Anda di halaman 1dari 55

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Terminologi Judul

Untuk mengartikan “Floriculture Research & Market Centre” secara defenitif dapat
dilakukan dengan pendekatan makna seagai berikut dengan pembatasan pengertian yang
berhubungan dengan keberadaan bisnis bunga di Medan :

Floriculture
Dalam kamus bahasa Inggris Florikultural disebut ke dalam Floriculture
yang artinya adalah pemeliharaan bunga. Dan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia bunga yaitu bagian tumbuh-tumbuhan yang akan menjadi buah,
indah dan harum baunya. Jika diartikan sebagai sesuatu yang indah, maka dapat
dikatakan bahwa sesuatu yang indah itu berfungsi untuk menghiasi. Sehingga
defenisi florikultural adalah keragaman bunga dan tanaman hias.
Research
Menurut kamus ilmiah research adalah penelitian, mengkaji, meneliti.
Penelitian dengan kata dasar teliti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah cermat, seksama, hati-hati, memeriksa, menyelidiki dengan cermatdan
seksama. Sehingga defenisi Research adalah mengungkap, membahas sesuatu
dengan tujuan mencari kebenaran dan menerapkan kebenaran tersebut dalam
kehidupan.
Market
Menurut kamus ilmiah Market adalah Pasar. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia artinya adalah tempat orang berjual beli, tempat berbagai
pertunjukkan, kedai, lingkungan tempat suatu barang dagangan dapat laku.
Sehingga defenisi Market dalam hal ini adalah wadah tempat penjualan bunga
dan tanaman hias.
Centre
 Menempatkan untuk fasilitas tertentu.
 Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau
organisasi
 Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan

Universitas Sumatera Utara


 Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktivitas atau fungsi terkumpul
atau terkonsentrasi.

II.1.1. Pengertian Floriculture Research & Market Centre

Floriculture Research & Market Centre adalah wadah yang menjadi pusat
dilakukannya kegiatan penelitian dan pengembangan, promosi, penjualan, dan kegiatan-
kegiatannya lainnya yang menunjang seperti, seminar, pengajaran, wisata dan sebagainya.

II.1.2. Fungsi Floriculture Research & Market Centre

Adapun fungsi-fungsi yang dapat ditampung dalam proyek ini, yaitu :

1. Tempat untuk meneliti varietas-varietas bunga yang baru


2. Wadah atau tempat untuk memamerkan bunga dalam dan luar negeri
3. Wadah informasi jual beli bunga
4. Tempat untuk menyimpan dan merawat bunga dalam dan luar negeri
5. Tempat untuk berekreasi
6. Tempat untuk mengadakan seminar tentang dan kursus merangkai bunga atau
kegiatan lain yang menunjang proyek ini
7. Tempat untuk pelanggan bunga

Dengan memenuhi berbagai kebutuhan di atas maka diharapkan proyek ini dapat
menjalankan fungsinya sebagai pusat penelitian dan pemasaran bunga dan tanaman hias di
Sumatera Utara khususnya.

II.1.3. Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan “Floriculture Research & Market Centre” ini meliputi sarana
pengetahuan/ pendidikan, promosi, perdagangan, dan rekreasi yang bersifat nasional dan
internasional. Serta terbuka bagi seluruh lapisan masyarkat dari semua golongan usia.

Lingkup pelayanan adalah seluruh pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri.
Diharapkan melalui wadah ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat akan
lingkungan hidup.

Universitas Sumatera Utara


II.2. Tinjauan Umum

II.2.1. Tinjauan Tentang Ekowisata

Wisata alam telah dipecah ke dalam beberapa kategori, diantaranya ekowisata,


penggunaan hutan belantara, perjalanan petualang dan car-camping. Wisata alam
merupakan jenis kegiatan rekreasi/ wisata yang memanfaatkan alam, seperti danau,
gunung, hutan, dsb.

Adapun prinsip dari pengembangan ekowisata menurut The Ecotourism Society,


yaitu:
1. Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam
dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan
karakter alam dan budaya setempat.

2. Pendidikan konservasi lingkungan


Yaitu, mendidik wisatawan dan masyarakat setempat akan pentingnya arti
konservasi. Proses pendidikan ini dapat dilangsungkan di alam.

3. Pendapatan langsung untuk kawasan


Yaitu, mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan
manajemen pengelolaan dan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan
atau pendapatan. Retribusi dan conservation tax dapat dipergunakan secara
langsung untuk membina, melestarikan dan meningkatkan kualitas pelestarian
alam.

4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan


Yaitu, masyarakat diajak dalam perencanaan pengembangan ekowisata.
Demikian pula dalam pengawasan, peran masyarakat diharapkan ikut secara
aktif.

5. Penghasilan masyarakat
Yaitu, keuntungan secara nyata terhadap ekonomi masyarakat dari kegiatan
ekowisata mendorong masyarakat menjaga kelestarian kawasan.

Universitas Sumatera Utara


6. Menjaga keharmonisan dengan alam
Yaitu, semua upaya pengemabangan termasuk pengembangan fasilitas dan
utilitas harus tetap menjaga keharmonisan dengan alam. Apabila ada upaya
disharmonize dengan alam akan merusak produk ekologis ini.

7. Daya dukung lingkungan


Yaitu, pada umumnya lingkungan alam mempunyai daya dukung yang lebih
rendah dengan daya dukung kawasan buatan.

8. Peluang penghasilan pada porsi yang besar terhadap Negara


Yaitu, apabila suatu kawasan pelestarian dikembangkan untuk ekowisata, maka
devisa dan belanja wisatawan didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh Negara
atau pemerintah daerah setempat.

II.2.2. Jenis Kegiatan Wisata

Kegiatan wisata utama didalam rencana dibagi menjadi 3 program, yaitu:

1. Kegiatan wisata pengetahuan/ pendidikan.


Berupa kegiatan wisata yang dilakukan baik di alam terbuka maupun di dalam
bangunan untuk mendapatkan pengetahuan/ pendidikan tentang dan sumber daya
alam yang ada di lokasi, keanekaragaman hayati: khususnya Tanaman Hias, dan
lingkungan fisik sekitarnya.

2. Kegiatan wisata konvensi


Kegiatan wisata dengan batasan usaha jasa konvensi, dan pameran merupakan
usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok
orang (usahawan, cendikiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah konvensi, lokakarya, seminar, rapat dan
acara pertemuan yang dapat dipesan berkelompok dengan kegiatan yang dilakukan
di alam terbuka sambil berwisata.

3. Kegiatan wisata rekreasi


Berupa rekreasi di alam terbuka sambil menikmati keindahan, keunikan, kesejukan,
gejala, dan panorama lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Komposisi program kegiatan wisata yang disediakan kurang lebih : 15 % kegiatan
wisata pendidikan, 25 % kegiatan wisata konvensi, 60 % kegiatan wisata rekreasi.

II.2.3. Eksistensi Project

II.2.3.I. Terhadap Perkembangan Ekonomi

Berbicara mengenai pengembangan komoditi florikultural di Indonesia kita harus


mengakui secara jujur bahwa pengembangan komoditi eksport bunga negara kita relatif
tertinggal dibanding negara tetangga seperti Thailand. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
kebijaksanaan pemerintah, selama Pelita I sampai Pelita VI yang selalu memfokuskan
pada usaha swaswmbada beras. Sehingga pengembangan komoditi bunga kurang menjadi
perhatian.

Jika dilihat dari potensi dan peluang pasar, maka komoditi florikultural mempunyai
prospek yang baik untuk dikembangkan di masa mendatang. Penduduk kota yang terus
meningkat dan bersamaan dengan pendapatan yang terus membaik, serta berkembangnya
industri pariwisata dengan pengembangan hotel-hotel dan rumah-rumah makan di
beberapa kota besar Indonesia dan dunia memberikan dampak positif terhadap komoditi
ini.

Produksi tanaman hias pada tahun 2004 meningkat sebesar 26,5 persen
dibandingkan tahun 2003. Peningkatan yang terbesar terjadi pada produksi bunga gladiol,
yang pada tahun 2004 meningkat hampir satu setengah kali lipat dibandingkan produksi
tahun 2003. Peningkatan ini terutama didorong oleh permintaan pasar domestik dan ekspor
yang sangat tinggi (Tabel 1).

Tabel 1. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia (tangkai)


No Komoditas 2002 2003 2004

1 Anggrek 4.995.735 6.904.109 8.027.720

2 Gladiol 10.876.948 7.114.382 16.686.134

3 Krisan 25.804.630 27.406.464 27.683.449

TOTAL 41.677.313 41.424.955 52.397.303

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura
Tahun Tanaman Sayur- Buah- Aneka Total
Hias Sayuran Buahan Tanaman

Volume (ton)

2001 16.662 146.753 188.040 1.515 352.970

2002 19.905 157.568 225.365 2.162 405.000

2003 14.671 133.042 189.648 2.774 340.135

2004 15.427 114.855 210.182 3.668 344.132

Nilai (Ribu USD)

2001 9.834 63.084 100.629 2.108 175.655

2002 12.134 56.942 138.373 2.211 209.660

2003 13.871 59.240 131.500 3.341 207.952

2004 14.446 59.465 122.836 3.630 200.377

Sumber/Source : BPS Provinsi Sumatera Utara/BPS-Statistics of Sumatera Utara Province

Sumber data tersebut membuktikan bahwa bisnis dan industri bunga dan tanaman hias
cukup besar pengaruhnya bagi pertumbuhan ekonomi bangsa dan sudah seharusnya selalu
dikembangkan sesuai tema proyek ini yang bergerak di bidang florikultural. Sektor
industri dan bisnis bunga yang dikemas dalam kemasan pariwisata edukatif.

