Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR DAN


PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU NIFAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ASKEB Nifas dan


Menyusui

Dosen Pengampu:

Gita Kostania, SST., M.Kes

Disusun Oleh:

Laura Fernandia P17311193032

PROGRAM STUDI

SARJANA TERAPAN DAN PROFESI KEBIDANAN MALANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


Hal pertama yang dialami pada masa nifas yaitu, Adaptasi Psikologis Pada
Masa Nifas. Adaptasi adalah suatu proses yang konstan dan berkelanjutan yang
membutuhkan perubahan dalam hal struktur, fungsi dan perilaku sehingga ibu
dapat menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang dialami pada masa
postpartum. Hasil akhir tergantung pada tingkat kesesuaian, kesiapan antara
keterampilan dan kapasitas seseorang dan sumber dukungan sosialnya atau stresor
yang dihadapi. UTamanya adalah keluarga yang akan membantu keberhasilan
pada masa adaptasi ini.
Menurut Reva Rubin (1991), terdapat tiga fase dalam masa adaptasi peran pada
masa nifas : 
1. Periode “Taking In” atau  “Fase Dependent” 
 Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. 

 Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju


pada kekhawatiran akan tubuhnya. 
 Mengulang-mengulang menceritakan pengalamannya waktu
melahirkan. 
 Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan
kesehatan akibat kurang istirahat. 
 Peningkataan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan
penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif.
Peran Bidan : 
▪ Bidan dapat menjadi pendengar yang baik ketika ibu menceritakan
pengalamannya.
▪ Berikan juga dukungan mental atau apresiasi atas hasil perjuangan ibu
berhasil melahirkan anaknya. 
▪ Bidan harus dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga
ibu dapat dengan leluasa dan terbuka mengemukan permasalahan yang
dihadapi pada bidan.
2. Periode “Taking Hold”  atau fase “Independent” 
 Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum.
 Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang
sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.
 Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK,
serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya. 
 Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi
 Ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan
halhal tersebut.

Peran Bidan : 

▪ Memberikan bimbingan cara perawatan bayi, namun jangan sampai


menyinggung perasaan ibu atau membuat perasaan ibu tidak nyaman
karena ia sangat sensitif.

▪ Hindari kata “jangan begitu” atau “kalau seperti itu salah”. 

3. Periode “Letting go” atau  “Fase Mandiri” atau “Fase  Interdependen” 


 Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. ▪ Periode ini
pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan
oleh keluarga. 
 Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan harus
beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung
padanya → menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan, dan
hubungan sosial. 
 Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini. 
Lalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi
orang tua.
1. Respon dan dukungan keluarga  dan teman  
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi
3. Pengalaman melahirkan  dan membesarkan anak  yang lalu atau terdahulu
4. Pengaruh budaya
Lalu ada akibat dari penangan masa transisi ke masa menjadi orang tua apabila tidak
dilakukan dengan benar, yaitu dapat menyebabkan post partum bluss / baby bluss atau
bila tidak segera ditangani dengan baik bisa sampai menyebabkan depresi post partum
atau bahkan yang lebih buruknya lagi dapat menyebabkan post partum psikosis.
1. Post Partum Blues 

Karakteristik postpartum blues meliputi - Menangis 

- merasa letih karena melahirkan - Gelisah 

- perubahan alam perasaan 

- menarik diri 

- reaksi negatif terhdap bayi dan keluarga

Cara mengatasi : 

 Berikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan 


padanya bahwa ibu adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami
 Berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup. 
 Berikan dukungan positif atas keberhasilannya menjadi orang tua dapat 
membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya
2. Depresi Post Partum 

Depresi postpartum dapat terjadi pada bulan pertama postpartum, 


biasanya pada saat bidan sudah mulai menghentikan asuhan.

Tanda-tanda awal depresi postpartum → kecemasan dan kekhawatiran 

terhadap bayi. 

 Perasaan tidak mampu melakukan koping dan perasaan tertekan


dengan 
 tuntutan menjadi ibu dan memiliki bayi baru lahir. 
 Biasanya muncul perasaan sedih, tidak mampu, tidak berharga, 
kehilangan nafsu makan, harga diri rendah, serta menurunnya suasana
hati secara terus-menerus, serta hilangnya kegembiraan dan
spontanitas. 

3. Post Partum Psikosis


Postpartum psikosis merupakan gangguan mental berat pasca melahirkan
yang memiliki gejala-gejala yang mirip dengan postpstum depression
ditambah :
 Penderita sering berkhayal 
 Berhalusinasi dan bingung 
 Episode mania, yang membuat ibu menjadi hiperaktif (misalnya
berbicara dengan cepat dan terus menerus, serta menjadi sangat
overaktif dan senang). 
 Muncul pikiran ingin melukai bayinya dan dirinya sendiri, tanpa
menyadari bahwa pikiran itu tidak masuk akal.
Penyebab Post Partum Psikosis  
1. Riwayat penyakit mental 
2. Riwayat keluarga  dengan penyakit  bipolar 
3. Perubahan sosial 
Ibu nifas yang sedang dalam baby bluss atau bahkan sampai depresi post partum
akan menyebabkan hormon kortisol pada ibu meningkat dan nantinya bisa diserap
oleh bayi melalui ASI yang nantinya bayi akan ikut depresi.

Anda mungkin juga menyukai