D.L.S. (Doctor of Library Science); => Sigit Sugito, D.L.S.

D.M.D. (Doctor of Dental Medicince); => Sigit Sugito, D.M.D.

J.S.D. (Doctor of Science of Jurisprudence). => Sigit Sugito, J.S.D., dsb.

Tambahan lagi, penulisan gelar ganda yang kedua gelar tersebut berada di belakang nama
penyandang gelar, juga perlu memperhatikan teknik penulisan yang benar. Bahwasanya, selama
ini kita sering menjumpai bahkan mungkin, menjadi pelaku sendiri penulisan gelar ganda yang
tidak memperhatikan tata cara penulisan yang benar.

Tenik penulisan gelar ganda yang kedua-duanya berada di belakang nama penyandang gelar,
banyak terkait dengan penggunaan tanda baca koma (,). Penulisan yang benar adalah setelah
nama (penyandang gelar), dibubuhkan tanda koma (,) kemudian diikuti gelar yang pertama,
ditulis dengan teknik penulisan yang benar, lalu dibubuhkan tanda koma untuk penulisan gelar
yang kedua, dan seterusnya (jika ada gelar-gelar yang lain). Perhatikan beberapa contoh penulisan
gelar ganda di bawah ini:

Endra Lesmana, S.Ag., S.H.

Endra Lesmana, S.Pd., S.S.

Endra Lesmana, S.Hum., S.Pd.I.

Jika penyandang gelar memiliki gelar lebih dari dua gelar, dan semuanya berada di belakang
nama penyandang gelar, teknik penulisannya pun sama. Perhatikan pula beberapa contoh
penulisan gelar yang lebih dari dua gelar di belakang nama penyandang gelar.

Imam Prasodjo, S.S., M.Hum., M.Pd.

Imam Prasodjo, S.Pd., S.S., M.Ed.

Imam Prasodjo, S.Ag., M.E.I., Ph.D.

Penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang gelar yang ditulis dengan huruf balok
(kapital), gelar tetap ditulis sesuai dengan penulisan gelar yang benar. Jika gelar tersebut terdapat
huruf peluncur sebagai bagian dari rangkaian satu kata, sebagai misal, gelar S.Ag., S.Pd., S.Pt.,
huruf g, d, dan t yang posisinya sebagai huruf peluncur dari rangkaian satu kata, tidak ditulis
dengan huruf besar. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Ditulis Benar Ditulis Salah Juga Ditulis Salah

Hadi Mulya, S.Pd. HADI MULYA, S.PD. HADI MULYA, S.Pd.

Hadi Mulya, S.Ag. HADI MULYA, S.AG. HADI MULYA, S.Ag.

Hadi Mulya, S.Pt. HADI MULYA, S.PT. HADI MULYA, S.Pt.

Di dalam aturan kebahasaan, nama orang tidak dibenarkan ditulis dengan huruf balok (kapital),
kecuali untuk kepentingan tertentu. Jika ditulis, huruf balok (kapital) hanya dibenarkan ditulis
pada awal kata nama orang. Karena itu, penulisan gelar dengan mengikuti nama penyandang
gelar yang sama-sama ditulis menggunakan huruf balok, tidak hanya salah, tetapi sudah salah
kaprah

Dr. Warsiman, M.Pd.


Dosen tetap Fakultas Adab, dosen Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya,
dan dosen Jurusan Bahasa Indonesia FPBS IKIP PGRI Bojonegoro

Anda mungkin juga menyukai