II.2.3.2. Terhadap Perkembangan Pariwisata

Sebagai wadah penelitian dan pengembangan tanaman hias yang membutuhkan


banyak ruang-ruang terbuka menjadikan tempat ini juga sarana rekreasi yang menunjang
kepariwisataan dalam negeri. Menurut Ir. Yos Sutiyoso dalam buku Flora Indonesia Untuk
Lingkungan Hidup mengatakan bahwa dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang
menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut “atraksi” atau lazim juga disebut

Universitas Sumatera Utara


sebagai objek wisata. Atraksi disini dapat berupa potensi alam yang indah dan objek-objek
buatan manusia.

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki alam flora dan fauna yang merupakan
perpaduan dunia barat dan timur, sehingga hal ini menjadikan negara kita kaya akan flora
dan fauna bercirikhas tersendiri. Ciri khas inilah yang menjadikan bunga/ tanaman hias
Indonesia digemari oleh masyarakat Eropa. Karena bunga/ tanaman hias Indonesia
dianggap memiliki eksotik yang tinggi.

Sekarang saja telah banyak objek wisata yang topik kunjungannya adalah flora,
kebun, taman sentra produksi, pusat budidaya bunga (nursery) dan sebagainya yang
mendapat kunjungan yang cukup meriah. Apalagi dihari-hari mendatang objek-objek
tersebut mendapat peningkatan kualitas, menurut Noman S. dalam buku Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar Perdana Pradya Paramita.

World Tourism Organization (WTO) memprediksi Special Interest Tourism akan


tumbuh 15 % pertahun sampai dengan tahun 2000 dan setelah itu tingkat pertumbuhan
dapat mencapai 30 %-40%. Hal ini menunjukkan sektor pariwisata mempunyai masa
depan yang cerah sebagai penghasil devisa terbesar. Dan dalam project ini bahkan lebih
menguntungkan karena benar-benar memanfaatkan potensi alam Indonesia dalam hal
flora.

II.2.4. Tinjauan TerhadapTanaman Hias

II.2.4.1. Pengertian Tanaman Hias

Tanaman adalah makhluk hidup yang selalu tumbuh dan


berkembang. Setiap tanaman memiliki ciri dan karakter sendiri
yang membuatnya berbeda satu dengan yang lainnya. Keindahan
dan keunikan suatu tanaman membuat tanaman tersebut menjadi
popular,dicari oleh banyak orang, memiliki harga yang tinggi, Gambar II.1.
Petunia ditanam di pot untuk
memperindah ruangan.
dan diinginkan `kehadirannya dalam sebuah taman.
Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat,
semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman,
kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai
komponen karangan bunga. Bunga potong pun dapat dimasukkan sebagai tanaman hias.

Universitas Sumatera Utara


Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokan berdasarkan
fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang dimanfaatkan orang tidak semata bunga,
tetapi kesan keindahan yang dimunculkan oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan
aroma), daun, buah, batang, bahkan pepagan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan.
Sebagai contoh, beberapa ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat
diletakkan di ruangan untuk mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai
tanaman hias.

Dalam arsitektur lansekap, bentuk dan penempatan tanaman hias menjadi


pertimbangan yang penting. Isu lainnya yang penting dalam tanaman hias adalah habitat
alami yang disukai tumbuhan tersebut serta bentuk tajuk yang dimilikinya. Dalam
pengertian ini, tanaman hias dapat mencakup pula tanaman tepi jalan serta tanaman
penaung (di ruang terbuka).

Karena tanaman hias dikelompokkan berdasarkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan


bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau tanaman buah menjadi tanaman hias,
atau sebaliknya1.

II.2.4.2. Struktur Tanaman Hias

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan
berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan
seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macam-macam
jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan.

Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :

1. Jaringan meristem

2. Jaringan dewasa

1.http://id.wikipedia.org/wiki/Tanam
an_hias"

Universitas Sumatera Utara


ORGAN TUMBUHAN

Gambar II.2. Struktur tanaman

Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun. Sedang bagian
lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga
modifikasi dari ranting dan daun.

1) AKAR

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh
sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada
pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga
membentuk akar serabut.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra,
yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang
mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.

1.1. Fungsi Akar

a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah

b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan

c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

2) BATANG

Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya

Universitas Sumatera Utara


2.1. Batang Dikotil

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan


selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga
berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat
mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter
batang.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan


menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara
tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga
pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan
aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan
Lingkaran Tahun.

2.2. Batang Monokotil

Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar
dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak
dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan
menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas
seberang (Agave sp)

3) DAUN

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling
banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di
daun.

3. Jaringan Pembuluh

Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang
daun dan urat-urat daun.

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.3. Jaringan daun

II.3. Tinjauan Khusus

II.3.1 Tinjauan Rumah Kaca

Istilah green house berasal dari kata green yang berarti hijau dan house yang berarti
rumah. Karenanya, istilah itu bisa diterjemahkan sebagai rumah hijau. Selain itu,
penamaan ini juga disebabkan oleh adanya tanaman yang ditanam di dalamnya yang
terlihat hijau dari luar karena dinding green house yang tembus pandang (tembus cahaya),
dengan memanfaatkan radiasi matahari untuk pertumbuhan tanaman.

Pengertian green house di negara 4 musim pada umumnya mengacu pada suatu
bentuk naungan dengan atap kaca. Green house tersebut biasanya dibuat permanen dari
bahan-bahan yang kuat dan awet, serta dilengkapi dengan peralatan canggih seperti heater,
blower, alat penyiram otomatis, dan lainnya. Green hosue dapat menciptakan iklim mikro
yang diinginkan.

Di daerah tropis, green house berfungsi sebagai pelindung tanaman terhadap curah
hujan dan sinar matahari yang berlebihan.

II.3.1.1 Gambaran umum Green House

Iklim mikro yang diinginkan pada sebuah greenhouse juga bertujuan untuk
meningkatkan hasil budidaya tanaman baik secara kualitas maupun kuantitas. Sebuah
rumah kaca pada daerah subtropis harus dilengkapi dengan alat pengatur iklim, sedangkan
di daerah tropis seperti Indonesia, yang harus dipenuhi oleh sebuah green house adalah

Universitas Sumatera Utara


melindungi tanaman dari guyuyran hujan, tiupan angin secara langsung, dan intensitas
sinar matahari yang berlebihan.

Lebar standar untuk sebuah rumah kaca komersil berdasarkan penelitian di Belanda
adalah 3.2 m, 6.4 m, 9.6 m, dan seterusnya. Ukuran ini dinilai efisien dari segi
produktivitas dan kenyamanan kerja. Selain itu, dengan ukuran tersebut penggunaan
rumah kaca dapat bersifat fleksibel yaitu dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman,
seperti tanaman buah, bunga ataupun sayuran.

Rumah kaca yang berbentuk rumah lebih cocok diterapkan pada daerah yang
bersuhu panas, karena mempertimbangkan pertukaran udara dalam ruangan melalui lubang
ventilasinya. Sedangkan pada daerah tinggi dengan suhu udara yang relatif dingin, rumah
kaca sebaiknya berbentuk hanggar.

Green house lebih efektif diterapkan pada daerah dengan topografinya yang rata,
karena mempertimbangkan produksi pembuatan rumah kaca lebih mudah dan murah di
daerah yang topografinya rata daripada daerah yang bergelombang, selain itu juga
mempertimbangkan penerimaan cahaya matahari yang lebih merata.

Yang utama dari pembangunan green house adalah harus mendapatkan sinar
matahri yang cukup dari pagi sampai sore, ini berarti bahwa green house tidak boleh
terhalang oleh bangunan yang lain, ataupun rindangan pohon yang dapat menghalangi
cahaya matahari.

Selain itu bahan atap green house tidak hanya dapat dibuat dari kaca, salah satu
pertimbangannya adalah biaya. Pemilihan bahan untuk atap juga bertujuan untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman terhadap iklim yang berbeda ( terutama
kebutuhan sinar matahari).

Klasifikasi Green House berdasarkan materialnya:

 Green House Kaca

Green house kaca mempunyai kelebihan dari green house dengan materialnya yang
lain, kelebihannya adalah awet, tahan terhadap curah hujan dan sinar matahari, kuat dan
bersifat permanen. Namun green house kaca biayanya lebih mahal, maka penggunaannya
juga terbatas. Misalnya utuk kegiatan penelitian. Jenis kaca pada umumnya yang sering

Universitas Sumatera Utara


digunakan di Indonesia adalah yang mempunyai ketebalan 2-5 mm yang dapat menyerap
sinar matahari 80%.

Penggunaan kaca untuk atap mempunyai beberapa kelabihan. Salah satu


kelebihannya adalah mampu meneruskan cahaya matahari yang diterimanya dengan
persentase cukup tinggi. Dari 100% sinar matahari yang diterima kaca, bagian terbesar
diteruskan 90-92 % dan sebagian dipantulkan 8-10%. Selain itu dapat mengurangi
intensitas cahaya matahari yang masuk, atap kaca juga mempunyai sifat selektif terhadap
spektrum cahaya tertentu, sekaligus dapat mengurangi permeabilitasnya. Dengan
demikian, akan terbentuk iklim mikro yang khas.

 Green House Plastik

Jenis rumah kaca ini sering digunakan untuk kepentingan komersial, karena
materialnya yang murah namun dapat juga digunakan untuk melindungi tanamannya yang
di dalamnya dari faktor-faktor iklim.

Jenis plastik yang digunakan antara lain plastik UV, plastik film, polyethylene,
polyethylene terepthalate, PVC (polyvinyl Chloride), rigid PVC, PVF (polyvinyl
Flouride), FRP ( fiberglass reinforced plastic), dan sebagainya. Dan yang sering digunakan
di Indonesia adalah jenis plastik UV dan fiberglass.

1. Plastik fiberglass

Intensitas sinar matahari yang diteruskan plastik jenis ini adalah 80%. Jenis
plastik UV yang umumnya diperdagangkan di Indonesia untuk kebutuhan
greenhouse adalah UV 6 %, 8%, dan 12% dengan ketebakan sekitar 0,15 mm.

2. Fiberglass (serat kaca)

Jenis plastik ini terbuat dari akrilik atau polyester. Seperti jenis plastik lain,
fiberglass juga transparan dan tahan terhadap pelapukan bahkan oleh bahan kimia
sekalipun. Dalam pemakaiannya, fiberglass relatif lebih tahan dari bahan lainnya.

 Green House Paranet

Paranet terbuat dari bahan yang mengandung polyethylene dan dibuat dengan cara
dianyam. Sebenarnya paranet lebih sering digunakan sebgai shading (peneduh) tanaman

Universitas Sumatera Utara


untuk mengurangi sinar matahari yang diterima. Paranet untuk atap dapat diterapkan pada
green house kaca. Di Indonesia paranet banyak digunakan sebagai atap ledhouse yaitu
bangunan pelindung tanaman. Jenis Paranet yang diperdagangkan antara lain paranet 55%,
65%, dan 75%.

 Green House Asbes

Keuntungannya adalah mudah untuk mendapatkannya dibanding dengan kaca,


asbes memiliki resiko yang lebih rendah. Namun, sifat asbes yang meyimpan panas dalam
waktu lama menyebabkan bahan ini tidak dapat dipakai untuk melindungi seluruh jenis
tanaman. Hanya tanaman yang panas saja yang dapat diletakkan di dalamnya.

( sumber : Yustina Erna Widyastuti,1996, GreenHouse rumah untuk tanaman, Jakarta:


Penebar Swadaya)

II.3.2 Sistem Hidroponik

Tanah biasanya digunakan sebagai media tumbuh dari tanaman yang paling mudah
didapat. Tanah menyediakan nutrisi, air dan udara serta mineral lainnya bagi tumbuhan
untuk menyokong pertumbuhannya. Modifikasi dari tanah sebagai media tumbuh
cenderung mahal. Bagaimanapun, ada kalanya tanah menyebabkan beberapa hambatan
pertumbuhan serius bagi tanaman. Munculnya penyakit berarti munculnya organisme dan
nematoda yang tidak sesuai dengan reaksi tanah, kerusakan drainase, degradasi terhadap
erosi, dan sebagainya.

Lebih jauh lagi, pengembangbiakan tanaman secara berkelanjutan telah


menghasilkan penurunan kesuburan tanah, yang mana juga mengurangi keberadaan tanah
alami subur tempat mikroba tinggal. Situasi ini menghasilkan panen yang buruk dari segi
kualitas. Sebagai tambahan, sistem penumbuhan tanaman konvensional di tanah
membutuhkan area yang luas dan jumlah air yang sangat besar.

Gambar II.4. Struktur Tumbuhan

Universitas Sumatera Utara


II.3.2.1.1 Keuntungan Hidroponik
• Perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol
• Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien)
• Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru
• Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan
memiliki standardisasi
• Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak.
• Hasil produksi lebih kontinu dan lebih tinggi dibanding dengan penanaman di
tanah
• Bebeberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim
• Tidak ada risiko bajir, erosi, kekeringan atau ketergantungan kondisi alam
• Tanaman hidrponik dapat dilaukan pada lahan atau ruang yang terbatas seperti
atap, dapur atau garasi.

II.3.2.1. Klasifikasi Hidroponik

Tipe utama dari hidroponik adalah pemeliharaan dengan larutan dan pemeliharaan
dengan medium. Pemeliharaan dengan larutan tidak menggunakan medium solid pada
bagian akar, hanya dialirkan dengan larutan nutrisi. Tiga jenis dari pemeliharaan dengan
larutan (solution culture) yaitu static solution culture, continuous flow solution culture dan
aeroponik. Sedangkan untuk pemeliharaan dengan medium memiliki beberapa jenis
medium, seperti pasir, kerikil atau rockwool. Ada dua variasi utama dari masing-masing
medium, yaitu subirigasi dan irigasi. Untuk semua teknik, media tumbuh terbuat dari
plastik atau material lain seperti beton, metal, dan kayu yang tidak dapat dimasuki cahaya
untuk mencegah algae tumbuh di larutan nutrisi.

Gambar II.5. Media Hidroponik

Universitas Sumatera Utara


Ada banyak jenis teknik hidroponik yang telah dikembangkan. Berikut merupakan
faktor-faktor dari pemilihan teknik yang ada, yaitu:
• Ruang dan bahan-bahan yang ada
• Ekspektasi produktivitas
• Medium tumbuh yang sesuai dan tersedia
• Kualitas produksi yang diharapkan – warna, wujud, dan lainnya.

1. LIQUID ATAU SOLUTION CULTURE

Metode Sirkular
Larutan nutrisi dipompakan melalui sistem akar tanaman. Kelebihan larutan akan
dikumpulkan kembali, diisi ulang dan digunakan kembali.
• Nutrient Film Technique (NFT)

NFT merupakan sistem hidroponik dimana akar tanaman langsung


diberikan larutan nutrisi. Sebuah lapisan tipis (film) 0.5 mm larutan solusi dialirkan
pada saluran-saluran tempat tumbuhan diletakkan.

Gambar II.6. Hidroponik sistem NFT

Saluran tersebut terbuat dari bahan flexibel, dan letak tanaman berada
ditengah. Panjang maksimal dari saluran tersebut adalah 5 – 10 meter dan
diletakkan miring. Larutan nutrisi dipompakan pada bagian tertinggi dari saluran
sehingga larutan tersebut akan mengalir sesuai dengan gaya gravitasi ke bagian
yang lebih rendah dan membasahi akar. Sistem ini telah mengalamai beberapa
modifikasi sehingga dapat menggunakan bahan lain selain lembaran tipis (film)

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.7. Hidroponik sitem denan media lembaran
tipis (film)

 Deep Flow Technique (DFT) – sistem Pipa

Sesuai dengan namanya, 2-3 cm larutan nurtrisi dialirkan didalam pipa PVC
dengan diameter 10 cm, dimana tanaman dengan pot-pot plastik telah diletakkan juga
diantaranya. Pot plastik tersebut mengandung material tumbuh dan bagian bawahnya
mengenai larutan nutrisi yang mengalir didalam pipa. Pipa PVC dapat diatur dan
disusun dalam bentuk linear ataupun zig-zag, gergantung dari tipe tanaman.

Universitas Sumatera Utara


Tanaman dikembangkan dalam pot berpori yang terbuat dari plastik dan letaknya
dicocokkan dengan lubang yang dibuat pada pipa PVC. Sekam dan sabut atau campuran
dari keduanya dapat digunakan sebagai material tumbuh untuk mengisi pot plastik
tersebut.

Ketika larutan yang sudah digunakan kembali ke tank larutan nutrisi, larutan nutrisi
tersebut akan dianginkan. Pipa PVC harus memiliki lubang tetes antara 30 – 40. Cat
berwarna putih dapat membantu sistem ini untuk menghalangi panas.

Gambar II.8. berbagai macam pot yang digunakan


pada hidroponik

Universitas Sumatera Utara


Metode non sirkular

• Teknik Penetesan akar

Pada teknik ini, tanaman tumbuh dalam pot kecil berisi sedikit media tumbuh.
Pot-pot tersebut direndamkan sekitar 2 – 3 cm di dalam larutan nutrisi.
Sejumlah akar akan tercelup didalam larutan tersebut, sementara sejumlah akar
yang lain akan tergantung di atas larutan sehingga absorpsi air dan udara akan
terjadi.

Teknik ini mudah dan dapat dikembangkan dengan material yang tersedia.
Metode tumbuh “low-tech” ini tidak mahal untuk dibangun dan membutuhkan
sedikit perawatan. Sistem ini juga tidak membutuhkan listrik, pompa air,
saluran dan lainnya. Untuk penumbuhan tanaman akar seperti umbi dan lobak,
medium tumbuh yang digunakan haruslah bersifat lembek.

Gambar II.9. Hidroponik teknik penetesan akar

Universitas Sumatera Utara


• Teknik Terapung

Teknik ini sama dengan metode penetesan akar, namun pada sistem ini kontainer
yang rendah (dengan kedalaman 10cm) sudah dapat digunakan. Tanaman dalam
pot kecil ditempatkan pada styrofoam atau plat yang ringan dan dibiarkan terapung
pada larutan nutrisi yang ada di kontainer dan larutan tersebut secara buatan di
anginkan.

Gambar II.10. Hidroponik teknik terapung

• Teknik Aksi Kapilaritas

Pot tanaman dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dengan lubang pada bagian
bawahnay digunakan dalam sistem ini. Isi pot tersebut dengan media tumbuh yang
lembek dan biji tumbuhan diletakkan didalam media tumbuh tersebut. Kemudian
pot tersebut diletakkan di kontainer dengan kedalaman rendah yang telah diisi
dengan larutan nutrisi.Larutan tersebut akan mencapai bagian dalam medium
menuju biji dengan aksi kapilaritas.

Aerasi (penganinan) sangat penting pada teknik ini. Teknik ini sangat sesuai untuk
tanaman ornamental, bunga dan tanaman dalam ruangan.

Gambar II.11 Hidroponik teknik aksi kapilaritas

Universitas Sumatera Utara


2. SISTEM SOLID MEDIA CULTURE

Teknik ini menggunakan media tumbuh yang solid. Material yang dipilih haruslah
bersifat flexibel, rapuh, dan dapat dimasuki oleh air dan udara dengan mudah.
Sebagai tambahan, bahan-bahan yang digunakan haruslah bebas dari zat racun,
pestisida dan penyakit yang disebabkan mikroorganisme, nematoda dan lainnya.

Adapun beberapa material tumbuh yang dapat digunakan yaitu:

- Media alami yang non-organik, seperti kerikil

- Media alami organik, seperti sekam, serbuk gergaji, serat kelapa, sabut

- Media buatan non-organik, seperti rockwool, perlit, vermikulit

- Media buatan organik, seperti polyurethane, polypenol, polyether, polyvinyl

• Teknik Kantung Gantung (sistem terbuka)

Kantung polythene dengan warna luar putih dan warna dalam hitam dengan
panjang 1 meter yang dibentuk silinder dan diisi dengan serat kelapa dapat
digunakan. Kantung ini kemudian diikat pada bagian ujungnya dan diikatkan ke
pipa PVC kecil dibagian atasnya.

Gambar II.12. teknik kantung gantung

Kantung-kantung ini digantungkan secara vertikal dan dari bagian atas dialirkan
larutan nutrisi. Oleh karena itu, sistem ini juga dikenal sebagai teknik “verti-grow”.
Biji atau material tumbuh yang dikembangkan pada pot dengan pori ditekan ke

Universitas Sumatera Utara


dalam lubang pada sisi kantung gantung. Larutan nutrisi dipompakan ke atas
melalui sprinkler mikro yang kemudian mendistribusikan nutrisi ke dalam kantung
gantung tersebut. Larutan nutrisi tersebut akan jaduh kebawah bagian kantung
gantung dan mengalir kembali ke tank nutrisi.Kantung tersebut tidak berat karena
diisi dengan serat kelapa dan dapat digunakan selama dua tahun. Jumlah tanaman
per kantung bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya. Sekitar 20 tanaman
timun dapat dikembangkan dalam satu kantung gantung. Sistem ini sangat sesuai
dengan tanaman sayuran, strawberry dan tanaman dengan bunga kecil.

Gambar II.13. teknik kantung gantung pada tanaman


strawberry

• Teknik Kantung Tumbuh


Pada teknik ini, 1 -1.5 meter kantung polythene diisi dengan sabut. Kantung ini
memiliki ukuran tinggi sekitar 6 cm dan lebar 18 cm. dan diletakkan pada dua sisi
dan membuat area berjalan diantaranya

Gambar II.14. teknik kantung tumbuh

Universitas Sumatera Utara


• Teknik parit atau Menerus
Pada sistem terbuka ini, tumbuhan tumbuh di parit sempit dalam tanah atau diatas
tanah yang dibangun dari batu bata atau beton.
Kedua parit akan disejajarkan dengan material tahan air untuk memisahkan media
tumbuh dengan tanah. Kedalamannya bervariasi tergantung dari jenis tanaman dan
minimum harus berukuran 30 cm.

Gambar II.15. teknik parit atau menerus

• Teknik Pot
Teknik ini sama dengan sistem parit, namun media tumbuhnya diisi kedalam pot
plastik. Volume kontainer dan media tumbuh tergantung dari kebutuhan tumbuh
tanaman dan biasanya berkisar 1 hinga 10 liter.

Gambar II.16. teknik pot

Universitas Sumatera Utara


3. TEKNIK AEROPONIK

• Teknik pengabutan akar


• Teknik pemberian nutrisi dengan pengabutan

Aeroponik adalah metode menumbuhkan tanaman, dimana tanaman akan disusun


pada lubang –lubang di stryofoam dan akarnya tergantung dalam panel yang
berada diantara kedua panel stryofoam. Larutan nutrisi disemprotkan dalam
bentuk kabut ke akar-akar tersebut. Pengkabutan dilakukan dalam beberapa detik
setiap 2- 3 menit untuk menjaga kelembapan akar.
Sistem aeroponik cocok untuk digunakan dalam menumbuhkan salada, bayam
dan jenis tanaman sayuran lainnya.

Gambar II.17. Teknik aeroponik

II.3.3 Tinjauan Herbatorium

II.3.3.1. Pengertian Herbatorium

Herbatorium is growing collection of dried or pressed plants that permits us to


build knowledge about every known plant species or population, and to assist in the
discovery of new species. (http://www.sra.pt/jarbot/ing/general/infgera.htm)

Alan Lane dalam bukunya “The Penguin Dictionary of Botany” mendefinisikan


Herbarium is a collection of dried pressed plant, mounted on sheets of thin card, a
companied by data labels and stored in press-proof wooden or metal cabinets. Smaller
organs, including pollen grains, are perfectly preserved in this way, and many other
features of the plants (e.g. anatomy, morphology, and chemistry) maybe retained virtually
unaltered. Detailed of floral structure can be observed by boiling or soaking in a wetting

Universitas Sumatera Utara


agent. The data labels, besides giving the plant’s name, usually also include the data and
place of collection and the collector’s name. Notes on habitat, local names, and local uses
of the plant maybe invaluable in later research for new sources of drugs,etc.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan herbarium adalah bangunan yang


mempunyai fungsi sebagai tempat pengawetan tanaman yag diawetkan dengan cara
pengeringan ataupun dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat basah,
dengan tujuan ada peninggalan spesies tanaman yang diperlukan untuk kemajuan
penelitian di bidang tanaman yang dapat juga digunakan untuk kemajuan penelitian di
bidang obat-obatan dari tanaman. Dan juga sebagai tempat pengawetan spesies-spesies
tanaman yang sudah langka agar terus dapat diawetkan dan dipelihara. Herbarium juga
memegang peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan di bidang tanaman. Sistem
klasifikasi tanaman juga merupakan informasi yang dapat diberikan oleh herbarium dari
nama yang dicantumkan pada label masing-masing tanaman.

Tujuan umum Herbatorium

1. Untuk mengawetkan dan menyimpan daftar tanaman untuk tujuan referensi dan
perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Untuk memfasilitasi studi identifikasi yang cepat dengan membandingkan antara


tumbuhan yang ditemukan di alam dengan tumbuhan koleksi herbatorium dan
untuk meneliti kaitan antara tumbuhan yang berbeda.

3. Sebagai sumber yang dapat dipercaya untuk nama yang benar dari tiap spesies
botani. Yang membutuhkan referensi dari studi yang lain di dunia tanaman yaitu
studi tentang tata nama dan klasifikasi tumbuhan.

4. Untuk membuat data tanaman yang paling komplit dari kingdom tanaman dan
macam-macam genetiknya dari berbagai daerah yang berbeda. Tujuan ini
digabungkan dengan kemungkinan koleksi yang paling besar dari contoh
pembuktian ilmu pengetahuan yang berharga. Dalam prosesnya, lokasi yang tepat
dimana masing-masing contoh yang diambil harus dicatat sama baiknya dengan
data ekologis dan lingkungannya seperti data ketinggiannya dari permukaan laut,
penutup tanah, dan data lainnya. Sebagai kelanjutan dari tujuan di atas harus ada
pertukaran pengetahuan dengan herbaria lainnya.

Universitas Sumatera Utara


5. Spesimen yang disimpan di herbatorium disediakan sebagai objek studi atau dapat
juga dipinjam untuk menjamin setiap tanaman dapat menghasilkan jumlah yang
maksimum dari ilmu pengetahuan yang berguna

II.3.3.2. Proses Pembuatan Spesimen Herbarium dan Cara Penyusunan

Proses pembuatan spesimen herbarium adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan contoh tumbuhan langsungan dari alam

2. Proses pengepresan

3. Proses pengeringan yang dilakukan dengan cara memakai oven listrik yang
suhunya tetap sekitar 60° C

4. Proses pengeplakan (mounting) yang dilakukan dengan menggunakan isolasi. Bila


terjadi kerusakan maka akan diadakan pengeplakan ulang dengan media yang baru

5. Proses terakhir adalah proses penyimpanan material herbarium ke dalam ruang


koleksi. Untuk material herbarium yang telah diambil dari ruang koleksi, sebelum
dikembalikan terlebih dahulu dimasukkan ke ruang pendingin dengan suhu -20° C

Koleksi Herbatorium dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Koleksi Khusus, disimpan pada ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan


penyejuk ruangan. Koleksi ini disimpan di lemari besi dengan memakai plastik dan
map. Penyusunannya dapat diguanakan secara alfabetik dan sistematik.

2. Koleksi Umum, dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis tumbuhan seperti Algae,


Fungi, Lichenes, Bryophyta, Pteridophyta, gymnospermae, monocotyledonae, dan
dicotyledonae. Yang disusun secara alfabetik berdasarkan kalsifikasinya ataupun
daerah asal tanaman tersebut. Material herbarium yang diawetkan dan dikeringkan,
disimpan di dalam lemari besi. Sedangkan koleksinya yang basah disimpan dalam
botol yang mengandung alkohol dengan kadar 70%.

Universitas Sumatera Utara


Sebagai perawatan agar koleksi tetap awet dilakukan:

1. Spesimen dibawa ke dalam frezeer ataupun dikeringkan berdasarkan jenis


koleksinya ( basah atau kering)

2. Pembekuan dilakukan di dalam frezeer selama 3 hari dengan suhu -20° C

3. Ruang koleksi dilengkapi dengan jendela kasa untuk menghindari masuknya


serangga

4. Spesimen yang sudah dibekukan disimpan dalam kantong plastik berziplock


sebelum disimpan dalam lemari

5. Khusus ruang laboratorium biosistematik, temperatur, dan di dalam ruangan harus


tetap dijaga. Temperatur yang ideal adalah 20°-30° C dengan kelembapan ± 55%

II.3.4 Tinjauan Laboratorium

Berdasarkan “Time Savers Standard for bulidng Type” membagi fasilitas


laboratorium menjadi 4 kelas, yaitu:

1. Laboratorium Kelas A. Laboratorium khusus untuk penelitian ilmu pengetahuan


dasar dan penerapannya seperti biologi, kimia, dan fisika. Laboratorium ini
dirancang dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi pada penelitian yang sedang
dilakukan.

2. Laboratorium Kelas B. Laboratorium yang digunakan untuk penelitiaan yang


tidak begitu luas seperti laboratorium kesehatan, sosial, psychiatry, epidemiology

3. Laboratorium Kelas C. Lebih banyak digunakan sebagai fasilitas pelengkap


seperti untuk gudang barang, kandang, dan juga laboratorium untuk bengkel
pesawat.

4. Laboratorium Kelas D. Jenis laboratorium ini adalah untuk penelitian tertentu


yang memerlukan lingkungan tersendiri. Laboratorium jenis ini hanya memiliki
satu jenis penelitian seperti penelitian biotron, betatron, ruang hyperbaric, dll.

Universitas Sumatera Utara


Jenis laboratorium yang digunakan pada proyek ini adalah Laboratorium Kelas A,
yaitu laboratorium yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
biologi khususnya untuk tanaman.

II.3.4.1. Persyaratan Bangunan Laboratorium

Dalam “ Himpunan Peraturan Pengelolaan Lingkungan Hidup” menyebutkan


bahwa persyaratan bangunan berdasarkan atas:

a. Jenis kegiatan dan beban Laboratorium

b. Jenis, dimensi dan jumlah peralatan

c. Jumlah sumber daya manusia laboratorium

d. Faktor keselamatan

e. Jarak meja analisis dan koridor

f. Memperhatikan rencana pengembangan Laboratorium

g. Lantai Laboratorium harus memenuhi persyaratan:

1. Permukaannya rata dan halus serta kedap air

2. Tidak bereaksi dengan bahan kimia yang digunakan

3. Mempunyai daya tahan struktur dan mekanik yang cukup kuat

4. kompatibel dengan cara kerja di Laboratorium dan keamanan personil

5. Anti slip

6. Sambungan papan sebaiknya dihindari, namun bila harus juga digunakan maka
perlu ditutup dan terhindar dari penerasi bahan berbahaya

7. Perlu dibuat dan dirancang lubang di lantai untuk mengantisipasi seandainya


terjadi tumpahan cairan.

8. Resiko terjadinya tumpahan cairan mungkin tidak dapat dihindari oleh karena itu
sambungan antara lantai dan dinding dan tiang yang terbuka, harus dibuat
saluran kecil untuk mempermudah pembersihan

Universitas Sumatera Utara


h. Dinding di area kerja laboratorium harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:

1. Permukaannya rata dan halus serta kedap air

2. Tidak bereaksi dengan bahan kimia yang digunakan

3. Mudah dibersihkan

i. Langit-langit area kerja Laboratorium harus mempunyai konstruksi yang kuat,


permukaan yang halus, tidak menyerap bahan kimia, dilapisi eternit, dicat dengan
bahan cat yang halus dan mudah dibersihkan serta berwarna terang.

j. Lemari asam, digunakan untuk keamanan bagi pelaksana laboratoium saat melakukan
pekerjaanya dan juga untuk personil laboratorium lainnya. Secara teknis, alat ini
bekerja dengan cara menangkap uap, mengencerkannya, dan membuang semua resid
yang bisa menyebabkan kontaminasi udara, khususnya yang mennadung bahan
berbahaya. Efisiensi dan keamanan dari alat ini tergantung pada kelancaran udara
yang masuk, daya tampung efektif, pemilahan kontaminan udara dari ruangan, hal
tersebut berkaitan dengan mekanisme pergerakan udara dan sistem penghawaan,
bahan yang dipakai dalam konstruksi sistem pembuang kontaminan dan keamanan
serta radius penyebaran kontaminan atmosfer.

Secara utilitas terdiri dari sistem penghawaan, sistem penerangan, sistem pengadaan air
bersih, dan tata ruang.

II.3.5. Sistem Penghawaan Laboratorium

Sistem penghawaan terdiri dari:

1. Sistem penghawaan alami, yaitu sistem yang dilengkapi:

 ventilasi terbuka yang mempunyai luas minimal 10% dari luas lantai dinding
dan letaknya berseberangan agar terjadi perubahan udara yang memadai

 proses laboratorium dan instrumentasi yang tidak memerlukan kontrol


temperatur dan kelembapan yang wajib dipenuhi sesuai dengan metoda
tertentu

Universitas Sumatera Utara


 ventilasi alamiah tidak digunakan sebagai cara utama untuk pengenceran
kontaminan atau kontrol

 ventilasi laboratorium terpisah dari ruangan non-laboratorium. Partisi antar


laboratorium dan non-laboratorium tidak mempunyai akses terbuka dan tidak
ada pintu.

2. Sistem mekanik, yaitu sistem penghawaan mekanik untk laboratorium yang


dirancang sebagai berikut:

 Memenuhi kecepatan suplai udara minimum

 Dilengkapi dengan ventilasi exhaus lokal sesuai dengan As 1668.2 dan


kebutuhan proses khusus yang dihasilkan di laboratorium

 Mencegah dispersi yang tidak terkontrol dan akumulasi udara yang berbahaya

 Mencegah percampuran resirkulasi udara dengan udara lain untuk suplai area
non-laboratorium

3. Sistem penghawaan buatan ( air conditioning/ AC)

Kebutuhan AC diperhitungkan berdasarkan perhitungan 1 PK untuk 20 m 2 .


Penggunaan AC terutama ditujukan untuk memperoleh suhu optimal yang
dibutuhkan dalam proses pengukuran dan pengujian serta untuk memberikan
perlindungan terhadapa alat-alat instrumentasi serta ruangan-ruangan lain yang tidak
memungkinkan memakai penghawaan alami maupun mekanik.

II.3.5.1 Sistem penerangan Laboratorium

Sistem penerangan lboratorium harus dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang


memenuhi nilai ilumnasi yang direkomendasikan dalam AS 1680.1. sistem penerangan
terdiri dari dua macam yaitu:

1. sitem penerangan alami, yaitu sistem yang memanfaatkan cahaya matahari


dengan jarak jangkauan sinar (sky light) dan ruang tepi berkisar antara 6-7.5 m

2. sistem penerangan buatan buatan (listrik), diperlukan untuk membantu


penerangan ruangan terutama pada malam hari. Standar minimal penerangan

Universitas Sumatera Utara


adalah 200 LUX (lumen/m 2 ) atau 5 watt/m 2 , kebutuhan listrik lingkungan
laboratorium sebaiknya 40 kVA. Sebagai cadangan sumber listrik mati diperlukan
generator set yang disesuaikan dengan kebutuhan laboratorium

II.3.5.2 Sistem penerangan Laboratorium

Kebutuhan air bersih yang dipakai untuk kegiatan laboratorium dan staff
diperkirakan sekitar 50-100 liter/orang/hari untuk itu persediaan air bersih yang diperlukan
sebaiknya minimal 2 m 3 /hari. Disarankan laboratorium mempunyai menara air dengan
kapasitas volume minimal 2 m 3

II.3.5.3 Tata Ruang

Pembagian ruang terdiri dari bagian administrasi,laboratorium, dan bagian


penunjang. Bagian administrasi terdiri dari ruangan yang terdiri dari ruangan pimpinan,
tata usaha, penerimaan contoh, pengelolaan data, ruang rapat, perpustakaaan,dan
penyimpanan. Luas ruangan untuk kebutuhan seperti yang disebutkan disesuaikan dengan
kebutuhan ketersediaan lahan.

II.3.6. Pengelompokkan Tanaman Hias

II.3.6.1. Berdasarkan kebiasaan hidup tanaman

Dikenal tanaman yang berumur pendek dan tanaman yang berumur panjang. Tanaman
yang berumur pendek terdiri dari :
• Tanaman semusim
Siklus hidup tanaman semusim atau annuals hanya dalam satu musim, seperti bayam-
bayaman (Amaranthus sp.), portulaka (Portulaca grandiflora), dan bunga tahi kotok
(Tagetes erecta).
• Tanaman dua musim
Tanaman yang hidup dalam dua musim disebut biennials atau tanaman dua tahunan.
Contohnya, anyelir (Dianthus barbatus) dan kembang sungsang (Gloriosa superba).

Universitas Sumatera Utara


Tanaman yang berumur panjang terdiri dari :

• Golongan tanaman ini adalah tanaman yang hidup terus menerus dalam waktu lama,
seperti anggrek, suplir (Adiantum sp.), aster (Aster sp.), krisan (Chrysanthemum sp.),
gerbera (Gerbera jamesonii), dadap (Erythrina sp.), bungur (Lagerstoemia indica), dan
flamboyan (Delonix regia).

II.3.6.2. Berdasarkan bentuk tumbuh tanaman

Tanaman dikelompokkan menjadi 10 jenis tanaman, yaitu :

• Herba dan semak

Tumbuhan berbatang kecil serta sedikit mengayu dengan percabangan rendah atau
menempel pada tanah.

• Perdu

Tanaman berbatang lebih besar dan lebih keras serta percabangannya relatif tinggi
daripada semak. Biasanya perdu berbatang tegak, contohnya kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) dan kacapiring (Gardenia augusta).

• Tanaman merambat

Tanaman yang batangnya memerlukan sandaran, seperti alamanda (Allamanda


cathartica), bugenvil (Bougainvillea sp.), dan lampion irian (Mucuna benetii).

• Pohon

Sebutan untuk tanaman yang berbatang besar dengan percabangan umumny tinggi di
atas tanah. Contohnya, glodogan (Polyalthea longifolia), pohon bodi (Ficus religiosa),
dan tanjung (Mimusops elengii).

• Tanaman Air

Tanaman yang habitatnya di air, seperti teratai (Nymphaea sp.), paku ekor kuda
(Equisetum hymale), dan tipa (Typha angustifolia).

Universitas Sumatera Utara


• Palem

Tanaman yang termasuk kelompok famili Palmae. Contohnya, phunix (Phoenix


roebelinii), lontar (Borassus flabelifer), palem segitiga (Dypsis decaryi), kamedoria
(Chamaedorea metalica), kariota (Caryota no), aren (Arenga pinnata), dan ekor tupai
(Wodyetia bifurcata).

• Bambu

Kelompok tanaman yang termasuk famili Graminae atau Poaceae. Contohnya, rumput
air (Cecorus grammineus), bambu kuning (Bambusa vulgaris ‘Vittata), dan rumput sate
(Pennisetum galucum).

• Paku-pakuan

Kelompok tanaman yang seolah-olah tidak memiliki batang karena tubuhnya langsung
menancap di tanah dengan kaki banyak. Famili yang termasuk ke dalam kelompok
paku-pakuan, diantaranya Polypodiaceae, Pteridaceae, Selaginellaceae, Oleandraceae,
Davalliaceae, Marattiaceae, dan Aspleniaceae.

• Kaktus dan sukulen

Jenis tanaman lunak yang tidak berkayu. Tanaman janis ini memiliki batang dan daun
yang mampu menyimpan air dan tahan terhadap kondisi yang kering. Contohnya,
Neorogelia sp., Aloe sp.,dan Mammilaria elongata.

• Tanaman buah

Kelompok tanaman yang menghasilkan buah yang dappat dikonsumsi, seperti durian
(Durio zibethinus), rambutan (Nephelium lappaceum), dan pala (Myristica fragrans).

II.3.6.3. Berdasarkan daya tarik utama

Tanaman hias juga dikelompokkan berdasarkan daya tarik utamanya, yaitu :

• Tanaman hias bunga

Bunga merupakan salah satu daya tarik tanaman yang utama. Ada tanaman yang
berbunga sepanjang tahun, artinya tidak bergantung pada musim, seperti kembang

Universitas Sumatera Utara


merak (Casalpinia citrinus), dan bugenvil ( Bougainvillea sp.), tetapi ada juga tanaman
yang berbunga pada bulan-bulan tertentu saja, seperti bunga kecrutan (Spathodea
campanulata) dan flamboyan (Delonix regia). Selain itu, ada tanaman yang memiliki
massa bunga sangat lebat, seperti flamboyan. Ada massa bunga sedang karena
bercampur dengan daun, seperti bungur dan melati. Massa bunga sedikit, seperti sutra
bombay (Portulaca grandiflora) dan kembang sepatu. Jika ingin ditampilkan massa
warna bunga yang kuat, tanaman dengan massa bunga yang lebat adalah pilih yang
baik. Namun, apabila ingin menampilkan warna bunga yang terus menerus sepanjang
tahun, sebaiknya menggunakan tanaman yang berbunga tidak berbatas musim.

Gambar II.18. Struktur tanaman hias bunga

• Tanaman hias daun

Tanaman hias daun menonjolkan keindahan daun untuk dinikmati pencintanya. Bentuk
dan warna daunnya sangat menarik perhatian. Jenis tanaman ini mulai ramai disukai
setelah muncul varian-varian baru yang menarik dan warna yang beragam. Keindahan
tanaman hias daun relatif lebih lama dari tanaman hias bunga karena masa vegetatif
umumnya lebih lama daripada umur berbunga. Dengan demikian keindahan tanaman
hias daun bisa dikatakan dapat dinikmati sepanjang usia tanaman tersebut. Jenis
tanaman hias daun, diantaranya cemara kipas (Thuja occidentalis), bromelia
(Noeregelia sp.), kaktus, dan sirih-sirihan (Epipremnum).

Universitas Sumatera Utara


II.3.6.4. Kriteria pemilihan tanaman hias

Berdasarkan berbagai kelompok tanaman hias yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
kriteria tanaman hias yang akan diproduksi didalam Floriculture Research & Market
Centre akan dijelaskan dalam bagan berikut ini :

Berdasarkan bentuk tumbuh tanaman


(tanaman yang tumbuh tidak lebih tinggi dari 150 cm,
menyesuaikan fungsi bangunan dan ketinggian efektif
jarak pandang manusia)

Berdasarkan daya tarik utama tanaman


Tanaman hias bunga
Tanaman hias daun

Berdasarkan kebutuhan hidup tanaman


Kebutuhan habitat/ ketinggian lingkungan
hidup terkait dengan udara
Kebutuhan cahaya
Kebutuhan air

Berdasarkan produksi tanaman hias utama


Indonesia

Diagram II.1. skema pemilihan


perkembangbiakan tanaman hias pada proyek

II.3.7. Tinjauan Lokasi

Lokasi yang dipilih berdasarkan kriteria umum yaitu, harus dekat dengan salah satu
generator aktifitas seperti shopping mall, kantor, tempat rekreasi, perumahan dan
permukiman, serta pertanian. Terdapat tiga alternatif tapak yang mendekati kriteria umum
tersebut, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1) Lokasi berada di Taman Wisata Alam Sibolangit di Jalan Jamin Ginting KM.38-
Berastagi, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang, Prov. Sumatera Utara, sekitar 40Km
dari kota Medan dengan jarak tempuh ±1 jam dengan luas site sekitar 5 Ha.
2) Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan Jamin Ginting km
45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2. Letak dari
permukaan laut 500-1000 m dpl. Luas lahan sekitar 6,5 Ha. Jarak lahan dari
Hillpark 5m, tepat bersebelahan dengan Hillpark.
3) Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan Jamin Ginting km
45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2. Letak dari
permukaan laut 500-1000 m dpl. Luas lahan sekitar 5 Ha. Jarak lahan dari Hillpark
sekitar 500 meter.

II.3.7.1. Kriteria Khusus Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah tempat penelitian sekaligus pasar yang mengadopsi sistem


kepariwisataan maka, hal utama yang harus dilakukan adalah memilih lokasi yang
mendukung fungsi dan keberadaan Floriculture Research & Market Centre, yaitu :

 Lokasi merupakan suatu daerah yang masih asri dan masih dijaga
kelestariannya.
 Aksesibilitasnya mudah dicapai dari pusat kota.
 Lokasi berada dekat dengan daerah wisata lainnya sebagai generator aktifitas.
 Memiliki iklim yang mendukung, yaitu bersuhu berkisar antara 15ºC-17ºC.
 Jauh dari kebisingan dan polusi udara.
 Keunggulan relative lainnya, ketersediaan tenaga listrik, air, sarana
transportasi, dan sebagainya.

II.3.7.1.a. Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Dalam pemilihan lokasi untuk Floriculture Research & Market Centre perlu pula
diperhatikan Rencana Tata Ruang Kota (RUTRK).

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.19. RUTRW Deli Serdang

Gambar II.19. RUTRW Deli Serdang

Adapun keadaan dalam site berupa kebun campuran, hutan, hutan bakau, sawah
dan permuiman penduduk.

II.3.7.1.b. Pencapaian

Untuk sebuah bangunan pusat penelitian, promosi dan pemasaran dengan


tujuan pengetahuan dan pengembangan yang diharapkan dapat dikunjungi oleh khalayak
ramai, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


 Mudah diakses dari tempat-tempat yang penting di luar site, seperti bandara,
hotel, pelabuhan, bank, dan sarana rekreasi lainnya.
 Peletakan lokasi haruslah dekat dengan jalan transportasi utama yang
menghubungkan lokasi tersebut dengan sarana public.
 Adanya transportasi menuju dan keluar site.
 Tidak berada di kawasan yang sering mengalami kemacetan dan nyaman bagi
orang yang berkendaraan dan berjalan kaki.
 Dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

II.3.7.1.c Area Pelayanan

Adapun tujuan didirikannya Floriculture Research & Market Centre adalah


memberikan pelayanan dalam hal seperti berikut ini:

 Menghidupkan suasana alam yang selama ini kurang diperhatikan.


 Memberikan pengetahuan bagi khalayak ramai akan pentingnya menjaga
keseimbangan ekosistem alam melalui budidaya tanaman hias.
 Memperlihatkan keindahan tanaman hias dalam dan luar negeri serta
memberikan sebuah sarana menambah ilmu pengetahuan dengan sifat yang
rekreatif.

II.3.7.2. Analisis Pemilihan Lokasi


II.3.7.2.a Alternatif Lokasi
Beberapa alternatif pemilihan lokasi perancangan berada di kabupaten Deli serdang
kecamatan sibolangit, ditunjukan dengan gambar berikut:

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

Universitas Sumatera Utara


Alternative I:
Lokasi berada di Taman Wisata Alam Sibolangit di Jalan Jamin Ginting KM.38-
Berastagi, Kec. Sibolangit, Kab. Deli Serdang, Prov. Sumatera Utara, sekitar 40Km
dari kota Medan dengan jarak tempuh ±1 jam.
Luas Site ±5 Ha.
Batas-batas site:
- Utara : Cagar Alam Sibolangit
- Selatan : Jl. Jamin Ginting (Medan-Berastagi), Cagar Alam Sibolangit
- Barat : Cagar Alam Sibolangit
- Timur : Cagar Alam Sibolangit

Gambar II.20: Peta Lokasi


Sibolangit
Kelebihan:

 Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.


 Kondisi alamnya masih cukup asri dan terdapat banyak tumbuhan
 Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi.
 Berada di kawasan konservasi hutan sehingga masih banyak terdapat tumbuh-
tumbuhan rindang.
 Berada di kawasan wisata alam.
 Memiliki suhu yang sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman hias
 Jalan utama merupakan jalan lintas wisata medan-berastagi

Universitas Sumatera Utara


Kekurangan:

 Kawasan disekitar lokasi jarang dikunjungi wisatawan karena kondisinya yang


kurang menarik sebagai tempat wisata. Hal ini disebabkan lokasinya kurang
dieksplorasi sebagai salah satu tempat wisata.
 Karena berada di kawasan konservasi, maka kawasan ini tidak dapat secara
bebas digunakan untuk membangun sebuah bangunan. Hal ini dikarenakan
seluruh tanaman yang ada di kawasan hutan konservasi tidak dapat ditebang.

Alternatif II : Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan


Jamin Ginting km 45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2.
Letak dari permukaan laut 500-1000 m. Berbatasan dengan kota Kabupaten
Langkat disebelah Utara dan Barat, Kabupaten Karo disebelah selatan, kabupaten
Asahan disebelah timur. Lahan terletak di dataran tinggi dengan keadaan tanah
berkontur dengan iklim yang sejuk dan suhunya relatif rendah. Lokasi ini terletak
dipinggir jalan lintas Medan-Berastagi sehingga mudah dikenal masyarakat. Luas
lahan sekitar 4,2 Ha. Site terletak di sebelah HILLPARK, berseberangan dengan
pemancar TV one.

Gambar II.21: Peta Lokasi Sibolangit

Universitas Sumatera Utara


Kelebihan:
 Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.
 Kondisi alamnya masih cukup asri dan terdapat banyak tumbuhan yang masih
hijau.
 Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi.
 Berada di kawasan wisata Hillpark dan terdapat Green Hill Resort sehingga
menarik pengunjung untuk mengunjungi lokasi proyek.
 Memiliki suhu yang sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman hias.
 Berpotensi untuk dapat terus berkembang menjadi daerah wisata alam utama di
Sumatera Utara untuk semua lapisan masyarakat.
 Dekat dengan sarana transportasi dan fasilitas umum yang mendukung
pergerakan pengunjung.
 Dekat dengan sumber air, yaitu anak sungai Banua
 Tanaman dalam site berupa hutan bambu yang dapat dimanfaatkan untuk
konstruksi bangunan.
 Akses ke site flexibel dari perumahan Greenhill sehingga mudah di jangkau
dengan berjalan kaki oleh penduduk perumahan tersebut.
 Jalan utama merupakan jalan lintas wisata Medan-Berastagi

Kekurangan:
 Pola pengembangan tempat wisata sekitar bersifat kondisional, yaitu ramai
pada saat akhir minggu dan hari libur.

Alternatif III : Lokasi terletak di desa Bandar Baru, Kecamatan sibolangit, jalan
Jamin Ginting km 45, Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas wilayah 439794 km2.
Letak dari permukaan laut 500-1000 m. Berbatasan dengan kota Kabupaten
Langkat disebelah Utara dan Barat, Kabupaten Karo disebelah selatan, kabupaten
Asahan disebelah timur. Lahan terletak di dataran tinggi dengan keadaan tanah
berkontur dengan iklim yang sejuk dan suhunya relatif rendah. Lokasi ini terletak
dipinggir jalan lintas Medan-Berastagi sehingga mudah dikenal masyarakat. Luas
lahan sekitar 5 Ha. Site terletak 500 m setelah Hillpark, bersebelahan dengan
stasiun pemancar RCTI.

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.22: Peta Lokasi Sibolangit

Kelebihan:
 Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.
 Kondisi alamnya masih cukup asri dan terdapat banyak tumbuhan yang masih
hijau.
 Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi.
 Berada di kawasan wisata Hillpark dan terdapat Green Hill Resort sehingga
menarik pengunjung untuk mengunjungi lokasi proyek.
 Memiliki suhu yang sesuai dengan kebutuhan hidup tanaman hias.
 Berpotensi untuk dapat terus berkembang menjadi daerah wisata alam utama di
Sumatera Utara untuk semua lapisan masyarakat.
 Dekat dengan sarana transportasi dan fasilitas umum yang mendukung
pergerakan pengunjung.
 Dekat dengan sumber air, yaitu anak sungai Banua

Universitas Sumatera Utara


 Tanaman dalam site berupa hutan bambu yang dapat dimanfaatkan untuk
konstruksi bangunan.
 Jalan utama merupakan jalan lintas wisata Medan-Berastagi

Kekurangan:
 Pola pengembangan tempat wisata sekitar bersifat kondisional, yaitu ramai
pada saat akhir minggu dan hari libur.

II.3.7.2.b Penilaian Alternatif Lokasi

NO. FAKTOR DAN KRITERIA PEMILIHAN PRIORITAS NILAI KRITERIA ALTERNATIF TAPAK
I II III
1. KONDISI TANAH 1
tanah padat 2 2 2 2
tanah rawa 1 1

2. KONTEKS PERUNTUKAN RUTRK 1


Taman Wisata Alam 3 2 3 3
Permukiman 2 2 3 2
Resort 1 1 3 2

3. SALURAN DRAINASE 1
cukup tersedia 3 3 3 3
kurang tersedia 2
tidak ada 1

4. TRANSPORTASI 1
Bus 3 3 3 3
Truk 2 3 3 3
Kendaraan pribadi 1 3 3 3

5. IKLIM SEKITAR 2
mendukung 3 2 3 3
kurang mendukung 2
tidak mendukung 1

6. JARAK KE MEDAN 2
sangat dekat 3 3 2 2
dekat 2
jauh 1

7. PERLUASAN AREAL 2
cukup besar 3 2 3 3
kecil 2
tidak ada 1

8. ALTERNATIF AKSES 2
lebih dari 2 3 2 3 3
2 alternatif 2
1 alternatif 1

9. KESESUAIAN LOKASI 2
sesuai 3 2 3 3
kurang sesuai 2
tidak sesuai 1

10. PENGARUH KE TRAFIK 2


mengurangi 3 3 3 3
tetap 2
menambah 1

11. GENERATOR AKTIFITAS


sangat dekat 3 2 3 2
dekat 2

KETERANGAN : TOTAL 35 43 40
Prioritas : 1 syarat mutlak (paling utama)
2 tidak mutlak (tidak utama)

Nilai kriteria : 1 keadaan yang tidak mendukung


2 keadaan normal/sedang
3 keadaan yang sangat mendukung
Universitas Sumatera Utara
II.3.7.2.c Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

Site terpilih Tapak II : lahan berdampingan dengan Hillpark dan berseberangan dengan
retail makanan, Sibolangit
BARAT 3
1
2

3
2
7 4
1 4

1. Stasiun Pemancar Tvone sebelah barat site


2. Retail penjual makanan serta terdapat penjual tanaman hias dengan
partai kecil di sebelah barat site
3. Jalan lintas Medan ke Berastagi, tampak perbatasan antara site
dengan Hillpark sebelah barat site
4. HILLPARK sebelah utara site berfungsi sebagai magnet aktifitas
pengunjung
5. Tampak perumahan penduduk di belakang site dilihat dari lokasi
Hillpark, sebelah timur site
6. Jalur masuk dari hillpark ke perumahan penduduk yang berada di TIMUR
belakang site, sebelah timur site
7. Usaha budidaya sayuran oleh salah satu penduduk sebelah selatan
site

Universitas Sumatera Utara


Lokasi Floriculture Research & Market Centre ini berada di
sebelah taman wisata Hillpark. Lokasi ini terletak di Kabupaten
Deli Serdang, di Jalan Raya Medan Berastagi KM 45.
Kasus Proyek : Floriculture Research & Market Centre
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Swasta
Lokasi Proyek : Jl. Jamin Ginting KM 45, di sebelah taman wisata
Hillpark
Batas-Batas Site :
Utara : Hillpark
Selatan : Rumah Penduduk
Barat : Retail makanan & tanaman hias
Timur : Perumahan Green Hill

Luas Lahan : + 6,5 Ha (+ 65.000 m2)


Kontur : Relatif berkontur
KDB : 60 %
KLB : 2 KDB
Bangunan Eksisting : Rumah penduduk dan hutan
Potensi Lahan
Terletak jauh dari kebisingan kota
Berada pada kawasan komersil dan pariwisata
Transportasi lancar dan baik
Luas site mendukung ± 2.5Ha

II.4. Tinjauan Fungsi


II.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pelaku kegiatan yang terlibat dalam fasilitas Floriculture Research & Market
Centre ini, yaitu:
1. Pengunjung
 Institusi pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi)
 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan
 Dinas/ kantor pemerintahan (Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup)
 Anggota keluarga

Universitas Sumatera Utara


2. Pengelola
 General Manager dan Sekretaris
 Kepala Bidang/ Manajemen
 Karyawan Kantor
 Karyawan Teknisi
 Karyawan Laboratorium

Adapun kegiatan wisata utama yang dapat dilakukan pada di Floriculture Research
& Market Centre ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
Wisata Pendidikan : 60%
Wisata Konvensi : 25%
Wisata Rekreasi : 15%

Karakteristik kegiatan utama yang dapat dilakukan di Floriculture Research &


Market Centre ini adalah:

1. Floriculture Research & Market Centre sebagai wisata rekreasi


Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
Menikmati keindahan tanaman hias di dalam ruangan dan alam bebas.
Merangkai bunga di alam bebas
Membeli paket special tanaman hias, baik yang masih bibit maupun yang siap
tanam.
Makan di area terbuka
Olahraga dan Jogging di area terbuka sambil mengelilingi area proyek

2. Floriculture Research & Market Centre sebagai wisata pendidikan


Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
Menonton film documenter tentang tanaman hias
Kursus merangkai bunga dalam waktu singkat serta berkelanjutan
Melihat, meneliti, dan mengembangbiakan tanaman hias di laboratorium yang
dibagi berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman hias, mulai dari bibit sampai
tanaman dewasa.
Sekolah tanaman hias dalam masa liburan
Seminar mengenai tanaman hias bagi para pengunjung di ruang kelas khusus.
3. Floriculture Research & Market Centre sebagai wisata konvensi

Universitas Sumatera Utara


Adapun kegiatan yang dapat dilakukan untuk wisata ini adalah:
Konferensi atau seminar untuk umum
Melihat pameran tanaman hias yang terbaru baik yang masih bibit tanaman dewasa
Melihat koleksi atau jenis-jenis tanaman hias berdasarkan familynya, baik yang
masih bibit maupun tanaman dewasa. Ruangannya dipisah berdasarkan family dari
tanaman hias
Jual beli tanaman hias dan peralatan media tanam dalam partai besar maupun kecil
(grosiran atau eceran) Internet Wi-fi

II.4.2. Deskripsi Perilaku


Melihat tanaman
hias, menanam
tanaman hias
Kegiatan Pengunjung hidroponik

Game Interaktif
dan berhadiah

Parkir
Makan Minum

Datang Beribadah

Memanen bunga,
Mendaftar membeli peralatan Istirahat
tanam

Membeli paket Pulang


souvenir

Berfoto bersama

Belajar, menonton
dokumenter.
Diagram II.2.: Kegiatan Pengunjung

Menghadiri
konferensi,
menonton konser

Universitas Sumatera Utara


Kegiatan Pengelola

Datang Penerima Kerja Kantor Istirahat

Parkir Penerima

Pulang

Diagram II.3: Kegiatan Pengelola

Kegiatan LAB

Sterelisasi Kerja LAB


spray anti
bakteri
Istirahat

Datang Penerima Loker/Ganti Loker/Ganti

Parkir Penerima

Pulang

Diagram II.4: Kegiatan LAB

Kegiatan Teknisi
KerjaTeknis Istirahat

Datang Penerima Loker/Ganti Loker/Ganti

Parkir Penerima

Pulang

Diagram II.5.: Kegiatan Teknisi

Universitas Sumatera Utara


II.4.3. Studi Banding Proyek Sejenis
1. Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP) Jakarta :
Lokasi : Jln. Raya TMII, Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Terdapat fasilitas yang cukup lengkap : laboratorium, green house, show room, ruang
kursus dan seminar. Taman anggrek ini sebagai pusat penelitian, pengembangan, peragaan,
informasi dan pemasaran anggrek terutama anggrek Indonesia.
Taman Anggrek Ragunan
Lokasi : Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan.
Telp : (021) 782-4061 (layanan informasi)
Dengan luas lahan sekitar 5 ha, TAR dibagi menjadi kavling-kavling yang dikelola oleh
petani anggrek untuk budidaya pembibitan dan pemasaran tanaman anggrek dan bunga
potong serta tanaman hias lainnya. Disamping itu dilengkapi pula dengan kios sarana
produksi dan kantor pemasaran.

G a mb ar II.2 3 . L ok a si T AI P (T a ma n An gg r ek I n do n e sia P er m a i),

G a mb ar II.2 4 . Ru a n g T ra i n in g T AIP (T a ma n An g gr ek I n do n e sia P er ma i)

Berada tepat disamping Tamani Square, Taman Anggrek Indonesia Permai sangat
mudah dijangkau melalui Jalan Tol Jagorawi. Dengan biaya masuk yang sangat murah,

Universitas Sumatera Utara


anda akan menemukan berbagai Anggrek asli Indonesia, Anggrek asli luar negeri,
Anggrek silangan dalam dan luar negeri, maupun tanaman jenis lain.
Taman Anggrek Indonesia Permai memiliki laboratorium yang melakukan konservasi dan
perbanyakan jenis-jenis tanaman, terutama anggrek yang diminati pecinta tanaman yang
jumlahnya semakin bertambah. Hal ini juga untuk menghindari perburuan gila-gilaan
terhadap anggrek hutan.
Untuk para pecinta dan peminat tanaman,
khususnya anggrek, terdapat sekitar 30
greenhouse/showroom yang menjual berbagai
jenis anggrek. Selain itu, ada juga koperasi yang
menjual kebutuhan untuk bercocok tanam
seperti pot, pupuk, bibit tanaman dan lain
sebagainya. Selain itu terdapat juga ruang kursus
dan seminar. Selain sebagai sebagai pusat
penelitian, Taman Anggrek juga berperan dalam
Gambar II.25.Taman Anggrek Indonesia
pengembangan, peragaan, informasi dan Permai, Indonesia permai orchid garden
Picture
pemasaran anggrek terutama anggrek Indonesia.

2. Bloemenveiling Aalsmeer
Begitu banyak bangunan yang dinyatakan sebagai bangunan terluas di dunia, dan
gedung pelelangan bunga di Aalsmeer adalah salah satunya. Dalam kasus ini, bangunan ini
telah dilegitimasi sebagai bangunan terluas diantara bangunan lainnya. Dan Guinness
Book of World Record
mengelompokkan ini sebagai
bangunan komersial terluas di dunia.
Bangunan ini seluas 990.000
2
m dan sesekali kita melihat bangunan
ini dengan perencanaan lantai yang
akan memberitahukan kita bahwa
bangunan ini memakai sistem indoor.
Bunga adalah bisnis yang super besar di Netherland dan Aalsmeer, pusat dari segala bisnis.
Setiap akhir pekan mereka menjual 20.000 bunga dengan struktur yang menarik, yang
mana setiap tahunnya mencapai 20.000.000 bunga. Ini dilakukan pada peristiwa besar.

Universitas Sumatera Utara


Bunga di pasar Aalsmeer (Bloemenveiling Aalsmeer) merupakan salah satu
lembaga yang paling menyenangkan dari bisnis bunga di Belanda. Dengan kereta yang
tampan cart sarat dengan bunga berjalan sekitar kompleks sangat besar, bunga pasar pulses
seperti sialang, kecuali bahwa di sini adalah lebah bergerak bukan hanya menyerbukkan
tetapi bunga itu sendiri.
Industri tulip untuk banyak orang, yang pasti gambar Belanda harus meliputi: sebuah
helikopter, bersepeda, sebuah kanal, sepatu kayu dan karpet bunga, hampir selalu tulip.
Bunga telah menjadi pusat fitur identitas dari Belanda selama bertahun-tahun, namun
selain indah sebagai latar bagi wisatawan terhingga 'foto, mereka yang serius bisnis di sini.
Pada tahun 2002, lebih dari USD 3,4 miliar penjualan yang dihasilkan dalam pelelangan di
seluruh Belanda. The Floriade, suatu pusat pameran bunga yang diselenggarakan setiap
sepuluh tahun, adalah salah satu yang paling rumit rangkaian pameran di seluruh dunia
sering entailing beberapa tahun persiapan bekerja.
Blooming bed bunga di pedesaan rata. Musim semi adalah musim yang populer bagi
wisatawan karena merupakan musim bunga mekar. Salah satu tempat paling populer untuk
melihat bunga yang mekar di Keukenhof Gardens, terletak tidak jauh dari Amsterdam.
Disusun sebagai sebuah bunga growers untuk Belanda, adalah sebuah pameran udara yang
diranking sebagai terbesar di dunia. It is open dari sekitar akhir Maret sampai Mei, dan
waktu terbaik untuk mengunjungi biasanya di pertengahan April, tergantung kondisi untuk
tahun. Taman terbuka dari 8 ke 7:30 sehari-hari, dengan biaya yang masuk dari USD 12
untuk orang dewasa dan USD 5,5 untuk anak-anak.
Pada jalan ke taman, Anda naik mobil melewati komersial dikemas dalam bidang dengan
warna-warni bunga. Bahkan, jika Anda sampai, Anda mungkin ingin siklus bahkan ada
untuk sebuah pengalaman asli Belanda. Parkir gratis, dan terdapat layanan bus dari stasiun
Leiden Centraal. Setelah itu, Anda menemukan bahwa ini bukan hanya tentang tulip; ada
hyacinths, daffodils narsisis dan bunga. Anggrek tropis yang housed di glasshouses.
Pengunjung mengambil kesempatan untuk membeli dari berbagai bulb growers' warung di
sini.
Banyak bunga di pasar Aalsmeer
ini tumbuh di netherlands, tapi
sebagian tumbuh di tempat yang
jauh seperti Kenya, Uganda, dan
Israel. Sekitar 6000 pertumbuhan
dijual untuk 2000 pembeli melalui
sebuah tempat yang dikenal dengan
Duct Auction

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.26.gedung pameran dan pelelangan Gambar II.27.gedung pemasaran

Gambar II.28. loading doack di Aalsmeer Gambar II.29. Pelelangan kamar di Aalsmeer

Gambar II.30. Stacking cart di Aalsmeer Gambar II.31. laboratorium di Aalsmeer

Universitas Sumatera Utara


3. Dubai Flower Centre
Pusat logistik baru di Dubai
International Airport telah didesain untuk
memenuhi permintaan inovasi logistik
dalam industri bunga potong untuk
mengurangi waktu transit,
mengkolaborasikan kualitas dan
pertambahan keuntungan. Dubai Flower
Centre menyediakan akses yang mudah Gambar II.32. perspektif mata burung DFC

untuk lebih dari 1.5 milyar konsumen


didalam daerahnya, ini disanggupi dengan
penanganan penyediaan bunga sebanyak 180 ton bunga dan gampang membusuk.
Aset yang paling penting dari dubai bukan biaya angkut mereka tapi
bagaimana mereka mendapatkan ruang yang tinggi dan dan maju berkelanjutan.
Proses tercepat mereka adalah dengan memasukkan bunga kedalam ruangan
pendingin, seperti transport pendingin yang akan diproduksi dari pesawat ke
pesawat.
Dubai adalah transit hubungan yang penting. Dalam dunia perindustrian
bunga dubai mengalami perkembangan yang cepat. Perusahaan seperti Dutch
Flower Group (DFG) telah dimulai pada sebuah departemen lokal dalam kerjasama
dengan Afrika dan rekan lokal. Dan perusahaan baru itu disebut dengan Global
Flora Partners.

Gambar II.33. fasad depan DFC

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.35. tampak samping kanan DFC
Gambar II.34. fasilitas DFC

4. Flower Market, Barcelona


Gedung pemasaran bunga di barcelona ini dirancang oleh Arsitek Willy
Müller. Lokasinya terletak di Mercabarna, Sant Boi de Llobregat, Barcelona. Tipe
proyek komersial, keseluruhan adalah pasar. Dengan konsultan Greccat dan luas
area sekitar 15.000 m2. Biaya pembangunan berkisar 9.200.000 euros. Developer
proyek ini adalah Marcabana.

Gambar II.36. perspektif area belakang gedung

Gambar II.38. detail fasad bangunan

Gambar II.37. retail ruang dalam bangunan

Gambar II.39. denah bangunan

Universitas Sumatera Utara


Gambar II.40. maket proyek

Gambar II.42. struktur bangunan

Willy Müller Architects’ design for


the flower market Mercabarna-Flor
reflects its function by taking its
Gambar II.41. suasana menjelang malam inspiration from flower fields.

Penyatuan atap dengan fungsi yang berbeda pada bangunan dipadukan dengan
kerjasama bangunan restoran, kantor, dua buah pendidikan floris, dan ruang untuk
peristiwa-peristiwa tertentu. Dan dalam edisi ini area utama didesain untuk memenuhi
spesifik logistik dan lahan yang dibutuhkan untuk memotong bunga, tanaman lain dan
aksesoris pasar.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai